Ruangan itu sesunyi kuburan. Mereka bergidik ngeri mendengar suara tawa bos.“Aku yang akan menyentuhnya hingga dia terkencing-kencing! Beraninya kau bermain api di belakangku!” gerungnya murka.“Tahan dia!” perintah Bos Besar. Beberapa orang langsung muncul dari balik tirai dan menangkap Eight.“Aku tidak akan melakukannya lagi, Aku janji. Akan kukeluarkan dia dari kelompok Yang Tak tersentuh. Tidak akan ada yang menyelidiki hingga ke sini!” Pria itu berlutut memohon di lantai.Bos Besar melempar sebuah foto. “Tindakanmu membuat ibunya tewas! Dan itu tidak bisa diperbaiki lagi bahkan meskipun kau membubarkan kelompok gila kuasamu itu!”Tubuh Eight gemetar. Dia memang mengetahui tentang pembunuhan Daniella Lawrence. Tapi dia menutup mata dan membantu menghancurkan beberapa bukti. Tak disangkanya Bos Besar Dunia Bawah memiliki mata-mata dan akhirnya mengetahui semua tindakannya.“Kau dulu bukan siapa-siapa. Aku yang menempatkanmu di kota kecil itu. Bukan untuk bersikap sombong seolah K
“Hati-hati, Bos. Kurasa ada orang lain yang mengetahui persengketaan antara kalian. Lalu memiliki rencana tersembunyi atas semua ini.” Falcon memperingatkan.“Kalau orang yang mengirim ini bisa masuk ke kediaman Richard Anderson, dan mengambil ini, pasti telah terjadi sesuatu padanya!” Jack menyimpulkan.“Yang lebih mengerikan dari itu, dia bisa masuk dan meletakkan kotak ini di beranda rumah Anda, tanpa seorang pun penjaga yang mengetahuinya!” Falcon menggertakkan gigi marah. Dia merasa kecolongan dan dipermalukan!“Aku akan menanyai semua yang berjaga tadi malam!” Falcon mengundurkan diri.“Kita disuruh meminta pengesahan ulang atas kepemilikan properti ini,” Tuan Fredd membaca lagi pesan di kertas kecil itu.“Biar kusimpan dan kuurus nanti.” Jack membereskan semua kertas di situ dan memasukkannya lagi ke dalam kotak. Dia ingin melihat dulu apa yang sedang terjadi sebenarnya.Setelah granny disuapi, kursi rodanya didorong ke teras oleh Valerie. Jack sudah rapi dan siap untuk berangk
Seorang pria yang terlindung bayangan, memeriksa informasi yang baru diberikan padanya.“Apa yang membuatmu mengira bahwa dia adalah orang yang tepat berada dalam lingkaran utama kita?” tanya Bos Besar. Dia sudah membaca semua informasi tentang Jack, tapi dia ingin tahu pendapat pribadi One.“Sejarah militer dan kehidupannya sekarang. Kegigihannya untuk mencari informasi meski itu sangat sulit, menunjukkan integritasnya pada tujuan. Dia akan melakukan apapun, ketika yakin pada tujuannya!” jawab One.“Tapi jangan lupa ...,” Bos menjeda kalimatnya. “... orang yang terlalu berbakat, cenderung menjadi musuh di balik punggungmu.” Pria itu meletakkan tabletnya di atas meja.“Lagipula, belum tentu dia akan bersedia diajak bergabung dengan kita!”Pria itu membalikkan kursinya membelakangi One. Tanda bagi One bahwa waktunya sudah habis.“Kirim orang untuk mengawasinya dari jauh.“Baik!” One mundur dengan hormat dan keluar dari ruangan, lalu menutup pintu ruangan dengan hati-hati.“Hemm ... Dew
