"Kayla! Itu Kayla, Nek! Itu Kayla!"
Seorang pria muda terus berteriak saat ia melihat Kayla dibawa turun dari mobil tahanan hari itu. Pria muda bernama Jonas yang merupakan sahabat Kayla itu datang bersama Nenek Kayla yang sudah begitu lemah. Sejak Kayla diperkosa, kesehatan Nenek Kayla langsung drop. Setiap hari Nenek Kayla berjuang untuk menenangkan Kayla yang mengalami trauma dan depresi berat. Sampai beberapa hari kemudian, mendadak polisi datang dan menangkap Kayla atas tuduhan penganiayaan, Nenek Kayla pun pingsan berkali-kali. Dan setelah menjalani proses persidangan yang melelahkan selama hampir satu bulan lamanya, Kayla pun resmi dipenjara. Nenek Kayla begitu hancur, apalagi saat tahu bahwa Kayla hamil dan sempat menolak kehamilan itu sampai membuatnya hampir keguguran, kesehatan Nenek Kayla pun makin drop. Jonas dan Nenek Kayla sebenarnya tidak berhenti menunggu Kayla di depan gedung tempat klinik berada sampai mereka tahu semua yang terjadi pada Kayla. Hanya saja, mereka sama sekali tidak diijinkan bertemu Kayla. Dan Nenek Kayla tidak akan menyia-nyiakan kesempatan bertemu cucunya hari ini. Dengan langkah yang sudah terseret, Jonas pun menuntun Nenek Kayla mendekat ke mobil tahanan itu. "Kayla, di sini! Kayla!" Jonas terus melambaikan tangannya dan memanggil Kayla hingga Kayla pun melihat mereka. "Nenek, Jonas! Nenek, Jonas!" Kayla juga berteriak dan mulai memberontak untuk mendekati neneknya itu. Tubuh Kayla sendiri tidak berhenti gemetar sejak ia duduk di mobil tahanan. Hanya tiga hari waktu yang diberikan bagi Kayla untuk beristirahat setelah ia hampir keguguran dan selebihnya ia hanya diberi penguat kandungan dan berobat jalan dari dalam penjara karena kehamilan tidak menjadi halangan bagi seorang tahanan untuk tetap menjalani masa hukumannya. Air mata Kayla tidak berhenti mengalir. Bahkan, Kayla tidak ingat lagi bagaimana ia melalui tiga hari kemarin yang terasa begitu berat. Kayla tahu kalau neneknya mencarinya setiap hari tapi para polisi tidak mengijinkan Kayla dijenguk dan Kayla begitu sedih mendengarnya. Namun, Kayla tidak bisa menahan dirinya saat ia melihat nenek yang dicintainya ada di sana. "Biarkan aku memeluk nenekku sebentar saja! Nenek! Nenek!" Kayla terus memberontak dari cekalan polisi, begitu juga dengan Jonas yang juga memberontak dari penjagaan polisi yang tidak mengijinkannya mendekat. Sementara di sana, Tiago masih duduk di dalam mobilnya di posisi yang strategis bersama asistennya dan Tiago bisa melihat dengan jelas pemandangan yang begitu mengiris hatinya. Dan sialnya, air mata Tiago menetes. Sumpah demi apa pun, ini adalah pertama kali dalam hidupnya, Tiago bertindak yang tidak sesuai dengan hati nuraninya. Kayla Rusli, wanita itu .... Begitu cepat hati Tiago berbalik dari yang sangat membenci wanita itu menjadi merasa begitu bersalah sampai Tiago tidak tahu bagaimana harus menjelaskan perasaannya. Namun, akhirnya Tiago memilih untuk menjadi pengecut kali ini. Ya, sungguh memalukan saat seorang pengacara hebat menolak mengakui kesalahannya dan lebih memilih membiarkan semuanya tetap seperti ini, seperti apa yang ayahnya inginkan. Bahkan, Tiago tidak pernah bisa tidur nyenyak selama tiga hari ini sejak ia mengetahui kejadian yang sebenarnya. Tiago ingin menghajar dirinya sendiri yang lebih memilih nama baik dan reputasinya dibanding keadilan untuk Kayla dan neneknya. "Sial! Sial!" geram Tiago sambil mengepalkan tangannya geram. Dan setiap scene memilukan yang ia lihat malah membuat hatinya makin patah. Kayla dan neneknya sendiri