Share

BAB 55

Penulis: NawankWulan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-22 16:01:27

"Apa kata dokter, Lia? Kamu beneran hamil?" Suara seorang perempuan membuat Dahlia menoleh. Sundari dan Raka yang masih membicarakan keadaan Erina pun ikut membalikkan badan. Keduanya saling tatap lalu sama-sama menoleh pada Dahlia yang tercekat.

"Hamil? Oh, kamu hamil, Lia?" Sundari ikut bertanya dengan senyum miringnya.

"Keren ya. Dulu saat bersama Raka, kamu berusaha keras agar nggak hamil, tapi Allah berkehendak lain. Kamu pun tak tinggal diam, berusaha sekeras mungkin melenyapkan kehamilanmu. Ternyata setelah berpisah dan memilih lelaki lain, kamu ikhlas berbadan dua. Sehebat itu lelaki yang kamu puja itu, Lia. Baguslah." Sundari manggut-manggut. Berbeda dengan Raka yang melengos lalu menghela napas panjang.

Ada rasa sesak yang tiba-tiba hadir di hatinya. Dia tak menyangka jika Dahlia bisa berubah secepat itu. Apa hebatnya lelaki tua yang bersamanya dibandingkan dia? Raka mulai menduga-duga. Namun, dia justru bersyukur karena lepas dari perempuan seperti Dahlia yang hanya meng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Samsia Chia Bahir
Raka yg goblok .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 55B

    "Sudah, Ma. Mama percaya sama aku. Nggak mungkin aku menerima seseorang yang sudah terang-terangan memilih meninggalkan suami dan anak kandungnya demi lelaki lain kan? Aku nggak sebo doh itu, Ma. Jikalaupun rasa cinta itu masih ada, aku pastikan membuangnya perlahan. Rasanya tak pantas seorang pengkhianat kupungut kembali bukan? Mama benar, ada banyak perempuan yang ingin menjadi pendampingku, tak perlu mengharapkan seseorang yang memang tak layak untuk diharapkan. Bukan begitu?" Raka menatap mamanya lekat. Dia paham bagaimana rasa sakit yang dirasakan Sundari selama ini. Bahkan rasa sakit itu dia yakini melebihi rasa sakitnya sendiri. Sundari sangat menyayangi kedua anaknya tanpa terkecuali, selalu mencurahkan cinta dan kasih sayangnya pada dua jagoannya. Sundari ingin yang terbaik untuk buah hatinya, termasuk soal jodoh. Dia tak pernah memaksakan soal jodoh pada Raka dan Keanu. Yang penting ada cinta tulus di antara mereka, Sundari akan mendukungnya. Namun, setelah tahu bagaimana

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 56

    Erina termenung setelah mendengar cerita Sundari jika Meira yang menolongnya saat kecelakaan itu bahkan dia pula yang mendonorkan darahnya. Kata-kata yang sebelumnya sudah disiapkan matang oleh Erina lenyap seketika. Dia tak mampu bicara apapun setelahnya. Memilih diam dan merenungi nasibnya sendiri. Pertengkarannya dengan Adrian pun kembali membayang. Erina merasa tak ada seorang pun yang berpihak padanya. Siapa pengirim pesan dan foto Meira waktu itu pun dia tak tahu. Saat ini, Erina memilih diam. Dia nggak mau pusing memikirkan masalah itu dan memilih memendamnya sampai tubuhnya bisa diajak kompromi dan sehat kembali. "Maafkan mamamu, Mei. Dia pasti sangat shock dengan masalah ini dan belum bisa menerimamu sepenuh hati. Percayalah, papa akan berusaha meyakinkannya jika kamu tak layak dibencinya sedemikian rupa." Adrian mengusap pelan punggung Meira. Mereka mengobrol banyak hal, terutama tentang perceraian Meira dan Baim yang sudah ketuk palu. Tinggal menunggu surat cerai saja dar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 56B

    "Mas Keanu kan?" Meira menunjuk Keanu yang melangkah perlahan ke ruang makan. Adrian dan Wicaksono saling tatap. Mereka tak tahu kenapa Meira dan Keanu bisa saling kenal. Raka pun cukup kaget melihat Meira dan adik lelakinya tampak cukup akrab. "Kok bisa ketemu di sini ya?" Keanu tersenyum sembari garuk-garuk kepalanya yang tak gatal. Dia menarik salah satu kursi lalu mendudukinya setelah menyalami semua yang ada di ruang makan itu. "Iya, Mas. Saya kerja sebagai baby sitter Denada hampir empat bulan ini." Meira mengangguk pelan sembari mengulas senyuman. "Pantas saja jarang ke panti, ternyata sudah hijrah ke kota ini. Tahu begitu aku sering pulang ya." Tawa lelaki itu pun terdengar. Meira ikut tersenyum tipis mendengar gurauan Keanu, sentara Sundari mulai melirik Raka yang sedari tadi membisu. "Ohya, Pa. Ken dan teman-teman beberapa kali ke panti asuhan untuk mengirimkan stok makanan dan pakaian. Kadang kami mengadakan kegiatan sosial juga di sana seperti bazar, pundi amal dan ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 57

