Share

Bab 59. Brianna

Penulis: Seruling Emas
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-06 23:30:54

Seorang pria yang terlindung bayangan, memeriksa informasi yang baru diberikan padanya.

“Apa yang membuatmu mengira bahwa dia adalah orang yang tepat berada dalam lingkaran utama kita?” tanya Bos Besar. Dia sudah membaca semua informasi tentang Jack, tapi dia ingin tahu pendapat pribadi One.

“Sejarah militer dan kehidupannya sekarang. Kegigihannya untuk mencari informasi meski itu sangat sulit, menunjukkan integritasnya pada tujuan. Dia akan melakukan apapun, ketika yakin pada tujuannya!” jawab One.

“Tapi jangan lupa ...,” Bos menjeda kalimatnya. “... orang yang terlalu berbakat, cenderung menjadi musuh di balik punggungmu.” Pria itu meletakkan tabletnya di atas meja.

“Lagipula, belum tentu dia akan bersedia diajak bergabung dengan kita!”

Pria itu membalikkan kursinya membelakangi One. Tanda bagi One bahwa waktunya sudah habis.

“Kirim orang untuk mengawasinya dari jauh.

“Baik!” One mundur dengan hormat dan keluar dari ruangan, lalu menutup pintu ruangan dengan hati-hati.

“Hemm ... Dew
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 60. Brianna 2

    Jack menerima laporan Lion tentang The Dragon.“Menurut informasi yang kudengar, Calvin Fisher yang menjadi Bos di The Dragon, sedang mengincar kelompok besar agar mendapat perlindungan dari aksi yang diterimanya darimu, Bos!” lapor Lion.“Kelompok besar? Kelompok mana lagi? Kukira dia sudah yang terbesar di Philadelphia!” kata Jack heran.“Kelompok yang kabarnya menguasai sepertiga negara ini!” jelas Lion.“Kelompok kriminal juga?” Jack benar-benar heran. Bagaimana ada kelompok sebesar itu tapi tidak diberantas oleh pihak berwenang?”“Mereka kelompok bawah tanah. Kelompok seperti hantu yang hanya sedikit orang mengetahuinya. Yang anggotanya mungkin saja duduk bersama kita di coffe shop atau di gedung pertemuan!” jelas Lion lagi.“Dan kau belum dapat informasi detail!” tebak Jack.“Belum! Tak ada yang berani buka suara tentang itu. Atau mereka akan tiba-tiba lenyap dari dunia!” Lion tampak putus asa.“Sepertinya sangat berbahaya,” gumam Jack.“Bos, aku berpikir untuk menyamar dan be

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-07
  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 61. Leland

    Brianna kembali tergelak. Lalu dengan senyum lebar dia berkata. “Seseorang mengatakan padaku bahwa ada seorang jenderal muda yang dingin, sedang sedih dan juga jomblo!”Jack tak menduga jawaban Brianna. Namun, dia akan mengikuti permainan gadis itu untuk sementara waktu.Acara lelang dimulai. Jack sama sekali tidak tertarik dengan acara seperti ini. Ini bukan kelasnya. Yang hadir di tempat itu rata-rata adalah orang berada atau yang ingin menjalin hubungan dengan orang-orang kelas tinggi. Sementara Jack, bukan keduanya.“Lihat sepasang cincin ini! Bukankah bagus?” Brianna menunjukkan buku foto barang lelang pada Jack.Jack melihat sekilas termasuk harganya. Kepalanya menggeleng. “Bagus, tapi mahal. Setelah dilelang, harganya akan semakin tidak masuk akal!” jawab Jack jujur.Mata Brianna berkedip-kedip sebentar, melihat takjub pada pria muda itu. Lalu tawanya meledak akibat komentar yang dianggapnya lucu itu. Ruangan lelang seketika menjadi hening dan semua orang menoleh pada mereka.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08
  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 62. Mengolah Tanah Perkebunan

