Terdengar suara seseorang yang berteriak seperti seorang pedagang yang meneriakkan dagangannya "Daniel si Legenda, Daniel si Penyendiri, Daniel yang Terkuat, Si hebat Daniel." Suara itu menggelegar ke seluruh kota dan membuat orang orang tertarik akan apa yang diteriakkan pedagang itu.
Lantas pedagang itu pun memulai promosinya setelah para penduduk kota berkumpul dari anak muda hingga orang tua bahkan yang usianya telah renta. "Dialah seorang yang tentunya diketahui oleh semua orang Daniel si kebenaran!." Teriaknya
"Sesosok yang sudah mengelilingi Dunia tanpa terlewat sedikitpun dan akhirnya mengetahui kebenaran sejati dari Dunia yang kita tinggali sekarang!."
"Seorang pengembara muda yang memulai debutnya dari umur 20 tahun dan mengelilingi dunia selama 25 tahun itu telah membuat dunia gempar dengan keberadaannya!."
"DIALAH DANIEL SANG PENGEMBARA!!!"
Teriak lalu teriak dan teriaknya lagi membuat suasana menjadi meriah yang membuat kerumunan menjadi semakin membesar dan membesar
Sambil menunjukkan sebuah buku lantas pedagang itu melanjutkan promosinya "seperti yang telah kita ketahui Daniel mempunyai buku catatan dan keluarganya memberikan buku catatan tersebut kepada publik agar bisa dicetak lebih banyak dan menjadikan Daniel lebih terkenal lagi"
Dia membuka buku sehelai demi sehelai dan mulai lagi berbicara "dari mulai petualangan di negeri langit, hutan rimba, dunia bawah laut, pulau es, hingga padang lumpur dia telah mengunjunginya tak terkecuali."
"Karena itu kami disini ingin menjual salinan buku catatan perjalanan Daniel selama 25 tahun dengan 1 set buku yang bejumlah 10 buah buku tebal catatan Daniel hanya dengan 25 keping koin emas kalian bisa mendapatkan 25 tahun perjalanannya." tawar penjual pada kerumunan.
"Kami menjualnya murah untuk kota ini. Buku catatan ini langka dan hanya terdapat beberapa ribu salinan di dunia ini dan menyebar di seluruh dunia."
Kerumunan orang orang pun mulai terbagi 2 yang mana 1 kubu meninggalkan tempat berjualan itu dengan kecewa karena tak bisa membeli buku itu dan orang orang kaya yang membeli buku itu.
"Ahh padahal aku ingin sekali membeli buku itu dan mengetahui kebenaran dari perjalanan Daniel." Ucap orang orang yang kecewa karena tak bisa membeli buku salinan itu.
Padahal kekecewaan mereka tak sepenuhnya dapat disayangkan karena siapa yang mengetahui kebenaran dari perjalanan Daniel yang sesungguhnya.
------------- memasuki sebuah kota yang di dalamnya terdapat banyak sekali keanehan-----------
"Keanehan sudah biasa terjadi di Kota Rean ini, dalam perjalanan mengembara nya, Daniel pasti mengunjungi tempat ini setidaknya 2 sampai 3 kali dalam 1 tahun dalam 25 tahun perjalanannya." Ucapku bergumam sambil membaca buku
"Hal itu tak terasa aneh karena orang orang disini mempunyai kekuatan spesial yang biasanya disebut sihir, setiap orang mempunyai bakat terhadap sihir mereka masing masing diantaranya ada orang yang bisa terbang dan juga membuat benda benda melayang, lalu ada yang bisa menyemburkan api dan air juga yang mempunyai bakat penyembuhan, seseorang yang lahir di kota itu pasti memiliki bakat mereka masing masing tanpa terkecuali. Hingga saat Daniel tiba segala kepercayaan penduduk kota Rean berubah. Dengan Daniel orang luar yang sebelumnya tak pernah ada hubungan dengan kota ini bisa mengeluarkan sesuatu seperti cahaya yang kita percayai bahwa itu adalah sihir dan sihir itu berbentuk hingga sekarang yang terletak di Museum Tengah Kota." Bacaku melanjutkan halaman selanjutnya dari buku yang kubaca yang kudapat dari depan museum
"Hmm jadi Daniel juga pernah menuju ke sini juga dan lagi dia menyempatkan untuk kembali ke sini dalam perjalanannya bahkan sampai 2 kali benar benar tak masuk akal" ucapku di depan cahaya Daniel yang ditinggalkan di Museum Tengah Kota
"Jadi mereka menjaga cahaya ini tetap menyala dengan menyuplai sihir listrik ke sesuatu yang Daniel tinggalkan bersama sihirnya huh?" analisaku di depan benda sihir itu
"Tapi bukankah ini termasuk berlebihan hanya karena sebuah cahaya orang orang sampai berdempetan dan tak membuat RUANG!?" Teriakku mengeluhkan kerumunan yang benar benar membuat tubuhku tak bisa bergerak.
