Kiki langsung membekap mulutnya sendiri kala merasa suaranya memang sudah begitu sangat berisik. Ryan sendiri hanya tersenyum penuh kemenangan karena istrinya sudah pasrah dilucuti pakaian oleh dirinya satu persatu. Pertahanan untuk memberikan Ryan pelajaran gagal sudah karena Kiki sendiri pun tak bisa menahan hawa panas dan rangsangan dari suaminya itu.
Tak ingin menyia-nyikan kesempatan pun membuat Ryan langsung mengeksplor area sensitive istrinya dan memberikan tanda serta kenikmatan yang luar biasa.
Merasa tak kuasa menahan kenikmatan membuat Kiki terus bergelinjang dan menarik kepala suaminya untuk bisa ia kecup hingga akhirnya pun melakukan kissing yang begitu panas yang membuat Kiki benar-benar terbuai.
“Sialan!”
Ryan terkekeh saat mendengar istrinya mengumpat untuk pertama kali saat mereka bercinta seperti ini. Terlebih birahi sang istri seperti tengah benar-benar keluar. Bahkan kedua tangan Kiki membantu kepala Ryan agar lebih terbena
Faktanya ingin puasa dua bulan semua itu hanya ucapan belaka untuk Kiki. Justru hari ini bahkan sejak semalam gelora panas yang lebih mendominasi keluar dari seorang Shakira Intan Ayu dibanding Ryan Anggara. Sosok Ryan hanya sebagai pemancing dan pemanas saja untuk diawal dan selanjutnya yang memimpin kegiatan panas itu Kiki sendiri.Merasa pintar memancing istrinya membuat Ryan selalu tersenyum begitu bangga di saat suara lenguhan keduanya keluar hingga keduanya mencapai ketitik pelepasan.Kiki yang awalnya bingung melakukan di dapur justru kini ia langsung bisa mengusai dan beradaptasi dengan cepat.Selesai melakukan kegiatan panas mereka memilih beres-beres rumah bersama dan istirahat sebentar kemudian pergi kembali ke apartemen.“Mas, cariin kerjaan pokoknya.”“Iya besok senin.”“Nggak mau. Pokoknya sekarang biar senin aku kirim email buat ngelamar.”Kiki terus berbicara soal lamaran kerja. Bahk
Merasa terkejut dengan orang yang tak dikenalnya membuat Kiki menampar dengan secepat kilat. Bahkan orang itu mengaduh kesakitan yang membuat Kiki melongo.“Wawan! Ngapain lo pakai rambut palsu gitu.” Kiki mengomel saat melihat orang didepannya tengah melepas rambut palsu gondrong yang dipakainya dan kaca mata hitam yang berhasil menutupi mata yang tampak merah itu.“Gue numpang ngumpet.”“Apaan, enggak!”“Pelit banget lo.”Kiki langsung menghadang Wawan di depan pintu dengan satu tangan yang direntangkan ke arah tembok apartemen.Wawan sendiri hanya berdecak kesal sambil menatap ke bawah dan tersenyum jahil. “Whoa gede banget.”“Apanya yang besar woy!”Wawan pun langsung nyelonong masuk saat melihat Kiki tengah lengah. Kiki melihat itu langsung merasa murka dan berteriak kencang yang mambuat Wawan menutup kedua telinganya dengan telapak tangan.&ldq
Selesai membahas masalah kerjaan dengan Wawan, kini Kiki tengah bersiap-siap menuju ke salah satu mall. Lebih tepatnya Grand Indonesia karena akan ketemu Ryan untuk makan siang bersama dan sorenya akan ada acara bersama gibah squad yang akan mengadakan pesta pemecatan. Grup sinting memang. Sepertinya kalau nggak sinting bukan gibah squad namanya.Selesai menggunakan make up dan pakaian sedikit rapi, Kiki keluar kamar dan langsung menatap ke arah Wawan yang masih duduk di sofa menunggunya dengan wajah begitu kesal.“Yuk,” ajak Kiki.“Naik ojek aja.”“Nggak. Anterin gue sampai depan pintu mall GI.”“Ya ampun, gue bayarin deh ojeknya.”“No no no. Lo udah makan mi instan sampai dua mangkok juga, gue sampai ngalah buat nggak makan lho.”‘Anjer, mi melar begitu masih aja diungkit sama si Kiki,’ batin Wawan.“Iya oke deh gue anter sampai restoran juga entar.