    "Erina kenapa, An?" Wicaksono ikut cemas saat melihat ekspresi Adrian yang berubah. Binar di wajahnya mendadak masam setelah mendengar kabar dari rumah sakit. Dia berusaha tenang, tapi semua orang pun tahu jika ketenangannya hanya sebuah sandiwara untuk menutupi kecemasan yang mendera. "Erina histeris, Wi. Nggak tahu kenapa, padahal tadi saat kutinggal dia baik-baik saja." Adrian buru-buru pamit karena tak ingin istrinya semakin histeris. Wicaksono pun ikut ke rumah sakit bersama Adrian, sementara yang lain masih di ruang makan. "Dee masih tidur, Mei?" Sundari bertanya saat melihat Meira menutup pintu kamar cucu kesayangannya. Perempuan itu melangkah perlahan melewati tangga setelah membalas pertanyaan Sundari. "Mungkin sebentar lagi bangun, Bu. Dia agak kecapekan dari pagi lari-larian di kamar." Sundari manggut-manggut lalu melirik Keanu yang tersenyum tipis saat Meira kembali duduk di samping mamanya. "Kenapa senyum-senyum begitu, Ken?" Sundari mengangkat kedua alisnya ke arah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 57B

    "Mei, nanti malam ada waktu nggak?" tanyanya singkat dengan senyum tipis. Meira terdiam beberapa saat lalu menatap balik Keanu yang masih duduk di samping kakaknya. "Kalau ada waktu mau ajak makan malam sih. Kangen suasana Jogja, sudah lama nggak pulang soalnya." Senyum lebar terlukis di bibir laki-laki itu. Raka tercekat mendengar ajakan Keanu pada Meira. Dia buru-buru menatap Meira yang masih berpikir. "Sama Aldo aja. Jadi nggak berdua kan?" Keanu buru-buru meralat. Dia tahu status Meira yang belum lepas masa iddahnya. Memang tak baik jika berdekatan dengan lelaki lain karena bisa menimbulkan fitnah. Oleh karena itulah dia berinisiatif mengajak Aldo agar tak terlihat seperti sedang kencan. "Aldo jarang diajak jalan-jalan kan? Mana mungkin. Mas Kara pasti sibuk dengan pekerjaannya. Dia kuper soal Jogja." Lagi-lagi Keanu terkekeh melihat ekspresi kakaknya yang berubah seketika. "Oke kalau gitu, Mas. Aldo pasti seneng banget lihat keindahan Jogja apalagi malam minggu pasti ramai."

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 58

    "Selamat sore. Maaf mengganggu ya, mau main sama Denada," ucap seseorang dari pintu utama. Senyumnya merekah dengan wajahnya berbinar. Tak seperti tempo hari saat Meira dan Raka bertemu dengannya di rumah sakit. "Dahlia?" lirih Raka saat masih ngobrol dengan Meira tentang perkembangan Dee. Kedua orang itu menoleh bersamaan ke sumber suara. "Mbak Lia, silakan," ucap Meira dengan senyum tipisnya. Dia mempersilakan Dahlia duduk di tempatnya, sementara dirinya beranjak dari sana untuk pindah ke kursi lain. Namun, lengannya dicekal Raka. Meira menoleh cepat dengan dada berdebar hebat. Kedua mata mereka bertemu lalu Raka buru-buru minta maaf dan melepaskan cekalannya. "Di sini saja, biar Dahlia mencari tempat lain," lirih Raka tanpa menoleh pada mantan istrinya itu. Dahlia yang sebelumnya sempat tersenyum lebar, kini mulai berwajah masam. Meira ingin pindah, tapi lagi-lagi Raka menarik pelan lengan gamisnya agar tetap di tempat semula. Mau tak mau Meira mengikuti perintah atasannya itu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 58B

