Share

BAB 50B

Author: NawankWulan
last update Last Updated: 2024-10-18 23:56:25

"Kamu tahu siapa laki-laki itu, Vin?" Baim mulai cemas. Vino menggeleng, tapi dia bilang tahu tempat tinggal laki-laki itu karena tak begitu jauh dari rumahnya.

"Aku mau ke Jogja dulu, Vin. Lain kali aku ajak kamu ketemu laki-laki itu." Vino mengangguk lalu menepuk bahu Baim perlahan.

Kepala Baim kembali berdenyut pusing. Masalah dengan Meira belum usai, berganti masalah baru yang tak kalah memusingkan. Baim benar-benar mengkhawatirkan keadaan Lina yang dia yakini tak baik-baik saja.

"Aku harus menyelidiki semuanya!" ujar Baim lirih. Tanpa membuang waktu, dia pamit pada ibunya lalu melangkah tergesa ke mobil. Jarum jam nyaris menunjuk angka tiga sore hari saat Baim keluar dari rumahnya. Baru beberapa meter dari rumah, handphonenya bergetar.

Baim menepikan mobil lalu mengambil handphone di saku celananya. Pesan dari Meira terkirim di aplikasi hijaunya.

[Aku nggak menyangka saja kenapa kamu bisa percaya begitu saja jika aku selingkuh dengan Mas Arya. Ternyata, sepuluh tahun bersama
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Sitihasanah Titi
karma dah tuh
goodnovel comment avatar
Ayue Sekartaji
semangat mbk thooor lanjuuuttt,,
goodnovel comment avatar
Ayue Sekartaji
karma mulai berjalan ke tujuannya tuduhan Zina pd meira berbalik pada keluarga sendiri,, selamat menikmati sulastri baim sekeluarga,,
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 51

    [Suamimu cabut gugatan, Mei. Biar Pak Benny yang urus perceraian kamu. Beliau akan ke rumah suamimu untuk mengurus masalah ini. Kamu tak perlu risau, semua akan beres dan kamu akan bebas dari lelaki tak bertanggungjawab sepertinya. Ohya, minggu ini papa nggak bisa ke Jogja. Ada urusan penting yang harus diselesaikan. Kamu hati-hati di sana. Salam buat Raka dan keluarganya ya] Meira baru saja membaca pesan dari papanya -- Adrian. Sudah Meira duga jika Baim akan membatalkan gugatannya, apalagi setelah dia tahu jika semua bukti perselingkuhan Meira dan Arya itu hanya fitnah belaka. Setelah membalas pesan dari papanya, Meira segera menyiapkan seragam sekolah untuk Aldo. Untuk camilan dan makan siang, semua sudah disiapkan pihak sekolah. Meira hanya membawakan susu dan camilan lain sebagai tambahan. Aldo terlihat begitu senang menjalani hari-harinya di sekolah itu meski pulang lebih sore dibandingkan sekolah pada umumnya. Namun, dia sering menceritakan tentang teman-temannya yang seru d

    Last Updated : 2024-10-19
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 51B

    "Siang ini ke kantor Raka ya, Mei. Saya mau ajak dia makan siang di cafe langganan," ucap Sundari pada Meira yang masih sibuk membuatkan Dee segelas susu. "Baik, Bu. Nanti saya siapkan bekal buat Non Dee." Sundari manggut-manggut dengan senyum tipis. Entah apa yang direncanakan Sundari untuk anak sulungnya dan Meira, tapi binar di wajahnya tampak tak biasa-biasa saja.Meira menggendong Dee ke lantai bawah. Baru sampai sofa, terdengar keributan di garasi. Meira dan Sundari saling tatap lalu buru-buru melihat apa yang sebenarnya terjadi. Di garasi rumah Sundari yang luas itu, tampak seorang perempuan modis sedang berseteru dengan satpam baru di rumah itu. "Kamu satpam baru? Pantas nggak tahu siapa saya!" sentak perempuan itu sembari menunjuk-nunjuk laki-laki berseragam putih hitam di depannya. "Iya, Bu. Maaf, biar saya panggilkan ibu Sundari dulu," ujarnya sedikit gugup."Ada apa ini?" Sundari datang dengan tergesa ke pos satpam. Kedua orang itu pun menoleh bersamaan. Sundari cukup