Suami mana yang tak takut kalau istrinya bekerja dengan laki-laki single dan berduit. Oke. Kalau saingan hanya si Priyo yang sama-sama pekerja, tapi ini kedudukannya boss besar sekaligus pemilik perusahaan. Perempuan mana yang akan menolak jika harta, tahta sudah bertindak? Bukan berarti Ryan tidak mempercayai istrinya, tapi rasa takut itu benar-benar muncul begitu saja. Tak memungkiri juga jika istrinya itu benar-benar cantik dan lebih sialnya memiliki body yang perfek. Menonjol dibagian yang semestinya. Dobel sial!“Aku percaya sayang, tapi aku takut.”“Kamu takut tandanya nggak percaya dong.”Melihat istrinya yang langsung badmood membuat Ryan pun mengalah. Ia menghela napas kasar sambil berpikir ke depan akan seperti apa.“Ya udah kamu gapapa bekerja di Ansell.”“Lagian kan belum tentu diterima juga. Orang baru ngirim CV. Pasti saingan banyak dan usia jauh lebih muda-muda.”“Ya mudah-
Tak terasa gibah squad kini sudah duduk hampir empat jam sendiri di La Moda Jakarta. Bahkan mereka semua sudah kenyang makan ditambah ngobrol ngalor ngidul dan lebih parahnya mereka memesan wine. Joko yang anak bawang pun hanya bisa melihat kelakuan orang-orang dewasa di sekitarnya.“Eh, gue kalau belum kawin bakalan pepet para bos dah,” ceplos Sila.“Kayak laku aja lo,” sahut Rinto.“Remehin lo. Gini-gini gue jago goyang di ranjang tahu.”“Hissst … urusan ranjang lo bawa-bawa, Mbak,” cela Kiki.“Iyahlah, para laki-laki itu paling suka perempuan jago ranjang. Iyakan Priyo?” todong Sila ke arah Priyo dengan pertanyaan yang membuatnya menelan ludah susah payah.“Apaan sih, Mbak, gue kan belum pernah rasain,” jawabnya gugup.“Masa?” Sila menatap Priyo sambil tersenyum. Ia pun tertawa dan mengambil gelas yang berisi wine.Kondisi Sila y
Keduanya kini merasakan panas di sekujur tubuh. Terlebih Kiki yang memang sedang naik-naiknya rasa hasrat itu di tubuhnya.Disaat tangan Kiki sudah akan membuka ritsleting celana milik Priyo, dengan cepat pula Priyo menahannya. Kewarasan yang hampir saja hilang tiba-tiba kembali menyadarkan dirinya.“Astagfirullahaladzim,” katanya mencoba menyadarkan diri. Dengan cepat pula Priyo langsung menahan tubuh Kiki yang terus menyerang dirinya. “Ki, sadar,” tambahnya sambil menepuk pipi milik Kiki pelan.Priyo benar-benar tak menduga kalau sahabatnya akan seganas ini ternyata. Sekuat tenaga ia menahan Kiki dan terus menolak meski rasa ingin memasuki dan merasakan itu ada.Masih dengan posisi Kiki duduk di pangkuannya, Priyo langsung merogoh saku celananya yang terdapat ponsel dirinya.Dan, untungnya ia pernah menyimpan nomor Ryan sewaktu apartemennya digerebek di saat mereka berdua mendapat masalah. Dengan cepat pula Priyo lan