akhirnya bisa berpelukan dan Nenek Kayla pun menangkup kedua pipi Kayla lalu menciuminya dengan penuh kerinduan. "Nenek, maafkan aku, Nek! Maafkan aku!" Nenek Kayla menggeleng. "Ini bukan salahmu. Ini takdir, Kayla. Tuhan sedang menguji imanmu dan kau harus kuat menghadapi ini, Kayla." Dengan air mata yang mengalir deras, Nenek Kayla masih mencoba tersenyum sambil mengusap sayang perut Kayla. "Dia adalah berkah yang tidak ternilai dari Tuhan, Kayla. Walaupun dia hadir dengan cara yang kejam, tapi dia sama sekali tidak bersalah, Kayla." "Bukan dia yang minta hadir di perutmu, tapi Tuhan yang menitipkannya dan Tuhan pasti punya rencana untuk semua ini, Kayla." "Sebagai seorang ibu, kau tidak punya hak untuk memutus kehidupannya, Kayla." "Kau adalah seorang ibu sekarang, kau seorang ibu sejak detik di mana rahimmu menjadi tempat ternyaman bagi janin itu. Kau seorang Ibu, Kayla!" Kayla hanya bisa menggeleng sambil terus menangis. Bahkan neneknya tahu dan tidak marah padanya tentang kehamilannya. "Jaga kandunganmu baik-baik, Kayla! Jaga berkah dalam perutmu ini dan besarkan dia menjadi anak yang baik, anak yang punya pengetahuan, anak yang takut akan Tuhan." "Biarlah dia yang akan menggantikan Nenek menemanimu seumur hidupmu. Maafkan Nenek yang tidak bisa berjuang untukmu, Kayla!" "Nenek juga tidak bisa menemanimu di sana, Kayla! Maafkan Nenek! Tapi kalau kau tidak keberatan, Nenek sudah menyiapkan nama untuk cicit Nenek." Nenek Kayla kembali tersenyum sambil mengusap perut Kayla lagi, sedangkan Kayla sudah menangis begitu deras sampai ia tidak mampu menyahuti apa pun ucapan neneknya itu. "Miracle! Kata Jonas, Bahasa Inggris dari keajaiban adalah Miracle. Bukankah itu nama yang keren, Kayla? Dia tidak akan malu kalau punya nama yang keren kan?" "Miracle adalah nama untuk sebuah keajaiban dari Tuhan, Kayla. Keajaiban dalam hidup kita, keajaiban yang tidak pernah kita sangka, tapi Tuhan berikan karena Tuhan baik. Dan Miracle akan menjadi pengganti Nenek untuk menemanimu." Tangisan Kayla makin meledak mendengarnya. Ada rasa senang karena neneknya menerima kehamilan ini bahkan memberi nama untuk cicitnya. Namun, ada rasa sedih karena ucapan Nenek Kayla terdengar seperti ucapan perpisahan untuk selamanya. Kayla pun baru saja akan membuka mulutnya untuk berbicara saat beberapa orang di sana mendadak kembali berdesakan. Para polisi yang siaga pun kembali memisahkan Kayla dengan neneknya hingga entah bagaimana Nenek Kayla terjatuh hingga kepalanya terbentur ke jalan. "Akhh!" rintih sang nenek. "Nenek!" teriak Jonas yang langsung berjongkok melihat Nenek Kayla. "Nenek!" pekik Kayla juga yang langsung memberontak lagi dari polisi yang mencekalnya. Beberapa polisi yang melihat kepala Nenek Kayla terbentur pun mendadak panik dan membantu di sana. Kesempatan itu digunakan Kayla untuk mendorong para polisi yang masih mencekalnya dan menghampiri neneknya dan suasana mendadak kacau di sana. "Nenek! Nenek! Kalian semua tidak punya perasaan! Tidak punya perasaan!" teriak Kayla. Kayla segera berjongkok dan meletakkan kepala neneknya ke pangkuannya, sedangkan para polisi langsung sibuk memanggil bantuan karena mereka juga tidak berani memindahkan nenek tua yang sedang dalam posisi seperti itu. "Nenek!" panggil Kayla sambil membelai kepala sang nenek. "Nenek, kau baik-baik saja kan? Panggil bantuan! Cepat, siap apun tolong nenekku! Tolong!" teriak Kayla sambil berderai air mata. Nenek Kayla tetap mencoba tersenyum walau ia begitu lemah dan kepalanya berdenyut hebat seperti mau pecah. Dengan