-------------- menuju ke awal dari semua ini --------------
Aku adalah seorang remaja berusia 16 tahun yang berasal dari kota yang bersebelahan dengan kota Rean dan yaah aku kurang beruntung untuk mempunyai hal yang disebut keajaiban.
"Yaa mau bagaimana lagi?" Terkadang pemikiran seperti itu muncul setelah aku memikirkan soal sihir.
Hari ini adalah pertama kalinya aku menuju ke kota Rean meskipun kota yang ku tinggali bersebelahan dengan kota itu namun Rean sejak dulu menutup peradabannya dan hanya orang orang tertentu yang dapat akses keluar masuk.
"Sekarang sudah 1 abad setelah kepergian Daniel dari dunia ini dan Rean baru melaksanakan amanat Daniel pada mereka sekarang? Sebenarnya apa yang mereka lakukan pada 1 abad ini?" Gumamku saat berada dalam perjalanan menuju Rean.
Aku pergi ke Rean tak sendirian karena semua orang termasuk aku juga ingin memasuki kota sihir itu sejak lama jujur saja aku merasa sangat beruntung karena tak perlu waktu lama untukku agar bisa memasuki Rean. Kami pergi kesana menaiki kereta bertenaga naga darat dengan 3 rombongan yang masing masing membawa 25 orang. Aku merasa lebih bersyukur karena dapat pergi pada hari pertama dibukanya kota itu.
"Hei menurut mu nanti ada makanan apa saja disana Sie?" Tanya teman dekatku Matty yang juga telah menantikan kepergian kita ini.
"Hmm ntahlah Matty mungkin disana orang orang tak memakan makanan seperti kita para manusia biasa" jawabku sambil merayu Matty.
"Atau mungkin! Bisa saja mereka membuka akses itu karena stock daging manusia untuk dimakan mereka sudah habis dan sengaja membiarkan kita masuk untuk menjadikan kita makanan" lanjutku menakuti Matty.
"Hiiiks" teriak kecil Matty dengan perubahan raut wajah menjadi ketakutan.
"Hei jangan menakuti Matty seperti itu Sie!" Marah ibuku.
"Hehe maafkan aku yang barusan itu hanya bercanda Matty, dari buku yang kubaca soal Rean orang orang disana menjual banyak makanan manis" ucapku
"Benarkah? Kukira hal - hal yang berhubungan dengan sihir tak menyukai makanan manis" jawab polos Matty
"Ntahlah itu hanya dari buku yang kubaca, tapi siapa yang tahu soalnya yang memiliki akses keluar masuk sebelum akhirnya dibuka hanyalah orang orang penting bisa saja..." Ucapku berniat mengerjai Matty lagi
"Sie!?" Sela ibuku menghentikan ucapanku
Aku mulai terbawa terbahak melihat keadaan Matty yang mulai benar - benar ketakukan menanggapi ucapanku dengan serius dan ibuku terus menegurku setiap aku membuat keadaan Matty menjadi lebih ketakutan, orang orang disekitar kami pun ikut tertawa melihat keadaan kami. Kita semua benar benar menikmati perjalanan ini sampai tak memikirkan apa yang akan terjadi setelah perjalanan ini sampai menuju tujuan.