    Last Updated : 2024-10-19
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 52

    "Stop, Mbak! Dia bukan selingkuhan Mas Adrian, tapi anak kandungnya yang telah lama tinggal di panti asuhan!" ucap Sundari cepat membuat Erina membisu seketika. Meira menutup mulutnya dengan telapak tangan. Tak menyangka jika Sundari akan terang-terangan menceritakan soal itu pada Erina. "Apa maksudmu?!" sentak Erina kemudian. Dia masih tak percaya dengan apa yang dia dengar. "Apa maksudmu bilang begitu, heh?!" sentaknya lagi dengan suara bergetar. Erina maju selangkah demi selangkah ke arah Sundari yang masih bergeming di tempat. Dia tak takut menghadapi Erina yang benar-benarmenampakkan emosinya. "Meira Althafunnisa binti Rahmat Hidayat. Dia adalah anak Mas Adrian dengan almarhumah Mbak Siti. Bayi mungil yang terpaksa dititipkan ke panti asuhan 28 tahun silam karena Mas Adrian nggak mau melihatnya semakin tersiksa jika harus hidup bersamamu!" sentak Sundari tak mau kalah. Rasa hormat yang sebelumnya selalu dia perlihatkan pada Erina dan Adrian sebagai malaikat tak bersayap untu

    Last Updated : 2024-10-19
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 52B

    "Kamu terlalu bo doh makanya bisa ditipu oleh Wicaksono. Dia enak-enakan di luar sana bersama perempuan lain, tak peduli dengan perasaanmu yang terluka karena ulahnya. Dan sekarang, kamu pasti semakin tak tenang setelah anak tirimu tinggal di sini bukan?" Erina tersenyum sinis sembari bersedekap. Di lantai atas, Vonny mendengarkan obrolan mereka sedari tadi. Dia hanya tersenyum mendengar perdebatan mereka di lantai bawah, tepatnya di ruang keluarga. Perempuan itu sengaja tak ikut campur. Dia hanya ingin menyaksikan bagaimana penolakan Erina pada Meira. Melihat Meira tertunduk lesu dengan wajah ditekuk seperti itu membuat rasa berbeda di batin Vonny. Dia bahagia melihat perempuan yang sudah menghancurkan pertunangannya itu terluka. "Siapa bilang? Aku biasa saja bahkan bisa menerima kehadiran Vonny di sini. Sejauh apapun melangkah, Vonny tetaplah anak dari suamiku. Aku akan tetap menghargai kehadirannya karena itu sebagai bukti baktiku pada suami. Aku tak seegois kamu, Erina. Kamu ta

    Last Updated : 2024-10-20
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 53

    Erina bercucuran darah di trotoar, sementara pengemudi mobil melesat entah ke mana. Raka dan Meira pun buru-buru membawa wanita paruh baya itu ke dalam mobil. Mereka akan ke rumah sakit Pratama Husada yang tak terlalu jauh dari rumah Wicaksono. "Assalamualaikum, Mei. Kamu nggak apa-apa kan?" Sundari begitu khawatir. Dia masih mengurus Dee yang baru saja bangun. "Wa'alaikumsalam, Bu. Alhamdulillah saya nggak apa-apa, Bu. Bu Erina pingsan dan tadi tertabrak mobil. Sekarang kami dalam perjalanan ke rumah sakit Pratama Husada." Meira sedikit gugup menjelaskan. "Ya Allah. Innalilahi wa innailaihi rojiun. Semoga Mbak Erina lekas membaik. Ibu nggak bisa ikut ya, Mei. Di rumah jagain Dee takutnya rewel kalau dititipin ke Yuni. Kasihan dia." "Iya, Bu. Maaf kalau tadi nggak izin dulu. Pak Raka buru-buru membawa Bu Rina ke mobil." "Nggak apa-apa, Mei. Memang seharusnya kamu sama Raka. Semoga saja Mbak Rina nggak kenapa-kenapa. Hati-hati ya, Mei. Kalau ada apa-apa kabari segera." Meira meng

