Home / Romansa / Dari Mantan Jadi Ipar / Siapa, Sih Pacarnya Dokter Alan?

Share

Siapa, Sih Pacarnya Dokter Alan?

Author: Nania Orchid
last update Last Updated: 2022-08-27 00:03:09

"Maafin saya, ya, Mbak. Saya cuma nggak mau mereka semakin menyakiti Mbak." Dokter Alan berujar dengan nada penuh penyesalan. Alis matanya yang tebal tampak berkerut.

Dokter Alan terlihat ikhlas, meski awalnya membuatku curiga karena ada di butik juga. Pria itu yang membelaku ketika satpam mengusir dengan cara tak sopan. Namun, hingga detik ini, kemunculannya yang secara tiba-tiba masih membuatku bertanya-tanya.

"Nggak apa-apa, Dok. Terima kasih, ya. Mungkin jika Dokter tidak datang tepat waktu, mungkin mereka sudah lebih kasar dari tadi. Tapi ... kenapa Dokter bisa ada di Surabaya juga?" Akhirnya aku melontarkan pertanyaan itu. Tak enak rasanya menduga-duga dan bertanya-tanya.

"Hmm ... saya ada janji sama seseorang, Mbak. Kebetulan dia kerja di sekitar butik Shasha. Tadi saya melihat Mbak Ayesha di butik itu. Karena saya mau menyapa, jadi saya ikuti Mbak Ayesha dari belakang. Eh, malah ada kejadian tadi di depan mata saya. Maaf, ya Mbak kalo saya terkesan lancang ikut campur urusan k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dari Mantan Jadi Ipar   Dokter Alan mencintaiku?

    "Dina? Kamu Dina, kan?" tanyaku pada seseorang yang tadi menyapa Koh Chang.Dina menunduk, mungkin gugup dan kaget karena tak menyangka bertemu aku di sini. Namun, setelah itu dia mengangguk."Kamu kenal dia, ya? Ini, nih karyawan oe yang izin sakit terus. Bikin pusing." Koh Chang berbicara sembari membetulkan letak kacamatanya yang sedikit miring."Saya baru ketemu dia sekali, Koh. Cuma kenal namanya," jawabku.Koh Chang manggut-manggut, kini matanya kembali memindai Dina dengan teliti. "Kamu ke sini mau kerja atau apa? Oe liat kamu masih pucat.""Saya mau izin berhenti kerja, Koh. Saya nggak bisa kerja lagi soalnya saya disuruh istirahat sama suami saya."Jawaban Dina seketika membuatku kaget. Suami? Bukannya kata Bu Santi suami Dina pergi meninggalkannya? Lantas, apa benar jika Dina ini adalah sepupunya Azka?"Emm ... maaf. Boleh saya nanya sesuatu?" tanyaku pada Dina. Wanita itu terlihat tegang."Silahkan, Mbak.""Kamu asli sini, ya?""Enggak, Mbak. Aku cuma kerja di sini. Di kamp

    Last Updated : 2022-08-29
  • Dari Mantan Jadi Ipar   Dia Ditikam Preman

    "Biasa aja wajahnya, Dok. Wajar kalo Dokter suka sama Ayesha. Hanya pria bodoh yang tak jatuh cinta sama dia. Tapi Anda tetap salah, karena dia itu calon istri saya dan nggak seharusnya Dokter mendekatinya." Mas Athaar masih melanjutkan ucapannya yang menurutku terlalu berlebihan. Karena selama ini sikap Dokter Alan biasa-biasa saja padaku. "Benar, kan, Dok?" sambung Mas Athaar lagi."Mas, kenapa, sih kamu kek gini? Dokter Alan nggak mungkin suka sama aku. Dia hanya kebetulan bertemu aku di sini dan ternyata calon istrinya itu adalah orang yang selama ini aku curigai ada hubungan sama Azka. Jangan berspekulasi terlalu dini, dong Mas. Aku cuma mau bantuin dia sekaligus membongkar kedok Dina.""Sha, aku ini seorang pria. Jelas aku tahu bagaimana seorang pria ketika naksir wanita. Sudahlah kalo kamu nggak percaya. Silahkan lanjutkan misi kamu kalo memang bisa berjalan tanpa aku." Mas Athaar kembali mengayunkan langkah. Entah kenapa hati ini mendadak ngilu melihat sikapnya. Kecemburuan pr

