Airin segera bersiap menuju rumah sakit sebelum ke butik, sengaja Airin menyetir mobilnya sendiri tanpa didampingi oleh Nugie yang ada tugas lain selepas mengantarkan Eliezer ke sekolahnya.
Awalnya Airin diminta berangkat bersama mama mertuanya itulah pesan Rafael yang masih tidak rela sebenarnya jika Airin berangkat ke rumah sakit seorang diri apalagi kemarin Mario juga mengajukan cuti ingin menemani keponakannya di rumah sakit menemani Elisa.
Namun saat melihat Rossa sedang asyik bermain dengan cucu perempuannya di temani oleh baby sitter membuat Airin terpaksa mengurungkan niatnya.
Airin sedang tidak tahu saja jika bencana sedang mengintainya.
Mengemudikan mobilnyanya keluar dari kawasan elit dimana rumahnya berada, Airin tidak sadar jika dirinya diikuti oleh mobil lain dibelakangnya.
“Jangan sampai terlalu dekat, ingat jaga jarak begitu ada kesempatan pepet segera!” titah Laura pada laki – laki yang membawa mobil yang disewany
“Kok belum datang ya, Airin,” tanya Desi pada Kamila yang kebetulan sebelum berangkat diberitahu oleh Desi agar ikut bertemu di rumah sakit sekalian menengok anaknya Elisa setelahnya mereka akan makan siang bersama setelah cukup lama tidak berkumpul, terakhir kali mereka bertemu saat datang untuk menengok Airin yang baru saja melahirkan.“Coba kamu telepon ada dimana.”“Jika dari tadi bisa sudah aku telepon,Mil. Sedari tadi ponselnya tidak aktif terakhir kali dia bilang ini otewe itu satu jam yang lalu.”“Mungkin macet, Des. Kamu tahu sendiri gimana jalanan di kota ini disaat jam sibuk.”“Kita masuk dulu ah Mil, nanti Airin biar nyusul kita.” Gegas Desi melangkahkan kakinya diikuti oleh Kamila menuju lantai 2 dimana ruangan Aldi anak Elisa di rawat, namun mereka begitu terkejut sesampainya di depan pintu kamar perawatan hendak masuk mendapati teriakan histeris dari Elisa.“Tidaaaakkk
Dua orang pria sewaan Laura tampak terkejut dan hanya melihat pemandangan mengerikan di depannya dengan melongo, pun demikian dengan Airin yang juga merasakan hal yang sama namun dirinya yang terikat tetap tidak bisa membuatnya berbuat apa – apa.“Tolong, kenapa kalian malah diam saja hah !” bentak Laura kepada dua orang bayarannya yang terlihat terkejut melihat insiden yang justru malah melukai Laura sendiri.Ya benar , saat Laura sudah mengangkat botol yang tutupnya sudah terbuka itu ada suara tembakan yang sengaja diarahkan ke dahan pohon yang tak jauh dari atas kepala Laura ,dahan itu pun terjatuh tepat mengenai tangan Laura hingga Laura terkejut sembari meloncat secara spontan botol yang dibawanya airnya tumpah mengenai wajahnya sendiri , tidak hanya disitu tetapi separuh isi botol yang tertumpah itu juga mengenai leher dan sebagian dadanya hingga kulit Laura melepuh dibuatnya.Beruntung Rafael datang tepat waktu un
Arnold sudah berada di hotel yang dia sewa, dia sedang mencari keberadaan anaknya melalui detektif swasta yang dia sewa sebelum dia bertolak ke Indonesia.Arnold tahu jika Lewis saat ini sedang berada di rumah sakit serta melaporkan kepada Arnold semua yang dia dengar termasuk rencana Lewis yang ingin menghancurkan Rafael.“Ikuti dia terus dan jangan sampai ketahuan,” titah Arnold pada Joni detektif yang baru saja melaporkan apa yang dia lihat.“Baik tuan Arnold.”Ditempat lain saat ini Rafael sudah berada di ruang kerjanya bersama dengan Satya dan Bima. Bima jelas tampak terkejut mendapati fakta tingkah Laura namun dia juga bersyukur iparnya selamat.“Bener – bener tidak bisa dibiarkan begitu saja Lewis ini. Apa rencana kita selanjutnya,Fa.”Rafael menjelaskan rencananya termasuk untuk sementara anaknya pun akan menjalani home schooling terlebih dahulu. Rafael tidak mau anak lelakinya menanggung res
Orang suruhan Lewis yang mengikuti Satya tampak kesal , mereka baru menyadari jika mobil yang mereka ikuti adalah mobil yang salah, tidak ada anak kecil di dalamnya.Hal itu mereka ketahui saat sebenarnya Satya dengan sengaja bermain – main dengan mereka, berhenti di pom bensin meski harus mengisi sedikit.Berhenti di apotik meski hanya membeli minyak oles, kemudian berhenti lagi di rumah makan nasi padang mengingat perutnya juga mulai berontak minta diisi, tak lupa selama dalam perjalanan tadi Satya juga berkomunikasi dengan Amar dan mendapat kabar jika mereka sudah sampai di rumah dengan selamat.“Kamu gak salah lihat kan tadi mobilnya.”“Ya enggaklah, kan tadi hanya satu mobil mewah yang masuk ke dalam platnya pun juga seingatku sama.”“Lha buktinya disana tidak ada anak laki – laki.”“Apa kamu gak salah lihat ?”“Hei, kamu pikir mataku rabun apa sampai tidak tahu di
