Home / Romansa / Dari Babu Jadi Istri Konglomerat / Bab 2. Menerima Tawaran Nikah Kontrak

Share

Bab 2. Menerima Tawaran Nikah Kontrak

Author: Diana Lova
last update Last Updated: 2023-06-09 23:14:12

"Kamu sudah kakek beri waktu hingga 3 bulan, Bryan, tetapi kamu masih belum membawa calon istrimu kepada kakek," ucap Baskoro kepada Bryan. "Sampai kapan kakek menunggunya?" lanjutnya.

Bryan pun langsung melirik ke arah pengawalnya karena dianggap tak becus mencari calon istri kontrak untuknya. Tatapan Bryan ke arah pengawalnya begitu tajam setajam silet.

"Bryan! Kakek sedang berbicara dengamu, matamu jangan ke mana-mana!" ucap Baskoro dengan tegas.

Bryan pun langsung tertunduk lemas. 'Aduh, bagaimana ini?' batinnya yang mendadak. 'Kalau aku tak segera mendapatkan calon istri, harta kekayaan kakek akan diberikan kepada badan amal. Lalu, nanti aku tak dapat apa-apa.'

"Bryan!" ucap Baskoro lagi. "Jangan menunduk, angkatlah kepalamu dan tatap mata kakek."

Dengan ragu-ragu Bryan menatap mata Baskoro. Lalu, dia berkata sambil memilin jari-jari tangannya. "Maaf, sebelumnya, Kek, a-aku ...." Bryan pun mulai bingung harus bagaimana. Sebab, waktu yang diberikan sang kakek sudah jatuh tempo. Ditambah, sang kakek juga terus mendesaknya untuk memperkenalkan calon istri kepadanya. Ia kemudian membatin, 'Masa iya aku bilang ke kakek kalau aku sukanya sama keturunan Abraham? Kan gak mungkin? Bisa mati aku!'

'Tuan Bryan! Tolong buka pintunya!'

Tiba-tiba, terdengar suara teriakan Bunga di balik pintu ruangan Bryan. 'Saya mau menjadi istr ....' Lalu suara Bunga langsung menghilang dengan sekejap.

"Siapa itu?" tanya Baskoro.

Sontak, Bryan langsung menoleh ke belakang dan tak menjawab pertanyaan Baskoro. Tanpa berkata sepatah kata, ia langsung beranjak dari duduknya. Dia kemudian segera berlari menuju ke arah pintu ruangannya.

Di saat Bryan membuka pintu, terlihatlah Bunga yang sedang dibekap mulutnya dan dibawa para pengawalnya pergi menjauh dari ruang kantornya. "Berhenti! Jangan bawa calon istri saya!" teriaknya berharap Baskoro tahu kalau dia sudah ada calon istri.

Seketika, para pengawal Bryan langsung terhenti. Sementara itu, Baskoro terlihat hanya memperhatikan dari kursi sang cucu.

Bryan langsung berlari menuju ke arah para pengawalnya. Lalu, dia melepaskan tangan mereka dari Bunga. "Lepaskan! Jangan pegang-pegang calon istri saya!" perintahnya.

Seketika, para pengawal itu langsung melepaskan tangan mereka. Mereka kemudian berjejer rapi.

Bryan pun langsung mendekatkan bibirnya ke arah telinga Bunga. Lalu, dia berbisik pelan, 'Jangan bicara apapun, biar saya yang berbicara. Mengerti?'

Bunga pun langsung mengangguk.

Suara derap langkah sepatu pun terdengar begitu jelas di telinga Bryan dari arah belakang dirinya.

"Well, bisakah kamu perkenalkan calon istrimu kepada kakek sekarang?" tanya Baskoro.

Bryan pun langsung menoleh ke arah belakang. Terlihat raut wajah Baskoro yang begitu amat bahagia.

Di saat bersamaan, ponsel Bryan kembali berdering dan itu berasal dari kekasihnya. Buru-buru, Bryan me-reject-nya.

Pandangan Baskoro pun langsung teralihkan pada ponsel Bryan. "Siapa yang menelepon, Bryan?" tanya Baskoro.

Bryan menggeleng. "Gak ada, Kek."

Ponsel Bryan kembali berdering. Telepon itu berasal dari kekasihnya lagi. Bahkan, sang kekasih mengirimkan pesan ancaman kepada Bryan.

[From: My Future Wife ❤️

To: Me

Aku sekarang di depan kantormu! Kalau kamu gak keluar dalam waktu dua menit, aku akan masuk ke sana.]

