Saat sudah sampai depan rumah, yang dilakukan Ryan langsung berhenti matiin kunci gas dan lari tanpa mengambil kunci kontak-nya. Pikirannya justru saat ini hanya kondisi sang istri. Pasalnya baru aja tadi pelukan tiba-tiba kontraksi, sih.
Deru napas Ryan sangat terdengar ngos-ngosan sekali, ia justru menatap heran sang istri yang masih duduk tenang di atas ranjang sambil melihat mama mertuanya sedang siap-siap.
Matanya ia pejamkan dan kakinya mulai melangkah masuk. “Sayang,” lirihnya.
Kiki menoleh dan terkejut dengan keberadaan Ryan yang bisa secepat kilat. “Lho, Mas. Kamu sudah balik lagi aja.”
“Aku tadi ngebut di jalan. Baru juga diomongin tadi mau berangkat kerja. Emang nggak ngerasain mules atau apa gitu?”
“Kiki sebetulnya mules dari semalam tuh, Yan. Tapi dia diem aja nggak kasih tahu kita katanya takut panik atau khawatir.” Desi mengadukan kelakuan sang anak yang menggampangkan sesuatu.
R
Suara bayi langsung menggema di ruangan persalinan yang membuat sepasang suami istri ini langsung menangis bahagia.Ryan yang bisa melihat proses perjuangan sang istri langsung mengecup keningnya lembut serta segera menggendong buah hatinya untuk segera diadzani setelah habis disedot lender dari saluran hidung dan mulutnya. Bersamaan itu juga bayi sudah di tes apgar.Selesai dengan itu Ryan langsung kembali ke istrinya yang masih dibersihkan oleh tenaga medis. Sang buah hati pun diambil kembali untuk ditimbang dan diukur tubuhnya. Tak lupa juga langsung diserahkan ke Kiki agar bisa IMD.Setelah satu jam melakukan IMD, bayi tersebut langsung diambil untuk pemberian salep mata dan pemberian vitamin K1 dan vaksin hepatitis B.Lain hal dengan Kiki yang masih merasakan sakit setelah organ sensitifnya dijahit luar dalam karena mengalami perobekan yang cukup parah.“Mas, anak kita cantik banget, ya,” gumam Kiki.“Iya sayang, dia s
Satu Bulan Kemudian.Sudah satu bulan ini baik Kiki dan Ryan menjadi orangtua Adeeva. Kiki yang sering bergadang pagi ini terasa sangat mengantuk.Dan sebulan ini juga Kiki selalu ditemani sang mama untuk mengajari caranya memandikan bayi, membedong, dan semuanya.Merasa masih baru jadi orangtua membuat Kiki masih kaku dan bingung. Namun perlahan tapi pasti membuatnya mengerti jika menjadi seorang Ibu muda itu tak gampang.Apalagi terkadang Kiki suka terpancing emosi jika Adeeva yang terus menangis, dan tidak mau diberi susu olehnya. Kiki akan ikutan menangis bersama sang anak yang membuat Ryan langsung terbangun karena mendengar suara tangis istri dan anaknya.Namun, berkat sang mama terkadang Adeeva diam karena ditimang-timang dengan waktu cukup lama. Sedangkan Kiki merasa capek juga menyesal karena suka gregetan sendiri dengan Adeeva.“Pagi putrinya ayah yang paling cantik sedunia,” sapa Ryan kepada anaknya yang sedang menggig
Enam Bulan Kemudian.Tepat hari ini Adeeva merayakan ulang tahun yang pertama. Ryan dan Kiki merayakan secara besar-besaran sekaligus mengenalkan kepada kerabat jika dirinya sudah memiliki putri yang sangat cantik seperti Adeeva.Sengaja saat Kiki hamil dan Adeeva masih berusia di bawah setahun tak banyak kasih tahu kerabat. Bukan gimana-gimana, Ryan ingin menjaga Kiki dan Adeeva dari pertanyaan-pertanyaan orang yang membuat mood istrinya down.Apalagi setelah melahirkan emosi Kiki langsung naik turun tidak jelas. Ryan benar-benar ingin semuanya siap.“Selamat ulang tahun Adeeva,” kata sang nenek.“Makasih Nenek.” Kiki menjawab ucapan dari Nina yang memberikan kado untuk cucunya itu. Kado yang sangat terbungkus rapat dan besar.“Halo Adeeva cucu grandma. Selamat ulang tahun cucuku,” ujar Desi yang langsung cipika cipiki kepada Adeeva dengan gemas. “Pokoknya Adeeva akan jadi wanita super nanti,&