    Di rumah, Jack menunjukkan foto Leland di ponselnya pada Tuan Fredd dan Tom. Dua orang itu tidak mengenalnya. Bagi Jack itu artinya bahwa pembunuh itu bukan orang yang dekat dengan keluarganya.Setelah melihat rekaman cctv itu, Tom berkesimpulan. “Dia sengaja menepuk bahu Nyonya Muda tak lama sebelum turun dari kereta!”“Ya, agar ketika terjadi hal buruk, maka para penumpang sudah terlanjur keluar dan dia juga sudah leluasa untuk kabur!” timpal Tuan Fredd.“Sangat licik!” Tom menggeram marah.Jack mengirim rekaman cctv dan foto Leland pada Wyatt malam itu. Berharap polisi itu akan mulai bergerak sekarang.***Pagi minggu yang cerah, Jack tidak ada kegiatan lain. Dia telah berjanji akan membantu di kebun anggur hari itu. Matanya cerah melihat tanah keras dan gersang itu sudah dibongkar dengan alat keruk.Mereka tinggal merapikan dan menambahkan pupuk. Lalu menunggu musim dingin berakhir dan mulai menanami setelah tanah cukup mendapat sinar matahari dan hujan sepanjang musim gugur dan m

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09
  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 63. Mengejar Leland

    Linda berpikir beberapa lama. “Kalau melihat pengakuan mereka yang hanya teman dan melihat sikap agresif Brianna, kurasa Jack sendiri masih ragu dengan hubungan mereka!” Linda membuat kesimpulan.“Lalu?” desak Tracy penasaran.“Aku akan terus mendekatinya. Kalau perlu, pakai cara khusus!” Linda tersenyum licik. “Bagaimanapun, kami adalah cinta pertama. Jack tak akan melupakanku begitu saja!” tambahnya dengan percaya diri.Tracy kemudian tak berkomentar lagi sepanjang perjalanan. Baginya, asalkan Linda masih pergi ke tempat Jack, maka dia masih akan punya kesempatan untuk mendekati salah seorang tentara yang ada di sana. Meskipun tadi sepanjang kegiatan, hanya Tom yang mengajaknya ngobrol.***Brianna masih mengobrol sejenak bersama granny setelah Jack dan para tentara itu kembali bekerja. Dia tidak sungkan untuk duduk bersama Valerie di pinggir beranda dan menggoyangkan kaki indahnya yang menggantung bebas. Brianna benar-benar terlihat sangat natural, saat Jack menoleh ke sana sebelum

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09
  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 64. Linda Ramsey

    Hari itu berlalu tanpa informasi baru tentang Leland. Jack melakukan penyaringan dari nama-nama yang diserahkan oleh Nyonya Smith. Semua nama dan posisi yang dipilihnya, harus diajukan ke atas lebih dulu untuk disetujui. Jack sudah melakukannya dengan cepat dan tinggal menunggu persetujuan, sebelum melantik orang baru untuk mengisi begitu banyak pos yang kosong.Mobil Jack dan pengawalnya meluncur pulang sore itu. Panggilan telepon masuk dari Linda. Jack segera mengangkatnya. “Ya,” sahutnya.“Aku mengundangmu untuk makan malam hari ini,” kata Linda di ujung telepon.“Apa?” Jack sedikit heran. “Kurasa ini sudah sangat sore. Aku tak mau kau menungguku hingga kelaparan karena aku masih jauh dari rumah!” tolak Jack halus.“Tak apa. Aku tidak terlalu lapar juga. Aku tunggu pukul sembilan, oke!” desak gadis itu.“Kurasa, aku---““Aku belum berterima kasih dengan benar untuk bantuanmu waktu itu!” Linda memotong kalimat Jack. “Tolong jangan menolak. Aku jadi merasa tidak enak hati sudah beru

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-10
  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 65. Kematian Aaron Hamilton

    “Sebentar, Jack. Ada seseorang yang mengetuk pintu kamar hotelku,” kata Aaron.“Siapa?”Jack bisa mendengar ayahnya menanyakan orang yang mengetuk pintu. Kemudian suara pintu dibuka.“Olsen?” pria itu bertanya heran.“Oke, Jack, sepertinya nanti kita bicara lagi,” ayahnya memutuskan sambungan telepon.Jack hanya diam memandangi ponselnya. Olsen adalah adik tirinya. Jack tak ingin tahu urusan mereka berdua. Selama tidak mengganggunya, maka dia juga tidak akan mengganggu pria itu.***Di kantornya, Jack menunggu lolosnya nama-nama pejabat baru yang diajukannya. Dia sangat berharap semua urusan kantor itu selesai secepatnya, agar bisa mengajukan ijin libur beberapa hari untuk mengejar Leland. Namun, sudah dua hari, belum ada tanda-tanda persetujuan. Orang-orang itu masih harus melewati serangkaian screening dari Markas pusat tentara. Para atasan tak ingin kebobolan lagi seperti yang sebelumnya.“Aku tak tahan bekerja di belakang meja seperti ini!” kesal Jack. Dia berjalan mondar-mandir

