Share

BAB 235

Penulis: NawankWulan
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-24 23:02:31

Clarissa tersenyum puas saat melihat Ken terlelap. Rencana awal berjalan lancar dan dia sudah menyusun rencana selanjutnya. Dua anak buah Clarissa muncul di ambang pintu. Mereka tergesa menghampiri bos perempuannya.

"Bawa ke mobil!" perintah Clarissa tanpa basa-basi pada dua lelaki itu. Clarissa pun beranjak dari kursi lalu mengambil kunci mobil Ken di saku celananya.

Dua laki-laki kekar itu pun buru-buru memapah Ken yang terlihat lemas dan tak berdaya di kursi cafe. Mereka bertiga keluar cafe menuju area parkir.

"Itu mobilnya, warna merah." Dua anak buahnya pun mengangguk.

"Pelan-pelan," ujar Clarissa lagi saat dia lelaki itu membawa Ken ke mobil dan menidurkannya di jok belakang mobil Ken.

"Kalian di depan, biar aku yang jaga di belakang. Antar ke hotel ya? Kalian sudah tahu tugas selanjutnya kan?" tanya Clarissa kembali mengingatkan.

"Masih, Bos. Siap!" balas keduanya nyaris bersamaan. Clarissa kembali mengangguk senang.

Mobil pun melaju meninggalkan area cafe. Di perjalanan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Irda Yanti Tamba
author..cerita nya gak lanjut lg ya kog gantung sih
goodnovel comment avatar
Zidan Kasan
author nyebelin, ceritanya terlalu bertele-tele, lihatlah gak ada lagi yg komen karena bosen dengan dramanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 236

    Hanum begitu gelisah. Entah mengapa dia tak tenang dan tak bisa tidur, padahal waktu sudah menunjuk angka sebelas malam. Berulang kali berusaha memejamkan kedua matanya, namun bayang-bayang Ken selalu hadir di pelupuk mata. Hanum menghela napas panjang lalu duduk di tepi ranjang. Dia mengambil benda pipih hitam kesayangannya di meja rias lalu membaca pesan-pesan yang dikirimkan suaminya beberapa jam lalu. Ingin sekali menelepon atau mengirimkan pesan lagi, hanya saja dia takut menganggu Ken yang mungkin sudah terlelap. "Mas Ken pasti kecapekan apalagi dia sering lembur. Sebaiknya aku tak mengganggu istirahatnya," gumam Hanum lalu menutup layar handphonenya dan meletakkan kembali ke tempat semula. Dia beranjak dari ranjang menuju pintu kamar. Perlahan melangkah ke dapur untuk mengambil segelas air. Tenggorokannya terasa kering. Lagi-lagi Hanum menghela napas panjang lalu mengambil gelas dan menuangkan air dingin dari kulkas. "Apa Mas Ken sakit? Kenapa tiba-tiba aku segelisah ini? P

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 237

    "Astaghfirullah, Mas Ken ...." lirih Hanum dengan mata berkaca. Tangannya gemetar saat menggeser slide foto yang terkirim di aplikasi WhatsAppnya. Detik ini air matanya mulai menetes. Sesak di adanya kian terasa. Hanum benar-benar tak mengerti mengapa Ken bisa melakukan semua ini. "Kamu kenapa, Mas? Apa benar pesan yang terkirim ini kalau masa laluku seburuk itu? Kamu terbiasa melakukan hal-hal menjijikkan seperti ini sebelum bertemu dan menikah denganku?" Hanum kembali berujar lirih. Dia mengusap kedua pipinya yang basah. Ada belasan foto terkirim dan semuanya membuat Hanum sakit kepala dan sakit hati. Dia merasa gagal menjadi seorang istri. "Apa selama ini kamu tak puas bersamaku, Mas? Apa karena aku tak seksi seperti dia? Apa karena aku tak semenarik dia? Apa karena aku tak pandai menggodamu di ranjang? Atau karena apa sampai akhirnya kamu berbuat seperti ini?" Lagi-lagi Hanum menghela napas panjang. Dia berusaha menahan isak karena takut terdengar orang lain. Apalagi kamar R

