Share

Kesepakatan dengan Pak Muklis

“Jadi, ada perlu apa saya harus ke sini, Pak?”

“Tunggu sampai makanan datang, ya. Kita bisa ngobrol sambil makan supaya anak kamu fokus ke makanannya, bukan ke isi pembicaraan kita.”

Sabrina mengangguk. Alasan Pak Muklis cukup masuk akal. Meski Alifa masih kecil, tidak mungkin membahas permasalahan orang dewasa di hadapannya. Terlebih lagi, jika obrolannya menyangkut poligami.

“Terus, Pak Bejo gimana?”

Sebenarnya Sabrina sungkan menanyakan itu. Dia yang agar meminta agar Pak Muklis mengajak orang lain, tetapi dia juga yang khawatir kalau orang itu menguping.

“Tenang, Non. Saya sudah bawa headset,” kata Pak Bejo sambil mengeluarkan benda itu dari kantong kemejaanya.

Sabrina manggut-manggut. Pikirannya jadi sedikit lebih tenang.

Menunggu itu, jika bersama dengan orang yang membuat hati tidak nyaman, ternyata terasa sangat menjemukan. Sabrina berkali-kali melirik jam tangan karena pesanan makanannya tak kunjung datang. Dia sampai mengajak ngobrol Alifa tentang berbagai hal demi menghinda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status