Wanita berusia hampir setengah abad yang masih tampak cantik itupun meminta sopir untuk menghentikan mobilnya saat tanpa sengaja melihat suaminya sedang menggandeng gadis muda keluar dari hotel.
“Hmm jadi dia sudah berani berbohong lagi , tadi bilang di kantor sejak kapan kantornya dia pindah ke hotel, dasar laki – laki tidak tahu diri, bukannya tobat tapi masih saja terus mencari daun muda, awas saja kali ini aku tidak akan tinggal diam dan tidak akan memberikan maaf sama kamu pa, ini sudah yang kesekian kalinya papa begini, dasar!” umpat Yolanda istri Gunawan bermonolog sendiri dari dalam mobilnya.
Dia tadi menghubungi Gunawan untuk mengingatkan jika siang ini akan berkunjung menemui papanya, namun tanpa disengaja lagi – lagi Yolanda melihat dengan mata kepalanya sendiri jika suaminya kembali bermain wanita.
“Kita jalan saja ikuti mobil bapak dari jarak aman.” Titah Yolanda pada sopirnya
“Baik bu.”
Selama pemotretan tak henti – hentinya Rafael mencuri pandang kepada calon istrinya yang tampil sangat cantik dengan make up flawlessnya.“Kenapa ?”“Aku gak sabar untuk segera memiliki seutuhnya,” bisik Rafael seraya mengecup telinga Airin.“Ya pose seperti itu tolong dipertahankan , kamera siap ambil gambar,” ujar pengarah gaya yang melihat adegan di depannya yang spontan di lakukan oleh Rafael malah terlihat bagus dimatanya.“Ah itu sih bukan pose bagus mana ada bagusnya, Rafael sedang mencuri – curi kesempatan itu.” Celutuk Bima yang berdiri disamping Rosa. Rosa hanya bisa mencubit perut keponakannya itu.“Sakit maa..”“Dasar tikus kecil,”bisik Rafael yang tidak terdengar di telinga Bima namun terdengar di telinga Airin.“Kalian ini kapan sih bisa akur, kenapa malah seperti Tom and Jerry saja,” balas Airin dengan berbisik sambil terseny
“Apa kamu bilang ? berbadan dua ?” tanya Yolanda terkejut.“Iya benar bu, mereka sudah beberapa kali check in hotel jadi besar kemungkinan Pak Gunawan yang menghamili wanita itu namun sepertinya wanita itu tidak menyadari jika dirinya hamil tapi tanda – tandanya mengarah kesana, saya masih tetap meminta anak buah saya untuk memantaunya bu.” Penjelasan Wibi jelas membuat Yolanda meradang.‘Dasar laki – laki brengsek kamu Gunawan, awas saja jika memang wanita itu hamil tahu rasa kamu, sudah punya 3 anak masih juga banyak tingkah menghamili wanita lain!’ rutuk Yolanda dalam hatinya.“Ya sudah selidiki lebih lanjut soal kehamilannya, ayo sekarang kita susul papa, kita sudah jauh tertinggal.” Keduanya pun gegas menuju parkiran.Benar saja , dilihatnya disana Gunawan baru saja selesai membawa masuk papa mertuanya ke dalam mobil mewahnya, susterpun sudah duduk di samping papa mertuanya itu.Yolan
Rafael sedang mengecup bibir Airin saat Bima masuk ke ruangannya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu sebagaimana kebiasaan Bima sejak dulu yang tidak bisa berubah.Namun bukannya berhenti, sengaja Rafael meneruskan kegiatan mengasyikan ini di depan mata sepupunya , beberapa kali Rafael sudah gagal karena kepergok Bima namun kali ini Rafael tidak mau gagal lagi meski dia tahu Airin sudah ingin mengakhiri kegiatannya, Airin tentu saja merasa malu melakukan itu didepan Bima.“Kalian ini ya, bukannya berhenti malah di teruskan hoooi disini ada orang , ini bukan makhluk kasat mata,” protes Bima seraya mengacungkan tangannya.Rafael mau tidak mau segera mengakhiri kegiatannya karena Airin mencubit perutnya hingga Rafael merasakan sakit.“Sakit juga cubitanmu, sayang.”“Kamu sih mas gak kira – kira , mana ada Bima juga disini,” jawab Airin malu“Mana ada Bima , dia ada diruangannya, nih mas lihat di
