Beranda / Romansa / Dating with Celebrity / Pada Suatu Makan Malam [3]

Share

Pada Suatu Makan Malam [3]

Penulis: Indah Hanaco
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ketika Sean menyebutkan identitas tamunya, Kendra nyaris membenturkan kepala ke meja karena gemas pada dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia tak mengenali pria ini?

“Ini Darien, kakaknya Maxim. Dia bintang film terkenal, lho!” gurau Sean. Darien duduk di sebelah Sean, berhadapan dengan Kendra. Pria itu menyapa dengan sopan sekaligus ramah. Tanpa diminta, otak Kendra segera membandingkan sikap Darien dengan Maxim yang berbeda jauh. Mirip pluto dengan matahari. Mungkin, Maxim memang anomali dibanding saudara-saudaranya. Atau, jika dibandingkan semua laki-laki di semesta.

“Aku tidak terkenal,” sahut Darien. “Buktinya, Kendra saja tidak mengenaliku. Iya kan, Ken?” tebak lelaki itu dengan jitu.

Kendra tak tahu harus menjawab apa. Dia benar-benar mati kutu karena tampaknya Darien melihat ekspresinya yang kebingungan selama sesaat tadi. Untungnya calon klien The Matchmaker sudah kembali membuka mulut, mengabaikan kata-kata Darien.

“Darien ini yang ingin dijodo

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dating with Celebrity   Pada Suatu Makan Malam [4]

    “Astaga, kamu bawel sekali.” Kendra tertawa geli. “Jangan berlebihan! Itu sama sekali tidak cocok denganmu, Max!” Dia geleng-geleng kepala.“Aku serius! Apa kamu tidak bisa membayangkan apa yang harus kutanggung dalam waktu sehari kemarin? Makan siang di pesta pernikahan tanpa diundang. Dan setelahnya ke toko loak dengan barang-barang aneh. Siapa sangka kalau ada orang yang memberi hadiah borgol, buku mantra, atau boneka seks? Atau, mungkin aku yang terlalu kolot, ya? Pantas saja kado seperti itu buru-buru disingkirkan oleh si penerima.”Kendra mulai menyuap makanannya dengan gerakan perlahan. “Itu karena kamu belum terbiasa. Aku dulu juga agak shock saat pertama masuk ke toko itu. Lama-kelamaan sih tidak merasa aneh lagi. Asal sabar memilih, banyak kok barang bagus di sana. Dan tentu saja murah,” respons Kendra. “Kamu terlalu cerewet. Semua hal selalu diprotes. Tidak ada yang mendapat penilaian posit

  • Dating with Celebrity   Pada Suatu Makan Malam [5]

    “Awalnya sih karena aku membantu teman kuliahku, namanya Neala. Singkatnya, setelah wisuda aku akhirnya bergabung di The Matchmaker. Meski bukan pekerjaan yang sesuai dengan disiplin ilmu yang kupelajari. Aku seharusnya menjadi akuntan,” tangan Kendra menjauhkan mangkuknya yang sudah kosong. “Sebenarnya, aku tidak berniat untuk bertahan di situ. Awalnya, kuanggap ini cuma batu loncatan. Namun kemudian pekerjaannya cukup banyak dan aku boleh dibilang ‘tenggelam’ dalam kesibukan. Tidak punya kesempatan untuk mencari peluang lain. Makin ke sini justru rasanya kian berat untuk meninggalkan The Matchmaker. Mungkin karena aku sudah telanjur merasa nyaman,” urainya.Darien dan Sean mendengarkan kalimatnya dengan penuh konsentrasi. Sementara Maxim sedang menghabiskan makanannya. Kendra mengira kata-katanya luput dari perhatian pria itu, tapi ternyata dia salah.“Kamu belum menjawab pertanyaan kakakku, tentang seperti apa rasanya

  • Dating with Celebrity   Pada Suatu Makan Malam [6]

    “Omong kosong! Judith itu pilihan Kendra, bukan pilihanku,” bantah Maxim. Lelaki itu mulai tampak kesal. Dia mendengkus.Kendra tentu saja tak tinggal diam karena Maxim terkesan menyalahkannya. “Waktu itu, kamu menanyakan pendapatku. Aku tidak pernah memaksamu untuk memilih Judith, kan?” Gadis itu mengerling ke arah sepupu Maxim. “Betul apa yang Sean bilang. Kamu dan Judith memang pasangan yang cocok. Kalian akan menjadi contoh kesuksesan acara Dating with Celebrity. Aku optimis itu akan terjadi.”Begitu kalimat Kendra usai, Maxim menjewer telinga kanan gadis itu. “Cocok apanya? Dasar tukang khayal!”Kendra mengaduh sembari mengusap telinganya. Lalu, dia merespons bantahan Maxim dengan pertanyaan. “Bukankah tiga hari yang lalu kalian juga punya janji? Jangan membantah karena kamu sendiri yang bilang padaku, kan? Sepertinya sih bukan kebetulan kalau....”Maxim menukas dengan nada se