'Sial, ini kenapa Cassandra pakai acara datang di waktu tak tepat begini?' batin Bryan usai membaca pesan itu.

Baskoro pun menepuk bahu Bryan. "Jika dirasa penting, angkatlah, Bryan. Biar calon istrimu bersama kakek saja.."

"Apa boleh aku mengangkatnya?"

"Boleh."

Bryan pun langsung mematikan ponselnya dan berlari menuju ke arah lift kantornya. Ia tak punya waktu untuk mengangkat telepon Cassandra. Lalu, dia menekan tombol lift dan segera turun ke lantai bawah.

Kaki Bryan yang dihentak-hentakkan tak bisa membohongi rasa gugupnya. Ia amat khawatir jika sang kekasih membuat onar di kantornya. Apalagi, sekarang dia sedang menjadi mode malaikat agar Baskoro yakin dia sudah benar-benar berubah menjadi anak baik yang sebelumnya dia sering pulang malam dan suka mabuk-mabukan.

"Semoga saja Cassandra tidak masuk ke kantor."

Ting!

Pintu lift terbuka. Bryan langsung berlari menuju ke arah lobby kantornya dengan ngos-ngosan. Dia mencoba mencari keberadaan Cassandra di sekitar lobby.

Aman. Bryan tak melihat kehadiran Cassandra di sana. Berarti Cassandra belum masuk.

Bryan segera berlari ke arah luar. Dia berusaha mencari mobil Cassandra. Di sebelah kanannya, dia melihat sebuah mobil sport berwarna kuning sedang terparkir. Buru-buru dia menuju ke sana dan langsung masuk.

"Yeay! Akhirnya datang!" Gadis berambut panjang dan bergelombang itu segera memeluk tubuh Bryan.

Namun, Bryan langsung melepasnya meski nafasnya masih ngos-ngosan. "Kau gila, Sandra? Kau hampir membuatku ketahuan! Di dalam sedang ada kakek dan bisa-bisanya kamu mau bertemu denganku."

"Habisnya aku kangen sih!"

"Kangen ya kangen, tapi lihat sikon juga."

Cassandra kemudian kembali memeluk tubuh Bryan dan bermanja-manja di pundak kanannya. "Maafin aku, ya Sayang."

Bryan pun langsung luluh melihat Cassandra yang manja seperti itu. Rasanya, jiwa lelakinya melambung tinggi hingga ke angkasa. "Iya, aku maafin, lain kali kamu jangan kayak gini lagi. Bahaya!"

"Omong-omong, kamu udah dapet calon istri belum?" tanya Cassandra.

"Sudah. Dia sekarang ada bersama kakek."

"Asyiiiikkk!" Wajah Cassandra langsung berubah bahagia. Dengan cara itu, dia dan Bryan bisa menghabiskan lebih banyak waktu berdua. Bryan nanti bisa beralasan bulan madu atau jalan-jalan dengan istrinya ke luar negeri. Padahal, sebenarnya digunakan untuk berduaan dengan Cassandra. "Orangnya kayak gimana? Cantik gak?"

"Gak. Dia jelek, mana bodoh lagi."

"Masa?" tanya Cassandra. "Bilangnya jelek, tahu-tahu kamu malah suka."

"Ya kali aku suka sama orang jelek bin bodoh."

"Kamu ada fotonya? Lihat dong!"

Bryan langsung meraih ponselnya dan menunjukkan foto Bunga saat sedang menjalani masa percobaan. "Lihatlah! Jelek kan?"

"Iyuuh! Bener katamu. Mana pakaiannya kampungan banget."

"Makanya, jangan asal ngomong. Aku itu sukanya sama kamu," ucap Bryan. "Kalau bukan karena keturunan Abraham, sudah kunikahi kamu dan kita bisa punya anak seenggaknya dua anak."

Raut wajah Cassandra langsung manyun. "Ih, iya, aku jadi benci. Kenapa ya cinta kita harus seperti ini!"

Bryan kemudian menggenggam tangan Cassandra. Lalu, dia menatapnya dengan lekat. "Tenanglah dan bersabarlah, Sayang. Kalau kakek tiada, otomatis semua hartanya akan jatuh kepadaku karena aku sudah menunaikan satu kewajibanku di mana aku sudah menikah dengan gadis yang bukan dari keturunan Abraham. Dan setelah itu, kita bisa menikah."

Cassandra pun memeluk Bryan dengan semakin erat. "Aku aminkan saja harapanmu, Sayangku."