    Last Updated : 2022-08-31
  • Dari Mantan Jadi Ipar   Naluri Lelaki Mas Athaar Bangkit

    Ruangan serba putih ini rasanya pengap sekali. Menambah sesak yang semakin menghimpit dada. Dua jam sudah aku berada di sini, menunggu Mas Athaar sadar dari pingsan. Namun, pria itu tak kunjung membuka mata seperti harapan ini.Alhamdulillah, Mas Athaar sudah melewati masa kritis setelah ditusuk oleh anak buah Kak Dinda. Tinggal menunggu dia sadar pasca operasi. Entah bagaimana caranya aku menjelaskan pada keluarga Mas Athaar ketika mereka tiba di sini nanti. Semua ini salahku yang melibatkan Mas Athaar ke dalam masalahku.Mungkin sekarang Mas Agung sudah memberitahu keluarganya tentang kondisi sang adik. Namun, tetap saja aku harus menjelaskan dan meminta maaf pada keluarga Mas Athaar atas kejadian ini. Saat ini Mas Agung sedang di kantor polisi untuk melaporkan tindak kriminal yang dilakukan Kak Dinda.Di saat kejadian penusukan tadi, karena aku berteriak, banyak orang yang datang menghampiri kami dan menolong membawa Mas Athaar ke rumah sakit. Sementara para preman dan Kak Dinda me

    Last Updated : 2022-09-02
  • Dari Mantan Jadi Ipar   Kembali pada Azka?

    Aku melepaskan pelukan Mas Athaar yang sejak tadi terasa erat. Dia yang aku pikir sopan dan mau menjaga keperawanan hingga pernikahan, nyatanya hanya pecundang bertopeng pahlawan. Aku kecewa, benar-benar kecewa."Sha, mau ke mana?""Pulang! Hanya perempuan gila yang mau satu ruangan dengan orang mesum!""Hah? Apa maksudmu?"Aku membalikkan badan, padahal malas sekali untuk melakukannya. Mungkin ini yang terakhir, setelah ini aku akan mengakhiri semuanya. Siapa yang mau menikah dengan pria yang tak bisa menghargai wanita? Harusnya Mas Athaar bisa menahan diri, bukan malah mengajakku berbuat maksiat. Memalukan!"Kamu jahat, Mas! Kamu pikir aku murahan? Kita belum menikah, bisa-bisanya kamu ajak aku gituan!""Hah ...?" Mas Athaar masih terbengong-bengong. Dia pikir wajahnya itu lucu? Menyebalkan! "Kamu ini kenapa, Sha?""Udahlah, Mas! Aku pokoknya mau pulang dan aku nggak mau nikah sama kamu!""Ayesha, kamu kenapa, sih? Tolong jelaskan mas ini salah apa?"Gila! Mas Athaar bahkan tak mera

    Last Updated : 2022-09-03
  • Dari Mantan Jadi Ipar   Pria yang Bersama Dina

    Aku melotot dan dengan cepat menarik tangan ini dari genggaman Azka. Sebuah tamparan aku layangkan tepat ke wajah manusia menjijikkan itu. Apa dia pikir dokumen itu lebih berharga dari harga diriku?Notabene Azka yang hanya mantan semakin membuat hatiku jijik. Bagaimana bisa dulu aku jatuh cinta padanya? Dia benar-benar pria yang menyedihkan. Rela merampas harta mantan demi bisa balikan padahal sudah menikah. Gila!"Tampar, Sha! Ayo tampar lagi!" Azka berteriak sembari memegangi pipinya.Lagi, tamparan keras mendarat tepat di pipi Azka. Bukankah itu permintaannya? Sungguh, aku geram pada pria itu. Andai negara ini tak ada hukum, sudah melayang nyawa manusia jahanam itu di tangan ini."Dasar munafik! Aku tau kamu itu masih mencintai aku, Sha! Aku tau itu!""Gila! Sedikit pun rasa ini tak ada lagi buat kamu, Azka! Kamu pikir aku apa, hah? Pelakor?!""Kamu memang tidak mengatakan dan mengakuinya, Sha. Tapi hati kamu nggak bisa bohong. Sudahlah, bersamaku kamu akan bahagia. Mendapatkan ci

    Last Updated : 2022-09-05
  • Dari Mantan Jadi Ipar   Haruskah Keributan Ini Terjadi?