Desi ,Rizal, Kamila serta Anton tampak antusias saat mereka diminta untuk ambil bagian menjadi bridesmaid dan grossman di pernikahan Airin dengan Rafael.Keempatnya sedang melakukan fitting terakhir di butik yang merancang pakaian mereka, hubungan Anton dengan Kamila yang berawal dari nasi goreng semakin hari semakin menunjukkan peningkatan meski keduanya masih sering menutupinya dari yang lain.“Kamu semakin cantik dengan pakaian seperti ini,” puji Anton pada kekasihnya saat Kamila keluar dari ruang ganti dan memperlihatkan pakaian yang melekat di tubuhnya pada Anton.“Yaa berarti jika gak pakai pakaian seperti ini jelek dong,” Kamila mengerucutkan bibirnya di depan Anton.“Dimataku kamu tetap cantik, sudah gak usah manyum seperti itu bibirnya aku bisa lupa diri,” bisik Anton gemas melihat tingkah kekasihnya itu.Anton yang sudah memantapkan hatinya dimana hendak berlabuh tentu saja tidak segan – segan unt
Gunawan sedang dalam perjalanan menemui Elisa, tiga hari tidak bertemu dengan gadis itu membuat Gunawan tersenyum lebar saat mendapati ajakan bertemu oleh wanita yang menjadi mainannya ini.Tubuh Elisa seakan menjadi candu bagi Gunawan, apalagi sejak papa mertuanya dirawat beberapa hari lalu di rumah sakit Yolanda enggan melaksanakan tugasnya sebagai istri diatas ranjang.Hidupnya dipenuhi dengan pekerjaan kantor , Yolanda memang akan menyerahkan perusahaan itu kepada salah satu anaknya yang akan kembali ke Indonesia beberapa bulan lagi, tentu saja itu semua tanpa sepengetahuan dari Gunawan sebagai suaminya.Sejak Yolanda tahu jika suaminya suka main perempuan maka niat untuk menyerahkan perusahaan papanya kepada Gunawanpun lenyap begitu saja, Yolanda sudah membuat rencana akan meletakkan jabatannya sebagai pucuk pimpinan di perusahaan papanya itu saat perayaan anniversary pernikahannya. Gunawan yang mendengar rencana istrinya itu tentu saja senang karena sebent
Hari yang ditunggu tiba, hari ini tepatnya pukul 10.00 pemberkatan pernikahan Rafael dengan Airin akan dilaksanakan. Seluruh keluarga Airin yang berada di Malang sejak dua hari sebelum pernikahan sudah berada di Jakarta, mereka sementara menempati apartement elit Rafael dan Bima yang kebetulan letaknya bersebelahan.Mua sejak pagi – pagi sekali sudah berada di aparteman maupun di kediaman Bramantyo untuk melaksanakan tugasnya merias ,sedangkan Airin dan Rafael beserta orang tuanya masing – masing sudah berada di hotel, hanya kerabat mereka yang masih berada di apartemen dan di kediaman Bramantyo, setelah resepsi baru semuanya menginap di hotel bintang lima yang menjadi tempat dilaksanakannya resepsi pernikahan.Jangan ditanya bagaimana kerumunan para awak media yang sejak kemarin sudah standby di hotel mewah milik keluarga Dirgantara itu. Moment pernikahan anak tunggal dan sekaligus pewaris kerajaan bisnis Dirgantara tentu tidak akan dilewatkan begitu
