Share

Temani Saya Mandi

Penulis: Juniarth
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-01 16:45:27
“Oh … hai?”

Aku memandangi wajah perempuan yang kini berdiri dihadapan dengan penampilan kekinian. Memakai setelan kerja dengan rambut digerai indah dan ujungnya dibuat curly. Serta make up minimalis yang flawless dan lipstick pink berkilau.

“Nggak nyangka gue kalau lo sekarang … “ Tangannya bergerak dari atas ke bawah untuk menilai penampilanku, “Berhijab. Pakai gamis pula.”

Nada bicaranya terkesan aneh melihat perubahanku.

“Persis kayak emak-emak samping rumah.”

Dari dulu, sikapnya yang terang-terang memusuhiku itu tidak pernah pudar. Mulai dari kami menginjak sekolah menengah pertama hingga sudah dewasa seperti ini.

Tapi ada yang aneh dengan sikap permusuhan yang ditunjukkan padaku. Keluarganya yang merampas warisan dari tangan Mama, tapi ketus terhadapku.

Ah … memang keluarga tidak tahu diri!

“Mana nggak ada make up lagi di wajah.” Sindirnya lagi.

Kemudian ia menatap Mbak Mini yang berdiri di sebelahku.

“Siapa dia, Han? Temen lo?”

Aku masih diam dan hanya menatapnya lekat. Tanpa me
Juniarth

:-0 kamu lagi sungguhan atau ada udang dibalik rempeyek, Tara?!

| 19
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (12)
goodnovel comment avatar
S W Ahyu Peretz
kpan up nya
goodnovel comment avatar
Djanah Rohali
kebiasaan nih si othor, kalo ngasih yg enak suka nanggung. wkwk
goodnovel comment avatar
Rahma Wati
sok sok.marah aktara ni...tapi ngebet banget mau jihanya .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Kamu Selalu Wangi Dan Cantik

    Istri mana yang tidak terbang hatinya ketika suami yang dicintai begitu terang-terangan menunjukkan hasratnya agar dilayani dengan penuh keistimewaan malam ini?Sekalipun aku belum tahu pasti apakah Pak Akhtara telah mencintaiku kembali atau ... entahlah. Aku tidak mau berburuk sangka pada beliau di tengah berkorbarnya hasrat itu padaku. Dan semoga saja beliau benar-benar telah berubah seperti harapan. Kemudian aku sedikit menarik kepala dan menatap kedua bola matanya yang hanya tertuju padaku. Lalu menangkup rahangnya lembut.Dan beliau tidak menunjukkan penolakan sama sekali.Beliau benar-benar berubah menjadi ‘sweat Akhtara’."Saya akan berikan yang paling istimewa. Hanya untuk Pak Akhtara."Dengan beraninya kemudian aku sedikit berjinjit untuk mencium bibirnya beberapa detik lebih lama. Sekaligus memberikan sedikit godaan padanya.Lalu beliau tersenyum lebar sembari makin menarik pinggangku hingga menempel sempurna dengan tubuhnya. Efeknya benar-benar membuatku melayang dan ikut

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Harusnya Aku Orang Pertama Yang Tahu

    "Mbak, jadi ikut apa nggak? Kok dari tadi bengong aja?" Tanya Rosita. Aku kemudian terkesiap dari lamunan lalu menatap Mbak Mini dan Rosita bergantian. "Ehm ... aku ... entahlah, Ros."Sungguh, aku bingung bagaimana cara mencari tahu Pak Akhtara. Bila aku nekat menghubungi melalui ponselku sendiri lalu bertanya sedetail itu tentang kepergiannya malam ini, apa benar beliau akan sudi menjawab dengan jujur?Sedang aku masih merasa ragu dengan perasaan beliau terhadapku meski kami sudah melalui banyak malam bersama di atas ranjangnya. Meski aku telah memberikan yang terbaik untuk menyenangkan hatinya dengan memuaskannya, tetap saja masih ada sisi ketus yang meragukan. "Ros, kamu mandi dulu sana. Biar nggak nunggu lama-lama," ucap Mbak Mini.Kemudian Rosita segera berlalu sedang aku masih dilanda kebingungan.Antara ikut ataukah mencari keberadaan Pak Akhtara?"Mbak Jihan, boleh aku tanya?" Itu suara Mbak Mini. Kepalaku pun mengangguk sebagai jawaban. Lalu ia duduk di seberangku dan mul

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Aku Hanya Tinggal Menunggu Mereka Keluar!

