New York, USA. Sean menggenggam tangan Stella melangkah menuju lobby bandara. Ya, pesawat yang membawa Sean dan Stella baru saja mendarat di Bandar Udara Internasional John F. Kennedy. Setelah perjalanan panjang, akhirnya mereka tiba di New York. Selama perjalanan, Stella tidak mengeluh apa pun. Bahkan Stella bisa melahap banyak makanan di dalam pesawat. Kehamilan yang sudah membesar ini memang membuat Stella mudah sekali lapar.Perjalanan kali ini Sean dan Stella tidak berangkat bersama Kelvin, Alika, Ken, dan Chery. Bukan tidak mau bersama tapi tepatnya tiga hari lalu mereka sudah lebih dulu berangkat. Sejak di mana dokter memperbolehkan Stella untuk terbang ke New York; ada beberapa pekerjaan yang harus Sean kerjakan sebelum meninggalkan Jakarta. Pasalnya Sean masih belum tahu kapan akan membawa Stella pulang ke Jakarta. Mengingat rencana awal Sean adalah Stella melahirkan di Negeri Paman Sam ini.“Sean, apa nanti sopir akan menjemput kita?” tanya Stella seraya menatap Sean. “Aku
Sebuah gaun pesta berwarna hijau mint membalut tubuh Stella dengan sangat indah. Perut buncit Stella tampak seksi kala wanita itu memakai gaun pesta salah satu rancanganya sendiri. Model lengan yang transparan membuat kulit putih mulus Stella begitu terlihat. Ya, meski kehamilan Stella sudah besar tetap membuat Stella sangat cantik. Mitos mengatakan kalau hamil anak laki-laki maka wajah sang ibu tak akan cerah. Dan sang ibu akan malas berias. Tapi nyatanya, Stella tetap sangat cantik. Selama ini memang Stella tidak suka terlalu banyak make up menempel di wajahnya. Namun, kalau untuk perawatan wajah Stella akan tetap mengutamakan karena memang semua wanita di dunia ini tentunya ingin tampil cantik di hadapan sang suami.“Stella, apa kau sudah siap?” Sean melangkah masuk ke dalam walk-in closet. Seketika Sean tersenyum melihat gaun pesta berwarna hijau mint yang dipakai oleh Stella. Warna yang sangat kontraks di kulit istrinya itu.“Sean?” Stella pun tersenyum melihat sang suami sudah d
Suara dering ponsel berbunyi membuat Sean dan Stella yang tengah tertidur pulas langsung terbangun. Beberapa kali Stella mengerjapkan mata. Tampak Stella masih begitu mengantuk dari dalam pelukan sang suami.“Sean, jawablah ponselmu terus berbunyi. Mungkin itu penting,” ucap Stella meminta Sean untuk menjawab panggilan itu.Sean mengembuskan napas panjang. Dia melirik jam dinding—waktu menunjukan pukul enam pagi. Ingin rasanya Sean mengabaikan panggilan itu, tapi itu adalah hal yang tak mungkin. Yang Sean takutkan itu adalah telepon penting. Detik selanjutnya, dengan raut wajah yang kesal; Sean mengambil ponselnya dan melihat ke layar—tampak kening Sean mengerut dalam melihat nomor Kelvin yang terpampang di layar ponselnya.“Sean, siapa yang menghubungimu?” tanya Stella dengan nada serak khas baru bangun tidur. Dia masih berada dalam pelukan Sean, dan enggan untuk beranjak.“Kelvin,” jawab Sean datar.“Ada apa Kelvin menghubungimu sepagi ini, Sean?” Stella bertanya seraya menatap Sean
Beberapa minggu kemudian… Stella tak pernah menyangka kalau dirinya akan menetap sementara di New York. Awalnya Stella ingin melahirkan di Jakarta tetapi kandungan yang membesar, dan dia pun takut kalau kandungannya akan terkena radiasi pesawat. Meski dokter mengatakan kehamilannya baik-baik saja tapi tetap Stella tidak mau mengambil resiko. Itu kenapa Stella memilih menuruti perkataan Sean yang ingin mereka menetap sementara di New York.Kandungan Stella saat ini sudah memasuki minggu ke tiga puluh enam. Ya, tepatnya hari ini adalah hari yang telah dinanti-nantikan Sean dan Stella. Hari di mana kelahirkan ketiga putra mereka. Stella tidak mungkin melahirkan normal. Karena Sean takut terjadi sesuatu pada Stella. Itu kenapa Sean memutuskan Stella untuk Stella operasi caesar. Dan hari ini, Stella akan segera berangkat ke rumah sakit. Jika melahirkan normal menunggu kontraksi, lain halnya dengan melahirkan secara operasi caesar. Sean dan Stella bahkan bisa menentukan tanggal berapa yang
Tanpa terasa usia Shawn, Stanley, dan Steve sudah satu bulan. Ketiga bayi kembar itu tumbuh dengan begitu sehat. Tiga-tiganya memiliki tubuh yang gemuk. Walau wajah ketiga bayi kembar itu tidak kembar identic, tapi raut wajah mereka sangat mirip. Hal yang membuat ketiga bayi kembar Sean dan Stella unik adalah warna iris mata mereka. Shawn dan Stanley memiliki warna iris mata cokelat persis seperti Sean. Sedangkan Steve memiliki warna iris mata abu-abu persis seperti Stella. Selama ini Stella pun memberikan ASI ekslusif untuk ketiga bayi kembarnya. Stella tidak mau ketiga bayi kembarnya minum susu formula. Dan beruntung ASI Stella lancar. Stella selalu mengkonsumsi makanan untuk mempelancar ASI-nya sesusai dengan anjuran dokter. Tentu Stella selalu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya.Saat ini Stella masih dalam masa pemulihan pasca operasi caesar. Ya, Sean dan Stella masih berada di New York. Tidak mungkin mereka kembali ke Jakarta dalam keadaan Stella masih baru melahirkan.
