Daniella berjalan diantara para pejalan kaki, dia sengaja turun tak jauh dari lokasi tempat dia janjian dengan Anthonio, karena dia juga ingin mampir ke sebuah toko kue yang cukup populer di daerah itu. Dia memesan sebuah cake untuk Gavriel. "Kenapa jadi aku yang berusaha membuatnya terpikat?" keluhnya. "Apa aku batalkan saja? dia pasti berpikir jika aku menyukainya" pikirnya sambil menghentikan langkahnya. Dia berbalik dan kembali terdiam. Daniella hendak balik ke toko kue, namun ada sesuatu yang menahan langkahnya. Perlahan-lahan Daniella memutar kepalanya. "Kenapa kau berdiri disini?" tanya Anthonio. "Kau mencari sesuatu?" tanyanya lagi. Anthonio melihat Daniella dari dalam mobilnya, dan dia meminta supirnya untuk menurunkannya disana lalu menghampiri Daniella. Daniella menggelengkan kepalanya. Namun Anthonio merasa Daniella jelas sedang kebingungan, karena beberapa kali dia melihat kearah toko kue lalu menatap Anthonio. "Kau ingin kesana?" tanya Anthonio. Dia menunjuk k
Daniella kembali ke Rumah Sakit dan membawakan cake untuk Gavriel. Dia tiba di kamar rawat Gavriel, namun dia tidak menemukan Gavriel disana. Kemana dia? dia pergi sambil membawa tiang infusnya. Daniella meletakan cake dan tasnya di meja, lalu mencoba mengecek ke Toilet, tetapi disana kosong. Dia menghubungi Gavriel tetapi tidak ada jawaban sama sekali. Dia mulai cemas, lalu mendatangi bagian administrasi untuk menanyakan kemana Gavriel pergi. Salah seorang perawat disana memberitahu Daniella jika Gavriel sedang pergi ke taman. "Memangnya dia sudah bisa jalan?" Daniella mendecak kesal. Dia pun menyusul Gavriel, dan selama beberapa saat dia sibuk mencarinya. "Ck! kenapa dia tidak menjawab telponnya?" Dia masih mencoba menghubungi Gavriel. Setelah keliling beberapa saat, akhirnya dia melihat Gavriel. Gavriel sedang duduk di sebuah bangku kayu. Pria itu sedang memperhatikan sepasang lansia yang duduk di depannya. Sepertinya, dia mengharapkan masa tua yang indah seperti sepasang lans
Daniella membuka pintu mobil dan keluar. Ia berlari ke pintu penumpang dan membukakan pintu untuk Gavriel. "Pelan-pelan." Katanya sembari menahan kepala Gavriel. Sebenarnya Gavriel sudah bisa bergerak seperti biasanya, namun kecemasan Daniella membuatnya terpaksa tetap berpura-pura kalau dia masih membutuhkan bantuan Daniella, apalagi besok Daniella akan pergi ke Jepang. Kapan lagi dia bisa mendapatkan perhatian Daniella? Pikirnya. Gavriel tersenyum melihat kepeduliaan Daniella padanya. "Besok kau akan pergi ke Jepang, sebaiknya kau pulang saja dan siapkan semua barang-barang yang akan kamu bawa." "Kamu mengusirku? aku juga tau kalau masih ada banyak hal yang perlu aku selesaikan. Tetapi, melihat kondisimu seperti ini, aku tidak tega. Apalagi nanti aku akan berada di Jepang selama dua minggu." "Dua minggu?" Gavriel baru mendengarnya. Sebelumnya ia sama sekali tidak tau jika Daniella akan syuting di Jepang dua minggu. "Kenapa kamu memberitahuku?" "Itu hanya estimasinya saja, kemu
Gavriel melangkah masuk melewati beberapa staff yang menyapanya di lobby. Di belakang Gavriel ada Alberto yang membacakan jadwal-jadwal Gavriel hari itu. Seharusnya, Gavriel masih perlu istirahat di rumah, namun dia memutuskan untuk tetap masuk kerja karena dia takut pikirannya akan selalu fokus pada Daniella. Dia juga harus menghadiri rapat penting dengan beberapa petinggi di JS Group. "Hai... " Allena tersenyum lebar menyapa Gavriel. Gavriel menghentikan langkahnya. Dia menoleh menatap Alberto. "Untuk apa dia kesini? apakah dia masih ada urusan pekerjaan dengan perusahaan ini?" tanya Gavriel. "Tidak ada. Semua urusan pekerjaannya sudah di selesaikan." Allena menggerakan langkahnya menghampiri Gavriel. Dia mengangkat sebelah tangannya dan menyapa pria itu. Gavriel memandangnya dengan kesal, dia tau tujuan Allena datang kesana tentu saja untuk membuat rumor baru, yang mungkin akan dia gunakan untuk membuat pertengkaran dan kesalahpahaman antara Daniella dan Gavriel. Disana a