***

Bunga terlihat masih sangat gugup. Ia mondar-mandir karena tak ada Bryan, sebab ia tak tahu harus berkata apa tanpanya. Dan pada akhirnya, dia masih belum keluar dari kamar mandi ruangan Bryan.

Tok!

Tok!

Tok!

Pintu kamar mandi terketuk dari luar. Terdengarlah suara pengawal Bryan yang mewawancarai Bunga tadi. 'Nona Bunga. Apakah Anda masih lama? Anda ditunggu Tuan Baskoro,' ucapnya.

Glek!

Bunga menelan ludah. Ia semakin panik. "I-iya, ini saya sudah mau selesai dan sedang m-mau keluar."

'Baiklah, akan kami tunggu.'

***

"Siapa namamu?" tanya Baskoro yang terlihat begitu hangat menyambut Bunga.

Bunga pun menatap dengan lekat kedua mata Baskoro yang duduk di hadapannya. "Nama saya Bunga," jawabnya. "Bunga Kenanga."

Dahi Baskoro pun langsung mengernyit. "Bunga Kenanga?" tanyanya dengan raut wajah penasaran. "Kenapa namamu Bunga Kenanga?"

"Soalnya, kata ibu saya, beliau saat sedang hamil saya suka sekali mencium bunga kenanga, Tuan."

"Panggil saya kakek. Kakek Bagaskoro, sebab pada akhirnya kamu nantinya akan menjadi bagian dari keluarga Bahuwirya."

"I-iya, Kek."

"Baik, lanjutkan ceritamu."

"Terus, mendiang bapak saya juga pernah jual bunga, makanya, saya diberi nama Bunga Kenanga. Sebab wanginya sangat harum jika sudah menguning."

"Oh, jadi kamu anak yatim?" tanya Baskoro.

"Iya. Saya tinggal bersama ibu saya."

"Kalau boleh tahu, nama toko bunga bapakmu apa?"

"Toko bunga?" Bunga mendadak kebingungan. Sebab, bapaknya sendiri hanya menjual bunga di sekitar makam dengan berbekal tikar.

"Iya."

"Tidak ada namanya, Kek. Bapak saya tinggal jual aja."

Baskoro mengangguk-angguk tanda mengerti. "Terus, kamu sendiri lulusan kampus mana?" tanya Baskoro yang benar-benar menginterogasi Bunga. "Dari Cambridge University, Stanford University atau Oxford?" tanyanya.

Glek!

Bunga langsung menelan ludah. 'Apalagi itu. Aku kan cuma lulusan SMA,' batinnya di dalam hati. Ia lalu berkata, "Um ... saya ...."

Ceklek!

Pintu ruangan Bryan terbuka lebar. Ia berhasil datang di waktu yang tepat usai dikirimi pesan oleh pengawalnya sebelum Bunga terlalu banyak bercerita kepada Baskoro.

***

Related chapters

  • Dari Babu Jadi Istri Konglomerat   Bab 3. Isi Surat Perjanjian

    "Dia kampusnya di dalam negeri, Kek," ucap Bryan dalam keadaan yang masih ngos-ngosan. Ia kemudian menyeka keringat di dahinya. "Lebih tepatnya, dia mahasiswa Sastra Inggris."Pandangan Baskoro langsung teralihkan ke arah Bunga. "Really? So, you can speak English, Bunga?" tanyanya.Glek!Bunga kembali menelan ludah. Raut wajahnya amat menegang. Bahkan, muncul keringat sebesar jagung di dahinya. 'Aduh, ngomong apa si kakek?' batinnya. Ia kemudian menundukkan kepalanya ke bawah. 'Lagian mana mungkin aku kuliah di Sastra Inggris?' batinnya yang mulai ketir-ketir. 'Aku saja bisanya cuma yes-no, yes-no.'Bryan mengangguk ke arah Baskoro. Lalu, dia menggenggam tangan Bunga yang sangat dingin seperti habis dari kulkas. Bunga pun langsung kaget saat tangan kekar nan hangat menggenggamnya. Ia pun hendak melepaskannya. Akan tetapi, Brtan mencegah dirinya. "Dia tak terlalu lancar, Kek, soalnya dia berhenti kuliah saat semester dua, makanya dia cuma bisa basic saja," elaknya. 'Semoga saja kali in

    Last Updated : 2023-12-07
  • Dari Babu Jadi Istri Konglomerat   Bab 4. Resmi Menikah