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 238

    Malam semakin larut dan sekarang nyaris pukul dua dini hari. Namun, Hanum belum bisa memejamkan kedua matanya. Bayangan Ken masih lalu lalang di benak. Berulang kali memeriksa aplikasi hijaunya barang kali ada pesan dari Bagas, tapi nyatanya nihil. Tak ada pesan pun panggilan darinya yang mengabarkan tentang Ken. "Bagaimana ini?" lirihnya lagi dan lagi. Hanum kembali memejamkan matanya, tapi tetap saja suara di luar rumah bahkan detak jarum jam terdengar begitu jelas di telinga. Hanum benar-benar tak bisa tidur. Pikirannya kacau dan tak tenang sebelum tahu kabar Ken sekarang. Dengan gemetar, dia kembali membuka pesan dari nomor tak dikenal itu. Membaca beberapa pesannya bahkan foto-foto yang dikirimkannya. Kali ini Hanum berusaha menahan emosi, mengamati foto itu satu persatu lalu menganalisa apa yang sebenarnya terjadi. "Ada belasan foto yang dikirimkannya, tapi hanya perempuan itu yang bergerak bebas ke sana-sini, sementara Mas Ken tetap terlelap dengan posisi yang sama. Tak ber

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 239

    Hening. Suasana di ruang makan itu mendadak sunyi beberapa saat. Hanum masih melipat tangan ke dada sembari mengamati gerak-gerik kakak tirinya yang terlihat cukup mencurigakan menurutnya. "Kamu nggak menyembunyikan sesuatu kan, Mbak?" ulang Hanum setelah mereka sama-sama terdiam beberapa menit lamanya. "Maksudmu apa sih, Num? Nggak usah sok penuh teka-teki deh." Rena membalas kesal, meski dalam hati sedikit berdebar. Dia tak ingin Hanum tahu hubungannya dengan Rissa, perempuan yang kini sedang bersama Ken di kamar hotel itu. "Entah, Mbak. Agak aneh saja tiba-tiba kamu ramah dan tanya soal rumah tanggaku dengan Mas Ken. Biasanya kamu nggak peduli," balas Hanum lagi. "Tanya gitu doang emang nggak boleh?" Rena menyahut. "Boleh, nggak ada yang melarang juga. Cuma agak aneh soalnya selama menikah dengan Mas Ken baru kali ini Mbak Rena cukup memperhatikan kami. Padahal selama ini Mas Ken juga sudah berulangkali ke luar kota bahkan ke Jogja tanpaku, tapi Mbak Rena nggak peduli. Kok sek

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 240

    Jarum jam menunjuk angka dua dini hari saat Ken mulai sadar. Entah obat apa yang dimasukkan ke minumannya sampai Ken tak sadarkan diri selama itu. Dia membuka mata perlahan, mengamati langit-langit kamar dan sekeliling tempat tidurnya. Kedua matanya membulat lebar saat melihat Rissa terlelap di sampingnya. Ken sampai terlonjak seketika lalu melihat tubuhnya tanpa busana sehelai pun. Wajahnya menegang, pandangannya masih lurus ke depan. Ken berusaha mengingat apa yang terjadi sebelumnya, lalu kembali melihat Rissa yang dadanya sedikit terbuka tanpa busana. Ken benar-benar shock menyadari ketidakberesan ini. Tak membuang waktu, Ken buru-buru mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai lalu memakainya satu persatu. Meski sedikit gugup dan gemetar, tapi Ken tetap yakin jika dia tak melakukan apapun. Dia tak mengingat apa-apa selain pertemuannya di cafe bersama Rissa beberapa jam sebelumnya. "Apa yang kamu lakukan, Ris?!" sentak Ken setelah memakai pakaian. Rissa menggeliat lalu ter

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 241

    [Num, kamu sama Ken nggak kenapa-kenapa kan?]Sebuah pesan dari Meira muncul di layar handphone Hanum saat dia masih termangu di tepi ranjang. Rencananya, hari ini dia ingin menyusul Ken ke Bandung. Hanya saja dia masih bimbang dan bingung rencana apa yang akan dilakukannya setelah sampai sana. [Mbak mimpi buruk semalam. Makanya, pagi-pagi gini sudah chat kamu, Num. Kalian baik-baik saja kan? Apa ada yang sakit?]Pesan kedua dari Meira kembali muncul. Hanum menghela napas panjang lalu mengetikkan pesan balasan. [Mas Ken di Bandung, Mbak. Ada proyek di sana. InsyaAllah semua baik dan sehat. Semoga Mbak Meira sekeluarga juga sehat selalu ya]Hanum sengaja menyembunyikan semuanya karena tak ingin membuat keluarga besar suaminya panik. Dia yakin bisa menyelesaikan masalah ini berdua saja dengan Ken. Hanum pun tak berniat menceritakan soal itu pada bapaknya. Hanum benar-benar khawatir jika mereka justru panik dan cemas. [Syukurlah kalau kalian baik-baik saja, Num. Alhamdulillah keluarga