    "Ini beneran, Dok? Dokter nggak lagi membohongi saya, kan?!" Aku bicara dengan nada sedikit tinggi. Emosi hadir menyapa jiwa dan tak bisa lagi aku bendung.Foto-foto Dina yang baru saja aku lihat telah membangkitkan amarah yang membuncah. Andai, diri ini tidak sedang berada di rumah sakit, aku sudah berteriak sekencang mungkin agar semua lepas dan tak lagi membuat dada ini sesak.Dokter Alan mengangguk. "Maafkan saya, Mbak. Tapi ... di sini saya juga sakit. Dia adalah wanita yang diharapkan ibu saya menjadi istri saya."Dokter Alan terlihat sangat terpukul. Ya, Allah bagaimana dengan Kak Dinda nanti setelah tahu suaminya mendua? Mungkin, sekarang dia merasa jika Azka benar-benar mencintainya. Namun, dia pasti lebih terpukul daripada Dokter Alan setelah tahu yang sebenarnya.Permainan apa yang sedang dimainkan oleh orang-orang toxic itu? Tak bisakah mereka menjunjung tinggi arti pernikahan sesungguhnya?***Langkah kakiku rasanya berat sekali ketika berjalan. Koridor rumah sakit ini te

    Last Updated : 2022-09-07
  • Dari Mantan Jadi Ipar   Munculnya Sela di Antara Aku dan Mas Athaar

    Azka muncul sambil berkacak pinggang. Dengan gayanya yang sok peduli, dia pura-pura pasang badan untuk Kak Dinda. Ah, dasar tukang drama. Dia pikir sandiwaranya itu tak ada yang tahu? Dia pasti tercengang ketika aku bongkar kebusukannya nanti."Sayang ... jangan buang energi kamu sia-sia. Kamu harus ekstra power di persidangan nanti. So, yuk, kita masuk,'' ajak Azka pada Kak Dinda. Huh! Jadi geli melihatnya.Azka dan Kak Dinda pun melenggang pergi meninggalkan kami semua dengan perasaan geram tentunya. Ah, andai Kak Dinda itu tak buta, mungkin dia bisa melihat betapa licik suaminya itu. Namun, nyatanya sangat sulit membuka mata wanita yang sudah cinta mati. Cinta bodoh tepatnya. Hufft ...!"Ayo, kita juga masuk. Ingat, harus santai. Percayakan pada Yang Kuasa jika kita pasti menang.'' Pak Lukas menyemangati kami, terutama aku. "Bu ayesha, boleh saya lihat bukti yang mau Bu Ayesha tunjukkan nanti?"Aku pun mengeluarkan ponsel dari dalam tas, kemudian membuka galeri untuk mencari foto-f

    Last Updated : 2022-09-08
  • Dari Mantan Jadi Ipar   Sela yang Sok Manja

    Aku bergeming menanggapi ucapan Bu Wening. Memangnya aku harus bagaimana? Beliau, kan tidak tahu jika aku sudah mengenal Sela. Lagipula, rasa bingung ini tak bisa diutarakan lewat pertanyaan. Entahlah, rasanya bibir ini kelu. Mungkin, diri ini terlalu pengecut untuk sekadar bertanya.Mas Athaar juga ikut membisu. Aku yakin, dia gusar menghadapiku setelah ini. Toh, aku biasa saja. Jika memang aku hanya mainan baginya, lantas apa pantas dia aku pertahankan? Jika pada akhirnya dia memilih Sela, aku bisa apa? Intinya, jodoh sudah ada jalannya."Nduk ... kok, kamu diam? Kenapa?'' Pertanyaan Bu Wening seketika membuatku serba salah. Masa iya harus kuakui jika cemburu pada Mas Athaar? Jelas tak mungkin, kan?"Emm ... saya nggak apa-apa, Bu. Cuma sedikit kaget," jawabku sungkan.Bu Wening kini tersenyum sembari mengangguk. "Nduk, ini Sela, temennya Athaar waktu SMA dulu. Dia ke sini ibu yang minta. Karena dia mau--""Permisi ... maaf saya mengganggu waktunya." Tiba-tiba Dokter Alan masuk ke r