Kamila tampak cemberut demi mendengar permintaan suaminya agar dia berhenti bekerja.“Aku kan bukan istri pengusaha besar mas, jadi aku..”“Suamimu ini memang bukan orang sekelas pak Rafael, tapi suamimu ini tidak ingin kamu kelelahan bekerja, aku hanya ingin kamu fokus pada kehamilanmu, pada anak kita.” Antoni kembali membenahi posisi duduknya , dibawanya tubuh istrinya dalam dekapannya. “Aku tidak tega membiarkanmu terlalu lelah bekerja apalagi jika dinas malam sayang, tugasmu sudah berat dengan mengurus suami, mengurus tempat kost. Apa mengkhawatirkan istri sendiri harus menjadi pengusaha besar dulu, enggak kan ?” Antoni menghela nafasnya setelah menyelesaikan kalimatnya, apa Antoni tersinggung dengan ucapan istrinya entahlah hanya Antoni yang tahu, Antoni hanya melakukan bagiannya sebagai suami yang bertanggungjawab untuk istrinya, tidak lebih.“Aku melakukan ini karena aku mencintaimu Kamila, aku ingin nanti kamu ju
“Maaf sayang kali ini aku tidak mengijinkanmu untuk keluar rumah setidaknya sampai situasi terkendali dulu.”“Ya mas, aku gak masalah.”Airin baru saja memberitahu suaminya jika Aldi meninggal dunia, niat hati ingin melayat namun bagaimanapun juga Airin harus patuh kepada suaminya.“Maaf sayang, bukan mas ada maksud lain atau karena ada mantan suamimu disana tapi kamu tahu sendiri peristiwa beberapa hari ini sungguh membuat mas khawatir.” Rafael memeluk istrinya dari belakang , saat ini keduanya sedang saling bertatapan melalui cermin yang ada dihadapan mereka.“Aku paham mas, aku juga tahu apa yang mas Rafa lakukan karena mas ingin melindungiku, melindungi keluarga kita.” Airin meraih tangan suaminya yang sedang memeluk pinggangnya dari belakang, kemudian Airin mengubah posisinya diletakkannya tangannya di bahu suaminya hingga keduanya kini saling memeluk dan berhadapan. “Terima kasih sudah mengkhawatirkan aku mas.” Tersungging senyuman manis dari bibir Airin yang membuat Rafael tid
Airin menghubungi Elisa melalui panggilan video call mengucapkan turut berbelasungkawa atas kepergian Aldi anak Elisa, tak lupa Airin juga meminta maaf karena sampai saat ini belum bisa datang, dia hanya bisa mewakilkan dirinya melalui karangan bunga tanda belasungkawa yang dikirim ke rumah duka.Alasan yang dikemukakan Airin membuat Elisa sungguh terkejut.“Mbak Airin jangan begitu, aku memaklumi mbak, terpenting mbak selamat dari kejadian kemarin itu sudah cukup, ke depan mbak harus lebih hati – hati lagi.”“Iya Lis, terima kasih atas perhatianmu.”Setelah cukup lama berbincang – bincang keduanyapun menutup teleponnya.“Kenapa dengan Airin, musibah apa yang menimpanya ?” tanya Mario yang sedari tadi menyimak obrolan adik dengan mantan istrinya itu.Elisa pun menyampaikan apa yang dia dengar dari Airin , termasuk dia tidak bisa keluar rumah dulu untuk sementara, tak lupa Airin yang hampir saja
Dua pria berjalan mendekati mobil Anjani, mengetuk kaca mobil itu dengan keras.“Buka !”Tanpa ragu Anjani segera membuka kaca mobil itu dan menatap tajam ke arah pria bertato yang memandang dirinya, tidak ada rasa takut sama sekali dalam diri Anjani.“Keluar !”Lagi tanpa membuka suaranya Anjanipun turun dan menurut saja saat kedua pria itu membawanya masuk ke dalam mobil mereka.Kedua pria itu pun terkekeh dan melaporkan kepada seseorang dari balik telepon dan mengatakan jika targetnya sudah masuk umpan dan siap di bawa ke tempat yang mereka sudah siapkan.Ada tiga pria dalam mobil ini, selain dua pria yang tadi turun masih ada lagi satu orang sebagai pengemudi.“Kamu cantik dan menarik meski tertutup masker, tak salah jika tuan Rafael tergila – gila sama kamu , namun setelah ini aku tidak berani jamin apa suamimu itu akan tetap tergila – gila atau justru menjadi gila setelah ini ha ha ha ha