Beberapa saat telah berlalu sejak keadaan ceria tadi sekarang telah sampai kita semua di gerbang dari kota yang kita tuju.Semua orang yang ada di dalam rombongan termasuk aku terpaku kepada sesuatu yang sangat mencolok dan terlihat dari kejauhan sesaat sebelum mendekati gerbang Rean. Dan yaa benar kami melihat hal yang sungguh aneh tuk dilihat yaitu sesuatu yang tampak seperti burung berterbangan di atas kota namun sesuatu itu terlalu besar untuk menganggap itu burung dan siluet mereka terlihat seperti manusia."...." Situasi sangat hening hingga yang terdengar hanyalah suara kaki naga darat dan suara roda kereta yang ditarik oleh nya.Dan begitulah perjalanan kita ceria dan hening menurutku tak ada yang spesial meskipun aku ikut bingung dengan siluet itu dan masih memikirkan apa itu.Sesampainya di gerbang kami dicek dengan ketat dan secara rinci menggunakan suatu tongkat yang mengelu
Aku berlari cepat menuju kerumunan yang ada di belakang ku dan dengan teliti menelusuri sekitar, aku adalah pelari dan pengamat yang handal jadi aku dengan optimis mencari Matty dengan cermat tanpa menghiraukan perkataan ibu tadi."Maatttyy!" teriaku sambil memperhatikan sekitar, banyak sekali orang orang yang mirip sepertinya disini. Namun aku tahu kalau Matty takkan pernah menghiraukan panggilan dariku jadi aku terus berlari menghiraukan orang orang yang mirip dengannya.Orang orang sekitar jadi tefokus padaku dan iti memudahkan pencarianku dan petugas penjaga datang kepada ku lalu mencoba menenangkan diriku yang tengah panik."tenanglah kami akan membantu mencari temanmu" ucap penjaga ituAku diajak penjaga menuju ke ruang penjaga sambil panik dan mengocehkan hal yang tak berguna karena panik"tapi dia bukanlah orang yang akan bertahan sendirian di kota besar dan tersesa-" kepanikan ku terhenti mel
Kembali menuju saat ini. Setelah aku dan Matty pamit kepada ibu kita menaiki sapu terbang otomatis yang diberikan oleh boss kita saat memutuskan keluar dari pekerjaan kita 1 tahun lalu "ini tak seberapa tapi aku tahu kalian akan membutuhkannya, dan juga aku memodifikasi yang ini khusus untuk kalian" itulah katanya. Mungkin dia mengetahui alasan kita keluar dari pekerjaan itu namun itu tak mengherankan ketika mengetahui Bos kita dekat dengan Charles ayah dari Cindy.Kami terbang menuju Rean untuk menjemput Cindy. Saat ini dia adalah penyihir tulen dia belajar sihir hanya saat bersama kami jadi orangtuanya memanfaatkan hal ini dan membiarkan kami bermain bersamanya dan mengembangkan karakter anaknya.Semua orang di Rean memiliki status penyihir walaupun pekerjaan yang mereka dalami berbeda. Mereka yang dilihat sudah cukup meyakinkan akan direkomendasikan oleh orang tua mereka kepada penyihir yang mendalami pekerjaan nya menjadi penyihir lalu d
Matahari telah bersinar cukup terang, 'mungkin sudah tengah hari, kemarin benar benar menyenangkan' pikirku sambil keluar dari tenda kecil yang hanya muat dimasuki oleh 3 orang. Aku membuka tenda dan mencari sumber air di dekat tenda, mencari beberapa saat mengelilingi daerah yang sekiranya terdapat sumber air. Kakiku terasa panas karena pasir yang dipijak dan matahari yang tepat berada diatasku. Dan akhirnya aku pun tersadar bahwa kita terbangun di tengah padang pasir antah berantah dan mulai berteriak dan lari menuju tenda untuk membangunkan teman teman "hei kalian segera bangun dan" ucapanku terhenti melihat tenda yang kosong tanpa seorangpun disana yang tertidur.Aku benar benar panik sambil mencerna kejadian ini baik baik, memikirkan apa yang terjadi sambil mengecek apa saja yang ada bersamaku. Aku melihat 2 botol yang berisi air *sepertinya ini layak untuk diminum, 1 buah roti 'oooooh seperti nya Matty ingin menyantap ini diam diam saat kita tidur namun di
