Jack bisa mendengar suara dari seberang telepon. Kemudian terdengar juga suara pertarungan. Tampaknya Ned tidak bersedia menyerah. Hanya saja, tak lama kemudian ada panggilan masuk dari Hunter. Itu membuatnya mengalihkan mode telepon untuk mengetahui informasi dari Hunter.“Bos!” panggil hunter saat panggilan itu tersambung.“Laporkan!” perintah Jack.“Aku melihat Tiger mengejar dan masuk ke mobil target, dan mereka keluar dari tempat ini,” lapor Hunter.“Lacak posisi Ned. Tampaknya dia mengalami kesulitan dalam pengintaian agent CIA palsu!” perintah Jack.“Baik!” jawab Hunter segera.Panggilan telepon itu langsung terputus. Dan Jack akhirnya kehilangan kontak dengan Ned. Meski sudah mencoba menghubungi beberapa kali, panggilannya tak juga direspon.“Bagaimana?” tanya Mandy.“Sepertinya kita harus menjaga pemenang pistol di balkon nomor tujuh. Dia mungkin akan dalam bahaya. Orang-orang agen CIA palsu itu pasti sedang menunggu waktu yang tepat untuk merampasnya,” kata Jack.“Bagaimana
Don Corbyn jelas terkejut mendengar tuduhan itu. Tapi pengunjung lain bereaksi lebih cepat darinya.“Waah … tuduhan yang mengerikan!” Seorang pria berkaca mata dan berpakaian mewah bersuara.“Aku tak percaya dia melontarkan tuduhan sekeji itu!” timpal yang lain.“Tuan Corbyn sudah belasan tahun menjalankan bisnis rumah lelang dan selalu jujur!”Orang-orang itu berkomentar ramai, membuat suara gaung di seisi ruangan. Dan karena banyak orang berkumpul dan merubungnya, Pria kolektor itu mulai kesulitan mendapatkan oksigen untuk bernapas. Dia mulai tak sanggup berdiri.“Jangan asal bicara!” bentak Corbyn marah. “Penjaga! Amankan orang gila ini!” teriaknya.Segera beberapa orang mencoba masuk ke dalam kumpulan orang. Namun, yang terdengar adalah suara perkelahian. Semua orang melihat ke pintu masuk dan berseru dengan ngeri.“Ada seseorang yang berkelahi dengan para penjaga rumah lelang!”“Apakah itu orang yang tadi dia panggil?” komentar yang lain.Tak lama suara perkelahian usai. Para pen
Jack mendekatkan telinga ke jendela kaca. Memang terdengar suara ponsel berdering di dalam sana. Tentara yang bersamanya berjalan memutari mobil untuk memeriksa. Kemudian dia kembali lagi. Dan terkejut.“Bagaimana Anda melakukannya?” Pria itu melihat Jack mengambil ponsel dari lantai mobil dan mematikannya.“Pintunya tidak dikunci. Lihat saja, kunci itu masih tergantung di sana!” tunjuk Jack.Tentara itu melihat kunci masih menggantung pada tempatnya. “Bagaimana ada orang yang begitu ceroboh?”“Abaikan. Kita harus mencari Tiger. Dia tak ada di mobil!” kata Jack.“Bagaimana kita akan mencarinya Jenderal? Satu-satunya petunjuk ada di sini,” ujarnya.“Apa boleh buat, kita harus memeriksa satu persatu tempat ini!” Jack sudah berjalan meninggalkan tempat parkir. Keduanya bergegas menuju pintu yang baru saja dibuka oleh seorang penghuni yang masuk ke dalam.“Sial!” Jack kesal, karena mereka terlalu terlambat dan pintu itu sudah kembali mengunci secara otomatis. “Itu ada tangga darurat!” Te
Pengelola itu mengeluarkan kunci dari kantong celana dan memasukkannya ke dalam pegangan pintu, untuk membukanya.“Hei! Kau melanggar aturan jika masuk tanpa ijin!” orang di dalam berteriak marah. Sepertinya dia lebih cepat membuka kunci dari dalam, ketimbang pengelola itu.Begitu pintu terbuka sedikit, tentara itu langsung merangsek masuk dan menangkap penghuni yang terkejut. Kemudian menunjukkannya pada Jack yang tak kalah terkejut.“Tiger?” Panggil Jack heran. Pria yang dicarinya itu dalam keadaan lecet dan luka-luka. Tapi melihatnya bisa berdiri di hadapannya, sepertinya keadaannya cukup baik.“Jenderal? Bagaimana Anda bisa di sini?” tanyanya tak kalah heran. Tentara dan pengelola itu juga heran. Tiger akhirnya dilepas.“Kau pergi dan belum kembali setelah beberapa jam!” kata Jack pedas. “Dan aku mengikuti sinyal gps ponselmu!” Jack menunjukkan ponsel Tiger yang tadi ditemukannya.Tiger memeriksa sakunya. Dia memang tak menemukan ponselnya di sana. “Dimana Anda menemukannya, Bos?”
