Home / Romansa / DUDA KHILAF / 3. SESUATU YANG BEREAKSI

Share

3. SESUATU YANG BEREAKSI

Author: Herofah
last update Last Updated: 2022-03-23 04:40:44

"Lama banget sih?" ucap seorang remaja ketus.

Dia melempar barang-barangnya ke dalam bagasi mobil yang terbuka.

Malik mengesah dengan wajah penuh penyesalan. "Maaf Yan, tadi ada masalah sebentar di jalan, tuh liat bemper mobil Papa sampe penyok begitu," jelasnya pada sang anak. Malik menunjuk ke arah bagian mobilnya yang rusak.

Aryan melirik sekilas, tak menaruh perduli, dia langsung meluyur pergi begitu saja dan masuk ke dalam mobil. "Ayo pulang, cape nih mau istirahat!" titahnya seperti menyuruh seorang supir.

Aryan Indra Wahyuda, seorang remaja berusia tujuh belas tahun yang baru saja menjalani jenjang pendidikan di sebuah universitas besar di Jogya. Dia anak semata wayang Malik dari hasil pernikahan pertamanya dengan seorang wanita cantik bernama Kinara Larasati.

Sayangnya, bahtera rumah tangga Malik dan Kinara yang begitu bahagia dan sempurna, akhirnya harus kandas dengan cepat, karena Tuhan telah memanggil Kinara lebih dulu untuk selama-lamanya.

Aryan menjadi amanat terbesar Kinara pada sang suami sebelum dia meninggal. Itulah sebabnya, selama ini, sekesal apapun dan sekecewa apapun Malik terhadap sikap Aryan terhadapnya, lelaki itu tak pernah memarahi Aryan.

Jika Malik marah, dia lebih memilih untuk diam dan pergi.

Sayangnya, sikap lemah Malik tersebut bukannya membuat sosok Aryan menaruh simpatik dan hormat pada sang Ayah, melainkan sebaliknya.

Aryan tumbuh menjadi anak yang begitu sulit diatur, kasar dan sangat melawan pada Malik, dan semua hal itu semakin diperparah sejak Malik yang berulang kali menikah namun terus mengalami kegagalan dalam pernikahannya.

"Kamu udah makan belum? Mau mampir beli makan dulu?" tanya Malik di tengah perjalanan menuju kediaman pribadinya.

"Nggak," jawab Aryan tak acuh.

"Yaudah kalo gitu, Papa aja yang mampir beli makan sebentar ya, Papa lapar, belum makan dari tadi siang, restoran hari ini rame banget," jelas Malik langsung berbelok ke arah sebuah restoran cepat saji asal Amerika.

Malik memesan makanan melalui drive thru agar tidak memakan banyak waktu.

"Kamu mau hamburger Yan?" tanya Malik saat dia sedang memesan makanan.

Aryan mendelikkan mata kesal. "Tadikan aku udah bilang, kalo aku nggak laper! Masih aja tanya-tanya!"

Malik jadi diam dan tak bertanya lagi.

Usai membeli makanan, kendaraan Malik hendak keluar area resto saat tatapan Malik tertuju ke arah seorang wanita yang sedang berdiri di sisi jalan raya. Wanita itu tampak gelisah dan berulang kali mengecek layar ponselnya. Malik yang mengenal dekat wanita itu langsung membuka kaca mobil bermaksud untuk menyapa.

"Shilla? Shilla kan?" sapa Malik saat itu.

Wanita yang mengenakan rok sepan seksi itu pun balik menyapa Malik.

"Hai, Malik ya?" tanya si wanita bernama Shilla itu. Sepertinya dia tidak menyangka akan bertemu Malik di sini. Malik yang sekarang sudah menjadi seorang chef terkenal.

Malik menghentikan mobil. "Mau kemana?" tanyanya saat itu.

Shilla itu adalah temannya semasa kuliah dulu. Mereka cukup akrab karena melalui Shilla lah, Malik mengenal Kinara.

"Aku mau pulang, aku kan kerja di sini," Shilla menunjuk ke arah restoran cepat saji yang tadi dikunjungi Malik.

"Oh begitu, aku pikir kamu masih di Semarang. Bukannya dulu pindah ke Semarang ya?" tanya Malik lagi.

"Iya, tapi sekarang udah balik lagi ke Jakarta," Shilla tersenyum masam.

"Pulang ke arah mana? Kalo arah Pondok Indah, bareng aja," ajak Malik menawarkan bantuan.