    Last Updated : 2022-09-10

Latest chapter

  • Dari Mantan Jadi Ipar   Semua yang Manis

    Jantungku serasa copot ketika seorang wanita itu masuk dan mendekati Mas Athaar. Bukankah kamar adalah privasi dan haram dimasuki orang luar? Namun, kenapa wanita itu begitu biasa dan tak canggung sama sekali.? Bahkan ketika dia tahu jika Mas Athaar tengah video call dengan istrinya. Parahnya lagi, wanita itu malah menyapaku. Aku memasang wajah masam ketika Mas Athaar kembali fokus ke layar handphone. Pria itu tersenyum simpul seperti berpura-pura bodoh. Sepertinya dia sengaja agar aku tak lagi marah padanya."Sejak kapan kamu punya pembantu, Mas? Kenapa, nggak bilang aku dulu?" Aku bertanya dengan wajah yang masih masam."Sayang ... santai. Jangan marah, dong. Nanti cantik kamu ilang gimana?" Mas Athaar malah menggodaku."Mas!" kesalku dan langsung disambut tawa oleh Mas Athaar. Andai saja dekat, pasti sudah aku cubit pinggangnya."Sebenarnya Bulek Hanum bukan pembantu, Sayang. Dia cuma kebetulan lagi berobat di Malang. Dan dia di sini sama Mbak Asri dan Mas Agung juga. Kamu lupa ka

  • Dari Mantan Jadi Ipar   Diduakan Ketika Berjauhan

    Sebuah perjalanan cinta indah telah aku rasakan nikmatnya. Menggapai puncak nirwana juga telah aku tempuh bersama pria bergelar suami. Kini, aku tengah berbadan dua, mengandung buah cintaku dengan Mas Athaar setelah delapan tahun pernikahan kami.Layaknya wanita hamil, aku merasakan berbagai hal tak mengenakkan sekaligus menyenangkan. Ada tawa tiap janin yang kini berusia empat bulan merespon suara dan sentuhan kami orang tuanya.Mas Athaar semakin sayang padaku. Begitu juga dengan Mama dan Papa Mertua. Namun, akhir-akhir ini sikap Kak Dinda agak aneh. Mungkin dia merasa jika aku sangat beruntung ketimbang dia yang kurang perhatian mertua.Azka sekarang banyak berubah, tapi aku merasa jika dia masih saja memperhatikan diri ini. Namun, tentunya tak seperti dulu. Pria itu kini sangat berhati-hati. Mungkin, karena kini dia sudah memiliki tiga buah hati dengan Kak Dinda. Jadi, pikirannya lebih dewasa.Meskipun sedang hamil, aku tetap sibuk menjalani hari-hari. Mulai menjadi istri hingga w

  • Dari Mantan Jadi Ipar   Bercinta Penuh Gelora (area 21++)

    "Kenapa kamu bertanya seperti itu, Sha? Apa ada yang mengganjal di hati kamu?"Aku mengangguk mendapat pertanyaan seperti itu dari Mas Athaar. Karena memang kenyataannya ada beberapa hal yang masih mengganjal pikiran."Katakanlah. Mas akan coba jawab sejujurnya." Mas Athaar mengedipkan mata sambil membelai rambutku yang panjang terurai. Wajahnya menenangkan dan itu mampu membuat hatiku berbunga-bunga.Sepersekian detik aku hanya bergeming dan menatap wajah Mas Athaar lekat. Berusaha untuk menyusun kalimat yang tepat agar tak ada hati yang tersakiti."Mas, sekarang kita, kan sudah menikah. Dan, sesuai kesepakatan di awal, tidak ada kebohongan yang kita sembunyikan di antara kita." Mas Athaar menganggukkan kepala sebagai tanda ingat akan janji yang pernah terucap."Mas, siapa, sih anaknya Bu Broto? Apa ada hubungannya dengan kamu?" Dengan to the point, akhirnya aku menanyakan hal yang memang ingin aku ketahui jawabannya.Mas Athaar sedikit kaget. Namun, dia tetap tenang. Sebuah senyuman