Hunter ikut berpikir juga pada akhirnya. “Mungkin mereka sedang menyusun kekuatan, Bos!” ujarnya.“Lalu, apa kira-kira tindakan yang akan mereka ambil?”“Mereka berani mencoba membunuh Anda di perjalanan waktu itu. Tak mungkin lebih kecil dari upaya pembunuhan!” tebak Hunter.“Kalau mereka hanya menggangguku, itu tak masalah. Akan kuhadapi!” ujar Jack. Lalu dia diam cukup lama, hingga Hunter sedikit heran. Apa yang sedang dipikirkan atasannya.Tangan Jack membuka laci meja dan mengambil sesuatu dari sana. “Kurasa sudah saatnya mengirimkan berkas ini ke atas. Mari kita kacaukan dulu konsolidasi para tikus itu!”Hunter bisa melihat senyum Jack yang terasa mengerikan. Pasti ada sesuatu yang dahsyat yang dilakukannya kali ini. Diperhatikannya saja Jack bekerja dengan komputernya.Tak lama senyum penuh rahasia muncul lagi di wajah Jack. “Selesai! Ini bisa menyibukkan mereka sementara,” ujarnya puas.“Apa yang Anda lakukan, Bos?” tanya Hunter ingin tahu.“Tunggu saja saat waktunya tiba.” Ja
“Apakah ini penting?” tanya Jack. “Baca dulu pesan di kertas itu,” saran Aaron. “Baik.” Jack mengambil kertas pesan. Tulisannya tidak terlalu banyak. Kemudian Jack membacanyanya. “Kupercayakan segel dan hartaku untuk kau kelola. Tapi semua ini hanya berlaku setelah kematianku!” Lalu sebaris pesan lagi di bawah pesan pertama. “Di dalam usb adalah surat wasiatku.” “Ayah membuat wasiat untukmu? Oh Jack, jelas dia sangat mempercayaimu! Aku senang sekali mendengarnya!” kata Aaron. “Aku tak percaya kalau ini bukan jebakan! Pria tua itu sangat membenci aku dan ibuku! Bagaimana mungkin dia begitu cepat berubah!” kata Jack tak percaya. “Semua orang akan berubah, Jack. Perubahan itu adalah sebuah keniscayaan. Tandanya kita masih manusia yang bisa berpikir.” Aaron menenangkan putranya. “Simpan semua itu dengan baik. Kau akan membutuhkannya suatu hari! Kau memang penerus utama keluarga kita,” kata Aaron sabar. “Baiklah, demi ayah, aku akan simpan semua ini.” Jack akhirnya mengalah. “Bagu
Tom dan Tuan Fredd diam sangat lama. Berpikir keras, apa yang mungkin terkandung di bawah tanah kediaman mereka.“Aku akan memeriksa itu nanti. Juga mencari tahu, nama-nama yang bermain menggunakan tangan pemerintah!” kata Jack geram. Ini jelas permainan orang besar dan berkuasa. Setidaknya, beruasa karena dekat dengan pemerintah setempat.Jack mengumpulkan semua berkas yang dibawa Tuan Fredd. “Aku akan memeriksanya lagi.”“Jack, besok sidang Valerie. Apa kau akan pergi?” tanya Tom.Jack yang sudah berdiri dari duduknya, diam sebentar. “Aku akan ke sana pagi. Tuan Fred, kuharap Anda bersedia ikut bersama Falcon. Temani Valerie, jika seandainya aku harus pergi lebih cepat. Besok aku punya janji dengan seseorang di kantor,” katanya.“Baik,” jawab Tuan Fredd.***Seperti dugaan Jack sebelumnya, sidang kedua Valerie berlangsung sedikit lebih lama. Dia tak bisa terus menemani gadis itu di sana. Tuan Howard sedang dalam perjalanan ke kantornya.“Val, aku harus kembali ke kantor. Apa kau ma