Shilla tampak enggan, tapi kebetulan dia searah dengan Malik dan lagi dia memang sedang terburu-buru. Jadilah Shilla menerima tawaran bantuan dari Malik.

Wanita itu duduk di kursi belakang kemudi yang di duduki oleh Aryan.

"Maaf loh jadi ngerepotin," ucap Shilla sungkan.

Malik tertawa renyah. "Ah, kayak sama siapa aja kamu."

Shilla melirik ke arah Aryan dan menyunggingkan sedikit senyuman meski hal itu tak berbalas karena Aryan justru malah menatapnya dengan tatapan dingin.

"Kenalin Shil, itu Aryan, anakku. Anak Kinara," ucap Malik saat mobilnya kini mulai melaju di tengah hiruk pikuk jalan raya kota Jakarta yang padat.

"Shilla," Shilla mengulurkan tangan mengajak Aryan berkenalan.

Lagi dan lagi, tanggapan Aryan tidak bersahabat. Remaja itu tak menyambut uluran tangan Shilla membuat wanita itu jadi menarik kembali tangannya, meski dia sempat mengumpat dalam hati karena kesal dengan sikap dingin Aryan.

"Maaf Shill, Aryan lagi nggak enak badan makanya suka begitu, nggak usah diambil hati," ucap Malik menengahi. Merasa tidak enak hati pada Shilla atas sikap tak hormat Aryan pada orang yang lebih tua.

"Siapa yang nggak enak badan? Aryan cuma lagi capek aja kok, dan lagi males dengerin Papa modusin cewek yang ujung-ujungnya ngajakin mereka nikah terus abis itu cerai deh! Udah kenyang sama sikap Papa yang nggak pernah bisa serius sama satu cewek! Dan jangan-jangan, Mama tuh meninggal karena nggak tahan sama ulah suaminya yang suka gonta ganti cewek dan modusin semua cewek!"

Malik menginjak rem mobilnya secara mendadak.

Perkataan Aryan membuatnya tersinggung.

Dan malu.

Terlebih di hadapan Shilla.

Untuk sejenak Malik berusaha menetralkan emosinya. Lelaki itu menarik napas panjang menghembuskannya melalui mulut.

"Ng, kayaknya aku turun di sini aja deh, Malik. Sebentar lagi juga sampai kok," ucap Shilla tiba-tiba. Shilla yang jadi tidak enak hati dan merasa jadi penyebab pertengkaran Aryan dengan Malik, padahal dia sendiri tidak tahu apa-apa.

"Maaf ya Shil," ucap Malik lemah.

"Its okay. See you. Makasih ya," ucap Shilla sebelum turun dari mobil.

Sepeninggal Shilla, Malik kembali melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi.

Sampai-sampai Aryan terkejut dan langsung berpegangan kuat pada jok mobil.

Aryan tahu Malik marah, hanya saja dia berusaha untuk tidak perduli.

Sesampainya mereka di rumah, Aryan langsung keluar dari mobil dan masuk ke rumah tanpa mau membantu sang Papah yang kini sedang mengeluarkan seluruh barang bawaannya dari bagasi.

"Lain kali, tolong jaga mulut kamu di depan orang lain, Aryan," ucap Malik bermaksud menasehati sang anak. Meski Malik tahu, apapun yang dia katakan hanya akan masuk kuping kiri dan keluar kuping kanan.

"Yang ada juga Papa yang harusnya introspeksi diri, jangan nafsu aja digedein!"

Malik menelan salivanya dengan susah payah. Kedua tangannya terkepal menahan nyeri di sudut hatinya yang terdalam.

Saat itu mereka sudah berada di dalam kamar Aryan.

"Papakan sudah bilang, jika memang kamu tidak suka Papa menikah, oke fine, Papa tidak akan menikah lagi dengan siapapun, tapi tolong jangan rusak image Papa di depan orang lain terutama itu orang-orang terdekat Papa."

Sejauh ini, Malik memang tak menceritakan mengenai penyakit yang dideritanya pada sang anak. Lelaki itu terlalu malu mengatakannya, terlebih dia bingung bagaimana cara menjelaskan hal itu pada Aryan yang sebelumnya memang belum cukup umur untuk mengetahui hal-hal seperti itu. Hingga akhirnya, seiring berjalannya waktu, keterdiaman Malik membuat Aryan justru salah paham.

"Siapa sih Pa yang rusak image Papa?" tanya Aryan balik. Remaja itu menatap dingin sang Papah.