gemetar, Nenek Kayla mengangkat tangannya dan Kayla pun segera meraihnya. "Nenek! Nenek!" "Nenek mencintaimu, Kayla. Nenek tahu umur Nenek mungkin tidak panjang lagi. Nenek tidak kuat, Kayla. Tapi kau ... kau harus kuat! Miracle membutuhkanmu. Hiduplah ... dengan baik, Kayla ...." Suara Nenek sudah tercekat di tenggorokannya dan mendadak napasnya begitu berat. Wanita tua itu pun membuka mulutnya dengan mata yang membelalak, menunjukkan bagaimana ia kesulitan bernapas. Perlahan bagian lehernya mulai membiru menandakan kekurangan oksigen dan Kayla begitu panik melihatnya. "Nenek! Nenek kenapa? Pak polisi, siapa pun, tolong Nenekku! Cepat!" Para polisi langsung ikut panik dan saat tim medis datang, suasana malah makin panik. "Sial, dia sudah tidak bernapas! Dia tidak bernapas!" **"Mama ...."Seorang anak perempuan kecil berumur hampir tiga tahun, berlari ke arah ibunya sambil tertawa sumringah di sebuah ruangan kecil yang merupakan sel penjara itu.Namun, belum sempat anak itu meraih ibunya, salah satu wanita lain yang memakai baju orange pun sudah menangkapnya dan memeluknya erat."Hap! Kena kau! Bersama Aunty dulu saja, hmm! Mulai besok kita mungkin tidak akan bertemu lagi. Aunty benar-benar tidak tahu harus senang atau sedih, Sayang." Wanita itu berseru sambil menggelitik gemas anak itu sampai anak itu pun terkekeh begitu senang.Kayla yang melihatnya pun hanya tersenyum dan mendadak malah merasa melow.Rasanya masih teringat saat pertama kali ia menginjakkan kakinya di tempat yang begitu mengerikan ini. Rasa ketakutan, gemetar, semuanya bercampur menjadi satu dan masa depan sama sekali tidak terlihat bagi Kayla, suram dan gelap.Beradaptasi di dalam sel yang isinya semua wanita bertubuh besar dan menyeramkan juga membuat Kayla menggigil dan mau muntah set
Tiago masih menatap kebebasan Kayla dengan ekspresi datarnya. Ya, pria di dalam mobil itu adalah Tiago yang memang sudah menunggu begitu lama untuk kebebasan Kayla. Bahkan, Tiago sudah mencari tahu juga siapa Magda dan Jonas. Selama hampir empat tahun ini, Tiago memang menjalankan hidupnya seperti biasa, tetap dielu-elukan dan malah makin sukses dengan semua kasus hebat yang ia menangkan. Tentu Tiago tidak akan bisa mendapatkan semua ini kalau waktu itu ia mengakui kesalahannya dan membebaskan Kayla. Namun, nyatanya dengan semua kesuksesan yang sudah diraihnya ini, ada bagian hatinya yang kosong sampai menjadikan Tiago pribadi yang lebih dingin dan temperamen, bahkan hubungan dengan adik dan ayahnya juga jadi renggang sejak saat itu. Bukannya tidak menyayangi keluarganya. Rasa sayang Tiago masih sama, bahkan Tiago tetap akan menjadi garda terdepan untuk keluarganya, hanya saja rasa kecewanya masih belum juga hilang, kecewa pada dirinya sendiri maupun keluarganya. Tiago pun m
Kayla masih mematung mendengar ucapan Magda. Entah mengapa mendadak Kayla merinding sendiri mendengar kata "Daddy." "Itu ... Daddy apa maksudmu, Dokter? Bukankah itu mirip Sugar Daddy? Daddy seperti itu akan membuat orang berpikir aku ini simpanan Om-Om," protes Kayla. "Ck, bukan seperti itu, Kayla! Bukan Sugar Daddy, tapi Daddy Long Legs. Kalau kau mencari di internet memang Daddy Long Legs artinya laba-laba di Amerika Utara. Tapi aku pernah menonton drama Korea di mana seorang pria menjadi penolong yang setia dan mereka menyebutnya Daddy Long Legs, kurasa itu cocok juga." Kayla masih mengernyit tidak mengerti dan Magda kembali bicara. "Bedanya kalau Sugar Daddy membantumu dengan mengharap imbalan misalkan tubuhmu, tapi Daddy Long Legs tidak mengharapkan imbalan karena bahkan dia menyembunyikan identitasnya." "Sungguh, awalnya aku juga takut menerima semuanya, takut mungkin akan ada ilmu hitam dan sebagainya, kau mengerti lah! Tapi waktu aku terpaksa memakai susu yang dikirimnya