Jack sudah sampai di rumah malam itu, saat ponselnya berbunyi. Chief menelepon. “Ya, Chief,” sapa Jack cepat.“Apa kau belum melihat berita televisi?” tanya pria berwibawa itu dari seberang telepon.“Aku baru sampai rumah, ada berita apa?” tanya Jack.“Bukankah kau yang melaporkan penggelapan yang dilakukan beberapa jenderal yang dulu bekerja di markas besar?” tanya Chief.“Ya. Aku yang melaporkannya kemarin.” Jack menyalakan televisi di rumahnya. Mencari chanel berita, kemudian memperhatikan.“Kau sedang menontonnya?”“Ya. Hanya saja ini agak berbeda dengan maksud tujuanku mengajukan laporan itu ke atas. Kupikir mereka akan mempelajari kasus itu lebih mendalam baru bertindak,” ujar Jack.“Laporanmu akurat, itu sebabnya tak butuh waktu lama untuk validasi ke atas. Lihatlah ... mereka tertangkap tangan dan beberapa orang terbukti bermain di pasar gelap!” Chief terdengar gembira.“Tapi itu belum menyentuh jajaran tertingginya,” kata Jack penuh keyakinan.“Jack, bukankah itu jelas adala
Jack tidak mengerti sama sekali tentang urusan medis ini. Dia berpikir dan membuat dugaan-dugaan denagn beragam kemungkinan yang mungkin terjadi di lapangan, tanpa butuh banyak teori rumit. “Bagaimana jika kakek ternyata dihipnotis oleh orang lain agar melupakan semua hal yang dialaminya selama ini?” Jack terkejut sendiri denagn praduganya itu. Dengan cepat jarinya mengetik pesan pada Hudson untuk menyampaikan dugaannya pada dokter. Jack ingin dokter mencari ahli hipnoterapi untuk memeriksa kakeknya besok pagi! “Yah ... kita memang harus terbuka dengan segala kemungkinan!” gumamnya sendiri. Sebuah helikopter sudah menjemputnya di halaman rumah. Lion,Falcon, dan Ned, pergi menemani Jack ke pertemuan para pimpinan militer negara. Nyonya Smith juga turut serta dalam helikopter. Sebuah tas kerja yang menggelembung berada di pangguannya. Begitu Jack masuk dan duduk dengn baik, dia sudah menyerahkan tablet untuk dibaca sang jenderal muda. Granny dan Valerie menatap helikopter tentara it
Pria bertopeng itu tak peduli. Dia terus berjalan menuju pintu keluar. “Itu kalau kau bisa bertahan hidup di penjara dan tidak dijatuhi hukuman mati!” balasnya sinis.Keesokan pagi, kepolisian Philadelphia gempar karena Calvin Fisher ditemukan tergeletak tak berdaya di pinggir jalan depan kantor polisi. Pria itu langsung dilarikan ke rumah sakit dengan kawalan polisi dari kedua kota untuk menyelamatkan nyawanya.Di Meadow Creek, Jack sarapan dengan puas. Six telah melaporkan hal itu padanya sebelum subuh. Hatinya menjadi tenang dan seringan kapas. “Kau harus sembuh, Brianna,” bisiknya dalam hati.Iring-iringan mobil Jack menembus jalanan y ang ditutupi salju tipis. Kecepatan mereka tidak melebihi batas yang diperbolehkan, karena jalanan licin dan berbahaya. Tiba-tiba muncul seseorang yang tubuhnya penuh salju dan pucat, berdiri merenangkan tangan menghadang laju mobil.Para pengawal Jack segera waspada dan mengacungkan pistol lewat jendela pada orang itu sambil menurunkan kecepatan.“
Hudson menggeleng tak berdaya. “Itu nomor private. Tak ada jejak panggilan di ponsel.”Jack diam dan memperhatikan kakeknya. “Aku terlalu letih dengan banyaknya rahasia masa lalumu. Aku tidak akan mempedulikannya lagi. Jika kau ingin aku mencari orang itu, maka sadarlah dan ceritakan masalahnya padaku. Jika tidak, aku tak ingin menggalinya. Biarkan dia muncul sediri jika berani!”Dokter tidak mengatakan ada yang buruk dengan kondisinya, selain pingsan yang diperkirakan karena kejutan kecil. Namun, tidak sampai membuat Edward Hamilton mengalami serangan jantung. Mereka sudah melakukan tes dan tidak melihat ada yang salah di jantungnya.