    Last Updated : 2024-10-20
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 53B

    "Golongan darah saya AB, Sus. Ambil dari saya saja bisa?" Meira berujar lirih. Perawat itu pun mengangguk lalu meminta Meira menunggu karena dia akan menyiapkan alat dan tempat untuk transfusi darahnya. "Kamu yakin, Mei? Nggak apa-apa? Sehat kan?" Pertanyaan Raka membuat Meira kembali menoleh. Keduanya saling tatap lagi, tapi kali ini Raka yang salah tingkah. Dia buru-buru mengalihkan pandangan karena tak ingin Meira salah sangka dengan kekhawatirannya. "Ma-- maaf." "InsyaAllah saya baik-baik saja, Pak." Meira mengangguk pelan lalu tersenyum tipis. Raka menghela napas. Dia berusaha tenang meski dalam hati etap saja mengkhawatirkan keadaan Meira. Dia takut jika baby sitter anaknya itu kenapa-kenapa. Raka tak ingin melihatnya sakit karena itu akan berpengaruh pada Dee juga. Kedekatan Dee dan Meira membuat keduanya seperti ibu dan anak. Hal itu pula yang membuat Raka merasa sangat beruntung dan berhutang budi pada Meira yang mau mengorbankan waktu dan tenaganya untuk menjaga Dee, pa

    Last Updated : 2024-10-20
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 54

    "Mas ...." Panggilan itu kembali terdengar. Raka menghela napas panjang saat melihat perempuan itu sudah berdiri tak terlalu jauh dari tempat duduknya. "Ngapain kamu di sini, Mas?" tanyanya lagi."Bukan urusanmu," balas Raka singkat sembari melirik Dahlia yang mendadak salah tingkah. "Mama sakit?" "Nggak. Ibunya Meira yang sakit." Akhirnya Raka sedikit menjelaskan. "Ibunya?" Kedua alis perempuan itu nyaris tertaut. Dahlia belum paham siapa yang dimaksud ibu oleh mantan suaminya itu."Sudahlah. Nggak perlu kepo." Raka mengalihkan pandangan sembari menghela napas panjang. "Istrinya Pak Adrian, Mbak." Kini, Meira yang membalas pertanyaan Dahlia. Perempuan itu pun manggut-manggut lalu tersenyum tipis saat Raka tak sengaja menoleh. "Aku mau ketemu Dee, Mas. Dua minggu ini aku ingin rutin menjenguknya setiap hari."Raka tercekat, begitu pula Meira yang cukup kaget mendengar kabar itu. Nyaris empat bulan bekerja sebagai pengasuh Dee, jangankan menjenguknya sekadar menanyakan kabar gadi

    Last Updated : 2024-10-21
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 54B

    "Aku ingin berubah, Mas. Aku ingin menjadi ibu yang baik buat Dee. Apa salah seorang ibu ingin mencurahkan sepenuh hati dan waktunya untuk anak kandungnya sendiri?" Dahlia mulai terisak. Raka tak paham apakah itu tangis penyesalan dan kecewanya pada jawaban Raka atau sekadar air mata buaya seperti sebelum-sebelumnya. Yang pasti, Raka tak mau terkecoh lagi. "Nggak ada yang salah, tapi nggak salah juga aku curiga ada udang di balik batu bukan? Kamu terlalu pintar bersandiwara, Dahlia. Berkali-kali kamu berdusta dan aku selalu percaya. Namun, kali ini aku ngga sudi kamu bohongi lagi!" sentak Raka dengan tatapan tajamnya. "Kenapa, Mas? Kenapa kamu selalu curiga jika aku nggak bisa menjadi ibu yang baik untuk Dee? Apa karena sudah ada dia yang menjaga Dee? Ingat, Mas! Dia hanya baby sitter, bukan ibu yang mengandung dan melahirkan Denada. Jadi, jangan samakan dia denganku karena jauh berbeda. Aku berhak atas semua yang ada pada Dee, sementara dia nggak!" sentak Dahlia begitu kesal. Dia t

