Share

Cerita yang Terlewatkan

"Maafin aku, Mbak ...." Kayla mengucapkannya dengan terbata-bata di sela isak tangis.

Hidungnya memerah dan beberapa kali dia harus menyekanya dengan tisu karena keluar cairan bening.

"Sssttt, nggak ada yang perlu dimaafkan," ucap Sabrina lembut. Dia mengusap kepala Kayla yang terbalut pashmina hitam.

"Aku udah nggak punya ibu, Mbak. Aku bisa apa di dunia ini kalau Mami pergi?" Gadis itu semakin membenamkan wajahnya di pelukan Sabrina.

"Ambil jeda Kay, nggak apa-apa. Kamu nggak harus selalu melakukan sesuatu. Ada kalanya kita memang butuh berhenti sesaat untuk menerima semuanya."

Sabrina tahu rasanya ditinggal pergi oleh orang yang amat dicintai. Sesak, sakit, bingung, dan tidak tahu harus bagaimana. Rasanya seperti ada lubang yang menganga di dalam hati, yang seberapa kuat pun ditambal, tetap tidak akan bisa utuh kembali. Sesakit itu, memang.

Perlahan-lahan Sabrina menuntun Kayla untuk duduk di kursi sebelah yang kebetulan memang masih kosong. Sabrina tidak melepaskan genggaman tanga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status