"Omongan kamu di depan Shilla tadi udah membuat Shilla berpikir kalau Papa ini lelaki brengsek."

"Emang kenyataannya begitukan? Papa itu cuma lelaki yang suka sama selangkangan cewek, udah bekas, terus dibuang, dicerai, ganti deh yang lain, yang lebih..."

PLAK!

Pada akhirnya, Malik tak mampu lagi menahan emosinya hingga membuat dirinya lepas kendali.

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Aryan.

Membuat remaja itu terkejut luar biasa, karena seumur hidup, inilah kali pertama sang Papah memukulnya.

"Ma-maaf..." ucap Malik dengan suaranya yang hampir hilang. "Papah pergi dulu."

Setelah menaruh seluruh barang-barang milik sang anak, Malik pergi dengan langkah tergesa. Dia benar-benar menyesali perbuatannya.

Hatinya teriris dengan kata-kata kurang ajar Aryan dan bodohnya, dia tetap tak mampu menjelaskan pada Aryan apa yang selama ini dia alami pasca meninggalnya Kinara.

Malam itu, Malik tidak pulang.

Dia memilih menginap di sebuah hotel langganannya yang biasa dia tempati saat syuting.

Saat itu, Malik sedang berjalan menuju kamar yang dipesannya di mana di hadapannya terdapat dua orang lelaki yang memapah seorang wanita berpakaian seksi yang sepertinya sedang mabuk.

"Lo tenang aja Bro, malam ini kita pesta pokoknya! Obat perangsang yang udah gue kasih ke cewek ini akan buat dia lebih ganas dari singa betina, haahaha."

Tanpa sengaja, Malik mendengar percakapan kedua lelaki itu.

Sepertinya, kedua orang itu tidak tahu keberadaan Malik di belakangnya karena terlalu semangat ingin menuntaskan syahwatnya dengan wanita yang mereka bawa.

"Tapi kalo nih cewek sadar terus nuntut macem-macem gimana, Bro?"

"Kita ancem dia pakai video bugilnya, gue yakin dia kicep!"

"Hahahah, pinter juga lo."

Malik geleng-geleng kepala.

Dari postur tubuhnya, Malik bisa memastikan kalau dua lelaki itu memiliki usia tak jauh dengan anaknya.

Hingga akhirnya, Malik pun menyusun rencana untuk menggagalkan niat jahat mereka terhadap wanita itu.

Dengan berpura-pura menjadi seorang polisi.

Nyatanya, rencana itu berjalan semulus jalan tol karena kedua bajingan tengil itu langsung berlari tunggang langgang saat Malik berpura-pura hendak mengeluarkan senjata dari balik pakaian bagian belakangnya.

Satu masalah terselesaikan tanpa Malik sadari, masih ada masalah yang tersisa dan harus segera dia bereskan.

Malik membungkukkan badan hendak mengangkat tubuh wanita yang hendak menjadi santapan bajingan tengil tadi.

Wajah wanita itu masih tertutup rambutnya yang tergerai panjang.

Saat Malik sudah berhasil membawa tubuh wanita itu bangkit dari lantai, si wanita tiba-tiba membuka matanya dan menyibakkan rambutnya hingga Malik bisa melihat dengan jelas wajah si wanita.

Kedua bola mata Malik membelalak.

"Kamu?" pekiknya tertahan.

Dia perempuan yang menabrak mobilku tadikan?

Pikir Malik berusaha mengingat-ingat.

Wanita itu menatap Malik dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ng... Wildan..." ucap si wanita diiringi suara desahan yang begitu menggoda.

Malik hendak menghindar saat tubuh si wanita semakin memepet ke tubuhnya.

Namun gerakan si wanita lebih cepat.

Wanita itu merangkum kedua wajah Malik dengan posesif, berjinjit dan langsung menyatukan bibirnya dengan bibir Malik.

Menghisapnya dalam-dalam.

Dan mengulumnya dengan kuluman manis.

Malik terkejut, bukan karena ciuman itu.