    Last Updated : 2024-10-21

Latest chapter

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 167

    "Apa-apaan ini, Ken? Kamu pikir bisa lunasi hutang keluarga Hanum dengan uang palsu? Jangan kira saya nggak bisa membedakan uang asli sama uang palsu!" bentak Galih sembari berdiri dengan berkacak pinggang di depan Ken. Ken menatap Juragan Gino dan anak lelakinya bergantian. Dia masih berusaha tenang, meskipun sorot matanya mulai tajam. "Kalau kalian ragu, kita bisa cek keaslian uang ini sekarang juga. Saya siap. Atau kalau perlu panggil polisi jika memang kalian mengira saya sebagai pengedar uang palsu," balas Ken mantap. Tetangga semakin ramai bergosip. Mereka yang sebelumnya nongkrong di rumah Bu Nur, makin penasaran lalu mulai mendekat sampai teras rumah Rudy. Ada empat orang yang menguping obrolan mereka di sana. "Sebenarnya Ken kerja apa, sih? Kok tiba-tiba banyak uang?" bisik seorang ibu paruh baya."Mobil mewah itu juga punya siapa? Apa benar kalau dia cuma nyamar miskin dan kuli bangunan, padahal sebenarnya pengusaha muda yang sukses?" sahut yang lain. "Jangan-jangan Ken

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 166

    Hanum masih terpaku di tempatnya, menatap tas hitam dari Ken yang terasa agak berat di tangan. Perlahan, Hanum membuka resleting tas hitam itu. Isinya membuat napasnya tercekat. Detik ini dia melihat tumpukan uang seratus ribuan yang terbungkus rapi. Ken berdiri di sebelahnya, wajahnya tenang meski tubuhnya jelas menunjukkan kelelahan. Ia baru saja pulang membawa tas itu, tanpa banyak bicara, langsung menyerahkannya pada Hanum. "Mas, uang sebanyak ini milikmu?" Suara Hanum lirih, penuh kebingungan. Dia masih shock karena baru pertama kali melihat uang sebanyak itu. "Iya, Sayang. InsyaAllah uang itu cukup untuk melunasi hutang keluarga," jawab Ken singkat, suaranya datar, tanpa ekspresi berlebihan. "Uang sebanyak ini, Mas?" Hanum masih tak percaya dan kaget suaminya memiliki uang sebanyak itu. Hanum melangkah mundur lalu duduk di sofa ruang tamu seperti sebelumnya. Dari ruang tengah, Mawar dan Rena masih ikut shock melihat kedatangan Ken. Keterkejutan mereka belum usai karena

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 165

    "Mas Ken pulang kenapa nggak kasih kabar dulu." Suara lirih Hanum hampir tak terdengar, tubuhnya menegang melihat laki-laki itu turun dari mobil mewah lalu melangkah tergesa menghampirinya. Tetangga mulai berbisik. Kasak-kusuk terdengar cukup jelas di telinga Hanum saat dia menyambut uluran tangan suaminya. "Itu suaminya Hanum? Kok bisa pakai mobil mewah begitu? Katanya cuma kuli bangunan." "Katanya begitu, tapi kurasa dia bukan sekadar kuli. Mana ada kuli bangunan bawa mobil sebagus itu. Harganya pasti ratusan juta." Yang lain ikut menyahut. "Mungkin sebenarnya dia bos, bukan kulinya.""Kalau bos dan orang kaya, mana mungkin sembarangan cari istri. Pasti dipikir juga bibit, bebet dan bobotnya. Apalagi keluarga besarnya bisa jadi sudah menyiapkan calon yang sepadan.""Hanum juga bibit, bebet dan bobotnya bagus. Dia anak yang baik, tak neko-neko, penyayang dan berbakti. Wajar kalau Mas Ken jatuh cinta sama Hanum. Lagipula dia juga cantik." "Kalau orang kaya yang dipikir bukan seka