Serigala itu terus berbicara, Matty menghiraukan Cindy yang terlihat sangat serius menanggapi percakapan antar keduanya. Karena itu Matty pun berinisiatif mencari Sie ke arah selatan dengan berjalan kaki karena posisi sapu terbang otomatis tengah dipegang oleh Cindy. Cindy menyudahi percakapan nya dan hendak membicarakannya dengan Matty namun dia tak ada di tempat yang seharusnya dia berada.Ketiga sahabat ini memulai perjalanan hari keduanya dengan berpisah, Cindy terlihat sangat panik karna dialah yang ditinggalkan oleh teman temannya, Matty panik karena sahabat dari masa kecilnya hilang entah kemana, dan Sie terlihat biasa saja sambil terus berjalan menyusuri padang pasir dan mengeluhkan apa yang terjadi pada dirinya sendiri."ayolah kita tak punya waktu lagi!" ucap serigala pada Cindy "tapi aku kehilangan temanku barusan! apa kau tak punya hati? aku akan mencarinya dulu, kau tunggulah disini" ucap Cindy dengan panik "baiklah kutunggu dis
Suara tangisan bayi terdengar sangat kencang, aku beberapa kali mencoba untuk meninggalkannya namun berulang kali juga aku kembali untuk membawanya karena sisi kemanusiaan ku tak membiarkannya."ahhhh aku merindukan teman teman, menjaga bayi ternyata susah MAAFKAN AKU IBU!!!!" aku mengeluh dan berteriak kencang menyadari betapa susahnya menjadi seorang ibu dan membuat bayi yang ku gendong menangis lagi "bodohnya aku" ucapku sambil menenangkan bayinya.Untuk sementara ini aku memanggil bayi yang ada bersamaku dengan sebutan Frie kecil. Sekarang keseharianku selain berjalan tak jelas mencari teman teman tanpa arah namun juga mengurus bayi kecil yang kira kira umurnya baru menginjak 8 bulan. Sudah 2 hari sejak itu dan 2 hari itu benar benar menjadi perubahan besar dalam hidupku, setiap pagi membuat sarapan untukku dan menghaluskan makanan untuk Frie lalu menyuapinya, mengganti popoknya setiap beberapa jam dan lain lain.Omo
Gelap disini, tak terlihat apapun mau tak mau Cindy harus merapalkan mantra pengelihatan malam untuk bisa melihat sekitar dan tak ada yang lain selain warna hitam disini. Ntah bagaimana kakinya bisa menapak disini, karena penasaran dia terus menanyakan hal itu pada serigala yang menyebut dirinya sebagai ketua suku dari serigala bayangan dan hanya menjawab "ntahlah itu memang sudah ditakdirkan, jadi tak ada alasan khusus" Cindy menyerah untuk menanyakan itu dan mengikuti Serigala itu dengan diam.Mereka terus berjalan tanpa arah menuju depan tanpa tujuan, serigala juga tak pernah memberitahu kemana mereka akan pergi, hanya saja tubuh Cindy terasa menjadi lebih berat pada setiap langkah yang dilakukan olehnya."hei Serigala! ayolah jawab aku! kemana kita akan pergi?! semakin berat langkahku disini" ucap Cindy mengeluhkan perjalanan yang tak jelas ini, serigala hanya ter UUdiam sambil sedikit menyeringai puas.Lama kelamaan
Ntah bagaimana aku bisa mempunyai kekuatan untuk membawa daging singa yang cukup banyak dengan satu tangan sambil menggendong Frie pada tangan kiri"huuh! ternyata aku kuat" ucapku dengan optimis."tunggulah sebentar Frie, aku akan membuat sup daging untuk sarapan hari ini"Frie duduk manis sambil melihatku menyalakan kembali api unggun "da.. da.. da.." itulah ucapnya saat melihatku. Aku tersenyum dan api pun menyala.Setelah itu aku memangku Frie menuju tenda"tunggulah di tenda ini sebentar ya, aku akan memetik beberapa bahan untuk membuat sup di hutan, ingat! jadilah anak yang baik" peringatku pada anak kecil yang berumur 1 tahunan.Aku lantas bergegas menuju tempat daging singa tadi untuk membawa sisa dagingnya tapi kulihat daging itu sedang dimakan oleh hewan hewan hutan. Aku sempat akan mengusir mereka tapi mengingat bahwa daging itu juga diberikan oleh rusa, langkah
Aku memakai jubah yang kubuat dari sihir pembuatan di kepalaku dan melanjutkan perjalanan, fajar mulai muncul dan sinyal yang kudapat dari sapu milikku semakin kuat.Sapu terbang otomatis setelah kuberikan Mana untuk melaju lebih cepat mengeluarkan suara yang cukup bising.Semakin dekat dengan sapuku, sekarang terasa aura yang gelap berada di sekitar sapu milikku.Aku mengalirkan Mana lebih banyak dan melakukan lebih kencang.Itu Dia!Sapu milikku ada di dekat 3 orang yang tepat berada di bawahku.2 orang Pria dan 1 wanita.Aura gelap terpancar sangat besar dari salah seorang pria yang sepertinya sedang mengarahkan pisau pada si wanita dengan posisi seolah olah si wanita sedang melakukan percobaan bunuh diri.Pria yang satunya hanya berdiam dan sepertinya sedang mengalami trauma berat.Aku merasakan ada yang janggal dari sini, dan aku mengira ngira kalau si pria yang sedang trauma tak bisa melihat Pria lain dan kuputuska
