Airin menghubungi Elisa melalui panggilan video call mengucapkan turut berbelasungkawa atas kepergian Aldi anak Elisa, tak lupa Airin juga meminta maaf karena sampai saat ini belum bisa datang, dia hanya bisa mewakilkan dirinya melalui karangan bunga tanda belasungkawa yang dikirim ke rumah duka.Alasan yang dikemukakan Airin membuat Elisa sungguh terkejut.“Mbak Airin jangan begitu, aku memaklumi mbak, terpenting mbak selamat dari kejadian kemarin itu sudah cukup, ke depan mbak harus lebih hati – hati lagi.”“Iya Lis, terima kasih atas perhatianmu.”Setelah cukup lama berbincang – bincang keduanyapun menutup teleponnya.“Kenapa dengan Airin, musibah apa yang menimpanya ?” tanya Mario yang sedari tadi menyimak obrolan adik dengan mantan istrinya itu.Elisa pun menyampaikan apa yang dia dengar dari Airin , termasuk dia tidak bisa keluar rumah dulu untuk sementara, tak lupa Airin yang hampir saja
Dua pria berjalan mendekati mobil Anjani, mengetuk kaca mobil itu dengan keras.“Buka !”Tanpa ragu Anjani segera membuka kaca mobil itu dan menatap tajam ke arah pria bertato yang memandang dirinya, tidak ada rasa takut sama sekali dalam diri Anjani.“Keluar !”Lagi tanpa membuka suaranya Anjanipun turun dan menurut saja saat kedua pria itu membawanya masuk ke dalam mobil mereka.Kedua pria itu pun terkekeh dan melaporkan kepada seseorang dari balik telepon dan mengatakan jika targetnya sudah masuk umpan dan siap di bawa ke tempat yang mereka sudah siapkan.Ada tiga pria dalam mobil ini, selain dua pria yang tadi turun masih ada lagi satu orang sebagai pengemudi.“Kamu cantik dan menarik meski tertutup masker, tak salah jika tuan Rafael tergila – gila sama kamu , namun setelah ini aku tidak berani jamin apa suamimu itu akan tetap tergila – gila atau justru menjadi gila setelah ini ha ha ha ha
Dor DorBelum sempat tangan Lewis meraih botol itu keburu senapan Satya menembak tepat di botol hingga airnya pun tumpah kemana – mana. Beberapa orang bayaran Lewis segera menyerang Satya dan Bima yang kemudian ada Amar menyusul dibelakang mereka.Lewis sungguh kesal dibuatnya hingga diapun melompat menyerang Rafael yang sedang berjongkok membuka tali yang mengikat kaki Anjani.“Aow” Rintihan terdengar dari bibir Rafael yang sama sekali tidak menduga dirinya akan kena tendangan begitu kuat di punggungnya, rasa nyeri diabaikan begitu saja oleh Rafael. Dia segera berdiri dan menangkis tendangan kaki Lewis yang baru saja diarahkan ke wajahnya.Tangan Rafael segera memukul kaki Lewis yang hampir mengenai wajah tampannya itu, Rafael pun juga memberikan tendangan pada perut Lewis dengan gerakan yang tak kalah gesitnya dari lawannya. Keduanyapun terlibat baku hantam sengit.Perlawanan Rafael semakin membuat Lewis murka dan menyerang Rafael dengan membabi buta yang tentu saja Rafael bisa meng
Semua menoleh ke arah sumber suara tembakan yang membuat tubuh kekar Lewis tersungkur bersimbah darah. Pistolnya terlepas begitu saja, khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan segera Rafael menendang pistol itu agar tidak terjangkau oleh tangan Lewis yang tampak meringis kesakitan.Arnold datang di saat yang tepat, posisinya yang berada di belakang Lewis membuatnya tidak terlihat oleh anaknya yang hendak menarik pelatuk pistolnya untuk menembak Rafael.“Bawa segera dia ke rumah sakit andai dia tidak selamatpun aku juga tidak perduli!” ucap Arnold yang sangat terdengar dengan jelas di telinga anaknya sendiri.“Papa sudah bilang tangan papa sendiri yang akan menghalangimu bahkan sebelum kamu melangkah.” Sambung Arnold seraya menatap tajam ke arah anaknya yang punggung dan kakinya tertembak oleh dirinya.Sebagai orang tua sejujurnya dia sedih melihat anaknya terkapar bersimbah darah di depan matanya sendiri dan oleh dirinya sendiri
