CINTA IBU SAMBUNGBAB 26"Ya sudah kalau begitu, biar Tania yang lihat." Aku segera keluar kamar. Mencari tahu siapa yang datang bertamu.Ketika aku sudah berada di luar, betapa terkejutnya aku ketika mendapati dua orang laki-laki yang berwajah garang."Kalian siapa?"******POV authorSukma berjalan cepat menuju ruangan milik Anton di showroom. Wajahnya terlihat lesu tidak bersemangat. Entah apa yang sedang menimpah wanita yang tidak muda lagi itu. Penampilannya kali ini cukup berbeda. Dengan pakaian seadanya tanpa make up dan hanya mengenakan sandal jepit. Sukma justru terlihat seperti gelandangan. Hanya saja warna kulitnya putih bersih."Maaf, Ibu mau mencari siapa?" tanya salah satu karyawan yang tidak bisa mengenali siapa wanita itu."Heh, kamu itu tidak tahu siapa saya? Saya ini adik iparnya pemilik showroom ini. Jadi jangan halangi saya untuk masuk ke dalam!" Sukma terlihat berkacak pinggang sembari matanya melotot seakan ingin keluar."Maaf, Bu. Tapi saya tidak percaya dengan
DESAHAN IBU SAMBUNGBab 27Deru mobil milik Anton terdengar berhenti di halaman rumah. Tepat di hadapan kedua laki-laki itu. Keduanya masih menatap nyalang ke arah Anton, berharap lelaki itu akan segera melunasi hutang. "Cepat kalian pergi dari rumah saya, saya tidak ada urusannya dengan Anda," ucap Anton lantang. Dia menatap tajam kearah kedua lelaki itu bergantian. Yang ada di benak Anton saat ini adalah mengusirnya dan memastikan Tania baik-baik saja."Kamu nggak papa kan, Sayang?" tanya Anton sembari mengusap lengan Tania. "Nggak papa, Yah. Ayah nggak punya hutang kan dengan mereka?" tanya Tania penuh kekhawatiran. Benar saja, jika Anton benar-benar memiliki hutang. Mau tidak mau dia harus membayarnya jika dia tidak memiliki uang, harta benda miliknya saat ini akan menjadi jaminannya. "Ayah berani bersumpah, Ayah tidak memiliki hutang pada mereka. Ini semua pasti ulah Sukma. Dia tadi pagi sudah datang ke kantor. Meminta sejumlah uang namun Ayah tolak. Ini tidak bisa dibiarkan,
CINTA IBU SAMBUNGBAB 28Anton dan juga Tania pun menjawab salam bersamaan. Mereka masih setia berdiri menatap kepergian mobil Reza yang semakin menjauh."Ayah pikir kamu bawa calon suami, Tan. Eh, malah bawa suami orang!"*****"Mas Reza itu duda, Ayah. Bukan suami orang!" jawab Tania sembari berlalu. Anton yang mendengar kata duda langsung mengejar anak semata wayangnya. "Apa duda? Jadi kamu sekarang lebih suka duda?" tanya lelaki itu dengan serius."Ya Allah, Ayah. Mas Reza itu cuma teman, nggak lebih. Tania belum kepikiran sampai kesitu!""Walaupun dia duda, yang penting baik dan juga tanggung jawabkan, Tan. Mau nyari lelaki yang seperti apa kamu itu?""Ayah, Tania belum kepikiran aja. Lagian pengalaman Tania sama Satria kemarin cukup memberi pelajaran. Agar Tania tidak gegabah dalam memilih jodoh! Udah, Tania mau mandi dulu!""Ok. Cuma Ayah mau pesan kalau udah ada calonnya jangan lupa kenalin sama Ayah.""Iya," jawab Tania singkat. Segera Tania merebahkan tubuhnya di ranjang. T
DESAHAN IBU SAMBUNGBAB 29Sebelum Satria benar-benar pergi meninggalkan rumah Tania. Lelaki itu melihat Anton keluar dari rumah, satria pun tanpa melewatkan kesempatan, dia lantas langsung menghampiri mantan calon mertua itu."Om Anton," panggil Satria dengan senyum sumringah. Mencium tangan Anton dengan takzim."Selamat pagi, Om.""Pagi, ada urusan apa lagi kamu kesini?"****"Saya mau minta maaf, Om. Saya minta maaf untuk kesalahan saya, saya khilaf.""Saya sudah maafkan.""Terima kasih banyak, Om." Mata Satria seketika berbinar setelah mendengar ucapan Anton baru saja. "Om, beri saya kesempatan kedua untuk membahagiakan Tania, Om." Satria kembali berbicara ketika Anton hendak masuk kedalam mobil.Kini pandangan lelaki itu tertuju pada Satria lalu beralih pada Tania yang masih berdiri tak jauh dari mereka. Tania hanya menggeleng, dan Anton mengerti.Tanpa menjawab sepatah katapun lelaki itu kembali masuk ke dalam mobil. Meninggalkan Satria yang masih menunduk. Tania juga memutusk