    "Stop, Lia!" Raka akhirnya tak tahan mendengar celotehan Dahlia yang makin kemana-mana. "Introspeksi sedikit saja bisa kan? Selama ini kamu ngapain aja? Apa pernah memeluk Denada? Pernah menggendongnya? Pernah mencium keningnya atau menyuapinya makan? Pernah membuatkan sarapan atau makan malam untuknya? Pernah membuatkan susu atau sekadar menemaninya tidur dan bermain? Nggak pernah, Lia. Selama ini kamu terlalu sibuk dengan duniamu sendiri. Kenapa sekarang sok peduli setelah Dee nyaman dengan pengasuhnya? Kamu cemburu melihat keakraban Meira dan Dee kan? Ngaku sajalah. Aku tahu isi hatimu." Raka semakin bicara panjang lebar setelah Meira naik ke lantai atas untuk menenangkan Denada. Dia tak ingin Dee melihat dan mendengar pertengkaran kedua orang tuanya. Oleh karena itulah dia meminta Meira untuk bermain di kamar saja. "Kamu kenapa selalu mengungkit masa laluku, Mas? Kamu nggak pernah mengerti perasaanku!" Dahlia tergugu. Dia menutup wajahnya dengan telapak tangan. "Sejak awal men

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 59

    "Meira di atas nggak, Mas?" tanya Keanu yang sudah rapi dengan celana jeans selutut dengan kaos polos berkerahnya. Dia terlihat makin tampan dengan rambut sedikit basah. Raka yang baru keluar kamar mengedikan bahunya. Dia melirik Keanu sesaat. Adik laki-laki semata wayangnya itu bersiul-siul sembari melangkah ke kamar Meira. "Jadi makan malamnya?" tanya Raka kemudian. Dia menuruni tangga perlahan dengan wajah masam. Mendengar pertanyaan Raka, Keanu menghentikan langkah lalu membalikkan badannya. Senyum lebar terlukis di wajahnya yang tampan."Jadi dong. Masa kencan pertama batal." Laki-laki itu terkekeh sembari menaik turunkan kedua alisnya. Raka berdecak kesal. Raka memang tak bisa menyembunyikan ekspresi kesal di wajahnya saat ini. "Kenapa sih, Mas? Cemburu?" ledek Keanu kemudian. Lagi-lagi Ken terkekeh melihat Raka yang melambaikan tangannya di depan wajah lalu menjatuhkan bobotnya di sofa. "Aku kalau suka sama orang, langsung gerak cepat, Mas. Takut keduluan yang lain nanti p

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27

Bab terbaru

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 167

    "Apa-apaan ini, Ken? Kamu pikir bisa lunasi hutang keluarga Hanum dengan uang palsu? Jangan kira saya nggak bisa membedakan uang asli sama uang palsu!" bentak Galih sembari berdiri dengan berkacak pinggang di depan Ken. Ken menatap Juragan Gino dan anak lelakinya bergantian. Dia masih berusaha tenang, meskipun sorot matanya mulai tajam. "Kalau kalian ragu, kita bisa cek keaslian uang ini sekarang juga. Saya siap. Atau kalau perlu panggil polisi jika memang kalian mengira saya sebagai pengedar uang palsu," balas Ken mantap. Tetangga semakin ramai bergosip. Mereka yang sebelumnya nongkrong di rumah Bu Nur, makin penasaran lalu mulai mendekat sampai teras rumah Rudy. Ada empat orang yang menguping obrolan mereka di sana. "Sebenarnya Ken kerja apa, sih? Kok tiba-tiba banyak uang?" bisik seorang ibu paruh baya."Mobil mewah itu juga punya siapa? Apa benar kalau dia cuma nyamar miskin dan kuli bangunan, padahal sebenarnya pengusaha muda yang sukses?" sahut yang lain. "Jangan-jangan Ken

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 166

    Hanum masih terpaku di tempatnya, menatap tas hitam dari Ken yang terasa agak berat di tangan. Perlahan, Hanum membuka resleting tas hitam itu. Isinya membuat napasnya tercekat. Detik ini dia melihat tumpukan uang seratus ribuan yang terbungkus rapi. Ken berdiri di sebelahnya, wajahnya tenang meski tubuhnya jelas menunjukkan kelelahan. Ia baru saja pulang membawa tas itu, tanpa banyak bicara, langsung menyerahkannya pada Hanum. "Mas, uang sebanyak ini milikmu?" Suara Hanum lirih, penuh kebingungan. Dia masih shock karena baru pertama kali melihat uang sebanyak itu. "Iya, Sayang. InsyaAllah uang itu cukup untuk melunasi hutang keluarga," jawab Ken singkat, suaranya datar, tanpa ekspresi berlebihan. "Uang sebanyak ini, Mas?" Hanum masih tak percaya dan kaget suaminya memiliki uang sebanyak itu. Hanum melangkah mundur lalu duduk di sofa ruang tamu seperti sebelumnya. Dari ruang tengah, Mawar dan Rena masih ikut shock melihat kedatangan Ken. Keterkejutan mereka belum usai karena

