Ariana menenteng tas kresek berwarna coklat, sambil berjalan menuju meja yang sudah Leo pesan.Wajah Ariana kaku karena prasangka buruk terhadap Leo. Sesampainya di meja mereka, Ariana menaruh kresek tersebut di hadapan Leo, kemudian bertanya, "kenapa aku nemu ini di dalam mobil kamu?"Leo diam, tak berbicara. Semenjak ia melihat Ariana datang sambil menenteng kresek coklat, hati Leo sudah tak tenang, karena memikirkan alasan apa yang harus ia berikan kepada Ariana."Kenapa kamu diam aja? Jelasin, kenapa aku bisa nemu ini, di dalam mobil kamu," tuntut Ariana, kepada Leo.Tentu saja Leo tidak mungkin mengatakan yang sesungguhnya kepada Ariana. Ia sudah terlanjur berbohong kepada Ariana, karena ia tidak ingin melihat Ariana terluka. Kini setelah Ariana menemukan kresek yang ia sembunyikan, Leo harus memikirkan alasan lain yang lebih rasional, agar ia bisa menenangkan hati Ariana."Maaf," ucap Leo, mulai menjelaskan. "Sebenarnya aku nggak rela ngasih makanan itu ke Aries."Ariana menge
Setelah pelukan yang canggung, Ariana menjauhkan dirinya dari Leo.Pikiran Ariana dipenuhi dengan berbagai pertanyaan. Apa yang sedang ia lakukan? Mengapa Leo memeluknya, atau, pantaskah ia berpelukan dengan adik dari pacarnya sendiri?"Ariana?"Ariana mengerjap beberapa kali. Setelah Fokusnya kembali, Ia menunggu Leo berbicara, namun Leo tidak melanjutkan kalimatnya."Leo?"Leo menarik napasnya dalam-dalam. Pikirannya memang kacau, namun hatinya lebih kacau lagi. Leo sebenarnya ingin segera pulang dan menghajar Aries, namun ia lebih mementingkan Ariana saat ini. "Kok malah diam?" tanya Ariana.Leo berusaha untuk tersenyum. "Aku boleh masuk?"Ariana mengerutkan keningnya. Sebenarnya Ariana ragu, apakah ia harus mengizinkan Leo, atau tidak."Aku nggak bakal lama. Ada yang mau aku omongin," lanjut Leo."Kenapa nggak di sini aja?" tanya Ariana. Leo kembali berpikir. Alasan apa yang harus ia gunakan? Atau, haruskah ia langsung jujur pada Ariana, tentang skandal Ariana yang sedang ramai
Keesokan harinya, skandal foto syur milik Ariana, masuk ke dalam babak selanjutnya.Lewat televisi, Rebecca menyaksikan usaha Aries untuk menangani kasus tersebut.Aries mengadakan konferensi pers, dan menyediakan pengacara khusus untuk kasus ini. Aries bahkan mengancam mereka yang menyebar luaskan berita tentang Ariana. Walau begitu, foto milik Ariana sudah terlanjur tersebar luas di dunia maya.Dalam layar kaca, Aries benar-benar menunjukkan kekuatan dari seorang anak konglomerat di Indonesia. Ancaman Aries pada media memang mempunyai dampak yang besar, namun tidak untuk pada para netizen. "Yang kuat sayang," ucap Rebecca. "Semuanya pasti ada jalan keluarnya.""Aku tau, ma," sahut Ariana, yang sedang duduk di sisi ibunya. "Tapi aku malu banget, karena foto aku udah kesebar luas di internet. Sekarang orang-orang bakal liat aku dengan pandangan berbeda. Aku nggak sanggup nanggung semua pendapat orang, ma. Aku capek!" Ariana mengambil jeda sejenak, karena emosinya yang sedang tidak st