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-11
  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 66. Pemakaman Aaron Hamilton

    Dalam pikiran Jack, dia bertanya-tanya. Kenapa semua orang tampak ingin membunuh keluarganya. Pertama ibunya, lalu dalam beberapa bulan saja, ayahnya juga tewas dengan tak wajar. “Ini tak mungkin suatu kebetulan!” batinnya.Mobil kakeknya berhenti di halaman sebuah gereja yang tak jauh dari kompleks kediaman mewah itu. Bob ikut menepikan mobil mereka. Jack turun bersama Falcon. Keduanya mengikuti Hudson yang mendorong kursi roda Edward Hamilton menuju gereja.Ada banyak karangan bunga tanda duka cita di halaman gereja. Mereka melewatinya. Beberapa orang pria berpakaian hitam seperti penjaga, mengawal Edward menuju pintu masuk. Mereka menatap Jack tajam, tapi tidak melarang. Mungkin karena Jack datang bersama dengan kakeknya.“Siapa mereka?” tanya Jack tak dapat menahan pertanyaan.“Aku yang menyewa mereka,” kata Edward Hamilton.“Kenapa di rumah tidak ada penjaga? Justru di sini?” tanya Jack masih heran.Edward tak menjawab. Mereka sudah memasuki gereja dan berjalan di antara deretan

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-11
  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 67. Pembagian Warisan Aaron

    Tubuh Pamela mundur tanpa sadar. Jack dan Edward memperhatikannya dengan pandangan tajam menusuk.“Apa Kau takut?” Jack berjalan maju, mendekati Pamela. Membuat wanita itu makin mundur dengan wajah pucat dan menatap Jack dengan kengerian.Edward murka melihat sikap Pamela. “Katakan padaku. Apa Kau yang menyuruh orang untuk membunuh Aaron setelah dia memutuskan untuk menceraikanmu?” kejar EdwardJack terkejut mendengar informasi baru itu. Matanya makin tajam dan dia mencondongkan tubuh pada Pamela yang sudah tersudut di dinding. “Kau marah karena Daddy menceraikanmu lalu membunuhnya?” desak Jack.“Jawab!” Edward berteriak penuh emosi.“Tidak! Aku tidak melakukannya. Aku juga sangat marah pada orang yang mencelakai putraku!” bantahnya. Lalu dia menoleh pada Jack.“Kau ...! Kau harus mencari orang yang melakukannya. Adikmu ... adik tirimu Olsen sedang koma sekarang!”Pamela sudah berhasil menguasai dirinya lagi sekarang. Dia membalas tatapan Jack dengan berani.“Cih! Awas saja Kau. Aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-12

Bab terbaru

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 148. Cinta Akan Menemukan Jalannya Sendiri

    Jack tidak mengerti sama sekali tentang urusan medis ini. Dia berpikir dan membuat dugaan-dugaan denagn beragam kemungkinan yang mungkin terjadi di lapangan, tanpa butuh banyak teori rumit. “Bagaimana jika kakek ternyata dihipnotis oleh orang lain agar melupakan semua hal yang dialaminya selama ini?” Jack terkejut sendiri denagn praduganya itu. Dengan cepat jarinya mengetik pesan pada Hudson untuk menyampaikan dugaannya pada dokter. Jack ingin dokter mencari ahli hipnoterapi untuk memeriksa kakeknya besok pagi! “Yah ... kita memang harus terbuka dengan segala kemungkinan!” gumamnya sendiri. Sebuah helikopter sudah menjemputnya di halaman rumah. Lion,Falcon, dan Ned, pergi menemani Jack ke pertemuan para pimpinan militer negara. Nyonya Smith juga turut serta dalam helikopter. Sebuah tas kerja yang menggelembung berada di pangguannya. Begitu Jack masuk dan duduk dengn baik, dia sudah menyerahkan tablet untuk dibaca sang jenderal muda. Granny dan Valerie menatap helikopter tentara it