Jack menerima laporan Lion tentang The Dragon.“Menurut informasi yang kudengar, Calvin Fisher yang menjadi Bos di The Dragon, sedang mengincar kelompok besar agar mendapat perlindungan dari aksi yang diterimanya darimu, Bos!” lapor Lion.“Kelompok besar? Kelompok mana lagi? Kukira dia sudah yang terbesar di Philadelphia!” kata Jack heran.“Kelompok yang kabarnya menguasai sepertiga negara ini!” jelas Lion.“Kelompok kriminal juga?” Jack benar-benar heran. Bagaimana ada kelompok sebesar itu tapi tidak diberantas oleh pihak berwenang?”“Mereka kelompok bawah tanah. Kelompok seperti hantu yang hanya sedikit orang mengetahuinya. Yang anggotanya mungkin saja duduk bersama kita di coffe shop atau di gedung pertemuan!” jelas Lion lagi.“Dan kau belum dapat informasi detail!” tebak Jack.“Belum! Tak ada yang berani buka suara tentang itu. Atau mereka akan tiba-tiba lenyap dari dunia!” Lion tampak putus asa.“Sepertinya sangat berbahaya,” gumam Jack.“Bos, aku berpikir untuk menyamar dan be
Brianna kembali tergelak. Lalu dengan senyum lebar dia berkata. “Seseorang mengatakan padaku bahwa ada seorang jenderal muda yang dingin, sedang sedih dan juga jomblo!”Jack tak menduga jawaban Brianna. Namun, dia akan mengikuti permainan gadis itu untuk sementara waktu.Acara lelang dimulai. Jack sama sekali tidak tertarik dengan acara seperti ini. Ini bukan kelasnya. Yang hadir di tempat itu rata-rata adalah orang berada atau yang ingin menjalin hubungan dengan orang-orang kelas tinggi. Sementara Jack, bukan keduanya.“Lihat sepasang cincin ini! Bukankah bagus?” Brianna menunjukkan buku foto barang lelang pada Jack.Jack melihat sekilas termasuk harganya. Kepalanya menggeleng. “Bagus, tapi mahal. Setelah dilelang, harganya akan semakin tidak masuk akal!” jawab Jack jujur.Mata Brianna berkedip-kedip sebentar, melihat takjub pada pria muda itu. Lalu tawanya meledak akibat komentar yang dianggapnya lucu itu. Ruangan lelang seketika menjadi hening dan semua orang menoleh pada mereka.
Di rumah, Jack menunjukkan foto Leland di ponselnya pada Tuan Fredd dan Tom. Dua orang itu tidak mengenalnya. Bagi Jack itu artinya bahwa pembunuh itu bukan orang yang dekat dengan keluarganya.Setelah melihat rekaman cctv itu, Tom berkesimpulan. “Dia sengaja menepuk bahu Nyonya Muda tak lama sebelum turun dari kereta!”“Ya, agar ketika terjadi hal buruk, maka para penumpang sudah terlanjur keluar dan dia juga sudah leluasa untuk kabur!” timpal Tuan Fredd.“Sangat licik!” Tom menggeram marah.Jack mengirim rekaman cctv dan foto Leland pada Wyatt malam itu. Berharap polisi itu akan mulai bergerak sekarang.***Pagi minggu yang cerah, Jack tidak ada kegiatan lain. Dia telah berjanji akan membantu di kebun anggur hari itu. Matanya cerah melihat tanah keras dan gersang itu sudah dibongkar dengan alat keruk.Mereka tinggal merapikan dan menambahkan pupuk. Lalu menunggu musim dingin berakhir dan mulai menanami setelah tanah cukup mendapat sinar matahari dan hujan sepanjang musim gugur dan m
Linda berpikir beberapa lama. “Kalau melihat pengakuan mereka yang hanya teman dan melihat sikap agresif Brianna, kurasa Jack sendiri masih ragu dengan hubungan mereka!” Linda membuat kesimpulan.“Lalu?” desak Tracy penasaran.“Aku akan terus mendekatinya. Kalau perlu, pakai cara khusus!” Linda tersenyum licik. “Bagaimanapun, kami adalah cinta pertama. Jack tak akan melupakanku begitu saja!” tambahnya dengan percaya diri.Tracy kemudian tak berkomentar lagi sepanjang perjalanan. Baginya, asalkan Linda masih pergi ke tempat Jack, maka dia masih akan punya kesempatan untuk mendekati salah seorang tentara yang ada di sana. Meskipun tadi sepanjang kegiatan, hanya Tom yang mengajaknya ngobrol.***Brianna masih mengobrol sejenak bersama granny setelah Jack dan para tentara itu kembali bekerja. Dia tidak sungkan untuk duduk bersama Valerie di pinggir beranda dan menggoyangkan kaki indahnya yang menggantung bebas. Brianna benar-benar terlihat sangat natural, saat Jack menoleh ke sana sebelum