"Apa kata Dokter Ethan?" tanya Leo, kepada Daniel."Dokter Ethan masih belum bisa memastikan kondisi Yuli, Pak," jawab Daniel. "Yuli masih harus melewati beberapa pemeriksaan."Leo mengangguk perlahan. Ia paham karena Yuli baru saja terbangun dari koma. Tentu ada beberapa hal yang harus diperiksa, karena para pasien yang sadar dari kondisi koma, biasanya akan mengalami beberapa gangguan pada tubuh mereka."Apa ada pergerakan dari Aries?" tanya Leo.Daniel menggelengkan kepalanya. "Belum, Pak."Aneh bagi Leo, karena Aries masih belum terlihat. 'Apa aku aja yang terlalu sensitif? Mungkin saja Yuli benar-benar kecelakaan,' batin Leo, ragu.Saat Leo sedang termenung, Ariana tiba-tiba muncul, ditemani oleh Rebecca. "Pak?" Daniel memberikan isyarat untuk Leo.Leo mengangkat kepalanya, menatap Ariana.Ariana mengenakan kacamata hitam dan masker, agar terhindar dari sorotan media.Sesampainya di hadapan Leo, Ariana melepaskan kacamatanya. "Leo? Kamu kok bisa di sini?" tanya Ariana, cukup ter
Di dalam kerajaannya yang bernama Angkasa Konstruksi, Aries menikmati kemenangan yang telah ia raih. Ia berhasil menyiksa Leo beserta Ariana. Ia juga berhasil menipu dunia, dengan otaknya yang brilian."Apa ada orang yang lebih pintar dari aku?" tanya Aries, pada dirinya sendiri.Saat Aries sedang larut dalam rasa nikmat yang bernama kekuasaan, ponsel miliknya tiba-tiba bergetar.Aries mengambil benda persegi itu, dan menempelkannya ke telinga. "Ada apa Rini?" tanya Aries, sambil tersenyum."Ada yang ingin saya laporkan ke Bapak. Saya sudah menggerakkan polisi untuk menahan Yuli, tapi Leo ternyata berada di rumah sakit, Pak."Informasi dari Rini, membuat Aries terkejut. "Apa?! Leo ada di rumah sakit?! Bagaimana bisa Leo ada di sana?!""Saya juga nggak tau, Pak.""Kenapa kamu nggak tau?!!!" seru Aries. "Jadi Yuli gimana?!!""Polisi belum bisa menangkap Yuli, Pak. Pihak rumah sakit juga menolak memberikan izin untuk melakukan pemeriksaan ke Yuli."Aries menutup matanya. "Kamu benar-bena
"Saya pikir kita harus lapor polisi sekarang, Pak. Keadaan di bawah sudah mulai berada di luar kendali kita," ucap Rini, memberikan saran kepada Aries."Tau apa, kamu? Kamu hanya perlu diam dan liat. Ini pelajaran untuk mereka yang berani nyerang aku," jawab Aries, tanpa berbalik.Di dalam ruangannya, Aries menikmati perkelahian Leo dan para security Angkasa Group, lewat layar kaya.Alasan kenapa Aries tidak melapor polisi, karena ia tidak ingin masalah ini sampai tersebar ke publik. Pertengkaran antara dirinya dan Leo, tentu saja akan berdampak buruk untuk saham perusahaan mereka. Selain itu, jika orang tua mereka tahu tentang hal ini, maka Aries akan sulit untuk bergerak bebas kedepannya.Dalam layar kaca yang ada di depannya, Aries memperhatikan Leo yang berjuang sekuat tenaga, hanya untuk bisa masuk ke dalam Angkasa Konstruksi. "Dasar bodoh," gumam Aries. "Kenapa orang-orang lebih suka pakai otot mereka?" Walau pertanyaan tersebut bukan untuk Rini, namun Rini tetap menjawab pert
Leo turun kembali ke lobi, lalu mengajak orang-orangnya untuk pergi. Sebagian besar lawan mereka sudah tumbang, namun mereka juga mengalami kerugian yang cukup besar.Leo memanggil Daniel, kemudian memberikan perintah pada Daniel. "Bawa orang-orang kita yang terluka ke rumah sakit. Urusan kita sudah selesai di sini."Daniel mengangguk. "Baik, Pak."Leo keluar dari lobi Angkasa Konstruksi, lalu menunggu Daniel. Masih ada tugas yang harus ia berikan pada Daniel.Usai mengkoordinir orang-orang mereka, Daniel kembali menghampiri Leo."Saya sudah minta orang-orang kita untuk ke rumah sakit. Apa ada lagi, Pak?""Kamu kenal Rini?"Daniel mengerutkan keningnya. "Rini, sekretaris pribadi Pak Aries? Apa Pak Leo tertarik dengan Rini?"Leo menggeleng. "Dia punya hutang yang harus dia bayar ke aku," jawab Leo. "Cari semua informasi tentang dia dengan rinci, dan kasih ke aku, besok. Aku harus pergi sekarang."Daniel menundukkan kepalanya. "Baik, Pak. Hati-hati di jalan."Leo masuk ke dalam mobil, k