Kayla menatap satu lemari yang berisi penuh hadiah untuk Miracle di kamar mereka malam itu dan otak Kayla pun terus dipenuhi oleh Daddy Long Legs seperti yang Magda katakan. Kayla pun masih bertanya-tanya sendiri saat Jonas mengintip ke kamar Kayla dan memanggilnya untuk makan malam. "Makan malam sudah siap, Kayla! Dokter Magda dan Miracle juga sudah di meja makan. Ayo kita makan!" Kayla yang menoleh ke arah Jonas pun tersenyum. "Baiklah, Jonas! Tapi seharusnya kalian tidak perlu repot-repot membeli makanan lagi, aku bisa makan seadanya. Lagipula tadi siang kita kan sudah makan enak." "Haha, Dokter Magda yang menraktir kita malam ini. Ayo!" Kayla tersenyum sambil melangkah ke meja makan yang langsung terlihat begitu ia keluar dari kamar karena memang rumah mereka tidak besar. "Hmm, aromanya saja sudah membuatku lapar!" seru Kayla yang langsung duduk dan mulai mengambilkan Miracle makanan. "Jadi kau masih terus menatap lemari itu, hmm?" tanya Magda dengan begitu santai. Kayla
Kayla terbangun dari tidurnya yang begitu nyenyak pagi itu dengan Miracle yang ada di pelukannya. Rasanya menyenangkan sekali bangun pagi sambil menghirup udara segar di kamar yang berwarna warni, tidak seperti di penjara yang gelap dan sesak. Sungguh, Kayla menikmati kebebasannya. Kayla pun mencium Miracle dan menyelimuti anaknya itu, sebelum ia keluar dan melihat Magda yang sudah sibuk menyiapkan sarapan. "Selamat pagi!" "Selamat pagi, Kayla! Dia belum bangun?" "Miracle? Belum!" "Dia pasti tidur dengan nyenyak bersamamu. Saat bersamaku, dia akan bangun begitu pagi sampai aku selalu terburu-buru menyiapkan sarapan." Kayla sampai tersenyum haru mendengarnya. "Sekali lagi terima kasih, Dokter Magda! Aku tidak tahu bagaimana kalau tidak ada kau." "Ya ampun, sudahlah! Aku sudah bosan mendengar kau mengatakan hal yang sama selama empat tahun ini. Jangan mengatakannya lagi!" Kayla masih tersenyum haru, namun ia pun mengangguk. "Baiklah, tapi sekarang, biar gantian aku yang melaku
Suasana di jalanan di depan mall masih begitu ramai siang itu karena iring-iringan calon menteri yang memadati jalan. Sang calon menteri bersama keluarganya pun masih terus tersenyum sambil sesekali melambaikan tangannya menyapa semua pendukung setianya. Dan calon menteri itu bernama Rosa Benedict. Rosa sendiri yang merupakan aktivis kegiatan sosial, pemilik banyak yayasan amal, serta begitu setia mendukung semua gerakan suaminya itu digadang-gadang menjadi kandidat kuat menteri yang baru, bahkan sudah ada pembicaraan lebih lanjut dengan pihak terkait mengenai hal itu. Rosa yang memang mempunyai background pengusaha yang terjun di politik pun begitu bangga dan malah makin sering melakukan pencitraan untuk mengambil hati warga. Didampingi Sam dan Simon, mereka pun selalu menampilkan image yang sempurna, apalagi dengan nama besar Sam dan Tiago yang membuat keluarga itu menjadi keluarga idaman. Namun, Rosa sedikit kesal hari itu karena satu anaknya tidak mendukungnya bahkan tidak ku