    "Itu tadi ... kayak ... Pak Akhtara deh, Mbak."Aku pun langsung meletakkan kembali pop corn dan minuman ringan yang kubawa ke atas meja kasir. Lalu melangkah setengah berlari ke arah pintu masuk Cinema XXI.Mataku menatap awas ke segala penjuru untuk mencari punggung Pak Akhtara. Berharap apa yang dikatakan Mbak Mini itu benar. Benarkah beliau disini?Namun sejauh mataku memandang dan mencari keberadaannya ... ternyata ... tidak ada!Atau beliau sudah berbelok ke arah lain?Tidak puas dengan hasilnya, aku pun melangkah keluar Cinema lalu menoleh ke lorong yang berada di sisi kanan. Tidak ada juga!Kemana beliau?Lalu aku melangkah lebih jauh hingga ke lorong sebelah namun ... sama!Nihil!Kemudian Rosita dan Mbak Mini menghampiriku dengan membawa pop corn dan minuman ringan milik mereka masing-masing. "Tadi Mbak Mini lihatnya dimana?!" Tanyaku bersemangat dan tidak sabaran. "Tadi kayaknya jalan ke sini, Mbak. Tapi ... apa iya beliau kesini pakai baju kerja? Nggak mungkin deh kayak

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Pelakor Kesayangan!

    Dengan hati panas terbakar cemburu, emosi, dan kesedihan, aku berdiri di pintu keluar mobil yang berada di samping lobby.Satu demi satu mobil keluar dari sana.“Mbak Jihan, beneran mau nunggu Pak Akhtara disini?” Tanya Rosita.“Ros, mending kamu diem aja! Nggak usah tanya! Ini tuh urusan Mbak Jihan sama Pak Akhtara!” Mbak Mini memperingatkan.Sedang kedua mataku fokus melihat setiap mobil yang keluar. Jangan sampai pembicaraan Mbak Mini dan Rosita membuatku terlewatkan mobil Pak Akhtara.“Bukan gitu, Mbak Min. Kalau mobilnya Pak Akhtara di stop disini, apa nggak bikin kemacetan?! Apa nggak bikin kehebohan? Bisa viral nanti di medsos. Judulnya istri memergoki suami berkencan di mall Sentul.”“Kalau viral malah lebih bagus! Biar jera tuh Pak Akhtara sama ani-aninya! Biar semua orang tahu!”“Ya kalau Pak Akhtara sama gebetannya jera lalu minta maaf. Kalau malah Mbak Jihan diamuk gimana? Orang sampai sekarang Mbak Jihan masih di kamar pembantu tapi Pak Akhtara apa-apa minta diladeni Mbak

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Kita Tidak Berjodoh Untuk Kedua Kalinya

    Aku langsung menoleh sembari tangan tetap memegang erat gagang koper. 'Kali ini, apa maunya?' Batinku. Pak Akhtara berdiri dengan begitu gagah dan angkuh di depan pintu rumah sembari bersedekap. Masih dengan memakai kemeja kerjanya. Beliau juga menatapku tajam tanpa ampun meski jelas di matanya bagaimana ekspresi hancur yang tergambar jelas di wajahku. Bagaimana air mataku terus meleleh membasahi pipi. Bukti dari kesedihan yang tidak main-main akibat perselingkuhannya dengan sepupu sekaligus rivalku, Merissa. Jika sudah berselingkuh dengan Merissa, lantas apa yang beliau mau dari rumah tangga kami?Memangnya, apa alasan beliau menahanku keluar dari rumah ini jika sudah ada kebahagiaan di luar sana yang membuat senyumnya selalu merekah?Padahal jelas terekam di otak bagaimana Pak Akhtara memperlakukan Merissa dengan lembut ketika aku menariknya paksa turun dari mobil beliau. "Mbak Mini! Rosita! Bawa Jihan masuk!" Perintah Pak Akhtara tegas. Mbak Mini dan Rosita yang berdiri seteng