“Aku akan istirahat di sini, malam ini. Kau bisa pulang dan istirahat di rumah. Hanya saja, besok pagi aku harus kembali bekerja.” Jack menjelaskan posisinya yang sulit.“Saya mengerti.” Hudson mengangguk.Malam itu Jack menghubungi Brodie Baker untuk datang dan membawakan laporan perusahaan yang membutuhkan persetujuannya ke rumah sakit. Dia mungkin aka
Jack tercengang mendengar pengakuan Six. Dia menggeleng gusar. “Kau sangat tahu. Dengan posisiku di ketentaraan, aku tidak akan membiarkan tindakan main hakim sendiri seperti ini!” dengusnya kasar. “Jangan khawatir, jika terjadi sesuatu, akulah yang akan bertanggung jawab. Kami sangat tahu bahwa kau telah membahayakan karier militermu dengan mengambil alih kepemimpinan kelompok dalam masa krisis ini. Kami sangat berterima kasih untuk itu.” Six mengangkat tubuhnya yang semula membungkuk jadi duduk tegak dan menoleh pada Jack di samping. “Kami semua sudah menyepakati bahwa kami tidak akan pernah menyebutmu sebagai pimpinan jika terjadi hal yang mungkin akan menyeret kita semua ke ranah hukum!” Jack tak menyangka akan mendengar hal seperti itu. Kalian ....” Six mengangguk. “Kau jangan merasa terbebani dengan Kelompok Bawah Tanah. Sedikit hal yang kusesali tentang keinginan Deska yang menjodohkanmu dengan Brianna, meskipun dia mengetahui pekerjaanmu.” Six berdiri dan menghampiri lagi
Para pelayan di kediaman Deska langsung menyiapkan pemakaman untuk keesokan hari setelah mendapatkan informasi resmi tentang meninggalnya tuan mereka. Sementara itu, Jack dan pelayan pribadi Vladimir Deska tetap menunggu hingga semua prosedur selesai. Mereka membawa pulang peti jenazah Deska beberapa jam kemudian saat malam sudah turun.Jack mengabarkan pada Tuan Fredd bahwa dia tak bisa pulang, karena ayah mertuanya meninggal hari itu. Dia akan tinggal hingga pemakaman selesai dilakukan.Wajah seisi rumah itu diliputi kesedihan mendalam. Apapun pekerjaan Vladimir Deska di luar, dia tetaplah majikan yang baik pada para pekerjanya di rumah itu. Hingga tengah malam, makin banyak tamu dan perwakilan perusahaan yang datang ke kediaman dan melihat Vladimir Deska untuk terakhir kali.“Kami tidak melihat Brianna sejak tadi. DI mana kah dia?” tanya salah seorang tamu pada pelayan rumah.“Nona juga sedang sakit saat ini. Itu sebabnya tidak bisa hadir di sini,” jawab salah seorang pelayan.“Sa
Jack melangkah cepat mengikuti pelayan pribadi Vladimir Deska yang menunggunya di helipad.“Bagaimana keadaannya sejauh ini?” tanya Jack.“Tak ada kemajuan, Tuan Muda,” jawab pria itu lesu.Jack melirik pria di sampingnya. Pelayan itu tampak sangat letih, tapi tetap berusaha sigap melayani tuannya.“Kau bisa istirahat sebentar setelah ini. Biar aku yang menjaga Tuan Deska!” kata Jack.“Saya tahu Anda murah hati, Tuan Muda. Namun, saya juga tahu bahwa Anda pun memiliki banyak hal untuk diurus. Saya tidak akan membebani Anda lebih jauh,” tolaknya dengan penuh pengertian.Jack memaksa jika memang pria itu merasa masih sanggup melakukan tugasnya. Mereka memasuki lift menuju lantai perawatan Vladimir Deska.Jack menatap nanar mertuanya terbaring dengan begitu banyak alat bantu di tubuhnya. Pria yang pernah sangat berkuasa di Kelompok Bawah Tanah itu, kini terbaring tak berdaya. Bahkan untuk menarik napas saja sudah tak mampu.“Tuan Muda, Dokter ingin bertemu dengan Anda.” Pelayan pribadi i