"Ari? Kamu bisa hubungin Leo?" tanya Melani, ketika Aries baru saja memasuki rumah.Aries menggelengkan kepalanya. "Emang kenapa, ma? Leo belum pulang?"Melani menggelengkan kepalanya. "Belum. Dari kemarin juga Leo belum kelihatan. Mama coba tanya ke orang-orang kantornya, tapi dia juga nggak masuk kantor. Nggak ada yang tau Leo ke mana," tutur Melani, panik. "Dia nggak telepon kamu? Atau bilang ke kamu, dia mau ke mana, gitu?"Aries pura-pura berpikir dan khawatir, padahal ia sama sekali tidak peduli dengan Leo. Setelah perkelahian mereka kemarin, Aries juga belum mendengar kabar dari Leo. Mungkin Leo sedang menenangkan diri di suatu tempat, karena dikalahkan oleh Aries. Ketika memikirkan hal tersebut, Aries merasa sangat senang di dalam hatinya."Ma? Aku mau ngomong sesuatu sama mama." Aries tiba-tiba mengubah topik pembicaraan mereka, untuk mengalihkan pikiran Melani.Namun, Melani malah memarahi Aries. "Nanti aja ngomongnya! Adik kamu belum ada kabarnya! Coba kamu cariin sana!"A
Beberapa tahun kemudian...."Bunda?"Ariana menoleh, menatap seorang anak laki-laki yang berlari kencang ke arahnya. "Xavi?! Awas jatuh!" Ariana menekuk kakinya, kemudian merentangkan tangannya.Tanpa mengurangi kecepatan, anak laki-laki tersebut menerjang tubuh Ariana, lalu membenamkan wajahnya pada tubuh Ariana."Kamu sudah siap sayang?"Ariana menatap Leo yang datang bersama Xavier, anak mereka. "Sudah sayang. Udah mau berangkat?""Iya sayang," jawab Leo. "Tapi mama sama papa mau ikut ke bandara juga."Ariana menggendong Xavier, lalu bangkit berdiri. "Ya udah. Kita berangkat bareng-bareng aja."Sesuai janji yang dibuat oleh Leo dan Ariana dulu. Ketika mereka memiliki anak, mereka ingin membawa anak mereka ke Swiss, negara yang sangat digemari oleh Ariana.Sesampainya di bandara, orang tua Leo dan Ariana masih menyempatkan diri untuk mencurahkan kasih sayang mereka kepada Xavier, cucu pertama mereka."Kakek sama nenek kok nggak ikut sama Xavier?" tanya Xavier dengan Wajahnya yang po
Setelah proses pemberkatan pernikahan di gereja, mereka kembali ke hotel milik keluarga Angkasa, dan beristirahat sejenak, karena sorenya mereka akan lanjut pada acara resepsi pernikahan.Hotel tersebut juga sudah sibuk sejak pagi, karena acara pernikahan Ariana dan Leo mengundang begitu banyak orang.Ini adalah pernikahan pertama dari kedua keluarga, karena itu mereka sangat antusias dalam mengadakan acara resepsi.Waktu istirahat yang diberikan juga tak terasa. Waktu berlalu dengan cepat, sehingga malam pun akhirnya tiba.Para tamu undangan terdiri dari pejabat negara, pengusaha-pengusaha sukses di negara, lalu para tokoh publik dan artis-artis dari Seven Star Agensi, mantan Agensi Ariana.Semua tamu undangan datang, dan dibuat kagum dengan dekorasi ballroom yang megah. Tak hanya itu, karena ini adalah pernikahan orang yang bisa disebut sebagai konglomerat, maka hadiah yang diberikan pada para pengunjung juga bukan main. Ada bros yang dilapis emas, dengan inisial L sebagai Leo, dan