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Dijadikan Budak Dan Dimadu

    Bukannya menjawab ucapanku, Pak Akhtara justru tersenyum penuh makna. Lalu melepas jam tangan dan kacamata kemudian meletakkannya di atas meja.“Membiarkanmu pergi dari rumah ini kayaknya … nggak mungkin, Han.”Kedua alisku berkerut mendengar penuturannya.Lalu beliau mulai melepas ikat pinggangnya.“Nanti saya nggak ada hiburan.”Hiburan?Apa beliau pikir aku ini barang mainan yang bisa dipergunakan seenaknya kala dibutuhkan?“Saya bukan mainan, Pak Akhtara! Dan saya nggak ada kewajiban menghibur Pak Akhtara!” Tegasku.Beliau tersenyum lalu melepaskan kancing kemejanya satu demi satu di hadapanku.“Ingat, Jihan. Kamu masih sah jadi istri saya. Sekalipun saya berselingkuh tapi kalau saya belum menjatuhkan talak ke kamu, itu artinya kamu masih sah jadi istri saya.”Pak Akhtara kemudian melepas kemeja dan melemparkannya ke sofa. Terlihat jelas dada bidangnya yang belakangan ini kerap kugunakan untuk bersandar saat beliau memelukku.“Dan tugasmu masih sama kayak hari-hari biasanya. Melaya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Restu Untuk Berselingkuh

    Pagi ini setelah melaksanakan ibadah subuh, mendadak tubuhku terasa tidak sehat. Demam mulai menyerang lalu aku meringkuk di atas kasur lantai tipis yang Mbak Mini belikan. Lalu menarik selimut tipis untuk meredam rasa tidak nyaman di sekujur tubuh.Biasanya, usai melaksanakan ibadah subuh, aku bergegas mengerjakan tugas rumah. Tapi tidak dengan kali ini.Badanku tidak sehat dan hatiku … hancur.Bayangan tidak mengenakkan tentang pertengkaranku dan Pak Akhtara semalam, dan berakhir dengan beliau meminta haknya dengan sebuah ancaman, terus menari-nari di dalam otakku.Mana mungkin aku mengorbankan bisnis kecil Papa dan Mama setelah mereka merintisnya dengan susah payah dua tahun ini.Ah … sudahlah. Menangisi apa yang terjadi hanya membuat otakku tidak bisa berpikir dengan benar.Jika Pak Akhtara tetap ingin menjalin hubungan dengan Merissa, tapi tetap ingin menjadi suamiku, ya sudahlah.Sebagai istri, aku tetap akan mendapatkan pahala. Dan Pak Akhtara yang akan memikul dosanya sendiri d

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-08
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Aku Benci Ini!

    Mendengar cerita cinta antara Pak Akhtara dan Merissa?Heh??Apa aku tidak salah dengar?Apa Pak Akhtara masih waras dengan menjelaskan terang-terangan perselingkuhannya di depanku, istrinya?“Saya masih waras untuk milih nggak mau tahu apa-apa soal perselingkuhan Bapak.”“Biar kamu nggak salah paham. Biar penasaranmu soal hubungan saya sama Merissa terjawab.”Peribahasa berkata ini seperti memakan buah simalakama. Jika aku memakannya mungkin bisa mati, tapi jika tidak dimakan aku bisa kelaparan.“Saya masih punya hati, Pak. Dan cinta saya ke Bapak bukan isapan jempol semata. Mana ada istri bakal tetap baik-baik aja setelah cintanya untuk suami dibalas pengkhianatan?”Beliau tersenyum geli setengah meremehkan mendengar ucapan cinta dariku.“Biar kamu tahu rasanya kayak apa, Han. Karena saya pernah ada di posisimu. Kamu mengkhianati saya dengan berkencan sama Hadza, bawahan saya. Padahal saya udah benar-benar jatuh cinta dan rela berkorban banyak hal buat kamu."“Kalau saling balas dend