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 165

    "Mas Ken pulang kenapa nggak kasih kabar dulu." Suara lirih Hanum hampir tak terdengar, tubuhnya menegang melihat laki-laki itu turun dari mobil mewah lalu melangkah tergesa menghampirinya. Tetangga mulai berbisik. Kasak-kusuk terdengar cukup jelas di telinga Hanum saat dia menyambut uluran tangan suaminya. "Itu suaminya Hanum? Kok bisa pakai mobil mewah begitu? Katanya cuma kuli bangunan." "Katanya begitu, tapi kurasa dia bukan sekadar kuli. Mana ada kuli bangunan bawa mobil sebagus itu. Harganya pasti ratusan juta." Yang lain ikut menyahut. "Mungkin sebenarnya dia bos, bukan kulinya.""Kalau bos dan orang kaya, mana mungkin sembarangan cari istri. Pasti dipikir juga bibit, bebet dan bobotnya. Apalagi keluarga besarnya bisa jadi sudah menyiapkan calon yang sepadan.""Hanum juga bibit, bebet dan bobotnya bagus. Dia anak yang baik, tak neko-neko, penyayang dan berbakti. Wajar kalau Mas Ken jatuh cinta sama Hanum. Lagipula dia juga cantik." "Kalau orang kaya yang dipikir bukan seka

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 164

    "Maaf, Juragan. Saya sudah menikah dan nggak mungkin bercerai begitu saja. Kalau memang Juragan minta dua puluh juta, nggak apa-apa. Tunggu suami saya pulang, biar dia yang melunasinya saja," balas Hanum memberanikan diri. Rudy menoleh, menatap Hanum yang kini menitikkan air mata. "Num ... maafkan bapak." Rudy berujar dengan suara parau menahan sesak yang menghimpit dadanya. "Nggak apa-apa, Pak. Hanum tahu bapak sudah berjuang sekuat tenaga. Bapak tenang saja, InsyaAllah Mas Ken bisa membereskan masalah ini," balas Hanum begitu meyakinkan. Namun, balasan itu justru membuat Galih terkekeh meremehkan. Dia tak yakin jika suami Hanum bisa melunasi hutang itu, bahkan dia juga tak percaya jika Ken kembali ke rumah itu. "Lunasi sekarang atau terima tawaran saya, Pak. Saya nggak punya banyak waktu untuk menunggu sesuatu yang tak pasti," ujar Juragan Gino semakin menyudutkan Rudy dan Hanum. "Tolong tunggu sampai besok, Juragan. Suami saya akan pulang besok sore," balas Hanum lagi. "Ngga

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 163

    Hanya ada Hanum dan bapaknya di meja makan, sementara Mawar, Rena dan Azziz duduk di sofa ruang tengah. Entah apa yang dijanjikan Azziz sampai akhirnya membuat emosi Rena mereda. Keduanya akur kembali seolah tak terjadi apa-apa. "Kalau ada masalah, diselesaikan baik-baik, Ren. Jangan asal marah-marah saja." Mawar memberi nasehat, sementara Rena seolah tak peduli. Bibirnya manyun beberapa centi saking kesalnya. Dia memang selalu menolak nasehat siapapun, termasuk ibunya sendiri. Maunya selalu didukung apapun yang dia inginkan sekalipun itu salah. "Benar kata ibu, Sayang. Kita bukan mas pacaran lagi yang bisa putus nyambung seenak hati. Pernikahan ini hal yang sakral, nggak boleh dibuat mainan." Azziz menimpali, seolah punya kesempatan untuk mendidik istrinya yang manja itu. "Iya, iya, Mas. Lagian kamu sih-- Belum selesai bicara, terdengar ucapan salam dari luar. Hanum tercekat, menatap bapaknya yang baru saja selesai makan malam. Rudy pun menatap anak perempuannya itu lalu mengang