  • Dating with Celebrity   Bahasa Sukma [1]

    "Hei, mau ke mana, Max? Urusanku dengan Sean belum selesai. Max, jangan menarik tanganku seperti ini!" larang Kendra dengan panik. Namun Maxim tak peduli dengan permintaannya. “Sean, tolong bayar makanan kami. Urusan Dating with Celebrity, nanti-nanti saja. Aku dan Kendra punya urusan yang lebih penting,” cetus Maxim sambil terus berderap. “Maxim ... kamu kenapa, sih?” bentak Kendra kesal. Tadi dia bahkan nyaris gagal menyambar tasnya. Dan yang paling membuatnya malu, Darien dan Sean hanya menatapnya dengan ekspresi senang. Tidak ada yang melarang Maxim melakukan tindakan aneh itu. “Sean, tolong baca kontraknya, ya?” pinta Kendra sambil menunjuk ke arah amplop cokelat yang masih berada di atas meja. “Nanti kuhubungi lagi. Maaf.” Setelahnya, Kendra terseok-seok mengekori Maxim. Dia bahkan tak sempat mendengar jawaban Sean. Gadis itu berusaha melepaskan tangan kirinya dari genggaman Maxim, tapi gagal total. Lelaki itu malah mengencangkan pegangannya. M

  • Dating with Celebrity   Bahasa Sukma [2]

    Kendra memutar matanya. Bagi gadis itu, Maxim baru saja mengucapkan salah satu kalimat yang paling tidak masuk akal abad ini. “Hah? Kamu mengigau, ya? Kamu kesal padaku? Apa aku harus peduli?” “Tentu saja kamu harus peduli!” Maxim bersikeras. Kendra mengertakkan gigi. “Dasar aneh! Seharusnya, aku yang merasa kesal padamu. Kesalku sampai ke ubun-ubun dan ke tulang sumsum, malah! Kepalaku rasanya terbakar saking panasnya. Itu karena kamu sudah bersikap seenaknya dan membuatku malu di depan orang lain.” Kendra berdiri dan bercekak pinggang dengan marah. Dia tidak peduli meski harus mendongak agar bisa melihat wajah Maxim dengan jelas. Di kondisi normal, posisi seperti ini cukup mereduksi keberaniannya. Menyadari dirimu jauh lebih pendek dari orang lain, itu sungguh menyebalkan. “Aku datang ke sini untuk menemui Sean, tahu!” ulangnya untuk kesekian kali. Kendra berharap Maxim paham bahwa lelaki itu tak ada urusan dengan dirinya. “Kamu tidak be

  • Dating with Celebrity   Bahasa Sukma [3]

    Maxim meninggalkan Kendra dan kembali dengan segelas air putih yang diambilnya entah dari mana. Gadis itu segera meminum air yang disodorkan padanya hingga setengah gelas. Setelah meletakkan gelas di atas meja, Kendra termangu. Sementara itu, Maxim duduk di sebelah kanan Kendra.Keheningan menyapu ruangan itu. Kendra duduk bersandar dengan kepala yang masih terasa nyeri. Dia tak tahu harus melakukan apa. Beberapa hari ini, ada banyak kejadian mengejutkan yang datang bertubi-tubi. Beberapa di antaranya melibatkan Maxim.Gadis itu mendesahkan nama Tuhan di dalam hati. Dia tak yakin apakah ini nyata atau dia sedang bermimpi. Semua ini benar-benar tak terduga. Bagaimana Kendra harus menyikapinya?“Kendra, kamu mendengarkan kata-kataku, kan?” tanya Maxim setelah gadis itu cuma berdiam diri puluhan detik. “Katakan sesuatu. Tolong, jangan diam saja. Karena kamu membuatku gugup.”Kata-kata Maxim itu menarik Kendra pada kekinian. Dia pun te

  • Dating with Celebrity   Bahasa Sukma [4]