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-09

Bab terbaru

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Bahagia Selamanya

    POV AKHTARA Satu tahun kemudian ... "Selamat, Pak. Bayinya lahir sehat. Perempuan."Aku yang sedang menemani Jihan melahirkan secara sesar itu pun tidak kuasa menahan haru dan bahagia karena kami dipercaya Tuhan untuk merawat cipataan-Nya yang sangat lucu dan menggemaskan.Adiknya Akhtira. Setelah suster membersihkan putri kami tercinta, aku segera menggendongnya. Lalu melafadzkan suara adzan di telinganya. Dengan mata berkaca-kaca, aku mencium pipinya penuh cinta. Lalu memberikannya pada Jihan yang masih terbaring di atas meja operasi. "Mau Ayah kasih nama siapa?""Aksara Badsah Ubaid."Kemudian Jihan terlihat sedikit memanyunkan bibir."Aku yang hamil susah payah, tapi nama kedua anakku mirip Ayah semua." Protesnya. "Ya udah saya ganti.""Diganti apa?""Aksara Febriana Ubaid."Jihan menganggukkan kepala setuju dengan melakukan skin ship bersama putri kami. "Namanya kelihatan ada ceweknya. Kalau yang pertama kayak laki-laki, Yah.""Apapun yang kamu mau, Sayang."Kemudian aku da

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Janji Tak Akan Berpisah Lagi

    POV AKHTARARumah megahku yang berada di Bogor terasa begitu sepi, dingin, dan mati. Tidak ada suara tawa atau celotehan Akhtira.Dulu aku mendiami rumah ini hanya untuk menaruh lelap, berganti pakaian, dan berpesta dengan rekan-rekan bisnis. Bukan sebagai tempat untuk melepas kepenatan atau mendulang kebahagiaan.“Dulu saya suka pulang ke rumah ini karena ada kamu, Han,” ucapku.Sambil bergelung dengan satu selimut yang sama dengan Jihan. Di kamar yang ia tempati dulu.“Gombal. Nyatanya Bapak juga masih keluar sama Merissa padahal ada saya di rumah.”Kemudian aku membawanya dalam pelukan hingga kulit kami saling bersentuhan.“Saya nemenin Merissa belanja doang. Dan sengaja pulang agak malam biar kamu cemburu.”Tangan Jihan kemudian memukul dadaku.“Jahat!”Aku tersenyum lalu mencium kening dan memeluknya.“Saya jahat sama kamu dan jahat sama diri saya sendiri. Saya pengen cepat pulang, ketemu kamu, lalu mendapatkan hak saya. Tapi saya sengaja ngulur-ngulur waktu biar kamu cemburu. Soa

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Ingin Kamu Padahal Masih Sore

    POV AKHTARA“Pa, aku sama Ayahnya Tira mau ke Bogor,” ucap Jihan ketika kami semua duduk di kursi meja makan.“Ngapain ke Bogor?!” Tanya Papanya Jihan ketus.Jihan yang sedang menyuapi Akhtira kemudian menatapku yang duduk di sebelah putraku itu.Kemudian Papanya Jihan langsung menatapku dengan ekspresi tidak suka.“Mau merencanakan apa lagi kamu, Akhtara?! Nggak usah bawa-bawa Jihan pergi jauh dari kami! Kami nggak percaya sama kamu!”Inilah alasan kuat mengapa Jihan dan Akhtira tidak diperbolehkan untuk tinggal seatap saja denganku. Mereka berpikir jika aku masihlah jahat seperti dulu. Dan sudah pasti aku harus sabar dan kuat menghadapi sikap mereka.“Aku khawatir kamu udah bikin rencana di Bogor lalu Jihan sama Tira nggak pulang-pulang! Kalau kamu mau ke Bogor, pergi aja sendiri sana!”“Meski Jihan udah kembali jadi hakmu, tapi aku sebagai Papanya nggak mau kejadian buruk itu kembali terulang!”Usai menelan makanan, aku menatap Papanya Jihan, mertuaku.Aku menyadari mengapa amarah b