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 242

    "Sayang, aku bisa jelaskan semuanya. Foto-foto ini gak seperti yang kamu pikirkan," ujar Ken gugup. Dia benar-benar takut jika Hanum percaya begitu saja dengan apa yang dilihatnya saat ini. Ken nggak mau Hanum terjebak oleh akal bulus Rissa dengan segala rencananya yang menjijikkan itu. "Memangnya seperti apa yang Hanum pikirkan saat ini, Mas?" tanya Hanum lirih membuat Ken semakin bertanya-tanya. Apa yang sebenarnya dirasakan Hanum detik ini. Mungkinkah kecewanya terlalu tinggi? Apakah dia curiga jika Ken berselingkuh dengan perempuan itu atau--"Aku tahu kamu kecewa dan sedih melihat foto-foto itu, Sayang. Tapi percayalah, foto-foto itu tak sepenuhnya benar. Kamu nggak boleh terjebak oleh permainan Rissa, Sayang. Dia perempuan licik yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Kalau aku bilang semua ini hanya jebakannya, kamu percaya kan? Aku nggak mungkin mengkhianati pernikahan dan janji cinta kita, Sayang." Ken begitu gugup dan cemas. Keringat dingin

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 243

    [Kau pikir bahagia dengan Hanum itu mudah? Jangan mimpi! Kau akan tahu akibatnya sebentar lagi][Hanum bukan untukmu, Ken. Kamu nggak pantas bersanding dengannya. Kamu pasti akan menyesal jika tetap bersamanya.][Aku yang lebih dulu menemukan Hanum dan mencintainya. Kamu nggak pantas bersama dia. Sampai kapanpun aku nggak akan membiarkanmu bahagia. Ingat itu!] Ken kembali membaca beberapa pesan dari peneror itu di handphonenya. Selain Rissa, ternyata ada pula pihak ketiga yang ingin menghancurkan rumah tangga Ken dan Hanum. Dia yang sering meneror Ken akhir-akhir ini bahkan sering kali mengawasi Hanum diam-diam. Hanum tahu jika dia diintai seseorang entah siapa, makanya dia selalu diantar bapak dan Ridho saat pulang dari cafe. Bahkan saat ke pasar atau kemanapun Ridho selalu mengikutinya. Hanum patuh pada permintaan suaminya karena dia tahu semua itu demi kebaikannya juga. Ken hanya tak ingin tragedi tempo hari terulang kembali. Suara ketukan di pintu kamar membuat Ken terjaga. Saa

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05

Bab terbaru

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 273

    "Berhari-hari nggak pulang, apa harus seperti ini sikapmu sama istri sendiri?!" sentak Rena lagi sembari membuka pintu utama dengan kasar lalu membantingnya. Ken yang akan beranjak dari tepi ranjang pun mengurungkan niatnya. Hanum menarik lengan suaminya agar duduk kembali. Mereka sepakat untuk tak ikut mencampuri urusan rumah tangga Rena dan Azziz. Membiarkan mereka menyelesaikan masalahnya sendiri. Kecuali jika ada kekerasan, barulah mereka akan turun tangan. "Istri? Kamu masih begitu luwes menyebut diri sendiri sebagai istri, Ren? Setelah apa yang kamu lakukan selama ini, hah?!" sentak Azziz dengan mata memerah. "Apa seperti itu sikap seorang istri yang wajib dinafkahi, diberikan kasih sayang, cinta dan diperjuangkan hidupnya? Kamu nggak buta dan nggak tuli kan? Namamu sudah buruk di mata banyak orang setelah video itu viral, Rena. Sadar!" bentak Azziz lagi sembari memukul meja ruang tengah. Beberapa barang di atas meja itu berhamburan ke lantai. Di dalam kamar, Hanum mengucap

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 272

    "Sayang, aku punya sesuatu," ujar Ken saat masuk ke kamarnya. Hanum sudah ada di kamar sejak satu jam sebelumnya. Dia tengah menikmati senja di kamar sembari membaca novel online favoritnya. "Punya apa, Mas?" tanya Hanum saat menoleh ke arah pintu. Ken tersenyum lalu menyerahkan benda kecil ke tangan Hanum. "Apa ini, Mas?" tanya Hanum lagi sembari membolak-balik benda kecil itu. Ken duduk di tepi ranjang sembari menatap lekat istrinya yang terlihat penasaran dengan benda di tangannya. "Perekam suara ya, Mas?" tebaknya kemudian. Ken tersenyum lalu mengangguk. "Benar, Sayang. Itu alat perekam suara," balas laki-laki itu yakin. Hanum manggut-manggut lalu menatap suaminya. "Apa ada rekaman suaranya di dalam?" Lagi-lagi Ken mengangguk. "Suara siapa, Mas?" tanya Hanum lagi. Ken mengambil kembali alat perekam mini itu lalu menyambungkannya dengan USB di laptop. Hanum mendengarkan isi percakapan yang terekam di sana. "Suara Mbak Rena?" lirihnya seolah bertanya pada diri sendiri. Ken