Setelah selesai mengelap serta mengganti pakaian milik istrinya, Kini Ryan langsung menarik selimut untuk menutupi sebagian tubuh Kiki. Setelah itu Ryan memilih pergi keluar kamar.Di saat sudah berada di luar kamar, ia langsung mencari duduk di sofa sambil menduga-duga hal apa yang sudah istrinya dan Priyo lakukan di mobil apalagi dirinya melihat dengan posisi yang begitu sangat menjengkelkan seperti tadi.“Aaaarggghh, fak!”Tangannya pun mengepal kuat sambil ia tonjok-tonjokkan di sofa karena hatinya masih kesal juga panas.Merasa pusing juga galau, Ryan langsung menelepon Priyo meminta bertemu empat mata saja. Jikapun akan adu jotos nantinya yang pasti Kiki tak lihat juga tak berada di lokasi yang membuatnya kepikiran.“Oke, gue tunggu lo di sana.” Ryan mematikan sambungan teleponnya dengan sangat kesal.Dengan cepat pula ia langsung keluar apartemen untuk bertemu dengan Priyo di salah satu kafe Jakarta. Ryan sendi
Merasa tak mendapatkan jawaban dari suaminya, Kiki pun langsung berjalan mendekat dan memeluk Ryan dari belakang.“Tumben jam segini udah bangun.” Kiki pun menciyum baju Ryan yang terasa begitu wangi. Kiki memeluk Ryan sambil memejamkan matanya.Kiki terkejut saat Ryan justru melepaskan tangannya agar terlepas. Kiki membuka matanya sambil mengerutkan kening bingung.“Mas, aku buatin sarapan, ya.”“Nggak usah.”“Buatin kopi kalau gitu.”“Nggak usah.”“Kenapa? Kamu puasa?” tanya Kiki sambil tersenyum meledek suaminya yang mendadak tak banyak omong ini. Kiki merasa heran dengan sikap suaminya yang aneh seperti ini. “Kamu lagi banyak kerjaan, ya?” tanyanya lagi.“Hmm.”“Lembur?”“Enggak.”“Sukur deh jadi aku nggak bosan di apartemen sendirian.”Kiki pun terus mengikuti keman
Merasa hidupnya sempurna membuat Kiki tak henti-hentinya bersukur. Ia terus tersenyum dan bercermin sambil memandangi perutnya yang masih tampak rata itu.Semua anggota keluarga bahkan sudah diberi tahu jika Kiki positif hamil. Tentu saja kabar ini sangat membuat bahagia kedua keluarga besar Kiki dan Ryan.Melihat istrinya sedang ngaca sambil senyum-senyum sendiri membuat Ryan ikut tersenyum senang. Apalagi hamilnya Kiki tidak seperti perempuan lain yang mabuk parah.“Bumil minum susu dulu gih,” ujar Ryan yang selesai membuatkan susu hamil untuk istrinya.Kiki langsung berbalik badan sambil tersenyum lebar. Kiki segera menyambar gelas yang masih dipegang oleh Ryan.“Ummm, enak.”“Habis ini istirahat, jangan kemalaman kalau tidur. Aku ke kafe sebentar mau cek kondisi.”Kiki hanya mengangguk dengan mulut yang masih menyesap susu buatan Ryan. “Oke.”“Jaga diri, kalau ada apa-ap
Selesai dari Candi Borobudur dan beberapa wisata lainnya, kini mereka berdua harus segera kembali ke Jakarta.Ada rasa sedih ketika harus meninggalkan kota Yogyakarta ini yang penuh kehangatan. Ryan langsung menggandeng tangan istrinya untuk segera masuk ke kereta api.Ya, mereka berdua memutuskan mengenakkan kereta api menuju ke Jakarta. Apalagi saat ini banyak sekali permintaan Kiki yang terbilang aneh ini.Sebagai seorang suami yang dilakukan Ryan hanya menurut saja dan mengalah. Karena saat ini prioritas Ryan hanya kebahagiaan keluarga kecilnya.“Sayang, kamu ada ngerasa aneh nggak?”“Aneh apa?”“Mual gitu, atau perutnya terasa nggak enak.”“Biasa aja. Lebih kayak gampang laper terus bentar-bentar pengin pipis.”Ryan mengangguk paham sambil bibirnya menyungging senyum. Ini seperti ciri-ciri wanita hamil. Gimanapun Ryan sering baca-baca di internet tentang wanita hamil ba
