Danuranda mulai mengatur napas dan mulai memikul pohon di punggungnya.
Danuranda mulai berjalan dengan berlahan. Baginya pohon itu tidaklah terlalu berat, hal yang membuatnya berat adalah lamanya perjalanan dirinya berlari mengelilingi hutan kabut kematian.
Danuranda mulai berlari mengikuti rute yang telah di buat oleh Ki Amar Sakti. Ia berlari dengan kecepatan sedang. Ia tidak ingin terlalu cepat, karena menyadari jika bukan jumlah berapa keliling yang di hitung, tapi lama waktunya.
Satu hal yang membuat Danuranda kebingungan. Rute yang di buat oleh Ki Amar Sakti selalu berada di area yang terkena sinar matahari. Sehingga membuat Danuranda terus menahan dahaganya.
Danuranda benar-benar merasa begitu haus saat melihat sebuah sungai yang ia lewati.
"Aku tidak tahu sebenarnya selebar apa hutan ini, sudah hampir 10 jam lebih, tapi aku masih belum juga kembali ke posisi awalku," guma
Beberapa saat kemudian, Ki Amar Sakti kembali dengan beberapa batang tebu hitam.“Berhubung tadi kau bilang masih kuat, bahkan sangat kuat, maka aku akan sedikit menambah porsi latihanmu.”Danuranda jelas sangat terkejut melihat puluhan batang tebu itu, dia menyadari jika puluhan batang tebu itu sebentar lagi akan membuat tubuhnya menjadi lebam. Sekali lagi, Danuranda mengutuk dirinya sendiri yang membuat dirinya menjadi begitu sial.Benar saja, Ki Amar Sakti langsung mengayunkan batang tebu itu ke bagian punggung Danuranda. Danuranda jelas langsung meringis kesakitan, akan tetapi masih tidak bergerak di posisi semula. Tidak hanya sekali, akan tetapi Ki Amar Sakti terus melakukan hal itu berkali-kali.Ki Amar Sakti tidak hanya memukul bagian punggung, tetapi juga bagian perut dan betis tidak luput dari pukulan batang tebu.Danuranda jelas merasakan jika seluruh tubuhnya sudah
Danuranda bergerak dengan cepat menyusuri hutan kematian. Sudah hampir 2 jam dirinya mencari, namun belum juga menemukan ayam hutan seekor saja."Kenapa hari ini mereka begitu sulit untuk di temukan, aku tidak menduga jika mencari ayak hutan akan sesulit ini," gerutu Danuranda.Danuranda merasa sedikit janggal. Bagaimana mungkin seekor ayam hutan tidak tersisa di dalam hutan kematian ini. Padahal beberapa hari yang lalu masih terasa begitu banyak ayam hutan yang berkeliaran."Aku yakin ini pasti ulah guru, dia benar-benar sudah mempersiapkan semuanya dengan sangat matang," pikir Danuranda.Danuranda terus menyusuri hutan tanpa berhenti untuk beristirahat.Ia benar-benar merasa putus asa, karena sudah beberapa jam berlalu, namun ia belum juga menemukan seekor ayam hutan sekalipun.Danuranda sudah bertekad tidak ingin pulang dengan tangan kosong. Minimal ia harus membawa satu ekor a
Danuranda jelas terkejut dengan serangan tiba-tiba yang di buat oleh serigal perak itu, karena dia benar-benar baru sudah menyantap makanan dalam jumlah besar."Serigala perak, ini jelas lebih merepotkan dari pada harimau putih pemangsa," gerutu Danuranda.Serigala perak memiliki kekuatan yang lebih besar dari pada serigala lain pada umumnya. Serigala perak memiliki kecerdasaan yang tidak jauh berbeda dari manusia pada umumnya."Baiklah, mari kita lihat hasil latihanku dalam beberapa hari yang lalu, apa sudah ada perkembangan atau mentok di tempat yang sama,"Danuranda langsung menarik pedangnya dengan cepat. Ia langsung menyerang serigala perak itu. Serigala perak itu dengan cepat mampu menghindari serangan dari Danuranda.Serigala perak bukan tanpa perlawanan. Serigala perak itu tanpa ampun juga menyerang Danuranda, tanpa merasa takut sedikitpun.Keduanya t