Simon Benedict. Ya, pria di hadapan Kayla saat ini adalah Simon Benedict, sang pria bejat itu. Lengkap dengan kursi rodanya dan anggota keluarganya di sana. Kedua mata Kayla sampai membelalak sempurna dengan tubuh yang gemetar dan ia pun tidak bisa berkata-kata lagi. Untuk sesaat, suasana pun langsung hening, sebelum salah seorang teman sosialita Rosa yang juga merupakan tim suksesnya malah mendesak Rosa untuk bicara karena banyak media yang meliput. "Sapa mereka, Bu Rosa! Ini bisa menjadi berita bagus." Rosa nampak ragu sejenak, tapi ia tidak punya pilihan lain. "Hmm, ini ... ini ... oh, anak yang lucu sekali! Apa kau Mamanya, hmm? Oh, anak lucu ... ini bolanya!" seru Rosa kaku sambil berjongkok di depan Miracle dan mengambil bola di bawah kaki Simon. Rosa masih tersenyum kaku sampai tiba-tiba seorang teman Rosa yang lain mendadak merasa mengenali Kayla. "Ya Tuhan, aku tidak salah ingat! Kau kan wanita itu! Wanita yang sudah membuat Simon lumpuh? Benarkah kau sudah ke
"Apa kita akan ke tempat Bu Rosa, Pak?" Emir yang masih menyetir mobilnya itu melirik Tiago dari kaca spionnya. Namun, ekspresi wajah Tiago masih begitu datar. "Aku tidak pernah tertarik dengan pencitraan, Emir. Entah apa yang ada di pikiran mereka saat mereka melakukannya begitu sering. Tapi baiklah, mari kita lihat hal menjijikkan apa yang akan mereka lakukan di sana," sahut Tiago kesal. Entah mengapa di matanya sekarang semua pencitraan yang dilakukan keluarganya adalah sangat menjijikkan, padahal dulu Tiago tidak pernah ada masalah dengan itu karena yang namanya perusahaan dan orang besar memang kadang butuh sedikit pencitraan untuk mengangkat pamor mereka. Emir sendiri yang memahami maksud Tiago pun langsung mengangguk dan mengarahkan mobilnya ke jalan di depan mall, tempat keluarga Tiago berada saat ini. Dengan cepat, Tiago pun bisa melihat kerumunan orang dan melihat keluarganya di sana. Namun bukan hanya keluarganya, karena tatapan Tiago juga menangkap seorang anak kecil
Bulan pun berlalu dan melihat perkembangan Baby Princess merupakan kebahagiaan tersendiri bagi semua orang. Princess yang saat ini sudah berumur lima bulan pun sedang lucu-lucunya dan Princess sudah bisa melakukan banyak hal, termasuk tertawa dan berteriak keras saat melihat hal yang membuatnya antuasias. Bahkan Kayla sudah sering mengajak Princess pergi bersamanya ke toko kue dan cafe milik Kayla. Ya, setelah berpikir panjang dan mempersiapkan dirinya dengan matang, akhirnya Kayla setuju untuk membuka toko kuenya sendiri. Kayla sudah mulai percaya diri dengan kue buatannya dan dibantu oleh Bik Sima, Kayla pun membuka toko kue sesuai dengan bakat yang ia punya. Tidak hanya Bik Sima, karena Kayla juga memberikan pekerjaan untuk dua orang teman narapidanya yang sudah bebas. Mereka kembali menghirup udara bebas setelah masa kurungannya berakhir. Mereka kembali pada keluarga dan masyarakat serta berjanji untuk hidup lebih baik. Kayla pun menepati janjinya untuk membantu mereka sete
Apa yang tidak membunuhmu akan membuatmu makin kuat, karena kapasitas manusia untuk menanggung beban sebenarnya bahkan lebih kuat daripada yang pernah kita percayai. Seperti sebuah pepatah Tibet yang mengatakan bahwa tragedi harus dimanfaatkan sebagai sumber kekuatan. Tidak peduli apa pun kesulitannya, seberapa menyakitkan pengalamannya, jika kita kehilangan harapan, itulah bencana kita yang sebenarnya. Dan bagi Kayla, sudah sejak lama ia mempercayai itu. Apa yang terjadi dalam hidupnya benar-benar merupakan tragedi yang mengubah hidupnya, mengubah pemikirannya, mengubah kebiasaannya, mengubah karakternya, mengubah semua yang ada pada dirinya. Mungkin saat tragedi itu menimpa seorang gadis muda berumur 18 tahun, Kayla hanya bisa menyalahkan semua orang bahkan Tuhan. Mengapa ia harus kehilangan semuanya dan hidup dengan begitu menyakitkan.Namun semakin dewasa, Kayla menyadari bahwa itu hanya bagian dari cara Tuhan untuk membentuk kita dengan cara yang unik, tidak tertebak, namun t