    "Mengapa Anda malah merestui hubungan pernikahan mereka, Tuan Baskoro?" tanya salah satu sahabatnya yang selama ini selalu berada di dekatnya baik susah maupun senang. "Padahal, cucu Anda dan calon istrinya telah menipu Anda."Baskoro yang sedang memegang alat pancing di tangannya melirik ke arah sahabatnya, Wiyoko. Dia kemudian tertuju kembali arah sungai yang biasa ia gunakan untuk memancing ikan bersama sahabatnya sambil menikmati angin malam. "Saya sebenarnya sudah tahu kalau mereka telah menipu saya sejak awal, Tuan Wiyoko," ucapnya. "Ditambah, informasi detail dari mata-mata saya semakin membuat saya semakin yakin kalau calon istri Bryan adalah orang yang saya cari."Wiyoko menoleh ke arah Baskoro. Ada tanda tanya besar di kepalanya. "Maksud Anda apa?" tanyanya."Entah mengapa, setiap saya melihat calon istri cucu saya, membuat saya teringat akan seseorang."Kedua mata Wiyoko pun langsung menyipit. "Siapa yang Anda maksud?" tanyanya."Seruni," jawab Baskoro dengan singkat."Seru

    Last Updated : 2023-12-07
  • Dari Babu Jadi Istri Konglomerat   Bab 5. Ciuman Pertama Bunga

    Suara ponsel Bryan berdering di pukul 2 pagi dan membuat Bunga terbangun. Ia pun hendak beranjak dari tidurnya, tetapi Bryan tiba-tiba terbangun dan meraih ponselnya. "Halo, Sayang," ujar Bryan sambil mengucek kedua matanya. "Kenapa kamu telepon aku di jam-jam segini? Kamu gak tidur kah?"'Kamu gak suka ya kalau aku telepon?' tanya Cassandra dengan suara yang terdengar ngambek. 'Apa jangan-jangan kamu habis melakukan malam pertama sama babu itu?' cecarnya dengan banyak pertanyaan. 'Ayo ngaku!'Dahi Bryan pun langsung mengernyit mendengarnya. "Malam pertama apa maksud kamu sih?" tanya Bryan sambil mengucek kedua matanya. "Aku lagi tidur sendirian kok di ranjang aku. Sementara, dia di sofa. Lagian, siapa juga yang mau menyentuhnya? Dia saja bau bawang gitu."Bunga yang mendengar ucapan Bryan secara refleks mencium bau tubuhnya. 'Apa aku sebau itu, ya?' batinnya. 'Padahal aku sudah pakai tawas di ketiak dan sering minum jamu. Aku bahkan sering ganti pakaian dan pakai parfum.''Bohong!'

    Last Updated : 2023-12-07
  • Dari Babu Jadi Istri Konglomerat   Bab 6. Malam Pertama Pengantin Baru

    Wiyoko dan Baskoro langsung menunduk malu saat melihat Bryan terlihat beringas mencium bibir Bunga. Mereka sama-sama mendadak salah tingkah karena adegan itu.Tanpa berkata sepatah kata, Baskoro menarik tangan Wiyoko keluar agar tak mengganggu kedua cucunya yang sedang menghabiskan malam pertama mereka berdua.Setelah itu, Baskoro segera menutup pintu kamar Bryan lagi dengan pelan.***Baskoro segera mengusap keringat di dahinya. Lalu, dia melirik ke arah Wiyoko. Dan secara bersamaan, mereka tersenyum lebar. Lalu, diikuti dengan tawa yang langsung lepas begitu saja."Benar kan apa kata saya?" tanya Wiyoko kepada Baskoro. Mereka itu tak mungkin berpura-pura, Tuan. Rumor yang mengatakan Bryan menyukai Cassandra tidaklah benar. Buktinya Bryan tadi mesra sekali dengan istrinya.""Iya, Tuan," ucap Baskoro yang dibuat kesemsem saat mengingat ciuman itu. "Sumpah, saya benar-benar kaget saat melihat mereka berciuman seperti itu."Wiyoko kemudian menepuk pundak kanan Baskoro. Lalu, dia menatap

    Last Updated : 2023-12-20
  • Dari Babu Jadi Istri Konglomerat   Bab 7. Susu Untuk Tuan Bryan