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Saya Kangen Dia

    POV AKHTARA Dengan jarak sedekat ini sambil menatap wajah cantik Jihan, aku benar-benar terlena. Wanita yang ada di hadapanku saat ini telah resmi menjadi istriku, pendamping hidupku. Tidak ada kata terlarang untuk menyentuh wajahnya dengan kedua tanganku. Bahkan aku dihalalkan untuk menyentuhnya lebih dari ini. Andai tidak lupa akan janjiku untuk membuatnya nyaman terlebih dahulu, mungkin aku bisa memilikinya saat ini juga.Kemudian aku menurunkan kedua tangan dari wajahnya lalu berdiri dari bersimpu dan mundur dua langkah. Sungguh, berdekatan dengan Jihan membuat naluriku sebagai seorang pria tergugah sepenuhnya.Kini aku benar-benar tahu mengapa saat bersama Merissa, aku tidak pernah sukses menjadi pria sejati. Jawabannya sudah pasti karena aku tidak mencintai dia sama sekali dan hatiku benar-benar menginginkan Jihan seorang. "Kenapa, Pak?" Aku menggeleng sembari tersenyum. "Saya cuma mau kamu nyaman dulu, Han. Saya takut kalau nggak menjaga sikap, justru kamu yang terpaksa."

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Apakah Secepat Ini?

    POV AKHTARA Usiaku hampir menyentuh angka empat puluh lima tahun. Sedang Jihan masih berusia tiga puluh tahun. Perbedaan usia kami membuat ia lebih cocok menjadi keponakanku. Dan sebagai pria yang sudah berumur, siapa yang tidak senang jika memiliki istri yang masih muda, cantik, dan solehah?Inilah yang disebut dengan perhiasan dunia. Apalagi dia telah melahirkan keturunanku yang sehat dan tampan, Akhtira."Khilaf?" Tanya Jihan keheranan.Dengan bersedekap sambil menyandarkan punggung pada pintu kamar hotel yang kami tempati, aku fokus menikmati wajah cantik Jihan yang penuh dengan riasan pengantin dari kejauhan.Sungguh cantik!Lalu aku mengangguk sekilas. "Maksudnya?""Kalau kemarin saya cuma bisa mencintai kamu tanpa bisa memiliki, maka berbeda dengan sekarang. Saya boleh mencintai kamu sedalam apapun karena kamu resmi hanya akan menjadi milik saya aja, Han."Jihan nampak sedikit salah tingkah dengan ucapanku lalu dia membuang muka. Imut dan menggemaskan sekali.Andai aku tidak

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Jangan Lepaskan Jihan Lagi

    POV AKHTARA Aku sudah tidak merasa asing lagi dengan sebutan 'perjanjian pra nikah'. Karena ketika aku akan menikahi Jihan untuk kedua kalinya dan memberinya madu dengan menikahi Merissa, aku menggunakan perjanjian pra nikah dengan alasan untuk melindungi harta bendaku. Saat itu, aku mencampuradukkan hal yang disebut cinta dan sayang dengan racun bernama dendam. Hingga aku menganggap Jihan dan Merissa adalah sama-sama perempuan yang harus kuwaspadai mana kala akan mengeruk hartaku semata.Tapi ternyata, aku keliru besar. Karena saat menikahi Jihan untuk kedua kalinya, dia benar-benar sudah berubah. Hanya aku saja yang tidak menyadari. Hingga tega menduakannya dengan Merissa. "Aku restui niat baikmu kembali menikahi Jihan untuk ketiga kalinya, Akhtara."Aku langsung tersenyum lega dengan perasaan bahagia tiada terkira mendengar ucapan Papanya Jihan. Meski beliau mengatakannya dengan ekspresi yang datar dan acuh. "Agama cuma ngasih kamu batas menikahi Jihan hanya tiga kali. Dan jang