  • Dari Mantan Jadi Ipar   Terbuai Cinta dalam Curiga

    Curiga yang aku rasakan bukan tanpa alasan. Tatapan mama mertua padaku kini seperti salah tingkah. Jelas, ada yang disembunyikan olehnya. Tapi apa?Mas Athaar juga menghindari kontak mata denganku. Rasanya, hari bahagia ini menjadi hambar karena hal ini. Seharusnya, kan sekarang aku happy, tapi malah curiga dan sakit hati.Menyalami para tamu pun sudah tak fokus lagi. Ingin sekali acara ini segera usai agar apa yang sedang mengganjal di hati ini segera enyah. Pokoknya, aku harus mempertanyakan siapa itu anaknya Bu Broto pada Mas Athaar."Nduk, kamu kenapa? Senyumnya, kok ilang? Itu Bude Miah mau salim, kok kamu malah cemberut. Piye, to?" Ibu menepuk pundakku dan berkata demikian padaku.Ah, ternyata curiga ini sudah membuat semuanya kacau. Suasana hati yang tak enak nyatanya sudah mengubah diriku. Bahkan orang lain pun terkena imbasnya. Fokuslah, Ayesha!"Sayang, kamu nggak apa-apa? Kamu capek, ya?" Kini, Mas Athaar yang berbicara. Wajahnya terlihat khawatir. Sebegitu pedulikah dia? A

  • Dari Mantan Jadi Ipar   Rasa Curiga di Hari Bahagia

    Suara Mas Athaar terdengar mengancam. Mungkin, Ibu juga mendengarnya karena posisi dapur dan ruang tamu tidaklah jauh. Namun, entah di mana Ibu. Wanita itu tak muncul sama sekali. Apa iya jika Ibu sudah malas ikut campur dan mendamaikan kami seperti biasanya?Langkahku terhenti. Entahlah, seperti sudah terprogram untuk menuruti perkataan Mas Athaar. Namun, sebenarnya lebih dari itu. Ya, aku takut hubungan kami semakin hancur jika aku menuruti ego diri tetap pergi.Aku memutar badan. Memasang wajah setenang mungkin padahal hati sudah dongkol sekali. Sesak merajai. Andai aku bisa berontak, tapi bagaimanapun aku harus tetap memikirkan hati Ibu."Ayesha, menikahlah dengan mas. Maaf untuk semua yang telah terjadi. Mas hanya kalap, takut kehilangan kamu. Asal kamu tau, mas sudah beberapa hari nggak pulang ke rumah. Mas mencari ketenangan sendiri dan mohon petunjuk Allah. Sekarang, mas sudah yakin, jika dengan menikah dengan kamu, adalah pilihan yang terbaik. Kamu mencintai mas, kan?" Mas At

  • Dari Mantan Jadi Ipar   Ancaman dari Mas Athaar

    Beberapa detik berlalu begitu saja tanpa dialog di antara aku dan Mas Athaar. Bahkan, aku tak sedikit pun menoleh ke arah pria itu. Diriku hanya mematung dan kebingungan harus berbuat apa.Sementara, suara desah napas Mas Athaar terdengar panjang. Mungkin, pria itu merasa kecewa dengan sikapku yang terkesan cuek."Sha ... kamu beneran udah benci, ya sama mas?" Mas Athaar akhirnya buka suara. Nada bicaranya terdengar parau.Aku menoleh, rasanya tak enak hati jika terus-terusan berdiam diri dan tak merespon ucapan Mas Athaar. Pria itu tak bersalah sama sekali. Hanya terkadang dia terlalu berlebihan cemburu.Aku kikuk berhadapan dengan Mas Athaar. Seperti saat pertama jumpa. Degup jantung pun mulai tak keruan. Ah, kenapa aku jadi berlebihan? Harusnya aku biasa-biasa saja.Mas Athaar mendekat. Aroma parfum pria itu begitu menyengat hingga menusuk rongga penciumanku. Dia pasti sengaja memakai banyak wewangian agar aku terkesan. Padahal, aku adalah tipe orang yang kurang suka parfum dengan