    "Wih, ini dapur apa gimana?" tanya Bunga pada dirinya sendiri yang dibuat takjub dengan dapur di rumah Bryan. "Luas banget dapurnya." Bunga terlihat takjub sekaligus kebingungan dengan isi dapur rumah Bryan yang begitu luas. Bahkan, luasnya hampir sama dengan luas rumahnya yang ada di kampungnya. Bahkan, peralatannya juga sangat lengkap dan bersih. "Di mana ya aku cari susu coklat?" tanya Bunga tiba-tiba yang teringat dengan tujuan awalnya. Sebab, dia sendiri belum pernah masuk ke dapur itu. Bahkan, rumah yang ia datangi awal-awal bekerja bukanlah rumah yang ia tempati sekarang. Sebab, rumah sebelumnya lebih kecil dan tak memiliki dapur seluas itu. Bunga pun berjalan ke arah kulkas dua pintu yang begitu besar. "Ini apa ya?" tanyanya pada dirinya sendiri. Ia pun segera menarik pintu kulkas itu. Sejenak, Bunga dibuat takjub dengan kulkas yang begitu besar dan isinya sangat lengkap. "Waaah, ternyata ini kulkas. Masyaallah, ada banyak bahan makanan di sini!" Kedua pipinya langsung meng

    Last Updated : 2023-12-20
  • Dari Babu Jadi Istri Konglomerat   Bab 8. Obat Per4ngsang Dari Kakek

    Bryan semakin melambung tinggi. Ia merasa semua orang memang harus tunduk padanya, tak terkecuali babu tua di hadapannya.Bunga pun langsung meraih tangan Darsih agar Darsih tidak bersimpuh di kaki Bryan. "Bibi, tolong jangan lakukan itu!" ucapnya kepada Darsih.Akan tetapi, Darsih justru langsung menolak permintaan Bunga. "Tidak, Nyonya. Tolong jangan cegah saya," ucapnya yang terus bersimpuh di kaki Bryan. "Ini adalah kesalahan saya.""Astaghfirllah, Bi, Bi Darsih tak pantas melakukannya," ucap Bunga. "Ini gak boleh. Ini gak sopan. Bi Darsih ini lebih tua dari kami berdua.""Tidak, Nyonya. Tetap saja, saya harus bersimpuh di kaki Tuan Bryan sebagai bentuk permintaan maaf saya."Bunga pun segera beralih kepada Bryan. "Mas Bryan, aku mohon, tolong hentikan Bi Darsih," ucapnya dengan sungguh-sumgguh.Akan tetapi, Bryan nampak tak peduli. "Bodo amat!" ucap Bryan. Tiba-tiba, secara bersamaan, Bryan mendengar suara Baskoro yang terbatuk-batuk dari balik pintu dapur. Lantas, pandangannya

    Last Updated : 2023-12-22
  • Dari Babu Jadi Istri Konglomerat   Bab 9. Tragedi Di Kamar Mandi

    Baskoro langsung melirik ke arah Wiyoko. Lalu, tak lama setelah itu tersungginglah bibirnya dengan lebar. Ia seakan seperti baru mendapatkan durian runtuh."Sepertinya, obat per4ngsang yang saya taruh di minuman mereka terlalu banyak, Tuan," ucap Baskoro yang tertawa cekikikan kepada Wiyoko. "Sampai-sampai mereka berdua berteriak kencang kayak tadi."Wiyoko yang turut menguping teriakan Bryan langsung menutupi bibirnya saking menahan tawa. Sebab, akhirnya apa yang mereka inginkan kejadian juga. "Iya, Tuan. Lain kali satu kapsul cukup kali, ya. Jangan kebanyakan kayak tadi."Baskoro mengangguk kegirangan. "Iya, Tuan," ucapnya. "Mari, Tuan, kita kembali lagi ke kamar saya. Jangan ganggu mereka yang lagi malam pertama."***Bunga langsung menutup kedua matanya dan memutar tubuhnya membelakangi Bryan. Ia sangat kaget karena Bryan yang hanya memakai handuk. Dia bisa dengan jelas melihat betapa six packnya perut Bryan. "Astaghfirullah, tadi itu apa?" tanyanya kepada dirinya sendiri. Detak ja

    Last Updated : 2023-12-23
  • Dari Babu Jadi Istri Konglomerat   Bab 10. Siapa Allah?