Danuranda yang berhasil menghabisi serigala perak terkapar tidak sadarkan diri. Ki Amar Sakti yang melihat hal itu langsung melesat mendekati Danuranda."Dia hanya sedikit kelelahan saja, mungkin besok dia akan sadarkan diri, sebaiknya aku mengawasi situasi di sekitar di sini," Ki Amar Sakti melepaskan tenaga dalamnya untuk membuat semua hewan buas yang berjarak tidak jauh dari tempat Danuranda terkapar langsung menjauhkan diri dari lokasi itu.Ki Amar Sakti meloncat ke dahan pohon yang tidak jauh dari Danuranda yang terkapar tidak sadarkan diri.Ki Amar Sakti mengambil posisi duduk bersila dan mulai bersemedi. Meskipun begitu tidak ada seekor hewan buas yang berani mendekatinya dalam jarak 1 kilo meter.Tekanan tenaga dalam yang di lepaskan Ki Amar Sakti benar-benar berhasil membuat semua hewan buas menjadi ketakutan.***Malam berlalu dengan cepat. Sinar ma
Danuranda kembali berdiri dengan kuda-kuda tarungnya. Meskipun sudah terluka parah, tapi ia masih mencoba terus berdiri dengan kuda-kuda tarung sempurna.Danuranda menancapkan pedangnya ke tanah, lalu berkata, "Aku akan menghadapi mu dengan tangan kosong,"Sedetik kemudian Danuranda sudah kembali menyerang pria bertopeng itu. Kombinasi pukulan dan tendangan berhasil membuat pertarungan keduanya semakin sengit.Tidak hanya kombinasi tinju dan tendangan. Danuranda secara tidak sadar juga menggunakan metode pertarungan tangkap lepas, metode pertarungan ini membutuhkan kecepatan dan kesigapan.Beberapa kali juga Danuranda melepaskan jurus tendangan cambuk buaya. Terkadang Danuranda memotong tendangannya yang berhasil mendarat tepat di punggung atas pria bertopeng itu.SlashhhhDanuranda melesat cepat memberikan sapuan terhadap pria bertopeng. Pria bertopeng yang
Daratan Nusantara, Kota Sunda Palapa di wilayah padepokan Tirta Kencana.Padepokan Tirta Kencana adalah salah satu padepokan terbesar aliran putih di daratan pulau jawa. Padepokan Tirta Kencana di pimpin oleh ketua Ki Demang. Salah satu pendekar pilih tanding di pulau jawa."Bopo, jika aku besar nanti. Aku ingin sekuat dirimu," ucap Danuranda yang berada di pangkuan Ki Demang.Ki Demang hanya tersenyum sambil mengelus lembut kepala Danuranda. Entah kenapa beberapa hari ini, Ki Demang ingin terus menghabiskan waktunya bersama putra semata wayangnya dengan adinda Sekar Wangi."Randa harus menjadi lebih kuat dari bopo dan melindungi seluruh orang yang Randa sayang," kata Ki Demang sambil tetap mengelus lembut kepala Danuranda."Bopo, tidak usah khawatir, aku bahkan akan lebih kuat dari bopo.""Ku lihat beberapa hari ini kanda terlalu memanjakan putra kita," ucap