Keesokan harinya, dari pagi-pagi buta, keluarga Leo dan Ariana sudah sibuk mempersiapkan diri mereka di rumah mereka masing-masing.Semuanya berusaha dengan keras untuk tampil maksimal, di acara pernikahan Leo dan Ariana."Gimana penampilan aku?" tanya Ariana, pada Shelly yang juga sudah ikut sibuk sejak subuh.Shelly mengangkat dua jempolnya. "Top banget!" Ariana tersenyum lebar. "Makasih Shell!"Harus Shelly akui, Ariana memang pantas dipanggil artis tercantik di Indonesia. Tubuh dan wajah Ariana begitu memukau. Tak hanya itu, Ariana juga memiliki hati bak malaikat. Dan hari ini, Ariana akan menikah dengan seseorang yang memang ditakdirkan untuk Ariana.Setelah semua persiapan mereka selesai, mereka akhirnya keluar dan pergi menuju gereja.***Tak jauh berbeda dengan Ariana, Leo juga berupaya untuk tampil memukau, di hari pernikahan ia dan Ariana.Setelah semuanya siap, Leo dan keluarganya langsung pergi menuju gereja, sebelum waktu yang ditentukan.Sesampainya di gereja, Leo dan A
Setelah beristirahat selama satu hari dan berkeliling kota Thun, proses pengambilan video wedding untuk Ariana dan Leo kembali dilakukan, dan berjalan dengan lancar.Ariana dan Leo sangat puas dengan hasilnya. Berakhirnya semua kegiatan mereka di negara Swiss, menandakan kalau sudah waktunya mereka pulang ke Indonesia."Sayang? Kamu janji kalau kita bakal balik ke sini lagi, kan?" tanya Ariana, saat mereka di jalan menuju bandara.Leo mengangguk. "Iya, sayang. Kita bakal ke sini lagi.""Bareng anak kita?"Leo terkejut. Sejujurnya ia belum berpikir sampai sejauh itu, karena kini ia hanya fokus pada pernikahan mereka yang sudah berada di dalam mata. Tapi untuk menyenangkan Ariana, Leo akhirnya menganggukkan kepalanya. "Iya, sayang. Kita bakal ke sini bareng anak-anak kita."Jawaban Leo membuat Ariana mengambil kesimpulan kalau Leo ingin lebih dari satu anak. Setelah sampai di bandara, Ariana menatap negara yang akan mereka tinggalkan. Karena Leo telah berjanji, maka ia pun membuat janj
Ini adalah percakapan yang tidak terduga. Shelly memang sudah curiga, tapi pertanyaan Aries yang datang tiba-tiba masih saja membuat Shelly terkejut."Kamu pikir itu lucu?" Menolak untuk percaya kata-kata Aries, Shelly memilih lebih percaya kalau Aries sedang bercanda dengannya. "Candaan kamu kali ini sudah nggak lucu lagi, Aries. Bagaimana mungkin kamu bilang gitu ke aku? Kamu sadar, hubungan kita nggak sebaik itu, kan?"Tentu saja Aries menyadari kalau hubungan ia dan Shelly memang buruk. Namun, Aries merasa ada sesuatu yang berbeda ketika ia bersama dengan Shelly. Hatinya yang terasa kosong, kini langsung terisi ketika ia berbicara dengan Shelly. Walaupun percakapan mereka bukanlah percakapan yang baik, tapi tetap saja, apa yang kurang dari Aries, ia rasa Shelly bisa mengisinya.Aries bukanlah orang yang kekurangan uang. Ia juga punya status yang tinggi. Aries pikir, dengan mencari orang yang satu level dengannya, kekosongan hatinya akan terisi dan kebahagiaan akan menghampiri dir
Sesi pemotretan Ariana dan Leo berjalan dengan lancar. Mereka juga membuat video prewedding, namun karena kondisi Ariana yang menurun, mereka akhirnya molor satu hari, dari jadwal yang sudah ditentukan. Namun hal itu bukanlah masalah bagi Leo. Yang terpenting baginya adalah kesehatan Ariana."Kamu yakin nggak mau ke dokter?" tanya Leo.Ariana menggelengkan kepalanya. "Nggak usah, sayang. Aku hanya kecapean aja. Istirahat bentar juga sembuh."Leo tentu saja khawatir, apalagi sebentar lagi mereka akan menikah. Jika ia memaksakan jadwal yang padat pada Ariana, Leo takut kalau keadaan Ariana akan bertambah buruk. "Kalau gitu kita tunda sehari lagi," ucap Leo. Besok kita jalan-jalan aja, biar kamu bisa santai. Gimana?"Ariana merasa tak enak hati, tapi ia juga tidak bisa memaksakan dirinya. "Oke. Aku pengen banget coba cafe-cafe sama restoran di sekitar sini."Leo mengangguk. "Boleh. Kalau gitu kamu istirahat. Aku mau liat foto-foto kita dulu."Ariana tersenyum sambil membatin, 'maaf, aku