Meninggalkan hiruk pikuk dan kejadian beruntun di Jakarta, saat ini di kantor cabang Dirgantara group yang ada di Surabaya tampak Dani adik ipar Rafael sedang mengadakan meeting dengan salah satu perusahaan yang ingin menjalin kerjasama dengan Dirgantara Group.Tidak salah jika Rafael memberi kepercayaan kepada Dani, karena Dani bisa diandalkan. Dani sangat professional dalam bekerja pun demikian dengan Rafael, jika urusan pekerjaan mereka akan bersikap sebagaimana layaknya atasan dengan bawahan.Selama ini Rafael puas dengan hasil kerja Dani.Dalam meetingnya kali inipun Dani juga tampak serius saat mendengarkan presentasi dari pihak PT Ditex Indonesia, meski tidak sekali dua kali Dani menangkap dengan ekor matanya jika wanita yang menjadi sekretaris dari PT Ditex Indonesia bukannya fokus pada presentasi yang disampaikan oleh atasannya tetapi malah fokus melirik ke arah Dani.“Jadi itu yang bisa kami sampaikan pak Dani, jika ada hal yang kurang dari presen
Diskusi antara Dani dengan sekretarisnya akhirnya kelar, beberapa pekerjaan sudah mereka bahas saat ini.Yohana sekretaris yang sangat kompeten, dia sangat teliti sehingga sangat membantu Dani untuk urusan pekerjaannya.Bahkan jika Dani ada kepentingan harus ke Jakarta, Yohana sudah mampu menghandle pekerjaan yang diberikan kepadanya.Yohana saat ini sedang membereskan makan siang yang baru saja mereka nikmati, mereka memesan makanan simpel di kantin perusahaan Dirgantara ini melalui office girl dan mengantarkannya ke ruangan Dani.Di ruangan Dani yang nyaman terdapat meja kecil yang biasa digunakan oleh Dani untuk menikmati makan siangnya, saat Yohana sedang membereskan meja makan Danipun bergerak kembali melangkahkan kakinya menuju sofa tempat dimana dia tadi berdiskusi dengan Yohana.Secara spontan Dani merentangkan kedua tangannya menggerakkan badannya ke kanan dan ke kiri untuk merenggangkan ototnya yang terasa kaku.Yohana pun segera m
Yohana sungguh sangat terkejut menatap atasannya yang masih berjongkok disebelahnya, Keterkejutan Yohana membuatnya hanya mampu menutup mulutnya dengan kedua tangannya demi melihat kejadian di sebelahnya, saat mulai dapat menetralkan detak jantungnya gegas Yohana berdiri dari kursinya dan meminta Dani untuk berdiri.“Jangan bercanda pak, bapak tidak pantas berjongkok di depan saya begini, ayo berdiri pak.”“Siapa bilang aku bercanda, aku serius sedang meminangmu secara pribadi, maaf jika caraku kurang berkenan,bagaimana ?”“Tapi pak apa nanti kata…”“Kamu sudah memiliki kekasih ?” potong Dani yang langsung dijawab Yohana dengan menggelengkan kepalanya.“Jadi apa alasan kamu tidak menerimaku, atau aku tidak memenuhi kriteriamu ?”“Bu..bukan begitu pak, bapak tolong berdiri dulu kita bicara sembari duduk.” Tak sabar Yohana segera menarik tangan Dani agar segera berdiri, namun Dani tetaplah Dani yang akan tetap dengan posisinya sebelum Yohana memberikan jawaban.“Jawablah dahulu pertanya
“Beneran bun Dani mau mengenalkan calon istrinya ?” terdengar suara Airin kala sedang berkomunikasi dengan bundanya mau tidak mau membuat Rafael yang baru saja selesai mandi segera mendekat ke a rah istrinya meski hanya mengenakan handuk yang melilit bagian bawah tubuhnya.“Dani beneran mau mengenalkan calon istrinya sayang ?”“Iya sabtu besuk Dani mengajaknya bertemu bunda.”“Puji Tuhan akhirnya Dani laku juga he he , siapa calon adik ipar aku ?”Airin hanya mengangkat kedua bahunya saja tanda dia memang tidak tahu, namun Ningsih yang mendengar pertanyaan dari menantunya segera menjawab pertanyaan Rafael. Airin memang mengaktifkan mode loudspeaker saat berkomunikasi dengan sang bunda sembari dia menyiapkan pakaian kerja suaminya.“Jadi kisah kakak terulang pada adiknya, sekretaris yang menikah dengan pimpinannya sendiri ceritanya nih bun.” Omongan Airin tentu saja membuat Rafael tersenyum