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 164

    "Maaf, Juragan. Saya sudah menikah dan nggak mungkin bercerai begitu saja. Kalau memang Juragan minta dua puluh juta, nggak apa-apa. Tunggu suami saya pulang, biar dia yang melunasinya saja," balas Hanum memberanikan diri. Rudy menoleh, menatap Hanum yang kini menitikkan air mata. "Num ... maafkan bapak." Rudy berujar dengan suara parau menahan sesak yang menghimpit dadanya. "Nggak apa-apa, Pak. Hanum tahu bapak sudah berjuang sekuat tenaga. Bapak tenang saja, InsyaAllah Mas Ken bisa membereskan masalah ini," balas Hanum begitu meyakinkan. Namun, balasan itu justru membuat Galih terkekeh meremehkan. Dia tak yakin jika suami Hanum bisa melunasi hutang itu, bahkan dia juga tak percaya jika Ken kembali ke rumah itu. "Lunasi sekarang atau terima tawaran saya, Pak. Saya nggak punya banyak waktu untuk menunggu sesuatu yang tak pasti," ujar Juragan Gino semakin menyudutkan Rudy dan Hanum. "Tolong tunggu sampai besok, Juragan. Suami saya akan pulang besok sore," balas Hanum lagi. "Ngga

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 163

    Hanya ada Hanum dan bapaknya di meja makan, sementara Mawar, Rena dan Azziz duduk di sofa ruang tengah. Entah apa yang dijanjikan Azziz sampai akhirnya membuat emosi Rena mereda. Keduanya akur kembali seolah tak terjadi apa-apa. "Kalau ada masalah, diselesaikan baik-baik, Ren. Jangan asal marah-marah saja." Mawar memberi nasehat, sementara Rena seolah tak peduli. Bibirnya manyun beberapa centi saking kesalnya. Dia memang selalu menolak nasehat siapapun, termasuk ibunya sendiri. Maunya selalu didukung apapun yang dia inginkan sekalipun itu salah. "Benar kata ibu, Sayang. Kita bukan mas pacaran lagi yang bisa putus nyambung seenak hati. Pernikahan ini hal yang sakral, nggak boleh dibuat mainan." Azziz menimpali, seolah punya kesempatan untuk mendidik istrinya yang manja itu. "Iya, iya, Mas. Lagian kamu sih-- Belum selesai bicara, terdengar ucapan salam dari luar. Hanum tercekat, menatap bapaknya yang baru saja selesai makan malam. Rudy pun menatap anak perempuannya itu lalu mengang

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 162

    Sejak pulang dari pasar pagi tadi, Hanum benar-benar tak tenang. Bakda ashar sampai menjelang maghrib ini selalu gelisah. Hanum ingin mengabari suaminya tentang kejadian tadi, tapi takut menganggu kesibukannya di Jogja. Dia tahu, urusan Ken pasti belum kelar sebab dia sudah bilang akan pulang besok sore. "Gimana ini? Bapak juga belum pulang. Mungkin juga kebingungan cari pinjaman segitu banyak untuk menutup hutang pada Juragan Gino." Lagi-lagi Hanum menggumam. Baru saja membuka pintu kamar, terdengar keributan di teras. Hanum menajamkan pendengarannya lalu kembali menutup pintu setelah tahu siapa yang datang. "Kenapa Mbak Rena dan Mas Aziz pulang secepat ini? Padahal kemarin bilang mereka akan honeymoon di Bali selama lima hari," gumam Hanum lagi lalu kembali duduk di tepi ranjang. Mawar yang baru saja keluar kamar cukup shock melihat kedatangan anak dan menantunya itu. Tak ingin menduga-duga, dia pun menanyakan perihal kepulangan mereka. "Kalian sudah pulang? Cepet banget katany