Hari itu berlalu tanpa informasi baru tentang Leland. Jack melakukan penyaringan dari nama-nama yang diserahkan oleh Nyonya Smith. Semua nama dan posisi yang dipilihnya, harus diajukan ke atas lebih dulu untuk disetujui. Jack sudah melakukannya dengan cepat dan tinggal menunggu persetujuan, sebelum melantik orang baru untuk mengisi begitu banyak pos yang kosong.Mobil Jack dan pengawalnya meluncur pulang sore itu. Panggilan telepon masuk dari Linda. Jack segera mengangkatnya. “Ya,” sahutnya.“Aku mengundangmu untuk makan malam hari ini,” kata Linda di ujung telepon.“Apa?” Jack sedikit heran. “Kurasa ini sudah sangat sore. Aku tak mau kau menungguku hingga kelaparan karena aku masih jauh dari rumah!” tolak Jack halus.“Tak apa. Aku tidak terlalu lapar juga. Aku tunggu pukul sembilan, oke!” desak gadis itu.“Kurasa, aku---““Aku belum berterima kasih dengan benar untuk bantuanmu waktu itu!” Linda memotong kalimat Jack. “Tolong jangan menolak. Aku jadi merasa tidak enak hati sudah beru
Jack tidak mengerti sama sekali tentang urusan medis ini. Dia berpikir dan membuat dugaan-dugaan denagn beragam kemungkinan yang mungkin terjadi di lapangan, tanpa butuh banyak teori rumit. “Bagaimana jika kakek ternyata dihipnotis oleh orang lain agar melupakan semua hal yang dialaminya selama ini?” Jack terkejut sendiri denagn praduganya itu. Dengan cepat jarinya mengetik pesan pada Hudson untuk menyampaikan dugaannya pada dokter. Jack ingin dokter mencari ahli hipnoterapi untuk memeriksa kakeknya besok pagi! “Yah ... kita memang harus terbuka dengan segala kemungkinan!” gumamnya sendiri. Sebuah helikopter sudah menjemputnya di halaman rumah. Lion,Falcon, dan Ned, pergi menemani Jack ke pertemuan para pimpinan militer negara. Nyonya Smith juga turut serta dalam helikopter. Sebuah tas kerja yang menggelembung berada di pangguannya. Begitu Jack masuk dan duduk dengn baik, dia sudah menyerahkan tablet untuk dibaca sang jenderal muda. Granny dan Valerie menatap helikopter tentara it
Pria bertopeng itu tak peduli. Dia terus berjalan menuju pintu keluar. “Itu kalau kau bisa bertahan hidup di penjara dan tidak dijatuhi hukuman mati!” balasnya sinis.Keesokan pagi, kepolisian Philadelphia gempar karena Calvin Fisher ditemukan tergeletak tak berdaya di pinggir jalan depan kantor polisi. Pria itu langsung dilarikan ke rumah sakit dengan kawalan polisi dari kedua kota untuk menyelamatkan nyawanya.Di Meadow Creek, Jack sarapan dengan puas. Six telah melaporkan hal itu padanya sebelum subuh. Hatinya menjadi tenang dan seringan kapas. “Kau harus sembuh, Brianna,” bisiknya dalam hati.Iring-iringan mobil Jack menembus jalanan y ang ditutupi salju tipis. Kecepatan mereka tidak melebihi batas yang diperbolehkan, karena jalanan licin dan berbahaya. Tiba-tiba muncul seseorang yang tubuhnya penuh salju dan pucat, berdiri merenangkan tangan menghadang laju mobil.Para pengawal Jack segera waspada dan mengacungkan pistol lewat jendela pada orang itu sambil menurunkan kecepatan.“