Seseorang dilokasi yang jauh dari tempat pemberkatan pernikahan tampak tersenyum membayangkan segala rencananya yang akan dilaksanakan oleh beberapa orang suruhannya.“Maaf jika aku harus melakukan cara seperti ini pada kalian,” ucap orang itu yang kemudian duduk manis di kursi rumahnya.“Bagaimana ?” tanya wanita yang baru saja masuk dan duduk disampingnya.“Kita tinggal menunggu berita baiknya saja, kamu tenang saja.”Di hotel tepatnya di ballroom lokasi pernikahan Rafael dengan Airin, tanpa orang tahu ada seorang pria sedang melirik ke arah rekannya, keduanyapun menganggukan kepalanya.Keduanya segera bergerak menuju titik yang dirasa cukup aman untuk membuat sedikit kegaduhan di ballroom ini, agar konsentrasi terpecah.Pendeta sudah memulai acaranya dan semuanya menyimak dengan serius hingga akhirnya saat yang ditunggupun tiba, Rafael dan Airin diminta untuk berdiri dan mengucapkan janji suci di depan
Ballroom tampak semakin meriah, tamu – tamu sudah mulai berdatangan, aparat keamanan dibantu para bodyguard memeriksa tamu yang datang dengan pemeriksaan berlapis.Tentu para tamu tidak berani protes, mereka sangat tahu siapa keluarga Dirgantara itu tentu saja mereka tidak akan main – main dengan keamanan pernikahan pewaris tunggal dari keluarga konglomerat kelas satu di negeri ini.“Gila, nikahnya konglomerat megah banget gak kaleng – kaleng, ini baru di pintu masuk didalam apalagi.” Puji salah satu tamu kepada rekannya.“Ya iyalah,gak usah bicara kita sudah pada tahu.”Tampak pula diantara tamu – tamu yang datang ada Mario beserta ibu dan adiknya sementara Dita belum tampak batang hidungnya.“Kita tunggu dia sampai kapan , jam segini belum datang juga,” gerutu Rianti sedang Mario hanya melihat jam di tangannya tidak ada keinginan untuk menjawab pertanyaan ibunya , sudah hampir 10 menit m
10 tahun kemudianTampak remaja tampan sedang menggandeng gadis yang juga tak kala cantik, mereka baru saja keluar dari mobil yang mengantarnya ke sekolah.“Hati – hati kak El adik Oliv” ucap Amar kala mendapati anak majikannya itu sudah keluar dari mobilnya.“Makasih sudah diantarkan, uncle Amar hati – hati juga jangan ngebut nanti aku bilang ke daddy kalau ngebut.”“Beres adik Oliv, kalian jangan lupa belajar yang rajin.”Setelah keduanya masuk ke dalam pintu gerbang Amarpun segera berlalu meninggalkan sekolah internasional di depannya, saat ini Eliezer sudah duduk di bangku SMA sementara adiknya duduk di bangku SMP keduanya bersekolah di tempat yang sama.Selama kurun waktu 10 tahun banyak hal terjadi dalam kehidupan rumah tangga Airin dan Rafael. Mereka sungguh beruntung memiliki anak yang penurut, mereka saat ini tinggal di kediaman pribadi Rafael yang tidak jauh dari rumah Bramantyo
Demi tidak mendapatkan respon dari istrinya Rafaelpun mengikuti arah pandang Airin dan dilihatnya dari kejauhan ada Marsha datang bersama dengan mamanya.“Kamu jadi cemberut karena Marsha ya?”“Gak usah aneh – aneh ya mas!” ancam Airin kala mendapati Rafael terkekeh sesaat setelah menyebut nama wanita lain di hadapan istrinya.“Gak usah manyun begitu, ayo kita kesana.”“Mas..”“Sstt..” Rafael meletakkan jarinya di ujung bibir istrinya agar Airin terdiam. Rafael segera merangkul pinggang langsing istrinya serta membawanya menemui Marsha.“Nak Rafael..” sapa Dahlia yang terlebih dahulu melihat kedatangan Rafael bersama Airin. Wajah Airin yang awalnya jutek dan tidak enak di lihat tampak tersenyum di hadapan Dahlia dan Marsha, keduanya pun segera mengulurkan tangannya untuk menyambut kedatangan Marsha.“Kamu makin seger saja nak Rafael, semakin hari semak