"ehmm jadi Cindy, apa yang kau lakukan sebelum errgh bertemu kami" aku bertanya saat Cindy memakan makanan yang kubuat."hmm yaa kau tau, perjalanan biasa seperti menjadi raja iblis, mengalahkan vampire, dan juga aku telah menaklukkan dunia sekali, lalu meredupkan matahari dan juga membuat dunia kacau" ucap Cindy dengan polos.Aku ternganga dan Trev yang duduk di sampingku berbisik "temanmu sama gilanya dengan dirimu, tak heran kau juga gila" aku memukul Trev dan berbisik balik "diamlah bodoh! dia memang Cindy secara fisik tapi Cindy yang kukenal dia itu seorang yang lebih anggun dari ini"Cindy melihat pada kami berdua yang tengah berbisik dan dia seketika memegang kepalanya seperti merasakan sakit dan merintih."hei Cindy kau tak apa" ucapku sambil memegang kepalanya juga.Kepalanya sedikit basah dan wajah Cindy memerah karena air penyebab basah itu."ya ampun kau berdarah Cindy, kau harus merawat luka itu apalagi lukanya berada tepat di k
"Pemurnian!"Sebuah suara merapalkan mantra, asal suara itu dari atas sana."sekarang suara apa lagi" aku yang sudah pasrah dan menutup mata mengeluhkan soal suara yang berasal dari atas.Aku melihat ke atas dan terlihat seseorang menggunakan sapu terbang, itu aneh suaranya bisa terdengar dari jarak sejauh itu."pasti dia berteriak sangat kencang dari sana" ucapku yang sudah bisa menggerakkan tanganku yang nyaris saja membuatku bunuh diri.Orang yang menggunakan sapu itu turun ke bawah, seseorang dengan tubuh mungil yang menggunakan jubah untuk menutupi wajahnya itu turun ke bawah.grunk grunk grunkTerdengar suara mesin yang cukup familiar pada telinga ku keluar dari sapu yang dia kenakan.Seseorang itu sudah mencapai tanah dan meletakkan sapu terbang yang ternyata suara itu adalah mesin yang ada dalam sapu itu yang ternyata adalah sapu terbang otomatis."hei Sie" sapa orang itu yang perlahan mendekat dan membuatku mund
Yaa aku hanya berdiri di tempat dan mendengarkan ocehan ocehan yang dihasilkan oleh suara yang terdengar."Aku bosan hanya mendengarkanmu, muncullah di depanku dan bincangkan ini bersama."Suara terhenti dan aku tersadar sekarang, hujan juga seketika berhenti, Trev berdiri tepat di depanku sambil menggoyangkan tubuhku."ada apa denganmu? kenapa kau berdiri disini sendirian" Trev bertanya padaku."aku, ahh duduklah sebentar Trev, ada yang ingin kubicarakan denganmu" ucapku menyuruhnya duduk dan mendengarkan ku."apa yang kau maksud? kau tak seperti biasanya" ucap Trev."turutilah perkataan ku dan dengarkanlah, kukira aku tak bisa mengatasi ini sendirian" tegasku pada Trev."baiklah" ucap TrevDia duduk dengan posisi duduk santai dan bersiap mendengarkan apa yang kukatakan."ini semua terjadi saat kejadian pada kota gurun itu""saat itu...""mungkin saja aku telah mati untuk pertama kalinya"Aku
Saat ini hari sudah sore dan aku masih mengumpulkan bahan bahan, aku melihat keranjang yang kubawa dan menyadari bahwa aku terlalu banyak membawa jamur."ah sudahlah" ucapkuSelama bersamaku Trev tak pernah mengeluhkan apa yang kumasak dan terlihat menikmati semuanya jadi jamur juga tak apa."HEI SIE!" terdengar teriakkan dari tempat yang tak tahu dimana namun masih di dalam hutan."YAA!" aku berteriak untuk menjawab teriakkan Trev."AKU AKAN PULANG TERLAMBAT JADI KAU PERGILAH KE TEMPAT KEMAH DULUAN DAN MASAK SUP JAMUR ITU!" Teriak TrevAku sedikit tersentak karena Trev bisa mengetahui bahwa aku banyak membawa jamur."Ya!" aku menjawab teriakkannya lagi setelah sedikit tersentak dan Trev tak terdengar lagi berteriak.Aku segera bergegas membawa semua bahan yang kupetik dan berjalan menuju ke tempat kemah.Aku menyalakan api dan menempatkan panci andalan milikku lalu meracik bumbu dan mulai memasak sup."...."