Setelah olahraga malam, pasangan suami istri ini terbangun dengan wajah yang cerah, senyum semringah bahkan dengan hati yang sangat gembira.Pas terbangun pun mereka berdua bukannya langsung turun dari ranjang untuk segera mandi, tapi selalu saling mengecup satu sama lain tiada henti.Cup.Ryan menjawil hidung Kiki gemas, sesekali membalas kecupan sang istri. Bahkan posisi naked tak menjadi masalah untuk keduanya.Tubuh keduanya hanya tertutup selimut hotel berwarna putih. Kiki sendiri menjadi lebih manja dengan selalu menempel pada suaminya.“Morning love,” sapa Ryan dengan mata sayu menatap Kiki.“Telat.” Bibir Kiki maju ke depan karena sapaan Ryan telat menurutnya. Masa ngucapin setelah mereka sudah saling mencumbu. Kan aneh banget. Harusnya ngucapin pas baru bangun.“Gapapa dong, dari pada nggak ngucapin sama sekali kan?”“Hmm, iya sih.”“Yuk mandi,” ajak Ry
Pasangan suami istri ini tengah duduk di sebuah angkringan Malioboro. Mereka langsung menikmati makan malam dengan beberapa menu yang berada di sebuah angkringan.Kiki sendiri sangat lahap kala menikmati sate telur puyuh. Ia juga tak memedulikan Ryan yang terus mengoceh karena makannya yang berantakan itu.“Pelan-pelan dong sayang, ini berantakan ke sini sini bumbu satenya.”“Hehe, lagian ini satenya enak banget, Mas,” jawabnya. “Boleh aku abisin nggak, sih?” tanya Kiki berbisik.“Boleh kalau emang perut kamu kuat.”Kiki langsung tersenyum lebar dengan tangan yang memegang sate telur puyuh. Ia pun terus menyantap tak ada kata bosan di mulutnya.Sehabis dari angkringan, mereka berpindah tempat ke pedagang minuman jahe. Ryan pun duduk menikmati kepulan aroma minuman jahe di hidungnya. Kiki sendiri duduk sambil bersandar di dada suaminya sambil membuka kacang rebus.“Kita kayak
Satu minggu kemudian.Seperti rencananya beberapa hari silam untuk berlibur ke kota Yogyakarta kini akhirnya terlaksana. Kiki dan Ryan tiba di sebuah hotel yang terletak di kawasan Malioboro.Mereka berdua sengaja tak menggunakan pesawat, tapi kereta api. Entah kenapa Kiki mendadak pengin naik kereta api agar bisa melihat pemandangan.Namun siapa sangka perjalanan itu membuat Kiki langsung tepar dan tidur saat tiba di hotel. Ryan yang melihat pun hanya bisa meringis saja.“Jangan sampai aktipin ponsel.”Suara itu membuat Ryan langsung terhenti kala ingin mengambil ponsel di tasnya. Ia menoleh dan melihat istrinya masih memejamkan mata.“Lha, dia tidur sambil ngomong?” gumam Ryan bermonolog.Tak ingin ketahuan dan berbuntut panjang membuat Ryan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan niatnya akan jalan-jalan di sekitaran Malioboro nanti malam nyari angkringan.Dua jam kemudian.Mera
Setelah membersihkan motor dan dirinya. Kini Ryan mengajak istrinya untuk pergi ke kedai bakso untuk mengambil mobil sekalian makan bakso di sana. Namun, melihat kondisi sang istri banyak yang lecet di bagian lengan dan kaki membuat Ryan mengurungkan niatnya itu.Kiki yang sedang mengobati lukanya dengan betadine langsung diambil alih oleh Ryan. Melihat banyak bekas luka seperti itu membuat Ryan langsung tak tega.“Sakit,” ringis Kiki.“Iya sayang, tahan bentar, ya.”Bahkan kaki dan lengan Kiki terdapat banyak lebam-lebam di mana-mana. Ryan memegang lembut bagian lebam pun membuat Kiki langsung meringis kesakitan.“Awww, sakit Mas.”“Maaf sayang.”Ryan langsung mengolesi bagian lebamnya dengan gel yang memang sudah sedia di kotak obat-obatan. Selesai membantu Kiki, Ryan langsung izin pamit untuk mengambil mobilnya.“Sayang, aku pergi ambil mobil dulu, ya. Kamu tinggal sendir