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 161

    [Mas, laki-laki itu tiba-tiba ingin datang melamar Mbak Hanum. Dia bahkan baku hantam dengan Ridho saat kami mengantar Mbak Hanum ke pasar. Sepertinya ada satu kunci yang digenggam keluarga laki-laki itu tentang keluarga Mbak Hanum, tapi kami tak tahu itu apa. Barangkali menyangkut utang piutang, masalahnya nanti malam mereka akan menemui mertua Mas Ken di rumah untuk membahas hal ini. Sekarang saya dan Ridho ada di klinik. Laki-laki itu melayangkan sebuah pukulan pada Ridho saat dia lengah. Mbak Hanum panik, makanya membawa Ridho ke klinik tak jauh dari pasar]Pesan panjang dari Bagas beserta beberapa foto dan video saat huru-hara di pasar itu pun terkirim di WhatsApp nya. Ken memperhatikan wajah laki-laki itu dan dia merasa cukup asing. Artinya belum pernah bertemu dengan sosok itu sebelumnya. "Hutang piutang. Apa ini yang dimaksud Hanum kemarin? Bapaknya memiliki hutang sekian puluh juta, makanya selama ini dia bekerja keras untuk membayar cicilannya?" lirih Ken sembari mengamati

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 160

    "Kenapa kamu nikah mendadak, Ken? Selama ini kamu nggak pernah cerita soal perempuan pada mama dan papa. Tiba-tiba kamu kasih kabar akan menikah dan kami dilarang datang. Sebenarnya kejadiannya gimana sampai kamu senekat itu?" Wicaksono menatap lekat Ken yang duduk di depannya itu.Keluarga Ken sedang menikmati makan siang bersama, termasuk Raka dan Meira. Mereka sengaja mencari waktu agar bisa duduk bersama membahas pernikahan Ken ya g dadakan itu. "Papa tahu kamu sudah menjelaskannya waktu itu, tapi berhari-hari papa masih nggak habis pikir kenapa kamu senekat itu, Ken. Apalagi pada gadis yang baru kamu lihat pertama kali," sambung Wicaksono lagi. "Papamu benar, Ken. Bukan maksud mama menyalahkanmu atau menyudutkan istrimu, hanya saja papa dan mama masih belum mengerti kenapa tiba-tiba kamu ingin menjadi pengantin penggantinya. Suatu hal yang benar-benar di luar nalar. Kalau kalian sudah kenal lama, mungkin mama nggak akan sekaget ini, tapi kamu sendiri bilang kalau kalian baru be

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 159

    "Ya Allah, Mas. Kita ke klinik sekarang ya? Saya takut Mas Ridho kenapa-kenapa," ujar Hanum begitu panik saat melihat wajah bodyguard suaminya sedikit pucat setelah menerima bogem mentah itu. "Nggak apa-apa, Mbak Hanum. Sudah biasa begini. Tenang saja," balas Ridho berusaha tersenyum meski pipinya benar-benar nyut-nyutan tak karuan. Nyeri dan terasa sakit saat digerakkan. "Nggak apa-apa gimana, Mas? Ini cukup parah," tunjuk Hanum pada sudut bibir Ridho yang pecah. "Tenang saja, Mbak. Ridho sudah kebal," timpal Bagas dengan senyum tipis, berusaha menenangkan Hanum, tapi tetap saja dia merasa sangat bersalah sampai membuat laki-laki di sampingnya itu babak belur. "Siapa mereka, Num?" Pertanyaan Juragan Gino membuat Hanum menoleh seketika. "Mereka teman baik suami saya, Juragan. Maaf kalau sudah membuat keributan di sini." Hanum sedikit membungkuk lalu kembali menatap belanjaannya yang berantakan. "Kemana suamimu? Kenapa dia menyuruh orang lain untuk mengawasimu?" tanya Juragan Gin

DMCA.com Protection Status