    "Jika kekasih saya bertanya mengenai apa yang kita lakukan setelah kita menikah, katakan kalau kita hanya berpura-pura. Termasuk saat kita tidur bareng. Intinya saya mau Anda berbohong jika dia tanya tentang apa yang terjadi, termasuk ciuman kita dan ... ya pokoknya Anda harus pinter-pinter ngeles."Bunga mengangguk tanda mengerti. "Baik, Tuan," ucapnya. Meski sebenarnya, hal itu sangat jauh dari hati nuraninya. Namun, apalah daya dia yang hanya bisa mematuhi segala permintaan tuannya."Bagus, ini yang memang saya mau dari Anda!" ujar Bryan kepada Bunga. Ia kemudian memajukan tubuhnya ke depan. "Lalu ... ini yang tak kalah pentingnya," ucap Bryan yang nampak serius."Apa, Tuan?" tanya Bunga.Bryan kemudian menatap dengan lekat kedua mata Bunga. "Orang-orang tahunya Anda adalah istri saya. Otomatis, akan banyak yang akan mengincar dan menyakiti Anda. Saya mau selama masa kontrak, Anda tetap dikawal oleh pengawal saya jika Anda mau keluar rumah. Sebab, sangat berbahaya buat Anda.""Saya

    Last Updated : 2023-12-24

Latest chapter

  • Dari Babu Jadi Istri Konglomerat   Bab 14. Keluarga Abraham

    "Dengarkan saya baik-baik. Ini penting sekali," ucap Bryan kepada Bunga dengan sungguh-sungguh."Apa hal penting yang ingin Tuan bicarakan dengan saya?" tanya Bunga. "Kenapa Tuan Bryan nampak gelisah begitu?"Bryan pun menarik nafas panjang. Lalu, dia berkata, "maafkan saya, sebab tadi saya tidak ikut dengan Anda," ucapnya. "Harusnya saya ikut serta dengan Anda agar Calvin tak menyakiti Anda."Dahi Bunga langsung mengernyit. Ia tak paham dengan maksud Bryan. "Calvin? Siapa dia, Tuan?" tanyanya."Dia adalah salah satu anggota keluarga Abraham," ucap Bryan. "Dan keluarga Abraham sendiri dikenal sebagai keluarga yang bengis dan tak punya hati. Mereka tak akan segan-segan menyakiti orang-orang yang bersinggungan langsung dengan mereka."Bunga nampak manggut-manggut tanda mengerti."Nah, bicara tentang Calvin, dia sendiri adalah anak dari Tuan Clayton," jawab Bryan. "Dia dan papanya sangat jahat, terutama papanya. Makanya, saya mau Anda berhati-hati dengan mereka. Sebab, saya tak mau merek

  • Dari Babu Jadi Istri Konglomerat   Bab 13. Kemakan Ucapan Sendiri

    "Sampai kapan Anda mengikuti saya?" tanya Calvin kepada pengawalnya yang terkena tambak. Meski pelurunya tak sampai bersarang di lengan sang pengawal, tetap saja darah segar terus mengucur deras di sana. "Apakah Anda tak ada niatan untuk mengobati luka Anda dulu?"Calvin tiba-tiba terhenti saat dia sudah sampai di depan kamarnya. Lalu, dia memutar tubuhnya ke belakang. Menatap kedua mata pengawalnya yang sudah berada dalam posisi sikap siap. "Lebih baik Anda obati dulu luka Anda," ucapnya. "Sepertinya luka Anda lebih parah daripada luka saya.""Siap, tidak, Tuan," ucap sang pengawal. "Saya tak akan mengobati luka saya sebelum luka Anda diobati terlebih dahulu.""Whatever!" ucap Calvin yang langsung masuk ke kamarnya. "Yang penting saya sudah memberi tahu Anda."***Makanan sudah tersaji di depan Calvin. Ada ayam goreng madu yang menjadi makanan utamanya. Sudah lama, dia tak makan makanan mewah itu. Sebab, selama dia berada di luar, dia lebih banyak makan nasi padang yang kini telah me

  • Dari Babu Jadi Istri Konglomerat   Bab 12. Jatuh Cinta Pandangan Pertama

    'Sialan! Aku tak bisa kabur lagi kalau begini,' batin Calvin yang benar-benar tak bisa kabur lagi. Sebab, pada akhirnya dia hanya bisa pasrah. Pelariannya selama 4 bulan untuk menghindari perjodohan dengan sepupunya rasanya sia-sia saja.Di saat bersamaan, Calvin tiba-tiba mendengar suara ponsel berdering. Lalu, salah satu orang pengawalnya berbicara. "Halo, Tuan Clayton," ucapnya.Kemudian terdengarlah suara Clayton–papa Calvin– di balik telepon. 'Apakah Anda sudah menemukan putera saya?' tanyanya yang terdengar sangat berat."Sudah, Tuan Clay," ucap pengawal itu. "Sesuai laporan dari mata-mata kita, Tuan Calvin memang menyamar sebagai tukang pengemis."'Apa? Pengemis?' tanya Clayton yang terdengar kaget di balik telepon."Betul, Tuan."'Di mana dia sekarang?' tanya Clayton."Sekarang putera Anda bersama dengan kami," ucap sang pengawal. "Lebih tepatnya Tuan Calvin berada di samping saya."'Bagus! Segera bawa dia ke sini.'***Seorang pria paruh baya dengan rokok di tangannya menuju