Sore hari kala waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang Dani yang selepas menjemput keluarga kakaknya di bandara Abdulrahman Saleh segera menuju ke kota Batu tempat dimana Yohana menginap di rumah bibinya.Yohana gadis asli Surabaya itu sehari sebelum ke rumah Dani sengaja ke rumah bibinya dulu. Dia tidak mau menginap ke rumah Dani karena belum memiliki ikatan apapun.“Semoga perjalanan kalian lancar.” Pesan bibi Yohana saat melepas keponakannya serta Dani untuk menuju kota Malang.“Terima kasih bibi, kami permisi.” Ucap Dani sembari mencium punggung tangan wanita paruh baya itu.Mengingat jika weekend banyak yang menuju kota Batu maka perjalanan Dani serta Yohana membutuhkan waktu hampir 1 jam untuk bisa sampai di kediaman Ningsih.Di tempat ini para pria dan wanita sudah selesai membersihkan diri, kaum wanita pun juga siap menyambut tamu mereka, hanya Olivia yang masih tertidur di pangkuan daddynya, balita ini tampaknya
Satya saat ini sudah berada di hadapan kedua orang tuan Anjani, Satya menyatakan keinginannya untuk menjalin hubungan serius dengan Anjani.Intensnya komunikasi diantara keduanya yang sama – sama menjadi pengawal keluarga Rafael membuat hubungan cinta monyet mereka bersemi kembali.Jelas saja Satya maupun Anjani merasa lega karena restu sudah mereka dapatkan dari orang tua kedua belah pihak.Apalagi ternyata ibu Satya adalah sahabat ibunya Anjani kala mereka masih duduk di bangku sekolah.“Ibu tidak menyangka jika kita akan berbesan dengan Hastuti,” ucap Yayuk ibu kandung Anjani saat bervideo call dengan calon besannya itu.Satya menceritakan tentang asal usul keluarganya kepada pak Arif dan ibu Yayuk akhirnya dari situ mereka tahu tentang Hastuti.Restu sudah di dapat oleh calon pasangan suami istri ini, kali ini keduanya menghabiskan waktu dengan berjalan –jalan di mall di kota Semarang tempat Anjani tinggal.
Hari ini tampak keluarga Rafael sedang berkemas – kemas untuk pulang kampung , rencananya mereka akan berangkat besok pagi menggunakan pesawat pribadi demi kenyamanan Olivia dan Eliezer yang sama – sama tidak bisa diam.“Sudah selesai, sekarang tinggal bersiap – siap ke acaranya Kamila.” Tanpa sadar Airin berbicara sendiri.Ya selepas mengantarkan suaminya sampai teras rumah, Airin segera masuk kembali ke kamarnya untuk beres – beres perlengkapan mereka. Membawa dua anak tentu bekal pakaian Airin jauh lebih banyak dari sebelumnya meski mereka hanya menginap 2 hari disana.Saat baru saja selesai berdandan ponsel Airin berbunyi ada nama Desi disana sedang memanggil dirinya.“Sudah siap belum nyonya.” Terdengar suara canda Desi dari seberang sana.“Apaan sih kamu ini,Des.”“Idih jangan suka ngambek ntar kecantikannya berkurang tahu rasa loe.”“Gampang kal
“Beneran bun Dani mau mengenalkan calon istrinya ?” terdengar suara Airin kala sedang berkomunikasi dengan bundanya mau tidak mau membuat Rafael yang baru saja selesai mandi segera mendekat ke a rah istrinya meski hanya mengenakan handuk yang melilit bagian bawah tubuhnya.“Dani beneran mau mengenalkan calon istrinya sayang ?”“Iya sabtu besuk Dani mengajaknya bertemu bunda.”“Puji Tuhan akhirnya Dani laku juga he he , siapa calon adik ipar aku ?”Airin hanya mengangkat kedua bahunya saja tanda dia memang tidak tahu, namun Ningsih yang mendengar pertanyaan dari menantunya segera menjawab pertanyaan Rafael. Airin memang mengaktifkan mode loudspeaker saat berkomunikasi dengan sang bunda sembari dia menyiapkan pakaian kerja suaminya.“Jadi kisah kakak terulang pada adiknya, sekretaris yang menikah dengan pimpinannya sendiri ceritanya nih bun.” Omongan Airin tentu saja membuat Rafael tersenyum
