Hukuman Kecil untuk Gebby"Papa jahat! Papa nggak adil!" pekik Gebby sambil membanting kertas hasil prakarya milik Nadira dan Rashi ke lantai, ia langsung lari kembali masuk ke dalam kamarnya dan mengunci diri. Reyhan benar-benar dibuat geleng-geleng kepala akibat ulah Gebby yang sama sekali tidak bisa diatur.Anak sekecil itu sudah bersifat keras kepala, kekuannya sangat persis dengan Luna. Reyhan mengusap kepalanya dengan kasar, tak tahu lagi bagaimana caranya supaya Gebby bisa menjadi anak yang penurut.Nadira dan Rashi yang mendengar keributan itu langsung berlari menuju ke kamar mereka. Mereka melihat hasil prakarya yang sudah hancur di lantai."Maafin Papa, ya, Papa terlambat menyelamatkan hasil prakarya kalian, tapi Papa pastikan Gebby akan mendapat hukuman yang setimpal dengan perbuatannya," ujar Reyhan. Ia takut Nadira dan Rashi menajdi tidak betah tinggal bersamanya.Nadira dan Rashi langsung memeluk hasil prakarya mereka yang sudah dirusak oleh Gebby. Ada titik air mata yan
Gebby yang sudah sampai di rumah langsung masuk ke dalam kamar dan membanting tasnya sembarangan. Papanya benar-benar menghukum dia hari ini, dan akibatnya ia jadi tidak bisa jajan di kantin, sementara Nadira dan Rashu justru enak-enakkan makan burger.Mengetahui papanya sudah kembali ke kantor setelah mengantar mereka ke rumah, Gebby pun bersiap untuk membalas dendam kepada Nadira dan Rashi."Enak ya kalian berdua? bisa makan di kantin sepuasnnya sementara gue harus dapat hukuman dari papa!" ucap Gebby setelah berhasil menerobos masuk kendalam kamar Nadira."Maksud kamu apa?" tanya Rashi berusaha pasang badan di depan Nadira."Gara-gara kalian, aku gak dikasih uang jajan sama Papa. Saldo e-money aku gak di-TopUp. Pasti kalian kan yang ngomporin Papa supaya jangan ngasih aku uang jajan? biasanya papa kalau mengancam aku tidak pernah benar-benar dilakukan, tapi sekarang papa bener-bener nggak ngasih aku uang jajan sesuai dengan ancamannya kemarin!""Terus kenapa kamu nyalahin kita? jel
Gebby Protes"Pa, aku mau protes!" ujar Gebby malam itu saat Reyhan berencana kembali berencana mengajak Nadira dan Rashi ke Rumah Sakit untuk menjenguk Indah."Kamu mau protes apa?"tanya Rehan dengan nada datar."Kok Papa tega sih nggak ngisiin saldo e-money aku buat jajan di kantin sekolah?""Kan Papa udah pernah bilang, Papa akan hukum kamu karena kamu udah berbuat semena-mena di rumah ini. Papa mau kamu ikuti aturan Papa, gampang kan? lagian salahnya Nadira dan Rashi itu apa sih? Kok kamu segitu bencinya sama mereka?""Aku nggak suka sama mereka, Pa! Mamanya mereka yang udah bikin Mama aku masuk penjara!""Berapa kali Papa harus bilang sama kamu? mamamu masuk penjara itu bukan karena kesalahan siapa-siapa tapi karena kesalahannya sendiri!""Enggak! Mama bilang Mama dijebak sama mama Indah!""Gebby ... kamu masih terlalu kecil untuk ngerti masalah ini, jadi sekarang Papa mau kamu berhentilah bersikap seperti itu. Jadilah anak baik seperti yang Papa mau!""Enggak! mereka enggak seha
Harapan"Edwan, Mama baru saja ketemu dokter dan mendapatkan kabar dari pihak rumah sakit ini tentang hasil penelitian mereka terhadap kondisi kamu. Ternyata pusat dari kesalahan sarafmu itu ada di bagian pinggang, dan mereka akan segera melakukan tindakan operasi di tulang punggungmu supaya kamu bisa lekas jalan lagi, Nak," ujar Mama Edwan yang baru saja masuk ke dalam ruangan, ia membawa kabar bahagia itu sambil memeluk Edwan dan menangis terharu."Alhamdulillah ya Allah, jadi kapan Edwan dijadwalkan untuk operasi, Ma?" tanya Edwan tak sabar."Kita tunggu saja keputusan dari dokter, ya paling tidak sekarang doa-doa kita sudah dijawab sama Allah, kita tetap harus ikhtiar berdoa dan bersabar.""Iya, Ma, Alhamdulillah ya Allah ... seberapa besar pun rasa sakit yang akan aku hadapi nanti aku berpasrah diri kepadaMu, hamba hanya minta kesembuhan supaya hamba bisa kembali berkumpul dengan anak-anak dan istri hamba," ujar Edwan sambil mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan.Sementar