Namun, karena sesuatu yang tiba-tiba saja bereaksi di antara dua apitan selangkangannya.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Anggra
ksian juga Malik..pikiran orang ya jelas dia nya doyan..pdahal Krna dia sakit
goodnovel comment avatar
Yuni Adellia
critanya bagus....,...️...️
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • DUDA KHILAF   4. MALAM YANG PANJANG

    Malik benar-benar bingung.Apa yang terjadi malam ini membuatnya terkejut bukan main.Seperti mendapat sebuah keajaiban saat dia bisa merasakan miliknya yang kembali merespons atas rangsangan yang diterimanya dari seorang perempuan.Merasa penasaran, Malik akhirnya membawa wanita yang kini berada dalam pelukannya ke dalam kamar hotelnya.Entah apa yang sebenarnya terjadi dengan wanita yang telah menabrak mobilnya itu hingga bisa berakhir di tangan bajingan-bajingan tengil tadi. Dua berandal yang telah berhasil Malik tipu hingga berlari kocar-kacir saking takut.Tubuh Malik yang tinggi besar dengan sedikit brewok yang tumbuh di wajahnya membuat Malik terlihat seperti seorang polisi preman dan hal itu cukup menguntungkan baginya.Di dalam kamar, Malik merebahkan tubuh wanita itu di tempat tidur.Lalu memperhatikannya dengan seksama.Wajah wanita itu manis. Terlebih dengan make up natural yang membuat kecantikannya alami.Wajahnya yang berbentuk oval dengan dagu lancip dan gigi gingsulnya

    Last Updated : 2022-03-23
  • DUDA KHILAF   5. TANGGUNG JAWAB

    "Lo udah kirim barang yang gue minta tadi pagi, Mir?" tanya Malik pada sang Asisten, Emir. Saat itu Malik sedang break syuting."Yes, sesuai permintaan. Satu pasang pakaian cewek lengkap sampe ke daleman, Hp baru sama duit," jawab Emir dengan nada jengkel.Malik menganggukkan kepalanya dan berterima kasih pada sang asisten.Emir menatap Malik penuh menyelidik. "Siapa cewek itu Lik?" tanya Emir pada akhirnya. Selama ini, Emir bukan tipe orang yang suka mencampuri urusan orang lain, tapi jika hal itu sudah mengarah ke hal-hal yang berbau negatif, Emir tidak akan tinggal diam. Bukan karena dia sok tahu, tapi karena dia perduli.Hubungan persahabatan antara Emir dan Malik sudah terjalin sejak mereka SMP. Itulah sebabnya, keduanya sudah seperti saudara.Malik sengaja memperkerjakan Emir sebagai asistennya karena tahu kehidupan perekonomian Emir yang memang jauh di bawahnya. Emir itu orang yang paling anti dibantu, selama dia merasa masih bisa berusaha sendiri, itulah alasan mengapa pada akh

    Last Updated : 2022-03-23
  • DUDA KHILAF   6. AJAKAN MENIKAH

    "Kamu?" kata Isna kaget begitu dilihatnya sosok lelaki yang tiba-tiba mendatangi kediamannya.Lelaki itu adalah lelaki yang sudah dia tabrak mobilnya kemarin malam.Pasti sekarang lelaki itu datang untuk meminta ganti rugi?Bagaimana ini?Isna benar-benar bingung."Ng... Maaf," gumam Isna yang benar-benar tak tahu harus bicara apa. Keadaan hidupnya yang begitu memprihatinkan membuatnya cukup malu.Isna hendak bicara namun tertahan saat dilihatnya gerakan Malik yang tanpa di sangka-sangka justru menerobos masuk ke dalam rumahnya dan menahan aksi para debt collector yang hendak memporak-porandakan seluruh isi perabotan milik Isna di dalam sana."Saya yang akan melunasi semua hutang-hutang keluarga ini, tolong hentikan aksi kalian," ucap Malik saat itu.Isna, Hasna dan Dharma jelas terkejut dan hanya bisa saling melempar pandang."Mari, kita bicarakan baik-baik di luar," kata Malik lagi meminta para debt collector itu mengikuti langkahnya keluar karena rumah itu yang begitu sempit.Mereka

    Last Updated : 2022-03-23
  • DUDA KHILAF   7. PONSEL YANG HILANG

    "Menikah dengan saya Isna? Anggap saja itu bayaran atas semua hutang-hutang keluargamu yang sudah saya lunasi."Isna mengerutkan kening. Dari ekspresinya dia terlihat kaget, tapi juga bingung.Mendengar kata menikah, dalam sekejap ingatan Isna dipaksa berputar pada kejadian yang dialaminya kemarin malam.*"Maaf-maaf, kamu nggak kenapa-napa?" ucap seorang lelaki pemilik kendaraan roda empat yang baru saja bertabrakan dengan motor Isna.Lelaki itu keluar dari mobil dan berlari tergesa menghampiri Isna yang terjatuh di tepi jalan.Spion motor Isna hancur dan stang motornya pun rusak. Alhasil motor matic itu tidak bisa digunakan dan harus masuk bengkel. Untungnya, tubuh Isna hanya lecet sedikit dan tidak mengalami benturan berat."Kenalkan, aku Julian dan ini temanku Adi. Kamu mau kemana?" tanya laki-laki bernama Julian yang tadi menabrak Isna."Aku mau ke rumah sakit, Ibuku kecelakaan," jawab Isna jujur.Kedua lelaki di hadapannya saling pandang sebelum akhirnya mereka kembali tersenyum