Hanya dalam beberapa jam saja, seluruh penghuni padepokan Tirta Kencana habis terbunuh oleh pasukan aliran hitam. Bahkan Sekar Wangi harus menerima kematian paling mengenaskan.Sekar Wangi harus puas di gauli oleh Ki Sangeti beberapa kali dan beberapa orang anak buah nya juga ikut menggauli Sekar Wangi, sebelum menerima kematian saat sebilah pedang manancap di dadanya.Danuranda yang menyaksikan hal itu. Membuat dirinya kesulitan bernapas untuk beberapa saat. Lantas ia langsung berlari sekuat tenaga meninggalkan padepokan Tirta Kencana. Na'as bagi Danuranda, karena pelariannya diketahui oleh anak buah Ki Sangeti.Danuranda terus berlari sekuat tenaganya, ia berlari dengan sangat cepat memasuki hutan. Meskipun Danuranda masih beusia belia fisik milik Danuranda sudah sangat bagus, karena sudah sering di latih oleh orang tuanya sejak berusia sangat dini.Anak buah Ki Sangeti jelas cukup terkejut melihat
Beberapa bulan kemudian Danuranda terus membantu bu Tais mencari kayu bakar di tengah hutan. Danuranda pun sudah mulai bergaul dengan anak seusia dirinya.Bu Tais benar-benar merasa bahagia dengan kehadiran Danuranda. Ia benar-benar merasakan memiliki seorang anak yang ia dambakan selama ini.Danuranda menjadi seorang anak yang begitu berbakti. Setiap pagi hari, ia membantu bu Tais mencari kayu bakar di hutan. Bahkan setiap sore, tidak jarang Danuranda membantu membelah kayu di belakang rumah.Namun bukan berarti Danuranda melupakan tekadnya untuk membalaskan kematian kedua orang tuanya. Tekadnya tetap bulat akan menghabisi Ki Sangeti dan keroco-keroconya sampai tidak tersisah sedikitpun.Semakin hari dendam itu semakin membara dan semakin besar pula. Hasrat Danuranda sudah sangat besar untuk membunuh Ki Sangeti. Bahkan setiap mencari kayu bakar di hutan, Danuranda tidak pernah lupa untuk melatih fis
Danuranda kembali berdiri dengan kuda-kuda tarungnya. Meskipun sudah terluka parah, tapi ia masih mencoba terus berdiri dengan kuda-kuda tarung sempurna.Danuranda menancapkan pedangnya ke tanah, lalu berkata, "Aku akan menghadapi mu dengan tangan kosong,"Sedetik kemudian Danuranda sudah kembali menyerang pria bertopeng itu. Kombinasi pukulan dan tendangan berhasil membuat pertarungan keduanya semakin sengit.Tidak hanya kombinasi tinju dan tendangan. Danuranda secara tidak sadar juga menggunakan metode pertarungan tangkap lepas, metode pertarungan ini membutuhkan kecepatan dan kesigapan.Beberapa kali juga Danuranda melepaskan jurus tendangan cambuk buaya. Terkadang Danuranda memotong tendangannya yang berhasil mendarat tepat di punggung atas pria bertopeng itu.SlashhhhDanuranda melesat cepat memberikan sapuan terhadap pria bertopeng. Pria bertopeng yang
Danuranda yang berhasil menghabisi serigala perak terkapar tidak sadarkan diri. Ki Amar Sakti yang melihat hal itu langsung melesat mendekati Danuranda."Dia hanya sedikit kelelahan saja, mungkin besok dia akan sadarkan diri, sebaiknya aku mengawasi situasi di sekitar di sini," Ki Amar Sakti melepaskan tenaga dalamnya untuk membuat semua hewan buas yang berjarak tidak jauh dari tempat Danuranda terkapar langsung menjauhkan diri dari lokasi itu.Ki Amar Sakti meloncat ke dahan pohon yang tidak jauh dari Danuranda yang terkapar tidak sadarkan diri.Ki Amar Sakti mengambil posisi duduk bersila dan mulai bersemedi. Meskipun begitu tidak ada seekor hewan buas yang berani mendekatinya dalam jarak 1 kilo meter.Tekanan tenaga dalam yang di lepaskan Ki Amar Sakti benar-benar berhasil membuat semua hewan buas menjadi ketakutan.***Malam berlalu dengan cepat. Sinar ma