    Kendra berusaha memilih kata-kata yang tidak akan membuat Maxim kian naik darah. Namun kepalanya seolah kosong melompong. Kendra tak bisa menemukan kalimat apa pun yang bisa dianggap cerdas. Karena itu, dia akhirnya membiarkan ucapannya meluncur begitu saja tanpa kontrol yang kuat.“Kamu melihat apa yang terjadi pada ibuku. Kamu tahu seperti apa kacaunya hidupku, keluargaku. Aku sudah berbagi banyak rahasia padamu, kan? Lalu pelan-pelan kamu mulai merasa kasihan padaku karena mungkin di matamu aku tampak begitu menderita. Aku ... hmmm ... kamu lelaki yang baik, Maxim. Berlawanan dengan kata-kataku selama ini bahwa kamu menjengkelkan. Kamu mungkin merasa ikut bertanggung jawab untuk hidupku. Dan kamu mengira itu cinta,” urai Kendra dengan suara lirih. “Ya, pasti seperti itu. Iya, kan?”Kendra berusaha menampilkan keceriaan palsu saat mengucapkan kalimat-kalimatnya. Sementara Maxim justru tampak makin bertambah kesal. Bibir lelaki itu mengerucut.

  • Dating with Celebrity   Bahasa Sukma [5]

    “Aku tidak punya pengalaman banyak soal asmara. Aku belum pernah harus mengejar-ngejar seorang gadis. Aku bahkan tidak tahu bagaimana harus bersikap di depanmu. Kalau akhirnya aku cuma bisa marah, itu karena lebih mudah seperti itu. Aku tidak mungkin bisa membujuk dengan kata-kata manis. Aku cemas, kamu bisa muntah kalau mendengarku merayumu dengan kalimat-kalimat aneh yang sama sekali tak cocok dengan gayaku,” celoteh Maxim. Lelaki itu menghela napas. Keheningan mengapung di segala sudut. Dengan tangan kanan yang masih digenggam Maxim, Kendra makin kesulitan untuk mengumpulkan akal sehatnya. Apalagi saat lelaki itu meremas tangannya dengan lembut. Maxim sudah memberi impak yang mengerikan bagi tubuh dan benaknya. Gadis itu bahkan khawatir jantungnya akan meledak karena terus-menerus membuat suara dentuman nan cepat. “Kendra, jangan diam saja! Bicara sesuatu, tolonglah! Tapi, bukan kata-kata yang akan mengecewakanku, ya?” Kalimat aneh yang diucapkan Maxim itu

Bab terbaru

  • Dating with Celebrity   Epilog

    Seperti dugaan Sean, Maxim meradang sepulang dari Singapura dan mendapati kekasihnya sudah berkantor di tempat Sean. Lelaki itu berusaha keras membuat Kendra mempertimbangkan tawaran untuk bergabung di Buana Bayi. Ketika ditolak, Maxim mulai mengomel. Dia bahkan merasa bahwa Kendra sok idealis. Juga pemilik The Matchmaker yang sudah membuat keputusan tidak masuk akal. Bla bla bla.Kendra sampai merasa pelipisnya berdenyut. Padahal, gadis itu sudah berjuang untuk memberi tahu Maxim dengan bahasa seringan mungkin. Dia pun sengaja menunda mengabari sang kekasih setelah Maxim kembali bekerja di hari Senin. Kendra mendatangi ruang kerja Maxim setelah jam kantor usai.Awalnya, Maxim begitu senang karena pacarnya datang berkunjung. Namun begitu diberi tahu bahwa Kendra sudah empat hari bekerja di kantor Sean, Maxim pun langsung menunjukkan kekesalannya. Lelaki itu juga tak senang karena Kendra tak mengatakan apa pun saat didesak Rossa untuk mengundurkan diri. Sean yang menyus

  • Dating with Celebrity   Langkah Baru [6]

    Kendra terpana mendengar kata-kata Sean barusan. “Kamu ... apa?”Sean tidak buru-buru menjawab. Lelaki itu bersandar di kursinya dengan gaya santai. “Sebelumnya, aku cuma bilang kalau aku melakukan ini bukan karena Maxim. Tapi karena kamu sendiri, Ken.”Kendra yang tak paham maksud lelaki itu, mengerutkan glabelanya. “Maksudmu?”“Begini. Selama kamu mewakili The Matchmaker, aku menilai bahwa kamu adalah orang yang berkomitmen pada pekerjaan. Punya kemauan keras juga. Contoh nyata yang tak terbantahkan adalah bagaimana kamu bisa membujuk Maxim sehingga akhirnya bersedia mengikuti acara kencan yang masih diejeknya sebagai acara norak sampai detik ini. Buatku, itu adalah poin plus, Ken.”“Aku boleh menganggap itu sebagai pujian?” gurau Kendra.“Tentu saja! Karena itu memang pujian, kok!” sahut Sean. “Nah, sekarang kita sampai pada poin utamanya, yaitu tawaran pekerjaan yang