Lima tahun kemudian.“Bunaaaaa!”“Iya Adeeva, ada apa sayang?”“Kakak nakal, masa Deepa mau pinjam mobilan nggak boleh dong,” adu anak perempuan berusia enam tahun ini.Kiki yang mendengar hanya mengusap kepala anaknya saja, dan tak lama datang seorang Danis membawa mobil-mobilannya.“Bukan gitu Tante Bunda, Danis melarang Adeeva biar dia main barbie saja.”Kiki langsung mengangguk paham. Apalagi anak perempuannya ini bisa tergolong nakal karena sering berantem di sekolah TK-nya. Lain hal dengan Danis yang dianugerahi otak yang cerdas hingga sudah duduk dibangku sekolah dasar. Bahkan Danis sempat lompat kelas saking cerdasnya.“Adeeva harus nurut dong sama Kakak.”Merasa tidak dibela oleh bundanya membuat Adeeva mencari pembelaan lain. Yaitu Ayahnya yang selalu membela apapun yang dilakukannya.Buru-buru Adeeva langsung berlari ke dalam rumah sambil berteriak me
“Itu udah tua tapi kok belum nikah-nikah, ya.”“Iya, ngejar karir terus makanya susah jodoh tuh.”“Nggak malu apa gimana sih seusianya udah pada punya anak lho dia masih sendiri aja.”“Bahkan anaknya Jeng Rania saja dua-duanya udah laku semua.”“Nggak takut apa nanti nikah usia tiga puluh susah punya anak.”Berbagai sindiran tetangga sudah menjadi makananku sehari-hari. Bahkan mereka tak segan-segan membicarakan status lajangku di depan mata. Memangnya ada yang salah jika aku lajang? Toh aku lajang dan menikah nanti nggak akan minta biaya resepsi sama mereka, 'kan? Tapi kenapa sih mereka selalu mengurusi kehidupan orang lain seperti ini. Memangnya mereka tak memiliki kesibukan sampai-sampai hidupnya digunakan hanya mengurusi urusan orang dan dijadikan bahan gosip?Kalau tidak kuat iman mungkin rasanya akan gila menghadapi segala standart masyarakat yang memang sudah ada sejak dulu. Terlebih ucapan para tetangga sering kali membuat mama yang tadinya adem ayem menjadi ikut konfrontasi so
Saat sudah berada di meja kerja, aku seperti biasa menjalankan rutinitas sebagai sekretaris. Menyalakan laptop, mengecek jadwal kerja bos hari ini, dan mengingatkan semua jadwal meeting agar tidak lupa. Namun, baru saja membuka dokumen buat dikerjakan, Mbak Sila datang sambil cengar-cengir seperti orang habis ditampar uang seratus juta. Benar-benar bahagia banget kalau dilihat."Ki.""Hmm."Aku mencoba tetap fokus menatap laptop meski telinga sudah dipasang buat dengarin berita terbaru dari ratu gibah kantor. Pasti ada sesuatu yang akan Mbak Sila katakan nih."Aku denger kabar burung katanya kantor kita bakalan kedatangan boss baru gitu, emang bener, Ki?""Nggak tahu deh, Mbak.""Ih, kamu gimana sih, Ki. Masa sekretaris Pak Haidar nggak tahu berita soal ini!?""Duh! Aku jarang buka grup chat, Mbak.""Ih sumpah kamu ngeselin banget, Ki! Tapi, bye the way kalau ada info apapun soal kantor ini jangan pelit lah sama kita-kita, Ki. Lagian berbagi info tuh sama aja sedekah tahu, Ki.""Iya, M