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 162

    Sejak pulang dari pasar pagi tadi, Hanum benar-benar tak tenang. Bakda ashar sampai menjelang maghrib ini selalu gelisah. Hanum ingin mengabari suaminya tentang kejadian tadi, tapi takut menganggu kesibukannya di Jogja. Dia tahu, urusan Ken pasti belum kelar sebab dia sudah bilang akan pulang besok sore. "Gimana ini? Bapak juga belum pulang. Mungkin juga kebingungan cari pinjaman segitu banyak untuk menutup hutang pada Juragan Gino." Lagi-lagi Hanum menggumam. Baru saja membuka pintu kamar, terdengar keributan di teras. Hanum menajamkan pendengarannya lalu kembali menutup pintu setelah tahu siapa yang datang. "Kenapa Mbak Rena dan Mas Aziz pulang secepat ini? Padahal kemarin bilang mereka akan honeymoon di Bali selama lima hari," gumam Hanum lagi lalu kembali duduk di tepi ranjang. Mawar yang baru saja keluar kamar cukup shock melihat kedatangan anak dan menantunya itu. Tak ingin menduga-duga, dia pun menanyakan perihal kepulangan mereka. "Kalian sudah pulang? Cepet banget katany

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 161

    [Mas, laki-laki itu tiba-tiba ingin datang melamar Mbak Hanum. Dia bahkan baku hantam dengan Ridho saat kami mengantar Mbak Hanum ke pasar. Sepertinya ada satu kunci yang digenggam keluarga laki-laki itu tentang keluarga Mbak Hanum, tapi kami tak tahu itu apa. Barangkali menyangkut utang piutang, masalahnya nanti malam mereka akan menemui mertua Mas Ken di rumah untuk membahas hal ini. Sekarang saya dan Ridho ada di klinik. Laki-laki itu melayangkan sebuah pukulan pada Ridho saat dia lengah. Mbak Hanum panik, makanya membawa Ridho ke klinik tak jauh dari pasar]Pesan panjang dari Bagas beserta beberapa foto dan video saat huru-hara di pasar itu pun terkirim di WhatsApp nya. Ken memperhatikan wajah laki-laki itu dan dia merasa cukup asing. Artinya belum pernah bertemu dengan sosok itu sebelumnya. "Hutang piutang. Apa ini yang dimaksud Hanum kemarin? Bapaknya memiliki hutang sekian puluh juta, makanya selama ini dia bekerja keras untuk membayar cicilannya?" lirih Ken sembari mengamati

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 160

    "Kenapa kamu nikah mendadak, Ken? Selama ini kamu nggak pernah cerita soal perempuan pada mama dan papa. Tiba-tiba kamu kasih kabar akan menikah dan kami dilarang datang. Sebenarnya kejadiannya gimana sampai kamu senekat itu?" Wicaksono menatap lekat Ken yang duduk di depannya itu.Keluarga Ken sedang menikmati makan siang bersama, termasuk Raka dan Meira. Mereka sengaja mencari waktu agar bisa duduk bersama membahas pernikahan Ken ya g dadakan itu. "Papa tahu kamu sudah menjelaskannya waktu itu, tapi berhari-hari papa masih nggak habis pikir kenapa kamu senekat itu, Ken. Apalagi pada gadis yang baru kamu lihat pertama kali," sambung Wicaksono lagi. "Papamu benar, Ken. Bukan maksud mama menyalahkanmu atau menyudutkan istrimu, hanya saja papa dan mama masih belum mengerti kenapa tiba-tiba kamu ingin menjadi pengantin penggantinya. Suatu hal yang benar-benar di luar nalar. Kalau kalian sudah kenal lama, mungkin mama nggak akan sekaget ini, tapi kamu sendiri bilang kalau kalian baru be

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 159

    "Ya Allah, Mas. Kita ke klinik sekarang ya? Saya takut Mas Ridho kenapa-kenapa," ujar Hanum begitu panik saat melihat wajah bodyguard suaminya sedikit pucat setelah menerima bogem mentah itu. "Nggak apa-apa, Mbak Hanum. Sudah biasa begini. Tenang saja," balas Ridho berusaha tersenyum meski pipinya benar-benar nyut-nyutan tak karuan. Nyeri dan terasa sakit saat digerakkan. "Nggak apa-apa gimana, Mas? Ini cukup parah," tunjuk Hanum pada sudut bibir Ridho yang pecah. "Tenang saja, Mbak. Ridho sudah kebal," timpal Bagas dengan senyum tipis, berusaha menenangkan Hanum, tapi tetap saja dia merasa sangat bersalah sampai membuat laki-laki di sampingnya itu babak belur. "Siapa mereka, Num?" Pertanyaan Juragan Gino membuat Hanum menoleh seketika. "Mereka teman baik suami saya, Juragan. Maaf kalau sudah membuat keributan di sini." Hanum sedikit membungkuk lalu kembali menatap belanjaannya yang berantakan. "Kemana suamimu? Kenapa dia menyuruh orang lain untuk mengawasimu?" tanya Juragan Gin

DMCA.com Protection Status