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 147. Keterlibatan Alessandro Garcia

    Pria bertopeng itu tak peduli. Dia terus berjalan menuju pintu keluar. “Itu kalau kau bisa bertahan hidup di penjara dan tidak dijatuhi hukuman mati!” balasnya sinis.Keesokan pagi, kepolisian Philadelphia gempar karena Calvin Fisher ditemukan tergeletak tak berdaya di pinggir jalan depan kantor polisi. Pria itu langsung dilarikan ke rumah sakit dengan kawalan polisi dari kedua kota untuk menyelamatkan nyawanya.Di Meadow Creek, Jack sarapan dengan puas. Six telah melaporkan hal itu padanya sebelum subuh. Hatinya menjadi tenang dan seringan kapas. “Kau harus sembuh, Brianna,” bisiknya dalam hati.Iring-iringan mobil Jack menembus jalanan y ang ditutupi salju tipis. Kecepatan mereka tidak melebihi batas yang diperbolehkan, karena jalanan licin dan berbahaya. Tiba-tiba muncul seseorang yang tubuhnya penuh salju dan pucat, berdiri merenangkan tangan menghadang laju mobil.Para pengawal Jack segera waspada dan mengacungkan pistol lewat jendela pada orang itu sambil menurunkan kecepatan.“

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 146. Pilihan yang Tak Bisa Ditolak

    Hudson menggeleng tak berdaya. “Itu nomor private. Tak ada jejak panggilan di ponsel.”Jack diam dan memperhatikan kakeknya. “Aku terlalu letih dengan banyaknya rahasia masa lalumu. Aku tidak akan mempedulikannya lagi. Jika kau ingin aku mencari orang itu, maka sadarlah dan ceritakan masalahnya padaku. Jika tidak, aku tak ingin menggalinya. Biarkan dia muncul sediri jika berani!”Dokter tidak mengatakan ada yang buruk dengan kondisinya, selain pingsan yang diperkirakan karena kejutan kecil. Namun, tidak sampai membuat Edward Hamilton mengalami serangan jantung. Mereka sudah melakukan tes dan tidak melihat ada yang salah di jantungnya.“Aku akan istirahat di sini, malam ini. Kau bisa pulang dan istirahat di rumah. Hanya saja, besok pagi aku harus kembali bekerja.” Jack menjelaskan posisinya yang sulit.“Saya mengerti.” Hudson mengangguk.Malam itu Jack menghubungi Brodie Baker untuk datang dan membawakan laporan perusahaan yang membutuhkan persetujuannya ke rumah sakit. Dia mungkin aka

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 145. Pemakaman Vladimir Deska

    Jack tercengang mendengar pengakuan Six. Dia menggeleng gusar. “Kau sangat tahu. Dengan posisiku di ketentaraan, aku tidak akan membiarkan tindakan main hakim sendiri seperti ini!” dengusnya kasar. “Jangan khawatir, jika terjadi sesuatu, akulah yang akan bertanggung jawab. Kami sangat tahu bahwa kau telah membahayakan karier militermu dengan mengambil alih kepemimpinan kelompok dalam masa krisis ini. Kami sangat berterima kasih untuk itu.” Six mengangkat tubuhnya yang semula membungkuk jadi duduk tegak dan menoleh pada Jack di samping. “Kami semua sudah menyepakati bahwa kami tidak akan pernah menyebutmu sebagai pimpinan jika terjadi hal yang mungkin akan menyeret kita semua ke ranah hukum!” Jack tak menyangka akan mendengar hal seperti itu. Kalian ....” Six mengangguk. “Kau jangan merasa terbebani dengan Kelompok Bawah Tanah. Sedikit hal yang kusesali tentang keinginan Deska yang menjodohkanmu dengan Brianna, meskipun dia mengetahui pekerjaanmu.” Six berdiri dan menghampiri lagi

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 144. Rencana Pembalasan Six