Danuranda jelas terkejut dengan serangan tiba-tiba yang di buat oleh serigal perak itu, karena dia benar-benar baru sudah menyantap makanan dalam jumlah besar."Serigala perak, ini jelas lebih merepotkan dari pada harimau putih pemangsa," gerutu Danuranda.Serigala perak memiliki kekuatan yang lebih besar dari pada serigala lain pada umumnya. Serigala perak memiliki kecerdasaan yang tidak jauh berbeda dari manusia pada umumnya."Baiklah, mari kita lihat hasil latihanku dalam beberapa hari yang lalu, apa sudah ada perkembangan atau mentok di tempat yang sama,"Danuranda langsung menarik pedangnya dengan cepat. Ia langsung menyerang serigala perak itu. Serigala perak itu dengan cepat mampu menghindari serangan dari Danuranda.Serigala perak bukan tanpa perlawanan. Serigala perak itu tanpa ampun juga menyerang Danuranda, tanpa merasa takut sedikitpun.Keduanya t
Danuranda bergerak dengan cepat menyusuri hutan kematian. Sudah hampir 2 jam dirinya mencari, namun belum juga menemukan ayam hutan seekor saja."Kenapa hari ini mereka begitu sulit untuk di temukan, aku tidak menduga jika mencari ayak hutan akan sesulit ini," gerutu Danuranda.Danuranda merasa sedikit janggal. Bagaimana mungkin seekor ayam hutan tidak tersisa di dalam hutan kematian ini. Padahal beberapa hari yang lalu masih terasa begitu banyak ayam hutan yang berkeliaran."Aku yakin ini pasti ulah guru, dia benar-benar sudah mempersiapkan semuanya dengan sangat matang," pikir Danuranda.Danuranda terus menyusuri hutan tanpa berhenti untuk beristirahat.Ia benar-benar merasa putus asa, karena sudah beberapa jam berlalu, namun ia belum juga menemukan seekor ayam hutan sekalipun.Danuranda sudah bertekad tidak ingin pulang dengan tangan kosong. Minimal ia harus membawa satu ekor a
Beberapa saat kemudian, Ki Amar Sakti kembali dengan beberapa batang tebu hitam.“Berhubung tadi kau bilang masih kuat, bahkan sangat kuat, maka aku akan sedikit menambah porsi latihanmu.”Danuranda jelas sangat terkejut melihat puluhan batang tebu itu, dia menyadari jika puluhan batang tebu itu sebentar lagi akan membuat tubuhnya menjadi lebam. Sekali lagi, Danuranda mengutuk dirinya sendiri yang membuat dirinya menjadi begitu sial.Benar saja, Ki Amar Sakti langsung mengayunkan batang tebu itu ke bagian punggung Danuranda. Danuranda jelas langsung meringis kesakitan, akan tetapi masih tidak bergerak di posisi semula. Tidak hanya sekali, akan tetapi Ki Amar Sakti terus melakukan hal itu berkali-kali.Ki Amar Sakti tidak hanya memukul bagian punggung, tetapi juga bagian perut dan betis tidak luput dari pukulan batang tebu.Danuranda jelas merasakan jika seluruh tubuhnya sudah
Danuranda mulai mengatur napas dan mulai memikul pohon di punggungnya.Danuranda mulai berjalan dengan berlahan. Baginya pohon itu tidaklah terlalu berat, hal yang membuatnya berat adalah lamanya perjalanan dirinya berlari mengelilingi hutan kabut kematian.Danuranda mulai berlari mengikuti rute yang telah di buat oleh Ki Amar Sakti. Ia berlari dengan kecepatan sedang. Ia tidak ingin terlalu cepat, karena menyadari jika bukan jumlah berapa keliling yang di hitung, tapi lama waktunya.Satu hal yang membuat Danuranda kebingungan. Rute yang di buat oleh Ki Amar Sakti selalu berada di area yang terkena sinar matahari. Sehingga membuat Danuranda terus menahan dahaganya.Danuranda benar-benar merasa begitu haus saat melihat sebuah sungai yang ia lewati."Aku tidak tahu sebenarnya selebar apa hutan ini, sudah hampir 10 jam lebih, tapi aku masih belum juga kembali ke posisi awalku," guma