Di sebuah butik ternama, Leo yang sedang menemani Ariana, duduk bermain handphone sambil menunggu Ariana yang sedang mengganti pakaian di dalam ruang ganti.SretttSaat suara kain gorden ditarik terdengar, Leo langsung mengangkat kepala dan menatap Ariana yang tampil cantik dengan gaun pengantin berwarna biru langit.Leo tidak bisa berkata-kata. Ia terpana dengan penampilan Ariana yang begitu memukau."Gimana?" tanya Ariana, sambil merentangkan tangannya.Leo tersenyum. "Cantik.""Cantik???" Ariana menyipitkan matanya. "Cantik gimana maksud kamu.""Ya cantik," jawab Leo, tanpa berpikir lebih jauh.Sebenarnya yang Ariana inginkan adalah jawaban tentang baju pengantin yang ia pilih. Apakah terlihat bagus untuknya? Bagaimana dengan modelnya, atau warnanya. Tapi yang ia dengar dari Leo, malah kata cantik yang terdengar universal.Ariana mengerucutkan bibirnya. "Coba kamu perhatikan baik-baik. Gaun ini sudah bagus, nggak?"Leo mengangguk. "Bagus. Aku suka."Ariana menghela napasnya dalam-d
Kedatangan Daniel di Angkasa Group, membuat keadaan di kantor tersebut menjadi ricuh seketika.Bagaimana tidak? Daniel datang dengan informasi yang sukses membuat Pak Renol beserta sekutunya panik setengah mati."Ini nggak bisa dibiarkan!" seru salah satu sekutu Pak Renol. "Bagaimana bisa Pak Aries kembali jadi direktur?! Mereka pikir ini taman kanak-kanak?! Seenaknya saja mereka gonta-ganti direktur!"Pak Renol tidak membuka suaranya. Ia merasa emosi, namun ia tetap menjaga martabat dan ketenangan dirinya."Kita nggak bisa tinggal diam! Kita harus buat gagal rencana ini!!" tekan sekutu Pak Renol yang lain.Pak Renol mulai berpikir. Jika perang saham, maka mereka akan kalah telak, jika saham milik Aries, Leo, dan Pak Jordan digabungkan menjadi satu. Jalan yang bisa Pak Renol ambil ialah dengan jalan licik, tapi orang yang sering mengeksekusi rencana liciknya telah ditangkap polisi. Tentu saja Pak Renol tidak bisa bersantai, mengingat Jack yang bisa saja membuka mulutnya kapan saja.P
Setelah berpisah dengan Ariana, Aries kembali ke rumah sakit. Ia sebenarnya penasaran, di mana Leo berada. Setelah sampai di rumah sakit, Aries masuk ke dalam kamarnya tanpa merasa ada yang aneh. CeklekSaat ia membuka pintu, ia malah terkejut karena Leo dan Daniel yang ada di dalam. "Leo?!" Aries menatap Leo yang ada di atas kursi roda. "Kamu kenapa?!" Dari pakaian pasien yang Leo gunakan, Aries mengambil kesimpulan kalau ia sedang sakit. "Kamu sakit???"Leo mengangguk. Ia tidak ingin bilang pada Aries kalau ia ditikam. "Iya, aku kecapaian, makanya aku tumbang kemarin."Aries menggelengkan kepalanya perlahan. "Pantas saja kamu susah dihubungin. Ariana juga tanya di mana kamu."Leo tersenyum. "Aku nggak mau Ariana khawatir, jadi aku nggak bilang ke Ariana kalau aku sakit."Aries menghela napasnya dalam-dalam. Ia mengerti dengan keputusan yang Leo ambil. "Terima kasih sudah mau bantu Ariana," lanjut Leo.Aries tetap tenang, walau dalam hati ia sedang salah tingkah. Ia merasa bangga