Hudson menggeleng tak berdaya. “Itu nomor private. Tak ada jejak panggilan di ponsel.”Jack diam dan memperhatikan kakeknya. “Aku terlalu letih dengan banyaknya rahasia masa lalumu. Aku tidak akan mempedulikannya lagi. Jika kau ingin aku mencari orang itu, maka sadarlah dan ceritakan masalahnya padaku. Jika tidak, aku tak ingin menggalinya. Biarkan dia muncul sediri jika berani!”Dokter tidak mengatakan ada yang buruk dengan kondisinya, selain pingsan yang diperkirakan karena kejutan kecil. Namun, tidak sampai membuat Edward Hamilton mengalami serangan jantung. Mereka sudah melakukan tes dan tidak melihat ada yang salah di jantungnya.“Aku akan istirahat di sini, malam ini. Kau bisa pulang dan istirahat di rumah. Hanya saja, besok pagi aku harus kembali bekerja.” Jack menjelaskan posisinya yang sulit.“Saya mengerti.” Hudson mengangguk.Malam itu Jack menghubungi Brodie Baker untuk datang dan membawakan laporan perusahaan yang membutuhkan persetujuannya ke rumah sakit. Dia mungkin aka
Jack tercengang mendengar pengakuan Six. Dia menggeleng gusar. “Kau sangat tahu. Dengan posisiku di ketentaraan, aku tidak akan membiarkan tindakan main hakim sendiri seperti ini!” dengusnya kasar. “Jangan khawatir, jika terjadi sesuatu, akulah yang akan bertanggung jawab. Kami sangat tahu bahwa kau telah membahayakan karier militermu dengan mengambil alih kepemimpinan kelompok dalam masa krisis ini. Kami sangat berterima kasih untuk itu.” Six mengangkat tubuhnya yang semula membungkuk jadi duduk tegak dan menoleh pada Jack di samping. “Kami semua sudah menyepakati bahwa kami tidak akan pernah menyebutmu sebagai pimpinan jika terjadi hal yang mungkin akan menyeret kita semua ke ranah hukum!” Jack tak menyangka akan mendengar hal seperti itu. Kalian ....” Six mengangguk. “Kau jangan merasa terbebani dengan Kelompok Bawah Tanah. Sedikit hal yang kusesali tentang keinginan Deska yang menjodohkanmu dengan Brianna, meskipun dia mengetahui pekerjaanmu.” Six berdiri dan menghampiri lagi
Para pelayan di kediaman Deska langsung menyiapkan pemakaman untuk keesokan hari setelah mendapatkan informasi resmi tentang meninggalnya tuan mereka. Sementara itu, Jack dan pelayan pribadi Vladimir Deska tetap menunggu hingga semua prosedur selesai. Mereka membawa pulang peti jenazah Deska beberapa jam kemudian saat malam sudah turun.Jack mengabarkan pada Tuan Fredd bahwa dia tak bisa pulang, karena ayah mertuanya meninggal hari itu. Dia akan tinggal hingga pemakaman selesai dilakukan.Wajah seisi rumah itu diliputi kesedihan mendalam. Apapun pekerjaan Vladimir Deska di luar, dia tetaplah majikan yang baik pada para pekerjanya di rumah itu. Hingga tengah malam, makin banyak tamu dan perwakilan perusahaan yang datang ke kediaman dan melihat Vladimir Deska untuk terakhir kali.“Kami tidak melihat Brianna sejak tadi. DI mana kah dia?” tanya salah seorang tamu pada pelayan rumah.“Nona juga sedang sakit saat ini. Itu sebabnya tidak bisa hadir di sini,” jawab salah seorang pelayan.“Sa
Jack melangkah cepat mengikuti pelayan pribadi Vladimir Deska yang menunggunya di helipad.“Bagaimana keadaannya sejauh ini?” tanya Jack.“Tak ada kemajuan, Tuan Muda,” jawab pria itu lesu.Jack melirik pria di sampingnya. Pelayan itu tampak sangat letih, tapi tetap berusaha sigap melayani tuannya.“Kau bisa istirahat sebentar setelah ini. Biar aku yang menjaga Tuan Deska!” kata Jack.“Saya tahu Anda murah hati, Tuan Muda. Namun, saya juga tahu bahwa Anda pun memiliki banyak hal untuk diurus. Saya tidak akan membebani Anda lebih jauh,” tolaknya dengan penuh pengertian.Jack memaksa jika memang pria itu merasa masih sanggup melakukan tugasnya. Mereka memasuki lift menuju lantai perawatan Vladimir Deska.Jack menatap nanar mertuanya terbaring dengan begitu banyak alat bantu di tubuhnya. Pria yang pernah sangat berkuasa di Kelompok Bawah Tanah itu, kini terbaring tak berdaya. Bahkan untuk menarik napas saja sudah tak mampu.“Tuan Muda, Dokter ingin bertemu dengan Anda.” Pelayan pribadi i