  • Dating with Celebrity   Langkah Baru [5]

    “Oke. Memangnya kamu kira aku ini laki-laki bawel yang akan melapor ini-itu pada Maxim? Nanti juga dia akan tahu,” kata Sean. “Tapi memang berita ini bikin aku kaget setengah mati. Tidak menyangka ada drama baru hanya karena kamu dan Maxim berpacaran. Lalu, masih ditambah lagi dengan Aiden. Ck ck ck.” Sean geleng-geleng kepala.“Itu bukan salahku,” Kendra membela diri, merujuk pada Aiden.Sean menyeringai. “Kamu ternyata penuh pesona ya, Ken. Aku tak bisa membayangkan seperti apa reaksi Maxim kalau dia tahu bahwa ada laki-laki kelas kakap yang jadi pesaingnya. Siap-siap saja diikuti pengawal pribadi yang akan memastikan kamu tidak diganggu oleh laki-laki mana pun,” guraunya.Kendra mencebik tapi akhirnya dia malah tertawa. Gadis itu merasa geli membayangkan Maxim yang pencemburu itu mengetahui jika ada pria lain yang menyukai Kendra. Namun di sisi lain, Kendra tahu Maxim sudah berjuang untuk sedikit berubah sehingg

  • Dating with Celebrity   Langkah Baru [4]

    Pertanyaan Sean itu mengagetkan Kendra. Tadinya dia mengira lelaki itu menelepon cuma untuk menganggunya karena Maxim sedang berada di Singapura. Atau sekadar memamerkan hubungan dengan pasangan kencan pilihan Sean di acara Dating with Celebrity yang masih berlanjut hingga kini.“Kamu tahu dari mana?” Kendra balik bertanya. Dia merasa heran karena Sean bisa mengetahui informasi itu.“Bisakah kamu datang ke kantorku, Ken? Kurang nyaman kalau harus bicara di telepon. Sementara sepuluh menit lagi aku harus bertemu dengan salah satu klien,” pinta Sean. “Aku punya waktu luang di atas jam tiga.”Kendra menjawab tanpa pikir panjang, “Oke. Aku akan ke kantormu. Mumpung sedang jadi pengangguran dan tak punya jadwal meeting dengan klien,” guraunya.“Sip, kutunggu ya, Ken.”“Eh iya, tolong jangan dulu ngomong apa pun soal ini pada Maxim ya, Sean,” sergah Kendra sebelum l

  • Dating with Celebrity   Langkah Baru [3]

    Setelah meninggalkan mantan kantornya, Kendra langsung pulang. Dia sempat mampir ke supermarket untuk berbelanja beberapa kebutuhan. Gadis itu juga membeli camilan dalam jumlah lumayan banyak. Mungkin dia akan menghabiskan satu minggu ke depan dengan bersantai di depan televisi sembari menikmati aneka makanan kecil.Selama ini, Kendra memang ingin mencari pekerjaan yang sesuai dengan disiplin ilmunya. Namun, itu menjadi cita-cita yang sengaja ditangguhkannya. Hingga detik ini, Kendra sama sekali belum serius berusaha untuk mencari pekerjaan lain di luar The Matchmaker. Akan tetapi hari ini dia harus menghadapi kenyataan yang sama sekali tak pernah terbayangkan. Jauh lebih mudah berimajinasi bahwa dirinya akan meninggalkan The Matchmaker atas keinginan sendiri, bukan karena dipaksa untuk membuat pilihan.Membayangkan dia sudah resmi menjadi pengangguran, Kendra pun menjadi luar biasa cemas. Mendadak, masa depannya terlihat buram dan gelap. Apa yang akan dilakukann

  • Dating with Celebrity   Langkah Baru [2]