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 271

    Dua hari setelah penyelidikan diam-diam Hanum dan Ken di butik Clarissa, Ken duduk di warung kopi kecil dengan Bara. Pria berkacamata itu tampak serius sambil mengeluarkan benda kecil seukuran kancing dari tasnya."Ini alat perekam suara. Ukurannya kecil banget, bisa kamu selipin di tas, mobil atau kantong celana mereka. Baterainya tahan tiga hari, dan otomatis nyimpan suara kalau ada pembicaraan di radius 3 meter," ujar Bara menjelaskan. Ken mengangguk."Pas banget. Kita cuma butuh satu rekaman jelas buat Hanum tahu pasti niat buruk mereka berdua. Hanum masih nggak percaya kalau kakak tirinya bisa sejahat itu, sampai sekongkol dengan perempuan yang ingin menghancurkan rumah tangga kami." Ken menghela napas. "Soal foto-foto di hotel gimana, Bro? Kamu nggak langsung seret Rissa ke penjara?" tanya Bara sembari menatap Ken serius. "Sebenarnya aku masih kasih dia kesempatan untuk berubah, Bar. Aku masih lihat kebaikan mamanya selama ini dan hubungan kekerabatan kami. Tapi kalau dia maki

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 270

    Malam itu, Hanum duduk di ruang tengah sambil menatap layar ponsel. Ken duduk di sebelahnya sembari menyeruput teh hangat buatan istrinya. Potongan bolu terhidang di piring kecil sebagai pendamping. "Mbak Rena bilang mau ke butik bareng Clarissa, Mas. Tapi butik mana?" Hanum bergumam sambil membuka media sosial milik saudara tirinya itu. "Mbak Rena itu orangnya narsis. Biasanya dia update story tiap lima menit. Meski perempuan di sampingnya sengaja diblur, tapi Hanum yakin itu Rissa." Hanum kembali berujar lirih. Ken ikut melongok."Apa ada yang aneh, Sayang?" tanya Ken sembari menikmati sepotong bolu. Hanum menggulir layar ponselnya."Lihat deh, Mas. Tiga puluh menit lalu, Mbak Rena upload video di mobil bareng Clarissa. Meski wajahnya diblur, Hanum yakin itu style Rissa. Captionnya itu makin membuat Hanum bertanya-tanya," ujar Hanum lagi. "Memangnya dia bikin caption apa, Sayang?" Lagi-lagi Ken terlihat cukup tenang dan tak sepanik Hanum."Dia bilang persiapan untuk kejutan spesi

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 269

    "Sayang, kamu siap?" Ken berseru dari ruang tamu sambil merapikan kerah kemejanya. Rambutnya disisir rapi ke samping, dan aroma parfumnya menyusup masuk ke kamar.Hanum keluar dari kamar sambil tersenyum, membawa tas tangan kecil warna krem yang matching dengan gamis biru lembut yang dikenakannya."Siap! Kamu ganteng banget hari ini, Mas," godanya sambil menyentuh dagu Ken pelan. Ken nyengir. "Harus dong. Istri aku cantik, masa suaminya nggak pantes disandingin. Memangnya cuma hari ini aja gantengnya? Hari biasanya buruk rupa ya?" balas Ken sembari menjawil balik dagu istrinya. Hanum tertawa kecil dan mereka pun keluar rumah menuju mobil Ken yang terparkir di halaman. Rencananya mereka ingin jalan-jalan sekalian belanja di mall. Angin siang ini menampar wajah mereka, tapi suasana hati keduanya hangat. Keduanya masuk ke mobil dan memasang seat belt masing-masing. Perjalanan ke mall tak membutuhkan waktu lama. Sekitar setengah jam mereka sudah sampai mall yang dituju. Di mall, mereka