    Last Updated : 2022-03-28
  • DUDA KHILAF   8. PEMILIK MOTOR SPORT

    Hari ini adalah hari yang melelahkan bagi Isna.Di rumah sakit tadi Isna harus dipusingkan oleh pengunjung rumah sakit yang mengotori lantai kamar mandi dengan muntahan anaknya. Hebatnya bukannya meminta maaf, si pengunjung justru memarahi Isna karena persediaan tissue di toilet habis. Padahal seingat Isna, dia sudah mengganti tissue toilet dengan yang baru, tapi anehnya belum sampai tengah hari, tissue tersebut sudah habis?Setelah lelah bekerja di rumah sakit, Isna harus kembali tertimpa musibah saat dirinya tanpa sengaja salah menyajikan pesanan untuk pengunjung resto tempatnya bekerja.Malam ini pengunjung resto sangat ramai terlebih rekan kerja satu shift Isna yang bernama Awan tidak masuk. Jadilah Isna kerja rodi sendirian. Dari mulai membersihkan meja, kursi dan lantai resto, mengantarkan pesanan makanan dan minuman serta memastikan para pengunjung mendapatkan tempat kosong untuk makan."Saya tidak mau tau, saya mau menu ini diganti," ucap salah satu pengunjung yang merasa pesan

    Last Updated : 2022-03-28
  • DUDA KHILAF   9. COBA-COBA

    "Mari saya antar kamu pulang, ini sudah terlalu malam untukmu berkeliaran sendirian di luar!" ajak Malik saat itu."Apa? Berkeliaran? Saya itu habis pulang kerja! Enak saja berkeliaran! Anda pikir saya binatang ragunan berkeliaran!" omel Isna tidak terima.Sebenarnya Malik ingin tertawa, tapi sebisa mungkin dia tahan."Darimana anda tahu saya ada di sini?" tanya Isna setelah dirinya mampu mengendalikan rasa terkejut sekaligus kesal melihat kedatangan Malik secara tiba-tiba."Tadi saya mampir ke rumah dan Pak Dharma beritahu saya bahwa kamu bekerja di restoran Seafood daerah sini," jawab Malik apa adanya.Isna menatap tajam Malik. Sebuah tatapan menyelidik."Pak Dharma yang menyuruh saya untuk menjemput kamu," ucap Malik lagi."Cih! Bisa-bisanya anda pakai cara licik dengan mendekati Bapak saya? Nggak usah sok-sok baik apalagi cari perhatian dengan keluarga saya! Saya udah paham seberapa mesumnya kadar otak anda! Jangan berpikir saya akan kalah cuma gara-gara hutang! Kehidupan dan masa

    Last Updated : 2022-03-28
  • DUDA KHILAF   10. SAKITNYA DIKHIANATI

    "Dan inilah yang sudah saya katakan sejak awal mengenai penyakit yang Pak Malik derita selama ini, bahwa penyakit impoten yang Pak Malik derita bukan berasal dari faktor organik, tapi psikogenik. Semua ini hanya Pak Malik sendiri yang mampu menjawabnya, karena dari semua pemeriksaan medis, tidak ada yang bermasalah dalam diri Pak Malik. Pak Malik sehat secara fisik, hanya saja, batiniah Pak Maliklah yang selama ini terganggu. Mungkin, tidak cukup ketika Pak Malik dinyatakan sudah sembuh dari penyakit depresi yang pernah Pak Malik derita belasan tahun lalu, karena pada kenyataannya, dalam diri Pak Malik, Pak Malik belum bisa menerima takdir yang telah ditetapkan Tuhan terhadap diri Pak Malik," jelas seorang dokter yang selama ini menjadi Dokter pribadi Malik dalam menangani penyakit yang dideritanya.Malik dan sang Dokter kini sudah selayaknya sepasang teman karib karena semua rahasia pribadi terkelam yang pernah Malik rasakan dalam hidupnya kini sudah diketahui oleh sang Dokter."Apa s

    Last Updated : 2022-03-28
  • DUDA KHILAF   11. MAJU ATAU MUNDUR?