  • Dari Babu Jadi Istri Konglomerat   Bab 11. Pengemis Di Pasar Turi

    "Tuan, bolehkah saya izin keluar hari ini?" tanya Bunga sebelum Bryan berangkat ke kantornya. Sebab, walau bagaimanapun, Bryan adalah majikannya sekaligus suaminya. Meski status mereka hanyalah sebagai pasangan kontrak."Anda memangnya mau ke mana?" tanya Bryan yang sudah siap-siap pergi. Bunga pun menjawab, "Saya mau ke pasar."Dahi Bryan langsung mengernyit. "Pasar? Apa itu?" tanya Bryan. "Apakah maksud Anda pasar saham?"Bunga langsung menahan tawa mendengar pertanyaan Bryan. 'Apakah Tuan Bryan gak pernah ke pasar ya?' batinnya."Kenapa Anda malah diam?""Maaf, Tuan," ucap Bunga. Ia kemudian mulai menjelaskan apa itu pasar. "Jadi, pasar itu tempat jual beli, seperti beli sayuran, buah, daging, dan masih banyak lagi.""Kayak mall gitu kah?""Iya.""Oh, emang Anda mau ngapain?""Belanja kebutuhan dapur."Kedua mata Bryan pun langsung berbinar-binar. "Apakah Anda mau masak rawon lagi?" tanyanya yang belum bisa move on dengan rasa rawon yang begitu pas di lidahnya."Tidak," ucap Bunga.

  • Dari Babu Jadi Istri Konglomerat   Bab 10. Siapa Allah?

    "Jika kekasih saya bertanya mengenai apa yang kita lakukan setelah kita menikah, katakan kalau kita hanya berpura-pura. Termasuk saat kita tidur bareng. Intinya saya mau Anda berbohong jika dia tanya tentang apa yang terjadi, termasuk ciuman kita dan ... ya pokoknya Anda harus pinter-pinter ngeles."Bunga mengangguk tanda mengerti. "Baik, Tuan," ucapnya. Meski sebenarnya, hal itu sangat jauh dari hati nuraninya. Namun, apalah daya dia yang hanya bisa mematuhi segala permintaan tuannya."Bagus, ini yang memang saya mau dari Anda!" ujar Bryan kepada Bunga. Ia kemudian memajukan tubuhnya ke depan. "Lalu ... ini yang tak kalah pentingnya," ucap Bryan yang nampak serius."Apa, Tuan?" tanya Bunga.Bryan kemudian menatap dengan lekat kedua mata Bunga. "Orang-orang tahunya Anda adalah istri saya. Otomatis, akan banyak yang akan mengincar dan menyakiti Anda. Saya mau selama masa kontrak, Anda tetap dikawal oleh pengawal saya jika Anda mau keluar rumah. Sebab, sangat berbahaya buat Anda.""Saya

  • Dari Babu Jadi Istri Konglomerat   Bab 9. Tragedi Di Kamar Mandi

    Baskoro langsung melirik ke arah Wiyoko. Lalu, tak lama setelah itu tersungginglah bibirnya dengan lebar. Ia seakan seperti baru mendapatkan durian runtuh."Sepertinya, obat per4ngsang yang saya taruh di minuman mereka terlalu banyak, Tuan," ucap Baskoro yang tertawa cekikikan kepada Wiyoko. "Sampai-sampai mereka berdua berteriak kencang kayak tadi."Wiyoko yang turut menguping teriakan Bryan langsung menutupi bibirnya saking menahan tawa. Sebab, akhirnya apa yang mereka inginkan kejadian juga. "Iya, Tuan. Lain kali satu kapsul cukup kali, ya. Jangan kebanyakan kayak tadi."Baskoro mengangguk kegirangan. "Iya, Tuan," ucapnya. "Mari, Tuan, kita kembali lagi ke kamar saya. Jangan ganggu mereka yang lagi malam pertama."***Bunga langsung menutup kedua matanya dan memutar tubuhnya membelakangi Bryan. Ia sangat kaget karena Bryan yang hanya memakai handuk. Dia bisa dengan jelas melihat betapa six packnya perut Bryan. "Astaghfirullah, tadi itu apa?" tanyanya kepada dirinya sendiri. Detak ja