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 268

    "Ya Allah, Rena! Ternyata semua gosip yang beredar itu benar!" pekik seseorang diantara kerumunan pengunjung. Ren amendelik saat tahu siapa yang berteriak dan kini jatuh pingsan di depan matanya itu. "Ibu! Ngapain ibu ke sini?!" teriaknya sembari berhamburan ke arah ibunya yang limbung. Azziz yang kini berdiri di sampingnya menatap tajam. Rahangnya mengeras. Dia benar-benar emosi melihat sepak terjang istrinya. Seolah tak ada kesempatan lagi, Azziz sudah muak dan tak ingin berkompromi lagi. Dia menyerah, apalagi saat tekad kuatnya untuk melunasi hutang demi membahagiakan istri justru dibalas dengan pengkhianatan demi pengkhianatan seperti ini. Harga dirinya sebagai suami dan kepala rumah tangga seakan mati. Azziz benar-benar melambaikan tangan ke kamera. Dia menyerah di pernikahannya yang menginjak di bulan ke enam. "Mau dibawa kemana, Mas?!" tukas Rena saat melihat Azziz membopong ibu mertuanya. "Minggir kamu! Urus saja bahagiamu sendiri! Puas-puasin sebelum kamu menyesal di kem

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 267

    "Papa! Gila, ini selingkuhan papa?!" sentak perempuan bernama Tamara itu sembari menunjuk wajah Rena yang kini mulai memerah. Beberapa pengunjung mall mulai merekam keributan itu dengan handphone masing-masing. Rena benar-benar benci hal ini. Nyaris tiga bulan berhubungan dengan Pramono, tak pernah terbesit sedikit pun di benaknya akan mengalami hal memalukan seperti ini. "Papa benar-benar kelewatan. Lihat usianya, Pa! Seumuran aku!" oceh Tamara lagi. Dia menggeleng-geleng tak percaya. "Tamara ... dengerin papa dulu," ujar Pramono sembari menenangkan putri bungsunya. Pramono memiliki dua orang putri bernama Salsa dan Tamara. Saat ini istrinya terbaring di rumah karena stroke yang dideritanya selama setahun belakangan. "Dengerin apalagi, Pa? Papa mau beralasan apa? Jelas-jelas papa begitu mesra dengan perempuan jalang itu!" sentak Tamara lagi. "Tutup mulutmu!" tukas Rena menepis telunjuk Tamara yang tepat di depan wajahnya. "Heh! Tutup mulutku apa?! Jelas-jelas Lo cuma manfaati

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 266

    Rena melirik jam tangannya yang berkilau di bawah cahaya lampu cafe. Dia duduk manis di pojokan, memainkan sedotan dalam segelas mocktail warna pink sambil sesekali membetulkan rambutnya."Maaf lama, Ren. Tadi agak macet." Suara berat dan dewasa terdengar dari belakang. Pramono, pria paruh baya dengan jas abu-abu yang necis, menyapa dengan senyum genit. Seperti biasa, mereka pun cipika-cipiki tiap kali bertemu. "Kamu telat dua puluh menit, Om. Aku sampai jamuran nunggu di sini." Rena merajuk, bibirnya manyun manja."Maaf dong, jalanan macet. Tapi lihat deh ... masa Om telat masih disambut sama wajah secantik ini?" Pram mencubit dagu Rena lembut. Rena hanya tertawa kecil.Mereka menikmati hidangan sambil sesekali beradu pandang. Beberapa pasang mata mulai melirik ke arah mereka. Usia mereka terlalu jauh dan kemesraan itu terasa janggal. Meski tak ada yang menegur dan seolah tak peduli, tapi tetap saja pandangan aneh dan tak biasa terlihat. Namun, Rena cuek saja. Dia tak peduli dengan

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 265

    "Sayang, bubur kacang hijaunya dihabisin ya? Biar kamu nggak mual-mual lagi." Ken menyiapkan bubur di mangkok untuk istrinya. "Iya, Mas. Temani makan ya?" balas Hanum dengan senyum tipis. Hanum berusaha tetap tenang, meski beberapa menit lalu hatinya bergemuruh kesal, emosi dan muak. Beragam pesan yang dikirimkan oleh Clarissa benar-benar membuat moodnya nggak karuan. Namun, di depan Ken dia berusaha untuk tetap tersenyum seolah tak terjadi apa-apa. "Sini, duduk!" pinta Ken sembari menarik kursi di sampingnya. Hanum mendekat lalu duduk di samping suaminya. "Habiskan selagi masih hangat." Lagi-lagi Hanum mengangguk. "Kamu juga ikut makan, Mas. Ayo." Hanum membuka sebungkus bubur lalu menyiapkannya untuk Ken. "Tadinya mau barengan aja sekalian nyuapin kamu, Sayang." "Barengan juga boleh. Sini Hanum yang nyuapin." Sepasang suami istri itu saling melempar senyum. Hanum menyuapi Ken dengan semangkok buburnya, sementara Ken menyuapi Hanum dengan bubur miliknya. Setelah bubur habis,

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status