Di dalam kerajaannya yang bernama Angkasa Konstruksi, Aries menikmati kemenangan yang telah ia raih. Ia berhasil menyiksa Leo beserta Ariana. Ia juga berhasil menipu dunia, dengan otaknya yang brilian."Apa ada orang yang lebih pintar dari aku?" tanya Aries, pada dirinya sendiri.Saat Aries sedang larut dalam rasa nikmat yang bernama kekuasaan, ponsel miliknya tiba-tiba bergetar.Aries mengambil benda persegi itu, dan menempelkannya ke telinga. "Ada apa Rini?" tanya Aries, sambil tersenyum."Ada yang ingin saya laporkan ke Bapak. Saya sudah menggerakkan polisi untuk menahan Yuli, tapi Leo ternyata berada di rumah sakit, Pak."Informasi dari Rini, membuat Aries terkejut. "Apa?! Leo ada di rumah sakit?! Bagaimana bisa Leo ada di sana?!""Saya juga nggak tau, Pak.""Kenapa kamu nggak tau?!!!" seru Aries. "Jadi Yuli gimana?!!""Polisi belum bisa menangkap Yuli, Pak. Pihak rumah sakit juga menolak memberikan izin untuk melakukan pemeriksaan ke Yuli."Aries menutup matanya. "Kamu benar-bena
"Saya pikir kita harus lapor polisi sekarang, Pak. Keadaan di bawah sudah mulai berada di luar kendali kita," ucap Rini, memberikan saran kepada Aries."Tau apa, kamu? Kamu hanya perlu diam dan liat. Ini pelajaran untuk mereka yang berani nyerang aku," jawab Aries, tanpa berbalik.Di dalam ruangannya, Aries menikmati perkelahian Leo dan para security Angkasa Group, lewat layar kaya.Alasan kenapa Aries tidak melapor polisi, karena ia tidak ingin masalah ini sampai tersebar ke publik. Pertengkaran antara dirinya dan Leo, tentu saja akan berdampak buruk untuk saham perusahaan mereka. Selain itu, jika orang tua mereka tahu tentang hal ini, maka Aries akan sulit untuk bergerak bebas kedepannya.Dalam layar kaca yang ada di depannya, Aries memperhatikan Leo yang berjuang sekuat tenaga, hanya untuk bisa masuk ke dalam Angkasa Konstruksi. "Dasar bodoh," gumam Aries. "Kenapa orang-orang lebih suka pakai otot mereka?" Walau pertanyaan tersebut bukan untuk Rini, namun Rini tetap menjawab pert
Leo turun kembali ke lobi, lalu mengajak orang-orangnya untuk pergi. Sebagian besar lawan mereka sudah tumbang, namun mereka juga mengalami kerugian yang cukup besar.Leo memanggil Daniel, kemudian memberikan perintah pada Daniel. "Bawa orang-orang kita yang terluka ke rumah sakit. Urusan kita sudah selesai di sini."Daniel mengangguk. "Baik, Pak."Leo keluar dari lobi Angkasa Konstruksi, lalu menunggu Daniel. Masih ada tugas yang harus ia berikan pada Daniel.Usai mengkoordinir orang-orang mereka, Daniel kembali menghampiri Leo."Saya sudah minta orang-orang kita untuk ke rumah sakit. Apa ada lagi, Pak?""Kamu kenal Rini?"Daniel mengerutkan keningnya. "Rini, sekretaris pribadi Pak Aries? Apa Pak Leo tertarik dengan Rini?"Leo menggeleng. "Dia punya hutang yang harus dia bayar ke aku," jawab Leo. "Cari semua informasi tentang dia dengan rinci, dan kasih ke aku, besok. Aku harus pergi sekarang."Daniel menundukkan kepalanya. "Baik, Pak. Hati-hati di jalan."Leo masuk ke dalam mobil, k