"Sudah selesai ngerumpinya?" katanya begitu menohok relung hatiku. Saat ini yang aku lakukan hanya bisa menunduk, menatap lantai yang sering disapu sama Joko. "Saya sangat tidak suka melihat karyawan bergosip di jam kerja seperti tadi. Apalagi kamu memiliki jabatan penting di kantor ini. Kalau semua karyawan seperti ini bisa-bisa kantor ini mengalami kerugian yang begitu besar. Rugi karena membayar karyawan yang malas bekerja." Semua kata-kata yang keluar dari mulutnya benar-benar pedas mirip bon cabe level internasional. Nasib menjadi karyawan memang seperti ini, selalu salah di mata bos. Ada saja kesalahan yang ditemukan. Hal yang aku lakukan saat ini cuma bisa nunduk pasrah ditindas sama bos baru yang ternyata mirip iblis. "Jadwal saya hari ini apa?" Dengan gerakan perlahan, kepalaku mendongak menatap bos baru yang benar-benar mirip iblis, tapi kenapa dia di anugerahi wajah yang begitu tampan. Rasanya sangat tidak adil. "Meeting dengan Pak Edgar di kantor Sampoerna Strategic, P
Mataku terpejam mendengarkan sederet permintaan dari bos baru yang bikin pusing. Baru sehari kerja sama dia udah banyak banget tugasnya. Jemariku memijit pelipis yang terasa senut-senut. "Baik, Pak." Aku mengembuskan napas lega kala panggilan telepon dengan bos selesai. Kalau dipikir-pikir masih mending bekerja sama Pak Haidar. Setidaknya beliau masih punya hati sama bawahan. Sedangkan dia? baru sehari masuk jadi bos udah izin nggak masuk dengan alasan istrinya tengah hamil. Memang apa hubungannya kerja sama istri hamil? Sinting. Sampai di kantor, aku berjalan menuju ke arah meja kerja. Hal utama yang aku lakukan menelepon klien dari Singapore untuk membahas proyek resort di sana. Selesai menelepon klien untuk mengatur jadwal ulang, Aku mendapat telepon dari Pak Haidar, memintaku untuk mengurus konsep pesta baby shower calon cucunya. Pantes saja aku disuruh balik sendirian, ternyata istrinya lagi hamil beneran di rumah. Aku kira cuma alibi dia doang ngaku istrinya hamil. "Ki, yuk
Lima tahun kemudian.“Bunaaaaa!”“Iya Adeeva, ada apa sayang?”“Kakak nakal, masa Deepa mau pinjam mobilan nggak boleh dong,” adu anak perempuan berusia enam tahun ini.Kiki yang mendengar hanya mengusap kepala anaknya saja, dan tak lama datang seorang Danis membawa mobil-mobilannya.“Bukan gitu Tante Bunda, Danis melarang Adeeva biar dia main barbie saja.”Kiki langsung mengangguk paham. Apalagi anak perempuannya ini bisa tergolong nakal karena sering berantem di sekolah TK-nya. Lain hal dengan Danis yang dianugerahi otak yang cerdas hingga sudah duduk dibangku sekolah dasar. Bahkan Danis sempat lompat kelas saking cerdasnya.“Adeeva harus nurut dong sama Kakak.”Merasa tidak dibela oleh bundanya membuat Adeeva mencari pembelaan lain. Yaitu Ayahnya yang selalu membela apapun yang dilakukannya.Buru-buru Adeeva langsung berlari ke dalam rumah sambil berteriak me
Enam Bulan Kemudian.Tepat hari ini Adeeva merayakan ulang tahun yang pertama. Ryan dan Kiki merayakan secara besar-besaran sekaligus mengenalkan kepada kerabat jika dirinya sudah memiliki putri yang sangat cantik seperti Adeeva.Sengaja saat Kiki hamil dan Adeeva masih berusia di bawah setahun tak banyak kasih tahu kerabat. Bukan gimana-gimana, Ryan ingin menjaga Kiki dan Adeeva dari pertanyaan-pertanyaan orang yang membuat mood istrinya down.Apalagi setelah melahirkan emosi Kiki langsung naik turun tidak jelas. Ryan benar-benar ingin semuanya siap.“Selamat ulang tahun Adeeva,” kata sang nenek.“Makasih Nenek.” Kiki menjawab ucapan dari Nina yang memberikan kado untuk cucunya itu. Kado yang sangat terbungkus rapat dan besar.“Halo Adeeva cucu grandma. Selamat ulang tahun cucuku,” ujar Desi yang langsung cipika cipiki kepada Adeeva dengan gemas. “Pokoknya Adeeva akan jadi wanita super nanti,&