Nadira dan Rashi yang baru saja kembali dari sekolah langsung berlari masuk ke dalam rumahnya karena ia melihat pintu rumah mamanya sudah terbuka itu artinya Mamanya sudah kembali dari rumah sakit."Mama ...." Nadira dan Rashi berlarian mencari sosok ibunya dan mereka langsung memeluk Indah yang juga sudah menunggu mereka sejak tadi."Anak-anak Mama udah pulang! ya ampun sama tuh kang banget sama kalian.""Tapi kan kita baru ketemu kemarin, Mama, masa lupa sih?" ujar Nadira dengan mimik wajah lucu."Emangnya Mama nggak boleh kangen sama kalian setiap hari?" goda Indah."Iya boleh, dong, Mama," sahut Rashi. Mereka berpelukan lagi."Wah ... seneng banget ya, akhirnya Mama kalian udah sehat. Ini barang-barang kalian Papa taruh mana, nih? tanya Reyhan yang baru saja masuk sambil membawakan beberapa barang milik Nadira dan Rashi."Letakkan di situ saja, Mas, biar nanti aku yang membereskan. Makasih ya Mas, udah anter anak-anak pulang," ucap Indah."Itu juga kewajibanku," jawab Reyhan. Reyh
Hari itu dua orang ART yang akan bekerja di rumah Indah akhirnya tiba. Mereka memperkenalkan dirinya sebagai Aisyah dan Lili. Indah sudah membaca tentang latar belakang dan penglaman kerja mereka dari pihak penyalur. Indah langsung menjelaskan tentang peraturan atau rules yang harus mereka ikuti selama bekerja bersama Indah.Mereka berdua pun ditempatkan di kamar yang pernah dihuni oleh dua Art Indah sebelumnya.Hari pertama bekerja, Indah melihat keduanya benar-benar bertanggung jawab atas apa yang sudah menjadi tugasnya masing-masing. Aisyah bertugas untuk memasak, sedangkan Lili bertugas membersihkan rumah.Indah berusaha memperlakukan mereka berdua tidak seperti pembantu tetapi seperti keluarga sendiri agar keduanya merasa betah. Mereka juga diajak makan di meja yang sama dan memakan makanan yang sama."Aisyah, Lili, saya minta tolong panggilkan Bapak sama Ibu di kamar, ya! Kita makan bareng," pinta Indah."Baik, Bu," sahut keduanya bersamaan. Tak lama kemudian terlihat Pak Trisno
Tiga orang pegawai butik itu akhirnya tak bisa lagi berbuat apa-apa, mereka memilih angkat kaki daripada harus dipenjara karena melakukan kasus penggelapan.“Harus jadi pelajaran bagi kalian bahwa segala sesuatu yang dilakukan dengan tujuan tidak baik pasti akan berakhir dengan cara yang tidak baik juga,“ ujar Indah. Mereka bertiga pun langsung pergi dari butik itu sambil menunduk malu.Indah langsung memanggil beberapa pelayan butiknya yang lain. Sedari tadi mereka melayani pelanggan dengan baik tanpa melihat dari penampilannya. Untuk hari ini Indah belum bisa langsung mengganti manajer butik karena untuk jabatan itu dibutuhkan seseorang yang memiliki etika yang baik dan juga disiplin dalam bekerja.Hari itu juga Indah langsung membuat pengumuman mencari pegawai baru untuk butik miliknya melalui media online. Tak menunggu lama, ada beberapa pelamar yang memasukkan CV mereka. Indah meminta Chika untuk mengecek CV para pelamar saat mereka sudah kembali ke kamar hotel. Mereka membutuhka
Kesembuhan EdwanAkhirnya Indah bisa lebih lega setelah berhasil mendapatkan orang-orang yang bisa dipercaya untuk mengurus butik miliknya.Indah kembali ke hotel bersama Chika setelah karyawan baru mendapatkan wejangan tentang SOP di butik.Sore itu mereka kembali terbang ke Jakarta dan sampai dengan selamat. Mereka berempat berjalan di bandara setelah pesawatnya landing."Maaf, ya, Sayang, kalian gak sempat Mama ajak liburan," ujar Indah pada Nadira dan Rashi.“Iya nggak papa kok, Mama, kita berdua kan tahu kalau Mama itu pergi untuk urusan kerja bukan untuk liburan, tapi kita berdua udah seneng kok ikut Mama kerja walaupun cuma di kamar hotel aja,” ujar Nadira.“Sayangnya Mama, pinter banget, makasih ya, Sayang. Mama janji nanti kalau Papa Edwan udah sembuh dan sudah balik ke Indonesia, kita pasti liburan lagi, kalian nggak trauma kan?”“Asiiiikk … pokoknya papa Edwan harus cepat sembuh, supaya kita bisa jalan-jalan bareng lagi,” ujar Rashi pula.“Bu Indah kalau gitu aku duluan ya