    "Halo, Wil?" ucap seorang lelaki di seberang. Dia baru saja menghubungi sahabat satu fakultasnya di Jogya yang bernama Wildan."Ya, ada apa?" tanya Wildan yang saat itu baru saja memparkirkan kendaraannya di depan restoran seafood tempat sang kekasih bekerja."Lo di mana? Clubbing yuk?""Sorry Yan, gue nggak bisa. Gue mau jemput Isna," jawab Wildan.Lelaki bernama Aryan yang menelepon Wildan tampak mengesah. Sebelah tangannya mengepal dengan ekspresi bengis yang nampak di wajah tampannya. "Gue kirain lo udah putus sama cewek itu?" ucapnya sinis."Putus? Putus gimana? Hubungan gue sama Isna baik-baik aja kali," ujar Wildan santai. Dia membuka pintu mobil untuk menunggu kedatangan Isna.Saat itu Aryan tidak berbicara apapun lagi dan langsung memutus sambungan teleponnya dengan Wildan, membuat lelaki berkemeja biru itu terheran-heran dengan tingkah sahabatnya.Palingan juga abis berantem lagi sama bokapnya!Gumam Wildan dalam hati.Wildan dan Aryan sudah saling mengenal saat mereka SD.Aw

    Last Updated : 2022-03-29

Latest chapter

  • DUDA KHILAF   24. KETAKUTAN VANESSA

    "Mahessa mau ajak Wildan untuk bertukar pasangan malam ini dan dia bilang kalau kamu sudah menyetujuinya, benar begitu Nil?" tanya Vanessa yang langsung mengkonfirmasi ucapan Mahessa padanya tadi pagi setelah dia mendapat kesempatan untuk berbincang secara empat mata dengan Vanilla.Saat itu, sepasang wanita kembar tersebut sedang berada di salah satu area permainan ski di St.Moritz.Vanilla yang sedang menyesap cokelat panasnya seketika terbatuk mendengar ucapan Vanessa.Buru-buru dia meraih tissue untuk mengelap sudut bibirnya yang terkena coklat."Aku nggak salah dengerkan? Bertukar pasangan?" ucap Vanilla yang malah tertawa seolah apa yang diucapkan Vanessa hanyalah lelucon."Iya," jawab Vanessa mengangguk cepat.Lagi, Vanilla malah tertawa. "Kamu kenapa sih Nes? Dari kemarin kok ngomongnya ngaco terus?"Seketika kerutan di kening Vanessa menjelas. "Ngaco bagaimana?" tanyanya bingung. Tak habis pikir dengan sikap santai Vanilla yang kelihatan begitu tenang. Padahal jelas-jelas, Van

  • DUDA KHILAF   23. PROMISE

    "Aku benci ibuku! Aku benci perempuan seperti dia! Karena dia Ayah dipenjara dan tidak lagi menyayangiku! Aku benci ibuku, Vi!" ucap seorang bocah lelaki pada seorang bocah perempuan di teras sebuah tempat ibadah di lapas tahanan khusus pria.Bocah lelaki itu menangis meski tanpa isakan, hingga sebuah tangan mungil terjulur membelai pipinya untuk mengusap air mata yang menetes."Nasib kita sama ya Yas? Aku juga benci sama Ibuku. Karena dia lebih menyayangi saudaraku daripada aku!" ujar si bocah perempuan yang dipanggil Vi tadi.Sang bocah lelaki yang bernama Yasa itu mendongak menatap polos ke arah Vi."Apa mungkin, Tuhan mempertemukan kita karena kita memang berjodoh?" tanya Yasa saat itu.Vi tertawa kecil dengan wajah tersipu dan menjadi terkejut saat tiba-tiba Yasa mengaitkan jari kelingking mereka."Kamu maukan janji sama aku, Vi?" tanya Yasa saat itu."Janji apa?""Kalau kamu sudah besar nanti, jaga dirimu baik-baik ya. Jangan menjadi perempuan seperti ibuku, nanti aku akan membe