  • Dari Babu Jadi Istri Konglomerat   Bab 8. Obat Per4ngsang Dari Kakek

    Bryan semakin melambung tinggi. Ia merasa semua orang memang harus tunduk padanya, tak terkecuali babu tua di hadapannya.Bunga pun langsung meraih tangan Darsih agar Darsih tidak bersimpuh di kaki Bryan. "Bibi, tolong jangan lakukan itu!" ucapnya kepada Darsih.Akan tetapi, Darsih justru langsung menolak permintaan Bunga. "Tidak, Nyonya. Tolong jangan cegah saya," ucapnya yang terus bersimpuh di kaki Bryan. "Ini adalah kesalahan saya.""Astaghfirllah, Bi, Bi Darsih tak pantas melakukannya," ucap Bunga. "Ini gak boleh. Ini gak sopan. Bi Darsih ini lebih tua dari kami berdua.""Tidak, Nyonya. Tetap saja, saya harus bersimpuh di kaki Tuan Bryan sebagai bentuk permintaan maaf saya."Bunga pun segera beralih kepada Bryan. "Mas Bryan, aku mohon, tolong hentikan Bi Darsih," ucapnya dengan sungguh-sumgguh.Akan tetapi, Bryan nampak tak peduli. "Bodo amat!" ucap Bryan. Tiba-tiba, secara bersamaan, Bryan mendengar suara Baskoro yang terbatuk-batuk dari balik pintu dapur. Lantas, pandangannya

  • Dari Babu Jadi Istri Konglomerat   Bab 7. Susu Untuk Tuan Bryan

    "Wih, ini dapur apa gimana?" tanya Bunga pada dirinya sendiri yang dibuat takjub dengan dapur di rumah Bryan. "Luas banget dapurnya." Bunga terlihat takjub sekaligus kebingungan dengan isi dapur rumah Bryan yang begitu luas. Bahkan, luasnya hampir sama dengan luas rumahnya yang ada di kampungnya. Bahkan, peralatannya juga sangat lengkap dan bersih. "Di mana ya aku cari susu coklat?" tanya Bunga tiba-tiba yang teringat dengan tujuan awalnya. Sebab, dia sendiri belum pernah masuk ke dapur itu. Bahkan, rumah yang ia datangi awal-awal bekerja bukanlah rumah yang ia tempati sekarang. Sebab, rumah sebelumnya lebih kecil dan tak memiliki dapur seluas itu. Bunga pun berjalan ke arah kulkas dua pintu yang begitu besar. "Ini apa ya?" tanyanya pada dirinya sendiri. Ia pun segera menarik pintu kulkas itu. Sejenak, Bunga dibuat takjub dengan kulkas yang begitu besar dan isinya sangat lengkap. "Waaah, ternyata ini kulkas. Masyaallah, ada banyak bahan makanan di sini!" Kedua pipinya langsung meng

  • Dari Babu Jadi Istri Konglomerat   Bab 6. Malam Pertama Pengantin Baru

    Wiyoko dan Baskoro langsung menunduk malu saat melihat Bryan terlihat beringas mencium bibir Bunga. Mereka sama-sama mendadak salah tingkah karena adegan itu.Tanpa berkata sepatah kata, Baskoro menarik tangan Wiyoko keluar agar tak mengganggu kedua cucunya yang sedang menghabiskan malam pertama mereka berdua.Setelah itu, Baskoro segera menutup pintu kamar Bryan lagi dengan pelan.***Baskoro segera mengusap keringat di dahinya. Lalu, dia melirik ke arah Wiyoko. Dan secara bersamaan, mereka tersenyum lebar. Lalu, diikuti dengan tawa yang langsung lepas begitu saja."Benar kan apa kata saya?" tanya Wiyoko kepada Baskoro. Mereka itu tak mungkin berpura-pura, Tuan. Rumor yang mengatakan Bryan menyukai Cassandra tidaklah benar. Buktinya Bryan tadi mesra sekali dengan istrinya.""Iya, Tuan," ucap Baskoro yang dibuat kesemsem saat mengingat ciuman itu. "Sumpah, saya benar-benar kaget saat melihat mereka berciuman seperti itu."Wiyoko kemudian menepuk pundak kanan Baskoro. Lalu, dia menatap

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status