Tuan Fredd menatap Jack khawatir. “Jangan gegabah, Jack. Itu hanya akan merugikan dirimu sendiri!”“Kita lihat saja nanti!”Jack mendengus kasar. Masih dengan perasaan jengkel dia menyusul Granny keluar dari ruang sidang. Mereka masih harus menunggu satu jam lagi sebelum para juri selesai mengambil keputusan.Ganny terlihat murung di kursi rodanya. Jack datang mendekat. “Ganny ingin minuman?” tawarnya.Tak jauh dari mereka berdiri, ada vending machine tempat menjual minuman. Jack mengeluakan uang agar semua orang bisa membeli minuman jika haus.Tak lama Valeri kembali dan menyodorkan sebotol air mineral serta roti lapis yang dikemas dengan sangat rapi. Granny menerimanya dan segera menikmati makanan kecil itu.“Jangan khawatirkan apa pun, Nyonya. Juri pasti bisa melihat bahwa pria itu memang pembunuhnya. Apa yang telah dilakukannya tidak akan diabaikan begitu saja hanya kanya karena pengakuan dia dibayar mahal,” kata Tuan Fredd.“Benar. Bukankah denagn pernyataan seperti itu dia justr
Jack melaporkan apa yang terjadi di Pensylvania pada Six. Dia ingin kelompok itu tenang karena semua sudah menjadi lebih terang dan jelas. Teman-teman mereka telah dievakuasi dari orang-orang yang datang menyerang. Sekarang tinggal menunggu hasil penyelidikan polisi pada kasus yang ada di sana.Jack hanya berharap tak ada hal uang akan membahayakan karirnya dari tempat itu. Dia hanya ingin semua masalahnya segera selesai dan bisa melepaskan diri dari pernikahan dengan Brianna secepatnya.“Apa kau sudah siap untuk ke pengadilan?” tanya Granny dari depan pintu kamarnya.Valerie terlihat lebih segar pagi itu, dengan gaun simpel berwarna biru langit berpadu putih. Menyadari Jack mengamatinya, wanita muda itu menunduk, lalu berbalik ke kamar Granny.“Tas Anda tertinggal di kamar,” bisiknya halus pada nenek Jack.“Oh, tolong ambilkan,” kata Granny cepat. Saat itu Valerie sudah masuk ke dalam kamar.eJack melangkah ke dekat neneknya. “Nenek cantik sekali pagi ini,” pujiya sambil tersenyum se
Di tengah kota pada dini hari itu, sebuah mobil yang sedang ngebut di jalan raya, terpantau oleh pengawas lalu lintas. Sebuah mobil polisi langsung mengejar untuk menghentikannya. Suara sirinenya meraung di kota yang masih tertidur lelap.Mata Falcon terbuka lebar dan dia segera bangkit dari tempat tidur, mengintip dari jendela untuk mengawasi keadaan di luar. Diperkirakannya suara sirine itu kemungkin berada satu atau dua blok dari tempatnya berada.Menyadari sura tersebut justru makin mendekat, Falcon muai menaruh perhatian yang lebih besar. Dia keluar ke balkon kamar dan memperhatikan dengan seksama di mana posisi kendaraan polisi tersebut.“Mereka menuju ke sini!” Falcon masuk lagi ke kamar karena sepertinya mobil polisi itu tertahan cukup jauh di persimpangan. Dia keluar lagi dengan membawa teropong kecil untuk mengamati.Tak lama terdengar suara tembakan yang nyaring meningkahi suara sirine yang masih terus menyala. Disambut oleh balasan tembakan lainnya. Hal itu berhasil meng