Aku membuka mataku dan masih terasa pusing, sepertinya kemarin malam aku tak bisa tidur.Kalau diingat ingat aku memikirkan perkataan Trev yang kemarin dan itu membuatku tak bisa tidur."hmm pagi Trev" aku membuka tenda dan langsung matahari menyerbu kulitku yang masih tertidur lelapAku menginjakkan langkah pertamaku pada tanah yang lembab dan menguap dengan kencang.Hoaaam!Setelah menguap Trev lekas menyapaku dengan sapaan hangat di pagi hari yang indah ini "pagi, bagaimana tidurmu semalam?""kurang baik hoam, aku tak tidur terlalu lelap semalam karena memikirkan sesuatu""...."Trev terlihat membuang nafas seperti lega akan sesuatu, sesaat setelah itu aku mengingat apa yang terjadi kemarin."ahh.. anu.. itu.. aku akan mencari jamur lagi kau kumpulkanlah kayu bakar" ucapku, keadaan terlalu canggung dan aku pergi mencari jamur dengan maksud menjauh dari Trev beberapa saat."...."------Setelah beber
"wanita pel..." ucap Trev"Ha?! tunggu sebentar kau berbicara terlalu pelan, aku mulai meragukan dirimu sebagai seorang lelaki" aku memancing Trev agar segera mengatakan apa efek yang dia terima dari pohon itu."aku tak perlu mengatakan ini, lagian ini tak penting juga bagimu, artinya aku tak perlu memberitahukannya padamu gahahaha" Dia benar benar mengelak."ah sudahlah, omong omong sekarang dimana kita? dan kenapa kita masih berada di hutan?" aku yang kebingungan bertanya begitu pada Trev"uhm, sebenarnya aku mengetahui suatu kebenaran mengenai tempat ini" Trev mulai menerangkan"apa itu?" aku bertanya lagi"gurun pasir itu sebenarnya tak perlu dilewati karena kita hanya perlu memutari hutan dan sampailah pada ujung dari gurun pasir yang panas itu" jelas Trev"Aku mengerti dan atas dasar apa kau dapat berbicara seperti itu?" aku mempertanyakan teori yang Trev bicarakan."mudah saja, saat kau menyuruhku untuk menunggu di perba
"hei Sie, bangunlah" ucapan lembut itu membangunkan ku dari mimpi panjang ini."kau pasti kelelahan, tapi Shele sudah tak mau bermain lagi denganku" ucap Trev"hmm baiklah berikan dia padaku" ucapku yang baru saja terbangun dari tidur"siapa anak baik, siapa anak baik, siapa anak baik" aku mulai bermain dengan Shele.Di sela sela bermain aku bertanya pada Trev."omong omong sayang, apa kau ingat saat perjalanan awal kita sesaat setelah makan sup jamur kita pergi untuk melewati gurun dan saat mencapai perbatasan aku menyuruhmu diam di tempat dan aku kembali untuk memetik beberapa rumput herbal, setelah itu apa yang terjadi?" aku bertanya terus terang pada Trev"eh kau memanggilku apa barusan?" Trev malah terfokus pada aku yang memanggilnya dengan panggilan mesra."sudahlah itu tak penting, jawab saja pertanyaanku" aku menegaskan pertanyaanku yang tadi."bukan waktunya bercanda ya" ucap TrevAku menganggukkan kepalaku dan
Trang! Trang! Trenk!Aku mendengar suara pertarungan antara jarum lebah dan kulit besi semut besi tapi aku tak melihat bagaimana pertarungan itu terjadi karena "pertarungan alam lebih baik tak perlu dilihat karena kau takkan menyukainya" itulah yang buku tentang bertahan hidup katakan.Setelah sekiranya kupikir semuanya selesai aku lantas membalikkan badanku sambil menutup mata dan mengucapkan "terimakasih" sambil membungkukkan badan.Aku kembali menuju sungai berwarna lagi karena air yang kubawa kurasa kurang sedikit lagi untuk perjalanan melalui gurun bahkan belum setengahnya kami jelajahi kemarin.Aku mengambil air dan sedikit meminumnya lalu pergi, airnya tak berbeda dengan air minum lainnya tapi yang ini lebih segar dari air minum yang biasanya.Di jalan aku memetik beberapa jamur yang ada di sekitar jalan, "hampir semua jenis jamur bisa dimakan dan hanya terdapat beberapa yang tidak bisa dimakan" itulah kata yang ada pada sampul belakang buku