"Ari? Kamu bisa hubungin Leo?" tanya Melani, ketika Aries baru saja memasuki rumah.Aries menggelengkan kepalanya. "Emang kenapa, ma? Leo belum pulang?"Melani menggelengkan kepalanya. "Belum. Dari kemarin juga Leo belum kelihatan. Mama coba tanya ke orang-orang kantornya, tapi dia juga nggak masuk kantor. Nggak ada yang tau Leo ke mana," tutur Melani, panik. "Dia nggak telepon kamu? Atau bilang ke kamu, dia mau ke mana, gitu?"Aries pura-pura berpikir dan khawatir, padahal ia sama sekali tidak peduli dengan Leo. Setelah perkelahian mereka kemarin, Aries juga belum mendengar kabar dari Leo. Mungkin Leo sedang menenangkan diri di suatu tempat, karena dikalahkan oleh Aries. Ketika memikirkan hal tersebut, Aries merasa sangat senang di dalam hatinya."Ma? Aku mau ngomong sesuatu sama mama." Aries tiba-tiba mengubah topik pembicaraan mereka, untuk mengalihkan pikiran Melani.Namun, Melani malah memarahi Aries. "Nanti aja ngomongnya! Adik kamu belum ada kabarnya! Coba kamu cariin sana!"A
Malam telah larut, namun Leo masih duduk di ruang tamu, menunggu Aries yang belum kunjung pulang.Saat waktu menunjukkan pukul 01.00 dini hari, penantian Leo akhirnya membuahkan hasil. Aries pulang sambil bersiul, nampak sedang kegirangan.Langsung saja, Leo berdiri dan menghampiri Aries yang baru saja melewati ambang pintu. "Kamu benar-benar brengsek, Ari! Apa yang kamu rencanain?!"Aries yang tadi sedang bahagia, tiba-tiba mengurutkan keningnya. "Leo? Kamu nunggu aku pulang?"Leo tidak peduli dengan pertanyaan Aries. "Jawab aja pertanyaan aku!!" Leo menarik kerah baju Aries, lalu kembali bertanya hal yang sama. "Apa rencana kamu?!! Kenapa kamu nggak lepasin Ariana?!! Kamu sudah dapat apa yang kamu mau, kan?!!"Bukannya marah, Aries malah tersenyum lebar. "Kenapa kamu selalu ikut campur masalah aku sama Ariana? Kamu suka sama calon istri aku?" Aries sengaja memancing amarah Leo, dengan menyebut Ariana sebagai calon istrinya."Kamu benar-benar nggak punya hati!! Mau sampai sejauh mana
Di lobi hotel, Aries menunggu Ariana yang sedang bersiap-siap di kamarnya.Baru Berapa menit Aries menunggu, Rini tiba-tiba datang dan memberikan kabar yang mengejutkan. "Pak?! Aku dapat kabar dari rumah sakit, kalau ingatan Yuli sudah kembali, Pak!"Mata Aries terbelalak. "Apa?! Kenapa ingatan Yuli bisa kembali?! Bukannya kata dokter, dia bakal hilang ingatan selamanya?!!" tanya Aries."Saya juga nggak tahu, Pak," jawab Rini. "Sialan! Kenapa harus sekarang?!" keluh Aries. Ia mengambil ponselnya, lalu menghubungi pihak rumah sakit.Saat Aries sedang mencoba untuk menghubungi pihak rumah sakit, seorang staff hotel tiba-tiba menghampiri ia dan Rini."Permisi, Pak," ucap staff hotel, menggunakan bahasa Inggris. "Bisa Bapak ikut dengan saya? Mobil milik Bapak ditabrak oleh seorang kurir. Saya perlu Bapak untuk segera menyelesaikan masalah ini."Aries tercengang. Belum juga ia menangani masalah Yuli, masalah yang lainnya sudah datang menghampirinya. Aries memutuskan sambungan telepon, ke
Di dalam kamarnya, Aries terus mencoba untuk menghubungi Ariana beserta dengan Rini, yang ia perintahkan untuk melacak jejak dari Leo.Sesekali Aries melirik jam di pergelangan tangannya, karena jadwal lamaran yang ia rencanakan untuk Ariana, hanya tersisa beberapa menit lagi."Kamu benar-benar kelewatan kali ini, Leo!! Kamu pikir ini lucu?! Kamu coba buat malu aku di depan orang-orang?!"Aries tidak bisa membayangkan, bagaimana reaksi orang tuanya dan juga orang tua Ariana, jika acara lamaran yang sudah ia siapkan hari ini, batal tanpa alasan yang jelas.Tentu saja, Aries bisa menyalahkan Ariana, namun ia tidak mungkin melakukan itu di depan orang tua mereka.Ketika Aries sedang mengeluh, telepon dari Rini membuat Aries langsung berdiri. "Gimana?! Kamu sudah tau di mana Leo sama Ariana?!""Belum, Pak.""Terus kenapa kamu telepon aku, kalau kamu belum tau di mana mereka?!!" seru Aries, murka."Maaf, Pak."Aries menarik napasnya dalam-dalam, kemudian menghembuskannya perlahan. "Jadi ke