Satu Bulan Kemudian.Sudah satu bulan ini baik Kiki dan Ryan menjadi orangtua Adeeva. Kiki yang sering bergadang pagi ini terasa sangat mengantuk.Dan sebulan ini juga Kiki selalu ditemani sang mama untuk mengajari caranya memandikan bayi, membedong, dan semuanya.Merasa masih baru jadi orangtua membuat Kiki masih kaku dan bingung. Namun perlahan tapi pasti membuatnya mengerti jika menjadi seorang Ibu muda itu tak gampang.Apalagi terkadang Kiki suka terpancing emosi jika Adeeva yang terus menangis, dan tidak mau diberi susu olehnya. Kiki akan ikutan menangis bersama sang anak yang membuat Ryan langsung terbangun karena mendengar suara tangis istri dan anaknya.Namun, berkat sang mama terkadang Adeeva diam karena ditimang-timang dengan waktu cukup lama. Sedangkan Kiki merasa capek juga menyesal karena suka gregetan sendiri dengan Adeeva.“Pagi putrinya ayah yang paling cantik sedunia,” sapa Ryan kepada anaknya yang sedang menggig
Suara bayi langsung menggema di ruangan persalinan yang membuat sepasang suami istri ini langsung menangis bahagia.Ryan yang bisa melihat proses perjuangan sang istri langsung mengecup keningnya lembut serta segera menggendong buah hatinya untuk segera diadzani setelah habis disedot lender dari saluran hidung dan mulutnya. Bersamaan itu juga bayi sudah di tes apgar.Selesai dengan itu Ryan langsung kembali ke istrinya yang masih dibersihkan oleh tenaga medis. Sang buah hati pun diambil kembali untuk ditimbang dan diukur tubuhnya. Tak lupa juga langsung diserahkan ke Kiki agar bisa IMD.Setelah satu jam melakukan IMD, bayi tersebut langsung diambil untuk pemberian salep mata dan pemberian vitamin K1 dan vaksin hepatitis B.Lain hal dengan Kiki yang masih merasakan sakit setelah organ sensitifnya dijahit luar dalam karena mengalami perobekan yang cukup parah.“Mas, anak kita cantik banget, ya,” gumam Kiki.“Iya sayang, dia s
Saat sudah sampai depan rumah, yang dilakukan Ryan langsung berhenti matiin kunci gas dan lari tanpa mengambil kunci kontak-nya. Pikirannya justru saat ini hanya kondisi sang istri. Pasalnya baru aja tadi pelukan tiba-tiba kontraksi, sih.Deru napas Ryan sangat terdengar ngos-ngosan sekali, ia justru menatap heran sang istri yang masih duduk tenang di atas ranjang sambil melihat mama mertuanya sedang siap-siap.Matanya ia pejamkan dan kakinya mulai melangkah masuk. “Sayang,” lirihnya.Kiki menoleh dan terkejut dengan keberadaan Ryan yang bisa secepat kilat. “Lho, Mas. Kamu sudah balik lagi aja.”“Aku tadi ngebut di jalan. Baru juga diomongin tadi mau berangkat kerja. Emang nggak ngerasain mules atau apa gitu?”“Kiki sebetulnya mules dari semalam tuh, Yan. Tapi dia diem aja nggak kasih tahu kita katanya takut panik atau khawatir.” Desi mengadukan kelakuan sang anak yang menggampangkan sesuatu.R