  • DUDA KHILAF   22. KEBOHONGAN

    Hari sudah hampir tengah malam, tapi Mahessa belum juga pulang.Entah kenapa, kekhawatiran menggelayuti benak Vanessa saat itu, bahkan saat dia menanyakan keberadaan Mahessa pada supir pribadi lelaki itu, tapi Pieter mengatakan bahwa sejak sore tadi, majikannya itu sama sekali tidak menghubunginya untuk meminta dijemput, jadi, dia tidak tahu menahu di mana Mahessa berada saat ini."Kamu belum tidur, Nessa?" sapa Wildan yang kebetulan berpapasan dengan Vanessa di tangga.Saat itu, Wildan hendak ke dapur untuk membuatkan Vanilla susu.Vanessa tersenyum tipis seraya menggeleng. "Aku tidak bisa tidur," jawabnya pelan."Loh, kenapa? Bukannya tadi kamu bilang hari ini sangat melelahkan? Apa kamu sakit?" tanya Wildan lagi.Belum sempat Vanessa menjawab, Pieter datang tergesa dari arah luar memasuki rumah besar itu.Langkah lelaki berkumis tipis itu berhenti tepat di bawah tangga."Nona Vanessa, saya baru saja mendapat telepon dari pemilik salah satu Club malam di Zurich, katanya, Tuan Mahess

  • DUDA KHILAF   21. JARAK ANTARA CINTA DAN BENCI

    Seharian ini, kedua pasang pengantin baru itu puas berkeliling kota Zurich.Di pagi hari, mereka menaiki kapal mengelilingi Danau Zurich, lalu berkunjung ke sisi utara danau sambil melihat sejumlah perumahan dan villa menarik.Vanilla tak hentinya berdecak kagum saat menikmati indahnya suasana sekitar dengan pancaran sinar matahari di tengah hawa sejuk sekeliling danau.Siang harinya, usai makan siang bersama di sebuah restoran ternama di Zurich, mereka berkunjung ke Rapperswill, yang dikenal sebagai kota bunga mawar.Rapperswill terletak di ujung timur Danau Zurich. Sebutan tersebut disematkan lantaran kebun-kebun publik di sana memiliki lebih dari lima belas ribu bunga mawar.Dari jumlah tersebut, sebanyak enam ratus jenis bunga mawar dapat mereka temui di sepanjang jalan kota tua abad pertengahan tersebut.Terakhir, Vanilla mengajak Wildan, untuk menaiki Tuk tuk.Tuk tuk merupakan transportasi sejenis bajaj yang kerap terlihat di Thailand.Selama berada di Zurich, para wisatawan as

  • DUDA KHILAF   20. SEBUAH RENCANA

    Wildan terbangun saat sorot matahari sudah terang benderang.Angin sepoi-sepoi masuk melalui jendela yang terbuka dan mengayun-ayun tirai putih tipis yang menghalanginya.Suara gemericik air dari aliran sungai Geneva terdengar samar.Menatap ke sekeliling, kening lelaki berpiyama abu-abu itu seketika mengernyit.Kenapa aku ada di sini?Pikir Wildan membatin saat menyadari keberadaannya di dalam kamar pribadinya bersama Vanilla.Wildan meremas kepalanya sekilas, mencoba mengais kembali ingatan tadi malam.Sialnya, Wildan tak mengingat apapun kecuali dirinya yang mendengar suara Mahessa berbicara untuk pertama kalinya dengan Vanilla di kebun belakang itu."Sebenarnya, sejak awal aku sudah tahu bahwa Vi yang asli adalah Vanessa, bukan kamu."Ya, hanya sederet kalimat itulah yang berhasil Wildan ingat, karena setelahnya, yang dia ketahui, dia merasa seperti ada seseorang yang membekapnya dari arah belakang hingga membuatnya tak sadarkan diri.Apa mungkin dia berhalusinasi?Tapi rasanya ti

  • DUDA KHILAF   19. SEBUAH PENGAKUAN

    Malam itu, akhirnya Vanilla menemui Mahessa setelah berembuk cukup lama bersama sang suami.Meski awalnya Wildan melarang keras sang istri untuk pergi, namun, setelah Vanilla memberikan pengertian pada sang suami dan meyakinkan Wildan bahwa semua akan baik-baik saja, akhirnya Wildan pun pasrah dan membiarkan sang istri pergi, dengan catatan, Vanilla harus merekam seluruh percakapannya dengan Mahessa di kebun belakang agar Wildan tahu apa yang Mahessa ingin bicarakan dengan istrinya malam ini.Rasa kantuk yang awalnya dirasakan Wildan menguap begitu saja begitu Vanilla sudah keluar dari kamar.Lelaki itu menggeram tertahan sambil menepuk sisi tempat tidur lalu meremas kepala frustasi.Menatap kembali daun pintu kamar, Wildan yang tak mau ambil resiko jika Mahessa akan berbuat hal yang tidak-tidak terhadap Vanilla pun akhirnya memutuskan untuk menguntit kepergian Vanilla dan menguping langsung pembicaraan sang Kakak Ipar dan istrinya itu.Saat itu, Wildan menangkap sosok Mahessa dan Van