"Selamat, Mario! Selamat, Magda!" Mario dan Magda pulang bersama setelah dari dokter kandungan ke rumah Tiago untuk memberitahu kabar kehamilannya.Semua anggota keluarga pun bersorak bahagia dan mereka saling berpelukan dengan begitu hangat dan penuh haru. Jonas dan Milka yang akhirnya datang ke rumah itu di malam harinya pun ikut senang mendengarnya walaupun Milka sendiri yang merupakan pengantin baru malah belum hamil juga sampai sekarang. "Pasti akan datang giliranmu nantinya, Milka," kata Magda sambil memeluk Milka. "Terima kasih, Dokter! Aku sudah tidak sabar lagi! Semoga Tuhan segera memberi kami rejeki itu!" Magda mengangguk dan memeluk Milka lagi dengan hangat. Tanpa menunggu lama, pesta pernikahan Mario dan Magda pun diadakan satu bulan kemudian. Magda dan Mario sendiri benar-benar tidak membutuhkan pesta besar karena bagi mereka yang penting sah. Namun, Tiago ngotot membuat pesta kecil-kecilan hingga di sinilah mereka, di sebuah taman hotel dengan sedikit undangan k
Saat Mario mengatakan bahwa benihnya adalah benih super, sungguh itu bukan sekedar omong kosong. Karena nyatanya hanya dalam satu kali berhubungan, Magda pun langsung berhenti mendapatkan datang bulannya. "Aku tegang sekali, Kayla! Aku tidak pernah terlambat datang bulan sebelumnya! Sungguh! Aku ini seorang dokter, aku sangat tahu bagaimana kondisiku dan aku sama sekali belum waktunya menopause!" "Sudah berapa lama sejak kalian berhubungan, Dokter?" "Tunggu, kita harus meralatnya karena seharusnya kau bertanya sudah berapa lama sejak dia memperkosaku! Dia benar-benar memaksaku dengan barbar, Kayla!" Magda terus mengomel sampai Kayla hanya bisa mengulum senyumnya. "Baiklah, coba kuhitung sendiri saja. Waktu itu Jonas dan Milka menikah berarti sudah hampir satu bulan berlalu." "Ya, dan aku baru saja selesai datang bulan saat menghadiri pesta itu," timpal Magda. Lagi-lagi Kayla pun mengulum senyumnya. "Aku masih mempunyai stok tespek, mungkin kau mau memakainya, Dokter?" "No, K
Setelah lamaran, pernikahan Jonas dan Milka pun langsung disiapkan dan digelar tiga bulan kemudian. Jonas tampak sangat gagah dengan jasnya dan Milka pun begitu cantik dengan gaun putihnya. Mereka mengundang banyak klien Jonas dan pesta itu cukup meriah. Jonas dan Milka pun mengikat janji suci dengan suasana yang begitu sakral dan haru sampai Kayla tidak berhenti meneteskan air matanya melihat sahabat terbaiknya akhirnya melepas masa lajangnya. Jonas sudah lama menyukai Kayla, namun Kayla sama sekali tidak bisa membalas perasaan Jonas. Bahkan, setelah Kayla keluar dari penjara hingga Kayla menikah dengan Tiago, Jonas masih mencintai Kayla. Kayla sungguh berharap Jonas sendiri bisa merasakan cinta yang sesungguhnya, cinta yang tidak bertepuk sebelah tangan, dan cinta yang sejati. Hingga Tuhan yang begitu baik akhirnya mengabulkan harapan Kayla dengan mengirimkan Milka pada Jonas. "Akhirnya Jonas mendapatkan kebahagiaanya, Tiago. Aku senang sekali!" "Ya, Sayang. Jonas adalah pe