Daniella begitu tegang saat syuting di hari pertama. Sepertinya semua orang berekspektasi lebih padanya, karena dia bisa mendapatkan peran dalam video klip ini. Dia berusaha rileks, tapi saat dia mendengar sutrada berteriak kesal dan marah kepada staffnya, nyalinya semakin menciut. Daniella berperan sebagai cinta pertamanya Fendy, dimana keduanya kembali bertemu saat mereka sama-sama kuliah di Tokyo. Dia berusaha membangun karakternya, dia harus bisa menciptakan chemistry antara dirinya dan Fendy. Dia tidak mau membuat malu orang-orang yang sudah mempercayakan peran ini padanya. Saat itu, mereka syuting di sebuah kampus swasta di Tokyo, karena peran Daniella sebagai mahasiswa, dan saat itu pengambilan gambarnya tidak terlalu fokus dengan wajah Daniella, karena pengambilannya dari sudut pandang Fendy yang melihat Daniella dari jarak jauh. Fokus pengambilan gambar saat itu hanya kepada Fendy. Proses syuting hari pertama berjalan lancar. Pengambilan gambar untuk Daniella juga belum
"Cinta pertama?" Gumam Daniella. Dia sedang mondar-mandir di kamar hotelnya. Dia tau siapa yang bisa membantunya agar bisa meningkatkan chemistrynya saat beradu akting dengan Fendy. Daniella mencoba menghubungi Gavriel, tiga panggilan darinya tidak di jawab sama sekali. Namun beberapa saat kemudian Gavriel menghubunginya. "Daniella ada apa? Maaf, tadi aku sedang meeting." "Kau bilang, aku cinta pertamamu kan?" Tanya Daniella. Dia duduk di sofa dekat jendela kamar. "Katakan, seperti apa perasaanmu saat bertemu kembali denganku setelah beberapa tahun." "Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?" "Ini menyangkut peranku." "Jadi, kisahnya tentang bertemu kembali dengan cinta pertama?" "Ya. Katakan, seperti apa perasaanmu." Gavriel mulai bercerita, tentang pertemuannya dengan Daniella di pernikahan Delon. Dia senang, terpana dan perasaannya juga cemas karena takut Daniella sudah memiliki pasangan. "Walau sudah bertahun-tahun tidak bertemu dan melihatmu lagi, perasaanku kembali
"Lihatlah, siapa yang datang." Kakek Andreas selalu bersemangat saat Gavriel pulang ke rumah, dia berharap Gavriel tetap tinggal di rumah daripada di Apartemen. "Kenapa kau datang sendiri? Dimana Daniella?" Sore itu Kakek sedang berada di halaman samping rumah, dia sedang mencabut rumput-rumput liar yang menganggu pertumbuhan sayuran di ladang kecilnya. Kakek mulai berkebun hanya untuk mengisi waktu luangnya. Dulu Gavriel pernah melarangnya, tetapi Kakek bilang, jika ada Cicitnya pasti ada banyak hal yang bisa dia lakukan dengan cicitnya. "Bukankah sebelumnya dia sudah bilang kalau dia syuting di Jepang selama dua minggu?" Gavriel melepaskan jas nya, dia meletakannya diatas Kursi putih. Dia pergi menghampiri Kakek lalu mengambil sarung tangan yang di gantung di kayu penyanggah untuk sayuran. "Berapa lama kau bilang?" Tanya Kakek Andreas pada Gavriel. "Dua minggu? Kenapa lama sekali? Kakek sangat merindukan cucu menantuku." Gavriel menggerutu sambil mencabuti rumput-rumput liar,
Anthonio kembali mengunjungi Daniella ke lokasi syuting, sementara disana juga ada Galleno yang saat itu memang datang bersama Daniella karena jadwal kuliahnya sedang kosong. Galleno tidak sendirian, dia datang bersama dengan Kekasihnya. Untuk sekarang, Daniella harus mencari alasan untuk menghindari Anthonio, karena dia yakin Galleno akan memberitahu Gavriel. Dia hanya takut jika Gavriel akan cemburu dan kesal jika dia tau Anthonio sering sekali berkunjung. Saat break syuting, Daniella langsung menemui Galleno dan kekasihnya. Galleno membawakan makanan serta minuman untuk Daniella. Makanan yang di bawah oleh Galleno adalah permintaan dari Gavriel, setelah dia menerima laporan dari Galleno. Gavriel tidak mau, jika Daniella selalu menikmati makanan yang di bawakan oleh Anthonio. Dari jauh Anthonio memperhatikannya, dan tampak menyelidiki siapa anak muda yang sedang bersama Daniella. Anthonio tidak suka rasa penasaran yang ada dalam hatinya, dia menghampiri Daniella. "Daniella."