Demi ketenangan hati Ariana, Leo membawa Ariana ke tempat yang cukup tenang. Di teluk Tokyo, Leo dan Ariana menikmati pemandangan gedung-gedung pencakar langit, sembari menyantap makan malam di atas perahu tradisional Jepang, yang sering disebut Yokatabune."Maafin aku," ucap Leo.Ariana sudah cukup tenang. "Nggak perlu minta maaf. Ini bukan salah kamu," balas Ariana.Dalam perjalanan menuju teluk Tokyo, Ariana banyak berpikir tentang apa yang dikatakan Leo padanya. Motif dan perbuatan Aries sudah Ariana ketahui. Kini, Ariana harus memikirkan, bagaimana cara mengakhiri hubungannya dengan Aries. Setelah terdiam cukup lama, Ariana mengungkapkan apa yang sedang ia pikirkan kepada Leo. "Aku sudah pikir baik-baik. Aku mau minta putus dengan Aries."Leo terdiam. Ini adalah jawaban yang ia inginkan dari Ariana. Namun, Leo juga memikirkan dampak yang akan Ariana berikan pada Aries.Sebagai seseorang yang telah mengenal Aries cukup lama, Leo tahu kalau Aries tidak akan membiarkan masalah ini
Beberapa tahun kemudian...."Bunda?"Ariana menoleh, menatap seorang anak laki-laki yang berlari kencang ke arahnya. "Xavi?! Awas jatuh!" Ariana menekuk kakinya, kemudian merentangkan tangannya.Tanpa mengurangi kecepatan, anak laki-laki tersebut menerjang tubuh Ariana, lalu membenamkan wajahnya pada tubuh Ariana."Kamu sudah siap sayang?"Ariana menatap Leo yang datang bersama Xavier, anak mereka. "Sudah sayang. Udah mau berangkat?""Iya sayang," jawab Leo. "Tapi mama sama papa mau ikut ke bandara juga."Ariana menggendong Xavier, lalu bangkit berdiri. "Ya udah. Kita berangkat bareng-bareng aja."Sesuai janji yang dibuat oleh Leo dan Ariana dulu. Ketika mereka memiliki anak, mereka ingin membawa anak mereka ke Swiss, negara yang sangat digemari oleh Ariana.Sesampainya di bandara, orang tua Leo dan Ariana masih menyempatkan diri untuk mencurahkan kasih sayang mereka kepada Xavier, cucu pertama mereka."Kakek sama nenek kok nggak ikut sama Xavier?" tanya Xavier dengan Wajahnya yang po
Setelah proses pemberkatan pernikahan di gereja, mereka kembali ke hotel milik keluarga Angkasa, dan beristirahat sejenak, karena sorenya mereka akan lanjut pada acara resepsi pernikahan.Hotel tersebut juga sudah sibuk sejak pagi, karena acara pernikahan Ariana dan Leo mengundang begitu banyak orang.Ini adalah pernikahan pertama dari kedua keluarga, karena itu mereka sangat antusias dalam mengadakan acara resepsi.Waktu istirahat yang diberikan juga tak terasa. Waktu berlalu dengan cepat, sehingga malam pun akhirnya tiba.Para tamu undangan terdiri dari pejabat negara, pengusaha-pengusaha sukses di negara, lalu para tokoh publik dan artis-artis dari Seven Star Agensi, mantan Agensi Ariana.Semua tamu undangan datang, dan dibuat kagum dengan dekorasi ballroom yang megah. Tak hanya itu, karena ini adalah pernikahan orang yang bisa disebut sebagai konglomerat, maka hadiah yang diberikan pada para pengunjung juga bukan main. Ada bros yang dilapis emas, dengan inisial L sebagai Leo, dan