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Mari Berdamai

    POV AKHTARA Satu unit motor untuk kaum lelaki baru saja kubayar lunas. Dan kini motor itu tengah dinaikkan ke mobil pick up menuju alamat Farhan. "Apa Farhan mau menerimanya, Pak?" Tanya Faris yang duduk di sebelahku."Saya nggak peduli dia mau menerima hadiah dari saya atau nggak, Ris. Karena saya berniat memberikan hadiah itu sebagai ucapan terima kasih ia pernah berjasa dalam kehidupan Jihan dan Akhtira. Saya nggak mau jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Kami duduk bersebelahan dengan menatap proses motor seharga lima puluh juta itu akhirnya berhasil dinaikkan ke atas bak mobil. Segala kelengkapannya kuserahkan pada pihak penjual motor. "Kamu urus sisanya ya, Ris. Saya mau ketemu Tira."Kemudian aku menyetir mobil dan sengaja singgah sebentar ke salah satu mall untuk mengunjungi salah satu gerai yang menjual mainan. Apalagi jika bukan untuk membelikan Tira mainan baru. Putraku itu ternyata tidak mudah untuk didekati. Dan sepertinya aku harus membelikan mainan yang sangat m

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Kesempatan Terakhir

    POV AKHTARA Sepasang tiket VIP dari biro perjalanan ke tanah suci sudah siap di tangan. "Apa kamu yakin ini adalah cara terbaik bikin kedua orang tua Jihan mau merestui hubungan saya sama Jihan, Ris?" Tanyaku."Kita coba saja dulu, Pak. Kalau Bapak ngasih harta atau rumah baru, belum tentu orang tua Bu Jihan luluh. Justru marah yang iya. Tapi kalau hadiah sepaket perjalanan ke tanah suci, saya rasa itu adalah hadiah terbaik sepanjang masa."Apa yang dikatakan Faris ada benarnya. "Oke. Saya akan hubungi Jihan kalau nanti malam mau bertamu ke rumahnya.""Semoga semuanya lancar, Pak."Hampir satu minggu ini aku dan Faris berpikir tentang hadiah terbaik untuk kedua orang tua Jihan agar sudi menerimaku lagi. Dan pilihan kami jatuh pada tanah suci. Dan selama satu minggu itu pula, aku selalu memikirkan Jihan dan Akhtira. Apakah Jihan mendapat omongan yang tidak mengenakkan dari kedua orang tuanya karena memilihku?Ataukah semuanya baik-baik saja tidak seperti dugaanku?Sebab, satu minggu

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Beri Saya Maaf

    POV AKHTARA“Maaf katamu?” Tanya Farhan dengan suara sinis.“Waktu Jihan merawat Akhtira sendirian, dihina orang lain perempuan nggak benar karena melahirkan tanpa suami, lalu Akhtira dihina anak haram, siapa yang jadi tameng untuk mereka heh?!”Aku tidak menjawab dan hanya menatap Farhan. Membiarkan dia menyelesaikan ucapannya. “Aku!” Dia menepuk dadanya dengan wajah benar-benar kesal.“Bukan kamu! Yang tiba-tiba datang ngambil semua yang aku usahakan!” ucapnya dengan menunjuk dadaku.“Kamu memang ayah kandung Akhtira, tapi aku yang lebih banyak berjasa ke mereka! Aku menyayangi mereka itu tulus!”“Dan Jihan nggak mungkin berpaling kalau bukan karena kamu pakai acara pura-pura mau mati! Biar apa, heh?! Dapat simpati Jihan dengan cara pintas? Iya?!”Kepalaku menggeleng dengan menatap Farhan yang begitu kecewa dan sakit hati.“Munafik!”“Saya nggak perlu menjelaskannya ke kamu karena saya tahu kamu nggak butuh itu, Far.”Tanpa berkata lagi, Farhan kemudian menaiki motornya dengan ekspr

DMCA.com Protection Status