Danuranda tidak pernah berhenti membujuk Ki Amar Sakti untuk mengajari dirinya ilmu kanuragan.Namun tidak perduli seberapa keras Danuranda membujuk. Ki Amar Sakti tetap dengan pendiriannya, yaitu tidak akan mengajarkan apapun kepada Danuranda yang berkaitan dengan ilmu kanuragan."Kek, angkatlah aku menjadi muridmu," bujuk Danuranda hampir setiap hari kepada Ki Amar Sakti."Aku tidak akan mengajarkan apapun kepadamu tentang sesuatu yang berkaitan dengan kanuragan." jawab Ki Amar Sakti dengan singkat.Danuranda yang sudah mendengar jawaban seperti itu setiap harinya. Jadi tidak ada rasa sakit lagi mendengar jawaban dari Ki Amar Sakti."Aku akan tetap disini, apapun yang terjadi kek. Aku harap kakek bersedia mengangkatku menjadi muridmu," ucap Danuranda sambil berjalan keluar dari gua.Setelah gagal membujuk Ki Amar Sakti. Danuranda selalu menghabiskan harinya dengan melatih kemampuan fisiknya di sekitar gua. Mulai dari memukul batang p
Ki Amar Sakti berhasil meraih tubuh Danuranda. Ia lantas dengan cepat membawa Danuranda ke dalam gua yang menjadi tempat tinggalnya setelah mundur dari dunia persilatan.Ketika tiba di dalam gua, Ki Amar Sakti langsung membaringkan Danuranda ke atas sebuah batu besar. Ki Amar Sakti lalu mulai memeriksa keadaan Danuranda.Ki Amar Sakti nampak mengerenyitkan dahinya. Ia benar-benar di buat terkejut karena tubuh pemuda (Danuranda) yang di tolong olehnya sudah mencapai di ambang batasnya. Sedikit saja terlambat, maka nyawanya akan melayang."Aku rasa kita berjodoh nak, tanpa tenaga dalam saja kau dapat mengalahkan 5 ekor harimau putih pemangsa, bagaimana jika dirinya memiliki tenaga dalam?" pikir Ki Amar Sakti sambil mulai mengalirkan tenaga dalamnya ke dalam tubuh Danuranda untuk membuat dirinya melewati masa kritisnya.Setelah melewati masih Kritisnya. Ki Amar Sakti langsung pergi meninggalkan Danurand
Harimau putih pemangsa itu semakin dekat dengan Danuranda. Saat jarak harimau putih pemangsa itu semakin dekat dengannya, Danuranda teringat jika dirinya membawa sebilah pedang di punggungnya yang di berikan pria paruh baya sebelum memasuki hutan kematian.SRETTTTDanuranda langsung menarik pedangnya dan menebaskan pedang itu ke arah perut harimau putih pemangsa itu.Sedetik kemudian, harimau putih pemangsa itu terkapar mati dengan perut yang keluar, akibat sayatan pedang Danuranda."Aku selamat," Danuranda mengelus dadanya dengan lega.Danuranda memilih bersandar di sebuah pohon yang tidak jauh dari mayat harimau putih pemangsa itu. Namun belum sempat Danuranda menarik napas terlalu lama, ia sudah harus kembali bersiap menghadapi harimau putih pemangsa lainnya. Kali ini bukan satu ekor, namun lima ekor harimau putih pemangsa."Oh Sang Hyang Widi, kenapa kau begitu membenciku, sehingga kau kembali mengirim harimau pemangsa untuk melenyapkank