Dua bulan kemudian.Setelah acara tujuh bulannan sekitar dua bulan lalu, Kiki kini tinggal menunggu hari kelahiran sang putri. Bahkan rumahnya saat ini sudah dibuat kamar khusus sang jabang bayi.Setiap pagi seperti ini Kiki akan melakukan olahraga ringan dengan jalan kaki sekitaran rumah saja. Katanya agar nanti pas proses persalinan bisa lancar.Tentu saja setiap olahraga sang suami selalu menemani tanpa hari libur seperti ini. Ryan selalu menjadi suami yang siaga. Bahkan terkadang dia rela kalau malam tak tidur hanya untuk menemani Kiki yang memang sudah kesulitan tidur.“Huuuuuufft, sumpah makin nyesek aja buat napas.”Ryan menyuruh Kiki untuk duduk di kursi panjang yang terbuat dari besi. Ryan meluruskan kaki sang istri yang saat ini sangat tampak bengkak di telapaknya.Ada rasa kasihan melihat Kiki yang kesulitan bangun bahkan tidur. Apalagi kalau Kiki sudah merasa sesak napas Ryan akan langsung panik sendiri.&ldquo
Beberapa bulan kemudian.Tepat hari ini Ryan dan Kiki melangsungkan acara tujuh bulanan. Seluruh keluarga datang kediaman Kiki dan Ryan untuk meramaikan acara tersebut.Apalagi baik Ryan dan Kiki masih memiliki darah keturunan Jawa yang memang harus melakukan tujuh bulanan atau empat bulanan jika anak pertama.Acara tersebut pun berjalan dengan lancar saat ini. Kiki yang merasa perutnya sudah semakin membesar kini sering terasa cepat capek luar biasa.Napasnya saja kini semakin sulit karena merasa tertekan oleh perutnya. “Mas, napasku sesak banget.”“Mau napas buatan?”“Aissh … kamu ini sukanya ngelawak.”“Aku nawarin beneran lho nggak lagi ngelawak. Lagian nggak bakat ngelawak juga. Kalau bakat aku mau daftar di ovj.”“Aisssh … sudahlah, aku mau tidur. Capek. Ngantuk.”Ryan membiarkan saja istrinya tidur. Lagian mamanya selalu bilang kalau wanita
Setelah beberapa bulan menjadi wanita hamil dan usia kehamilannya sudah cukup untuk mengetahui jenis kelaminnya. Kini baik Kiki dan Ryan akan melihat jenis kelaminnya.Kiki dan Ryan tampak melihat layar monitor untuk melihat pergerakan janin di dalam perut Kiki.“Jenis kelaminnya perempuan,” kata sang dokter.“Yes, bisa besanan,” seru Kiki semangat yang membuat Ryan menatap bingung dan curiga.“Sama siapa?”“Kaila Melviano. Mau aku jodohin sama Matheo.”“NO!” Ryan menggeleng kuat. “Aku bapaknya bakalan lihat pria mana yang tulus untuk anakku.”Kiki berdecih sebal. “Tapikan aku Bundanya.”“Aku Ayahnya. Nggak ada juniorku kamu nggak akan hamil.”Kiki langsung kicep dan malu mendengarnya. Apalagi sang dokter yang memeriksa ikut tersenyum meski aslinya ingin tertawa.Tak ingin tambah malu membuat Kiki bangkit dari brangkar
Setelah merasakan ngidam beberapa hari lalu, kini Ryan sudah semakin merasa membaik. Apalagi melihat sang istri yang tidak mual sama sekali membuat Ryan bahagia. Tidak apa kalau dirinya yang mengalami ngidam daripada nanti Kiki ngidam bakalan susah makan.“Ryan.”“Iya sayang.”“Aku mendadak pengin mpek-mpek.”“Hah? Jam 12 malam begini?”Kiki mengangguk pelan seakan permintaan dirinya itu hal mudah. Namun berbeda dengan Ryan yang justru menatap pias.“Jam segini jualan mpek-mpek di mana?”“Nggak tahu, tapi aku pengin asli Palembang.”“What? Maksudnya kita beli ke Palembang?”Kiki mengangguk kembali dengan cengiran giginya.“Jangan bercanda dong sayang, masa ngidamnya gitu banget. Kalau aku sultan punya helikopter baru deh gapapa. Suami kamu ini kan masih merintis usahanya,” ujar Ryan kembali.“Kamu nggak mau