Tuan Fredd menatap Jack khawatir. “Jangan gegabah, Jack. Itu hanya akan merugikan dirimu sendiri!”“Kita lihat saja nanti!”Jack mendengus kasar. Masih dengan perasaan jengkel dia menyusul Granny keluar dari ruang sidang. Mereka masih harus menunggu satu jam lagi sebelum para juri selesai mengambil keputusan.Ganny terlihat murung di kursi rodanya. Jack datang mendekat. “Ganny ingin minuman?” tawarnya.Tak jauh dari mereka berdiri, ada vending machine tempat menjual minuman. Jack mengeluakan uang agar semua orang bisa membeli minuman jika haus.Tak lama Valeri kembali dan menyodorkan sebotol air mineral serta roti lapis yang dikemas dengan sangat rapi. Granny menerimanya dan segera menikmati makanan kecil itu.“Jangan khawatirkan apa pun, Nyonya. Juri pasti bisa melihat bahwa pria itu memang pembunuhnya. Apa yang telah dilakukannya tidak akan diabaikan begitu saja hanya kanya karena pengakuan dia dibayar mahal,” kata Tuan Fredd.“Benar. Bukankah denagn pernyataan seperti itu dia justr
Jack melaporkan apa yang terjadi di Pensylvania pada Six. Dia ingin kelompok itu tenang karena semua sudah menjadi lebih terang dan jelas. Teman-teman mereka telah dievakuasi dari orang-orang yang datang menyerang. Sekarang tinggal menunggu hasil penyelidikan polisi pada kasus yang ada di sana.Jack hanya berharap tak ada hal uang akan membahayakan karirnya dari tempat itu. Dia hanya ingin semua masalahnya segera selesai dan bisa melepaskan diri dari pernikahan dengan Brianna secepatnya.“Apa kau sudah siap untuk ke pengadilan?” tanya Granny dari depan pintu kamarnya.Valerie terlihat lebih segar pagi itu, dengan gaun simpel berwarna biru langit berpadu putih. Menyadari Jack mengamatinya, wanita muda itu menunduk, lalu berbalik ke kamar Granny.“Tas Anda tertinggal di kamar,” bisiknya halus pada nenek Jack.“Oh, tolong ambilkan,” kata Granny cepat. Saat itu Valerie sudah masuk ke dalam kamar.eJack melangkah ke dekat neneknya. “Nenek cantik sekali pagi ini,” pujiya sambil tersenyum se
Di tengah kota pada dini hari itu, sebuah mobil yang sedang ngebut di jalan raya, terpantau oleh pengawas lalu lintas. Sebuah mobil polisi langsung mengejar untuk menghentikannya. Suara sirinenya meraung di kota yang masih tertidur lelap.Mata Falcon terbuka lebar dan dia segera bangkit dari tempat tidur, mengintip dari jendela untuk mengawasi keadaan di luar. Diperkirakannya suara sirine itu kemungkin berada satu atau dua blok dari tempatnya berada.Menyadari sura tersebut justru makin mendekat, Falcon muai menaruh perhatian yang lebih besar. Dia keluar ke balkon kamar dan memperhatikan dengan seksama di mana posisi kendaraan polisi tersebut.“Mereka menuju ke sini!” Falcon masuk lagi ke kamar karena sepertinya mobil polisi itu tertahan cukup jauh di persimpangan. Dia keluar lagi dengan membawa teropong kecil untuk mengamati.Tak lama terdengar suara tembakan yang nyaring meningkahi suara sirine yang masih terus menyala. Disambut oleh balasan tembakan lainnya. Hal itu berhasil meng