Yohana sungguh sangat terkejut menatap atasannya yang masih berjongkok disebelahnya, Keterkejutan Yohana membuatnya hanya mampu menutup mulutnya dengan kedua tangannya demi melihat kejadian di sebelahnya, saat mulai dapat menetralkan detak jantungnya gegas Yohana berdiri dari kursinya dan meminta Dani untuk berdiri.“Jangan bercanda pak, bapak tidak pantas berjongkok di depan saya begini, ayo berdiri pak.”“Siapa bilang aku bercanda, aku serius sedang meminangmu secara pribadi, maaf jika caraku kurang berkenan,bagaimana ?”“Tapi pak apa nanti kata…”“Kamu sudah memiliki kekasih ?” potong Dani yang langsung dijawab Yohana dengan menggelengkan kepalanya.“Jadi apa alasan kamu tidak menerimaku, atau aku tidak memenuhi kriteriamu ?”“Bu..bukan begitu pak, bapak tolong berdiri dulu kita bicara sembari duduk.” Tak sabar Yohana segera menarik tangan Dani agar segera berdiri, namun Dani tetaplah Dani yang akan tetap dengan posisinya sebelum Yohana memberikan jawaban.“Jawablah dahulu pertanya
Diskusi antara Dani dengan sekretarisnya akhirnya kelar, beberapa pekerjaan sudah mereka bahas saat ini.Yohana sekretaris yang sangat kompeten, dia sangat teliti sehingga sangat membantu Dani untuk urusan pekerjaannya.Bahkan jika Dani ada kepentingan harus ke Jakarta, Yohana sudah mampu menghandle pekerjaan yang diberikan kepadanya.Yohana saat ini sedang membereskan makan siang yang baru saja mereka nikmati, mereka memesan makanan simpel di kantin perusahaan Dirgantara ini melalui office girl dan mengantarkannya ke ruangan Dani.Di ruangan Dani yang nyaman terdapat meja kecil yang biasa digunakan oleh Dani untuk menikmati makan siangnya, saat Yohana sedang membereskan meja makan Danipun bergerak kembali melangkahkan kakinya menuju sofa tempat dimana dia tadi berdiskusi dengan Yohana.Secara spontan Dani merentangkan kedua tangannya menggerakkan badannya ke kanan dan ke kiri untuk merenggangkan ototnya yang terasa kaku.Yohana pun segera m
Meninggalkan hiruk pikuk dan kejadian beruntun di Jakarta, saat ini di kantor cabang Dirgantara group yang ada di Surabaya tampak Dani adik ipar Rafael sedang mengadakan meeting dengan salah satu perusahaan yang ingin menjalin kerjasama dengan Dirgantara Group.Tidak salah jika Rafael memberi kepercayaan kepada Dani, karena Dani bisa diandalkan. Dani sangat professional dalam bekerja pun demikian dengan Rafael, jika urusan pekerjaan mereka akan bersikap sebagaimana layaknya atasan dengan bawahan.Selama ini Rafael puas dengan hasil kerja Dani.Dalam meetingnya kali inipun Dani juga tampak serius saat mendengarkan presentasi dari pihak PT Ditex Indonesia, meski tidak sekali dua kali Dani menangkap dengan ekor matanya jika wanita yang menjadi sekretaris dari PT Ditex Indonesia bukannya fokus pada presentasi yang disampaikan oleh atasannya tetapi malah fokus melirik ke arah Dani.“Jadi itu yang bisa kami sampaikan pak Dani, jika ada hal yang kurang dari presen