    Kendra meninggalkan kantor The Matchmaker dengan kehebohan di belakangnya. Karena gadis itu memang tak menyembunyikan fakta yang sebenarnya. Dia tak mau kelak pengunduran dirinya malah diikuti dengan tuduhan ini-itu yang sama sekali tak benar. Karena tentunya Kendra tak lagi ada di biro jodoh itu untuk membela diri.Paling tidak, Kendra merasa berhak memberi tahu kebenaran versi dirinya. Terserah saja jika dianggap sikapnya kekanakan. Apakah setelah ini Rossa akan berkoar-koar tentang versinya yang bisa saja berbeda, itu masalah lain. Kendra tak mau memikirkan hal itu dan memusingkan sesuatu yang tak bisa dikontrolnya.“Kamu betul-betul harus mengundurkan diri?” Neala masih tak percaya. Kendra sengaja mengajak Neala dan Pritha ke ruang rapat supaya mereka bisa bicara bertiga dengan leluasa. Gadis itu merasa berutang penjelasan pada keduanya, orang-orang terdekat Kendra di The Matchmaker.“Iya. Untuk apa aku bohong?” komentar Kendra dengan

  • Dating with Celebrity   Langkah Baru [1]

    Keluar dari ruangan Rossa, kepala Kendra terasa berputar. Dia berharap semuanya cuma mimpi buruk yang kebetulan datang bertandang tanpa aba-aba. Akan tetapi, Kendra tahu yang ini bukan mimpi.Demi menenangkan diri, gadis itu buru-buru menuju toilet yang bersebelahan dengan pantri. Dia butuh waktu untuk memikirkan apa yang akan dilakukan saat ini. Langsung pulang atau menunggu hingga jam kerja berakhir? Masing-masing ada risikonya.Jika Kendra langsung pulang, pasti dia akan menghadapi banyak pertanyaan dari rekan sejawatnya. Padahal, Kendra merasa saat ini dia butuh ruang untuk bernapas. Karena ada banyak sekali kejutan yang didapatnya hari ini. Bertubi-tubi pula.Sementara jika gadis itu menunggu hingga jam kantor berakhir dan berpura-pura tak terjadi sesuatu, sisa hari ini mungkin akan berjalan lancar dan aman. Dia bisa menghindari hujan pertanyaan mengapa harus mengundurkan diri hari ini. Kecuali Rossa memutuskan untuk meminta Kendra meninggalkan kantor secep

  • Dating with Celebrity   Sapuan Badai [11]

    Tubuh Kendra menegang selama beberapa sekon. Dia menatap Rossa dengan kening berkerut. “Ini serius, Mbak?” Kendra mencari tahu. “Saya harus putus dari Maxim?”“Tidak ada yang mengharuskan,” sahut Rossa cepat. “Tadi kan saya cuma bertanya. Kalau saya memintamu putus dari Maxim, bagaimana? Apa kamu bersedia?”Kendra menjawab di detik yang sama, “Tidak, Mbak. Maaf. Saya tidak melihat alasan kenapa saya dan Maxim harus putus. Kami tidak melanggar kontrak apa pun. Selain itu secara etika, saya juga tidak merasa ada masalah. Karena saya dan Maxim berpacaran berbulan-bulan setelah syuting Dating with Celebrity selesai. Tidak ada ‘cinta lokasi’ selama saya mengurusi Maxim sebagai klien kita.” Kendra membuat tanda petik di udara.Rossa beranjak dari tempat duduknya. Perempuan itu melangkah ke arah kulkas kecil di sudut ruang kerjanya. Rossa mengambil dua kaleng soda. Salah satunya diserahkan

  • Dating with Celebrity   Sapuan Badai [10]

    Rossa tersenyum masam. “Tapi versi Judith tidak seperti itu. Kamu menjadi orang ketiga yang membuat hubungannya dengan Maxim menjadi jauh. Intinya, Judith mengkritik keras kebijakan-kebijakan The Matchmaker sehingga ada klien yang akhirnya malah berpacaran dengan pegawai di sini dan meninggalkan pasangan kencan yang sudah dipilih. Menurut kamu, mendengar tuduhan semacam itu dilontarkan oleh salah satu peserta kencan sekaligus sponsor acara Dating with Celebrity, apa yang harus saya lakukan?”Pertanyaan Rossa itu sungguh sulit untuk dijawab. Karena bukan kapasitas Kendra untuk mengajari perempuan itu apa yang harus dilakukan atau sebaliknya. Namun kalimat-kalimat bosnya yang menempatkan Kendra sebagai si penggoda, menyedot konsentrasi gadis itu lebih besar. Dia mustahil diam saja tanpa membela diri.“Tuduhan Judith sama sekali tidak benar, Mbak. Saya tak pernah menjadi orang ketiga yang merusak hubungannya dengan Maxim. Seperti yang saya bilang tadi, k

DMCA.com Protection Status