DESAHAN IBU SAMBUNGBAB 30Tangan Tania melambai penuh senyuman ketika melihat Alma menoleh kebelakang. Wanita itu tidak pernah menyangka bahwa Tania akan mempermalukannya di depan banyak orang."Aku terlalu bahagia ketika tahu bahwa sebentar lagi Alma benar-benar akan pergi dari kehidupanku!"***Semilir angin pagi ini terasa lebih sejuk dari biasanya, Tania membringsut dari tempat di mana dia berbaring. Mengerjapkan kedua matanya lalu menatap langit-langit.Tania tidak pernah menyangka, hari ini akan tiba dimana ayahnya akan menjalani sidang pertama, sidang perceraian dengan Alma, wanita yang telah menoreh luka cukup dalam di hati Tania.Tania berjalan menuju kamar mandi, berniat membersihkan diri lalu dia akan melakukan aktivitasnya seperti biasa, tapi berbeda dengan hari ini, dia terlihat lebih bersemangat.Tania berdiri di depan cermin menatap pantulan dirinya, Tania sengaja memoleskan make up tipis agar wajahnya terlihat lebih segar. Hari ini dia mengenakan pakaian berwarna nav
DESAHAN IBU SAMBUNGBAB 31Setelah Tania dan juga Karin selesai bekerja, mereka memutuskan untuk makan malam di rumah Karin. karena Karin sudah menyiapkan malam spesial bersama keluarganya. Tanpa Tania adapun, Karin mengajak orang tersebut datang kerumah. Apakah Tania akan marah atau justru Tania akan senang melihat tamu yang diundang?***Tania membantu Karin menyiapkan makan malam, menghidangkan berbagai macam menu yang menggugah selera.Ada sop iga kesukaan Tania, ada kepiting saus tiram dan juga beberapa potong ayam goreng kesukaan Putra Karin. Tidak berapa lama Ibu dan ayah mertua Karin turun dari kamarnya, berjalan menggandeng Putra semata wayang Karin. "Ayo nak Tania silakan duduk, kamu ini tamu kok malah nyiapin makanan, seharusnya Tante yang melakukannya.""Tidak apa-apa Tante, ini sudah menjadi kebiasaan Tania membantu Karin menyiapkan makan malam."Tania dan juga Karin akhirnya menghentikan aktivitasnya, ikut duduk bersama yang lain di meja makan. Karin dengan cepat
DESAHAN IBU SAMBUNGBAB 32"Nggak papa, lagian aku juga masih ada urusan. Kalau begitu aku pamit dulu ya semuanya. Om, Tante. Tania pulang dulu. Bye … bye ganteng." Tania beranjak dari tempat duduknya. Berniat untuk segera pulang. Makan malam yang tidak direncanakan ini berakhir mengecewakan."Gladis, apa-apaan ini? Ayah kecewa sama kamu. Ayah pikir kamu sudah berubah, tapi ternyata masih sama." Kini Reza mengikuti Tania yang sudah lebih dulu keluar rumah. Berharap wanita itu mau memaafkan putrinya. Namun sayang, Tania begitu cepat berjalan hingga Reza keluar dari rumah, Tania sudah melajukan kendaraannya.***Tania menikmati makan siangnya di sebuah restoran. Nampak beberapa pengunjung sedang menikmati makanan ada pula yang sekedar duduk menghilangkan penat. Tania terus memasukan sendok penuh kedalam mulutnya, menghabiskan apa yang ia pesan dengan begitu lahap. Seperti perutnya tidak terisi beberapa hari, rakus. Ada sepasang mata yang sedari tadi memandangi. Menatap dengan seksama,
DESAHAN IBU SAMBUNGBAB 33Anton duduk di kursi kebesarannya. Entah mengapa tiba-tiba dering ponsel begitu mengganggu pendengarannya. Terus berbunyi tanpa henti. Dengan sedikit malas, Anton mengusap layar benda pipih itu. Lantas melihat nomor yang tidak dikenal tengah menghubunginya."Nomor siapa ini?" gumam Anton pelan. Matanya masih fokus pada layar."Halo, Assalamualaikum." Anton sengaja menerima panggilan telepon itu, takutnya jika yang menelpon adalah orang penting."Waalaikumsalam, ini dengan bapak Anton? " tanya seseorang yang ada di seberang telepon, terdengar suara seorang wanita."Ya saya sendiri, ini siapa ya?" tanya Anton kebingungan."Saya perawat dari rumah sakit Kasih Ibu, Pak. Ada pasien bernama Ibu Sukma. Dia memberikan nomor ini pada kami. Agar bisa menghubungi Bapak. Sekarang beliau dirawat di sini.""Dirawat? Memangnya dia sakit apa?""Dia ditemukan pingsan oleh warga di jalan.""Astagfirullahaladzim," ucap Anton spontan."Baiklah kalau begitu, Pak. Saya hanya memb