Keesokan harinya, dari pagi-pagi buta, keluarga Leo dan Ariana sudah sibuk mempersiapkan diri mereka di rumah mereka masing-masing.Semuanya berusaha dengan keras untuk tampil maksimal, di acara pernikahan Leo dan Ariana."Gimana penampilan aku?" tanya Ariana, pada Shelly yang juga sudah ikut sibuk sejak subuh.Shelly mengangkat dua jempolnya. "Top banget!" Ariana tersenyum lebar. "Makasih Shell!"Harus Shelly akui, Ariana memang pantas dipanggil artis tercantik di Indonesia. Tubuh dan wajah Ariana begitu memukau. Tak hanya itu, Ariana juga memiliki hati bak malaikat. Dan hari ini, Ariana akan menikah dengan seseorang yang memang ditakdirkan untuk Ariana.Setelah semua persiapan mereka selesai, mereka akhirnya keluar dan pergi menuju gereja.***Tak jauh berbeda dengan Ariana, Leo juga berupaya untuk tampil memukau, di hari pernikahan ia dan Ariana.Setelah semuanya siap, Leo dan keluarganya langsung pergi menuju gereja, sebelum waktu yang ditentukan.Sesampainya di gereja, Leo dan A
Setelah beristirahat selama satu hari dan berkeliling kota Thun, proses pengambilan video wedding untuk Ariana dan Leo kembali dilakukan, dan berjalan dengan lancar.Ariana dan Leo sangat puas dengan hasilnya. Berakhirnya semua kegiatan mereka di negara Swiss, menandakan kalau sudah waktunya mereka pulang ke Indonesia."Sayang? Kamu janji kalau kita bakal balik ke sini lagi, kan?" tanya Ariana, saat mereka di jalan menuju bandara.Leo mengangguk. "Iya, sayang. Kita bakal ke sini lagi.""Bareng anak kita?"Leo terkejut. Sejujurnya ia belum berpikir sampai sejauh itu, karena kini ia hanya fokus pada pernikahan mereka yang sudah berada di dalam mata. Tapi untuk menyenangkan Ariana, Leo akhirnya menganggukkan kepalanya. "Iya, sayang. Kita bakal ke sini bareng anak-anak kita."Jawaban Leo membuat Ariana mengambil kesimpulan kalau Leo ingin lebih dari satu anak. Setelah sampai di bandara, Ariana menatap negara yang akan mereka tinggalkan. Karena Leo telah berjanji, maka ia pun membuat janj
Ini adalah percakapan yang tidak terduga. Shelly memang sudah curiga, tapi pertanyaan Aries yang datang tiba-tiba masih saja membuat Shelly terkejut."Kamu pikir itu lucu?" Menolak untuk percaya kata-kata Aries, Shelly memilih lebih percaya kalau Aries sedang bercanda dengannya. "Candaan kamu kali ini sudah nggak lucu lagi, Aries. Bagaimana mungkin kamu bilang gitu ke aku? Kamu sadar, hubungan kita nggak sebaik itu, kan?"Tentu saja Aries menyadari kalau hubungan ia dan Shelly memang buruk. Namun, Aries merasa ada sesuatu yang berbeda ketika ia bersama dengan Shelly. Hatinya yang terasa kosong, kini langsung terisi ketika ia berbicara dengan Shelly. Walaupun percakapan mereka bukanlah percakapan yang baik, tapi tetap saja, apa yang kurang dari Aries, ia rasa Shelly bisa mengisinya.Aries bukanlah orang yang kekurangan uang. Ia juga punya status yang tinggi. Aries pikir, dengan mencari orang yang satu level dengannya, kekosongan hatinya akan terisi dan kebahagiaan akan menghampiri dir
Sesi pemotretan Ariana dan Leo berjalan dengan lancar. Mereka juga membuat video prewedding, namun karena kondisi Ariana yang menurun, mereka akhirnya molor satu hari, dari jadwal yang sudah ditentukan. Namun hal itu bukanlah masalah bagi Leo. Yang terpenting baginya adalah kesehatan Ariana."Kamu yakin nggak mau ke dokter?" tanya Leo.Ariana menggelengkan kepalanya. "Nggak usah, sayang. Aku hanya kecapean aja. Istirahat bentar juga sembuh."Leo tentu saja khawatir, apalagi sebentar lagi mereka akan menikah. Jika ia memaksakan jadwal yang padat pada Ariana, Leo takut kalau keadaan Ariana akan bertambah buruk. "Kalau gitu kita tunda sehari lagi," ucap Leo. Besok kita jalan-jalan aja, biar kamu bisa santai. Gimana?"Ariana merasa tak enak hati, tapi ia juga tidak bisa memaksakan dirinya. "Oke. Aku pengen banget coba cafe-cafe sama restoran di sekitar sini."Leo mengangguk. "Boleh. Kalau gitu kamu istirahat. Aku mau liat foto-foto kita dulu."Ariana tersenyum sambil membatin, 'maaf, aku