  • DUDA KHILAF   18. SEBUAH PESAN

    Setelah seharian ini puas menikmati suasana di dalam mansion mewah milik Mahessa, Vanilla dan Wildan yang baru saja selesai menyantap makan malam bersama dengan Mahessa dan juga Vanessa tampak memasuki kamar pribadi yang disiapkan khusus untuk mereka beristirahat.Sadar ada yang berbeda dari sikap sang suami, begitu dirinya dan Wildan sudah merebahkan diri bersama di tempat tidur, Vanilla pun merangsek memepet tubuh sang suami untuk memeluknya."Wil?" panggil Vanilla ketika Wildan baru saja mematikan lampu nakas."Hm?""Kamu kenapa? Kok seharian ini banyakan diemnya sih? Biasanya juga bawel," tanya Vanilla sambil mengerucutkan bibir.Helaan berat napas Wildan membuktikan bahwa lelaki itu memang sedang dilanda sesuatu yang membebani pikirannya dan hal tersebut jelas membuat Vanilla jadi khawatir."Apa, ini ada sangkut pautnya sama Mahessa?" tanya Vanilla lagi karena Wildan tak juga angkat bicara."Boleh aku tanya sesuatu sama kamu?" ucap Wildan kemudian.Vanilla sedikit mendongak menat

  • DUDA KHILAF   17. SEANDAINYA SAJA...

    Keesokan harinya, setelah sarapan pagi lalu check out dari hotel tempat mereka singgah, sebuah Limousine mewah sudah menunggu kedatangan dua pasang pengantin baru itu di depan lobi hotel.Tak perlu ditanya lagi siapa pemilik mobil super mewah itu, karena Wildan dan yang lain sudah bisa menebak bahwa Mahessa lah orangnya.Ya, siapa lagi?Toh setelah ini pun mereka akan pergi ke mansion mewah milik Mahessa yang berada tepat di tepi Danau Geneva.Memasuki kendaraan mewah itu, manik hitam Vanilla seolah tak mampu berkedip, saking terkesima dengan apa yang dia lihat di bagian dalam mobil tersebut."Bagus banget mobilnya, Wil!" seru Vanilla berbisik di telinga sang suami. Namun, akibat keheningan di dalam mobil, jadilah bisikan tersebut mampu tertangkap oleh yang lain. Dan hal tersebut sukses membuat Wildan merasa malu."Kamu kan udah sering naik mobil bagus di Jakarta, jangan norak deh!" balas Wildan yang juga jadi berbisik sambil sesekali melempar senyum ke arah Mahessa dan Vanessa di had

  • DUDA KHILAF   16. TERLALU MISTERIUS

    "Kamu tau Nessa? Apa alasan utamaku mengajakmu dan Vanilla ke Switzerland?" ucap Mahessa kemudian.Vanessa tak menjawab karena masih terlalu sesak dengan tangisannya."Karena aku ingin menyelamatkan kalian dari Aro!" lanjut Mahessa lagi, memberitahu.Vanessa menyeka air matanya, menatap Mahessa bingung. "Apa maksudmu?" tanyanya tak mengerti.Mahessa menghela napas berat seraya menyandarkan kepalanya ke sofa. Memejamkan mata seolah dirinya hendak melepas penat.Hal itu dia lakukan dalam beberapa menit sebelum akhirnya sepasang mata hitam itu kembali terbuka dan menatap ke arah Vanessa yang masih menunggu jawaban atas pertanyaannya."Saat ini, Aro dan komplotannya sedang berada di Indonesia--""APA?" pekik Vanessa dengan wajah yang teramat sangat terkejut. Bahkan belum sempat Mahessa menyelesaikan ucapannya, Vanessa sudah lebih dulu memotongnya.Menatap lekat sosok Vanessa, sebuah senyum miring terbit di wajah Mahessa. "Apa kamu takut?" tanya lelaki itu kemudian.Perasaan was-was kian m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status