  • Dari Mantan Jadi Ipar   Rindu yang Hampa

    Menikah kemudian membina rumah tangga adalah impian setiap orang termasuk aku yang kini sudah layak berada di fase itu. Akan tetapi, halangan dan cobaan datang silih berganti untukku mencapai tujuan.Entahlah, mungkin memang belum saatnya Allah meridhoi aku berumah tangga. Padahal akad sudah hampir terucap. Bagaimanapun jika Allah tak berkehendak, semua tak mungkin terjadi.Sudah hampir seminggu Ibu pulang dari rumah sakit. Kondisi beliau juga semakin membaik. Alhamdulillah, Ibu tak mempermasalahkan dan menyalahkan diri ini atas kejadian yang menimpanya. Namun, juga tak sepenuhnya rela aku batal nikah.Persiapan pernikahan yang sudah sangat matang nyatanya tak menjamin sepasang kekasih akan bersanding di pelaminan. Nyatanya, kini aku harus mengikhlaskan batal nikah karena berbagai masalah yang datang.Pihak keluarga Mas Athaar nyatanya masih keberatan menerimaku jadi mantu yang katanya sudah membuat keluarga besar mereka malu. Terlalu berlebihan, nggak, sih? Kan, aku tidak melakukan h

  • Dari Mantan Jadi Ipar   Siapa yang Egois?

    "Stop! Diam!" teriakku sembari membantu Mas Athaar berdiri. Pria yang sebentar lagi menjadi suamiku itu tadi jatuh terjengkang karena tiba-tiba Azka mendorong dirinya.Azka seperti lupa sedang berada di penjara. Seharusnya dia bisa menahan dan menempatkan dirinya. Jika sudah seperti ini, bisa-bisa hukuman yang dia terima jadi bertambah berat.Melihat keributan yang terjadi, seorang petugas sipir langsung berusaha mengamankan Azka. Pria yang selalu memegang tongkat itu sigap memborgol Azka dan mengatakan jangan membuat keributan di tahanan. Namun, Azka malah berontak dan membuat petugas sipir itu sedikit kewalahan."Dasar Pecundang!" bentakku pada Azka. "Aku datang ke sini rupanya untuk melihat seperti ini? Mulai hari ini, aku nggak akan mau jenguk kamu ataupun peduli tentang diri kamu. Nikmatilah hari-hari kamu di sini. Masalah Aira, aku yang akan membesarkan dia." Aku berujar dengan penuh emosi. "Ayo, Mas, kita pergi dari sini. Buang-buang waktu aja kita di sini," ajakku pada Mas Ath

  • Dari Mantan Jadi Ipar   Pertengkaran di Rutan

    "Sha, alhamdulilah, akhirnya kamu sadar." Saat mata ini terbuka, Mas Athaar yang pertama kali terlihat. Wajahnya terlihat cemas dan ada jejak basah yang masih jelas di sana."Mas," sapaku padanya. "Aku di mana sekarang, Mas? Kamu lihat Aira nggak" tanyaku setelahnya."Kamu dan Aira sekarang ada di tempat yang aman, Sha." Alhamdulillah, aku bisa nyelametin kalian dari Mbak Dinda."Aku merasa agak ganjal dengan ucapan Mas Athaar. Bagaimana ceritanya dia yang menyelamatkan aku dan Aira? Bukankah di saat kejadian, pria itu tak ada di tempat."Kamu nyelametin aku dan Aira, Mas? Tapi, kan kamu—""Tadi aku putar balik ke rumah kamu, Sha. Karena aku pikir, secepatnya kita harus bicara. Makanya aku mutusin kembali ke sini. Pas aku baru nyampe halaman, aku denger suara Aira nangis dan teriakan Mbak Dinda, aku buru-buru masuk dan ternyata ada kejadian seperti ini," jelas Mas Athaar dengan penuh keseriusan.Aku bahagia Mas Athaar yang menyelamatkan aku dan Aira. Namun, juga cemas, karena takut Dok

DMCA.com Protection Status