"Happy one month, Philip dan Felipe!" Bayi kembar Tiago dan Kayla diberi nama Philip Benedict dan Felipe Benedict dan nama itu diambil dari nama Raja di dunia. Raja Philip adalah nama Raja Inggris yang sudah meninggal, suami dari Ratu Elizabeth. Sedangkan Raja Felipe adalah nama Raja Spanyol yang masih menjabat sampai saat ini. Bukan tanpa alasan mengapa Tiago memberikan nama orang besar untuk kedua anak kembarnya. Tiago berharap anak-anaknya bisa tumbuh menjadi orang besar juga yang bisa dikenal banyak orang dan menjadi penyambung tangan Tuhan untuk membantu menyejahterakan hidup banyak orang kelak. Doa orang tua memang selalu sangat besar untuk anak-anaknya dan baik Tiago maupun Kayla juga mendidik anak-anaknya dengan visi dan misi yang sama. "Terima kasih, Aunty, Uncle!"Kayla sendiri begitu sumringah saat menggendong Philip bersamanya, sedangkan Tiago menggendong Felipe. Sergi juga nampak begitu antusias dan gemas pada adik kembarnya. Sergi yang sudah pintar belarian dan
"Selamat ya, Tiago, Kayla!" Semua anggota keluarga bersorak bahagia mendengar kabar kehamilan Kayla, bukan hanya satu anak namun langsung dua anak. Sungguh, semua orang takjub mendengarnya sekaligus antusias menunggu si kembar lahir. "Yeay, Miracle mau punya adik lagi!" pekik Miracle senang. Tiago pun langsung menggendong Miracle dan menciuminya. "Kau senang, Miracle Sayang? Nanti adik bayinya bukan hanya satu tapi dua.""Langsung dua, Papa?" "Iya, Sayang. Haha, langsung dua.""Yeay!" Miracle memekik senang lalu langsung turun dari gendongan Tiago dan menciumi perut Kayla. Sergi pun tidak mau ketinggalan dan melihat semua orang heboh, Sergi akan makin heboh. Sergi yang masih digendong Molly pun terus mengulurkan tangannya dan meminta digendong oleh Tiago dan Tiago pun langsung menggendong anaknya itu. "Sergi juga senang kan, Sayang? Sergi akan menjadi kakak! Haha! Aku sudah tidak sabar lagi mendengar suara banyak anak di rumah ini!" seru Tiago antusias. Kayla hanya bisa meng
Beberapa hari setelah acara itu, Kayla merasa tidak enak badan. Kayla yang biasanya begitu aktif mengurus anak-anak dan membuat kue serta mengurus yayasan milik Tiago pun begitu lemas beberapa hari itu. Tiago sendiri memang mempunyai yayasan baru, yayasan amal seperti yang dulu pernah dimiliki oleh Rosa dan keluarga Benedict yaitu BC Foundation. BC Foundation sendiri sudah resmi ditutup karena tempat itu menjadi alat perputaran uang haram, namun orang-orang yang tinggal di yayasan itu tidak bersalah dan mereka masih membutuhkan tempat untuk hidup mereka. Karena itulah, Tiago pun membuka yayasan baru dengan nama SK Foundation yang diambil dari initial nama Santiago dan Kayla. Yayasan itu merupakan yayasan amal yang sama sekali non profit, bahkan ada divisi yayasan yang concern pada wanita korban pelecehan dan anak-anak. Tiago pun mendirikan lembaga untuk memperjuangkan hak para wanita korban pelecehan agar tidak ada lagi korban yang tidak mendapatkan keadilan dan malah menjadi te
"Selamat ulang tahun, Sergi!" Setelah melewati bulan madu dan liburan yang begitu berkesan selama lebih dari satu bulan, semua orang pun kembali menjalani hari-hari mereka seperti biasa. Namun, kebahagiaan mereka tidak pernah usai karena selalu saja ada momen yang harus mereka rayakan. Dan hari itu adalah perayaan ulang tahun Sergi yang pertama. Rumah keluarga Tiago pun sudah dihiasi begitu lucu dan seperti biasa, Tiago pun mengadakan open house lagi. Kali ini bukan hanya mengundang keluarga besarnya, namun Tiago juga mengundang semua karyawannya untuk ikut berpesta di rumahnya. Rumah Tiago pun begitu ramai hari itu dengan semua orang yang begitu gemas pada Sergi dan juga Miracle. Miracle sendiri sudah makin besar dan Miracle makin menunjukkan bahwa dirinya adalah kakak yang sempurna untuk Sergi. "Selamat ulang tahun, Adik Sergi!" seru Miracle gemas sambil menciumi adiknya itu. "Terima kasih, Kakak Cantik!" sahut Kayla dengan suara yang dibuat seperti anak kecil. Sergi send