Di sebuah butik ternama, Leo yang sedang menemani Ariana, duduk bermain handphone sambil menunggu Ariana yang sedang mengganti pakaian di dalam ruang ganti.SretttSaat suara kain gorden ditarik terdengar, Leo langsung mengangkat kepala dan menatap Ariana yang tampil cantik dengan gaun pengantin berwarna biru langit.Leo tidak bisa berkata-kata. Ia terpana dengan penampilan Ariana yang begitu memukau."Gimana?" tanya Ariana, sambil merentangkan tangannya.Leo tersenyum. "Cantik.""Cantik???" Ariana menyipitkan matanya. "Cantik gimana maksud kamu.""Ya cantik," jawab Leo, tanpa berpikir lebih jauh.Sebenarnya yang Ariana inginkan adalah jawaban tentang baju pengantin yang ia pilih. Apakah terlihat bagus untuknya? Bagaimana dengan modelnya, atau warnanya. Tapi yang ia dengar dari Leo, malah kata cantik yang terdengar universal.Ariana mengerucutkan bibirnya. "Coba kamu perhatikan baik-baik. Gaun ini sudah bagus, nggak?"Leo mengangguk. "Bagus. Aku suka."Ariana menghela napasnya dalam-d
Kedatangan Daniel di Angkasa Group, membuat keadaan di kantor tersebut menjadi ricuh seketika.Bagaimana tidak? Daniel datang dengan informasi yang sukses membuat Pak Renol beserta sekutunya panik setengah mati."Ini nggak bisa dibiarkan!" seru salah satu sekutu Pak Renol. "Bagaimana bisa Pak Aries kembali jadi direktur?! Mereka pikir ini taman kanak-kanak?! Seenaknya saja mereka gonta-ganti direktur!"Pak Renol tidak membuka suaranya. Ia merasa emosi, namun ia tetap menjaga martabat dan ketenangan dirinya."Kita nggak bisa tinggal diam! Kita harus buat gagal rencana ini!!" tekan sekutu Pak Renol yang lain.Pak Renol mulai berpikir. Jika perang saham, maka mereka akan kalah telak, jika saham milik Aries, Leo, dan Pak Jordan digabungkan menjadi satu. Jalan yang bisa Pak Renol ambil ialah dengan jalan licik, tapi orang yang sering mengeksekusi rencana liciknya telah ditangkap polisi. Tentu saja Pak Renol tidak bisa bersantai, mengingat Jack yang bisa saja membuka mulutnya kapan saja.P
Setelah berpisah dengan Ariana, Aries kembali ke rumah sakit. Ia sebenarnya penasaran, di mana Leo berada. Setelah sampai di rumah sakit, Aries masuk ke dalam kamarnya tanpa merasa ada yang aneh. CeklekSaat ia membuka pintu, ia malah terkejut karena Leo dan Daniel yang ada di dalam. "Leo?!" Aries menatap Leo yang ada di atas kursi roda. "Kamu kenapa?!" Dari pakaian pasien yang Leo gunakan, Aries mengambil kesimpulan kalau ia sedang sakit. "Kamu sakit???"Leo mengangguk. Ia tidak ingin bilang pada Aries kalau ia ditikam. "Iya, aku kecapaian, makanya aku tumbang kemarin."Aries menggelengkan kepalanya perlahan. "Pantas saja kamu susah dihubungin. Ariana juga tanya di mana kamu."Leo tersenyum. "Aku nggak mau Ariana khawatir, jadi aku nggak bilang ke Ariana kalau aku sakit."Aries menghela napasnya dalam-dalam. Ia mengerti dengan keputusan yang Leo ambil. "Terima kasih sudah mau bantu Ariana," lanjut Leo.Aries tetap tenang, walau dalam hati ia sedang salah tingkah. Ia merasa bangga