Setelah selesai mengantar ke counter pengiriman, Kiki pun mengantar mamanya pulang karena jaraknya tak terlalu jauh. Tentu saja Kiki mengantar mamanya dengan sepeda motor yang memang baru dibelinya. Awalnya Ryan ingin membelikan mobil namun Kiki tolak. Dari dulu masih sendiri memang Kiki ingin mobil, tapi mengingat itu hanya sebuah keinginan bukan kebutuhan membuat Kiki membatalkan dan memilih membeli sepeda motor agar lebih praktis jika pergi kemana-mana.“Ki, jangan ngebut lho.”“Enggak lha, Ma, Kiki aja masih rada takut kalau di jalan raya. Untung saja ini jalannya nggak besar bisa melipir lewat gang.”Ya, Kiki dan Ryan mendapat tanah di kawasan Pondok Labu dekat rumah orang tua Kiki. Dan Ryan sendiri berniat akan memindah kantornya untuk dekat rumah karena di tempat lama jaraknya terlalu jauh dan memakan waktu di jalan. Ryan sudah pasang iklan jika kantornya dijual dan akan membuat baru yang lebih besar dari sebelumnya.P
Disaat Ryan ingin menghajar kembali, Wirawan sudah sampai dan mencegahnya. Berbeda dengan Panji yang sedang memegang hidungnya yang terkena pukulan oleh Ryan.“Sudah, kalian ini meributkan apa, sih?” Suara Wirawan begitu tegas.“Dia yang mulai duluan, Pa. Si manusia millennium ini mau rebut Kiki dari aku,” tukas Ryan menjelaskan dengan napas yang bergemuruh.Wirawan menoleh ke arah Panji dengan tatapan yang tak bisa terbaca. “Panji … kamu sama Kiki kan sudah selesai lama. Apalagi kalian sudah sama-sama dewasa kan? Sudah saling memiliki kehidupan masing-masing juga. Biarkan anak saya bahagia dengan tidak adanya kamu yang mengganggu.”“Maaf, Om. Saya hanya bercanda saja barusan dengan Ryan. Tapi emang dasarnya Ryan langsung gampang terpancing saja emosinya.”“Apa bercanda lo bilang? Lo anggap istri gue jadi bahan bercandaan?” emosi Ryan makin meledak kala mendengar pengakuan dar
14 hari kemudian.Hari ini tepat di mana Kiki terakhir bekerja di Ansell. Dan besok pun hari pernikahan kakak iparnya yang diadakan begitu sederhana saja. Ijab dan walimah urusy.Kiki pun berpamitan dan meminta maaf kepada seluruh staf Ansell saat ini sebelum berkemas barang-barangnya. Tak lupa juga ia berpamitan dengan Mirza yang tampak keberatan melepaskan Kiki.“Boleh peluk Bapak nggak?” Kiki meminta izin kepada Mirza sebelum melangkahkan kakinya ke luar kantor Ansell. Mirza pun merespon dengan mengangguk pelan.Kiki langsung berjalan maju dan memeluk Mirza. “Maaf, ya, Pak. Semoga Ansell ke depannya semakin baik dan lebih baik serta paling baik dari perusahaan lain.”“Thank you, Ki.”Kiki melepaskan pelukannya. Tanpa disadari Kiki menitikan air matanya di depan Mirza. Meski tak selama bekerja di Azekiel, tapi sikap Mirza lebih hangat dibanding Melviano. Mungkin karena Melviano sudah beristri jadi sangat