Battery Park City, New York, USA. Alika duduk bersama dengan Kelvin menikmati udara menyejukan di Battery Park City. Ya, usia kandungan Alika kini telah memasuki minggu ke tiga puluh dua. Perut Alika tampak membuncit. Hamil dua bayi kembar membuat bobot Alika naik lebih dari dua puluh lima kilogram. Well, tak heran jika setiap hari Alika meminta pendapat pada Kelvin tentang penampilannya saat ini. Mengingat Kelvin adalah pria yang di masa lalu di kelilingi banyak wanita. Jelas saja Alika cemas kalau suaminya berpaling darinya karena tubuhnya tak secantik dulu lagi. Namun, apa yang ada di dalam benak Alika adalah salah. Setiap kali Alika cemas maka Kelvin akan selalu meyakinkan dirinya kalau di dunia ini hanya dirinya saja yang diinginkan oleh Kelvin. Bahkan setiap hari Kelvin akan mengatakan kalau Alika sangat cantik.“Sayang, nanti kalau aku sudah melahirkan dan anak kita sudah sedikit lebih besar temani aku olahraga, ya. Aku juga mau ke klinik kecantikan. Aku ingin seperti Mommy Ka
Lima tahun kemudian … Manhattan, New York, USA. Suara tepuk tangan riuh terdengar kala nama ‘Stella Geovan’ dipanggil ke podium. Tampak Sean terseyum bangga kala Stella dinobatkan sebagai lulusan terbaik dengan nilai tertinggi. Tak hanya Sean yang begitu bangga tapi Shawn, Stanley, Steve—tiga putra kembar Sean dan Stella sejak tadi memekik kegirangan kala nama Stella di panggil. Baik Shawn, Stanley, dan Steve mereka menyerukan ibu mereka dengan bangga. Ya, Sean bersama dengan ketiga putranya tengah menghadiri wisuda Stella. Tepatnya hari ini Stella lulus Master Degree di bidang fashion designer di salah satu universitas terbaik di New York.Selama lima tahun ini Sean memutuskan untuk tinggal di New York bersama dengan sang istri. Alasan Sean mengajak istrinya itu tinggal di New York karena Sean ingin Stella meneruskan pendidikannya di Negeri Paman Sam ini. Tak hanya menyandang gelar sarjana tapi Stella pun kini telah menyandang gelar master degree. Dan, tentu hal itu membuat Sean sa
PranggggSebuah guci mahal pecah begitu saja akibat tendangan seorang bocah perempuan kecil. Pecahan beling itu memenuhi lantai. Beruntung pecahan beling tak mengenai bocah perempuan cantik itu. Tidak hanya sendirian tapi bocah laki-laki yang merupakan saudara kembarnya juga ada di hadapannya. Mereka terlalu asik bermain sampai-sampai memecahkan guci di ruang keluarga. Ya, kini kedua bocah laki-laki dan perempuan itu begitu panik kala melihat guci pecah. Wajah mereka tampak ketakutan. Baru saja mereka melarikan diri dari pengasuh yang menjaga mereka. Tapi malah mereka mendapatkan masalah.“Tuan Muda … Nona Muda …” Seorang pengasuh terlihat sangat panik melihat pecahan guci itu.“Kami tidak sengaja.” Luke dan Lydia memasang wajah merengut agar tak disalahkan.“Astaagaaa Luke … Lydia … ada apa ini?” Suara Alika berseru seraya melangkah memasuki ruang keluarga. Seketika raut wajah Alika berubah melihat guci kesayangannya dengan harga fantastis itu pecah. Kini sepasang iris mata hitam Al