    Para pelayan di kediaman Deska langsung menyiapkan pemakaman untuk keesokan hari setelah mendapatkan informasi resmi tentang meninggalnya tuan mereka. Sementara itu, Jack dan pelayan pribadi Vladimir Deska tetap menunggu hingga semua prosedur selesai. Mereka membawa pulang peti jenazah Deska beberapa jam kemudian saat malam sudah turun.Jack mengabarkan pada Tuan Fredd bahwa dia tak bisa pulang, karena ayah mertuanya meninggal hari itu. Dia akan tinggal hingga pemakaman selesai dilakukan.Wajah seisi rumah itu diliputi kesedihan mendalam. Apapun pekerjaan Vladimir Deska di luar, dia tetaplah majikan yang baik pada para pekerjanya di rumah itu. Hingga tengah malam, makin banyak tamu dan perwakilan perusahaan yang datang ke kediaman dan melihat Vladimir Deska untuk terakhir kali.“Kami tidak melihat Brianna sejak tadi. DI mana kah dia?” tanya salah seorang tamu pada pelayan rumah.“Nona juga sedang sakit saat ini. Itu sebabnya tidak bisa hadir di sini,” jawab salah seorang pelayan.“Sa

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 143. Akhir Vladimir Deska

    Jack melangkah cepat mengikuti pelayan pribadi Vladimir Deska yang menunggunya di helipad.“Bagaimana keadaannya sejauh ini?” tanya Jack.“Tak ada kemajuan, Tuan Muda,” jawab pria itu lesu.Jack melirik pria di sampingnya. Pelayan itu tampak sangat letih, tapi tetap berusaha sigap melayani tuannya.“Kau bisa istirahat sebentar setelah ini. Biar aku yang menjaga Tuan Deska!” kata Jack.“Saya tahu Anda murah hati, Tuan Muda. Namun, saya juga tahu bahwa Anda pun memiliki banyak hal untuk diurus. Saya tidak akan membebani Anda lebih jauh,” tolaknya dengan penuh pengertian.Jack memaksa jika memang pria itu merasa masih sanggup melakukan tugasnya. Mereka memasuki lift menuju lantai perawatan Vladimir Deska.Jack menatap nanar mertuanya terbaring dengan begitu banyak alat bantu di tubuhnya. Pria yang pernah sangat berkuasa di Kelompok Bawah Tanah itu, kini terbaring tak berdaya. Bahkan untuk menarik napas saja sudah tak mampu.“Tuan Muda, Dokter ingin bertemu dengan Anda.” Pelayan pribadi i

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 142. Orang Tak Dikenal

    Tuan Fredd menatap Jack khawatir. “Jangan gegabah, Jack. Itu hanya akan merugikan dirimu sendiri!”“Kita lihat saja nanti!”Jack mendengus kasar. Masih dengan perasaan jengkel dia menyusul Granny keluar dari ruang sidang. Mereka masih harus menunggu satu jam lagi sebelum para juri selesai mengambil keputusan.Ganny terlihat murung di kursi rodanya. Jack datang mendekat. “Ganny ingin minuman?” tawarnya.Tak jauh dari mereka berdiri, ada vending machine tempat menjual minuman. Jack mengeluakan uang agar semua orang bisa membeli minuman jika haus.Tak lama Valeri kembali dan menyodorkan sebotol air mineral serta roti lapis yang dikemas dengan sangat rapi. Granny menerimanya dan segera menikmati makanan kecil itu.“Jangan khawatirkan apa pun, Nyonya. Juri pasti bisa melihat bahwa pria itu memang pembunuhnya. Apa yang telah dilakukannya tidak akan diabaikan begitu saja hanya kanya karena pengakuan dia dibayar mahal,” kata Tuan Fredd.“Benar. Bukankah denagn pernyataan seperti itu dia justr

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 141. Kejutan dari Leland

    Jack melaporkan apa yang terjadi di Pensylvania pada Six. Dia ingin kelompok itu tenang karena semua sudah menjadi lebih terang dan jelas. Teman-teman mereka telah dievakuasi dari orang-orang yang datang menyerang. Sekarang tinggal menunggu hasil penyelidikan polisi pada kasus yang ada di sana.Jack hanya berharap tak ada hal uang akan membahayakan karirnya dari tempat itu. Dia hanya ingin semua masalahnya segera selesai dan bisa melepaskan diri dari pernikahan dengan Brianna secepatnya.“Apa kau sudah siap untuk ke pengadilan?” tanya Granny dari depan pintu kamarnya.Valerie terlihat lebih segar pagi itu, dengan gaun simpel berwarna biru langit berpadu putih. Menyadari Jack mengamatinya, wanita muda itu menunduk, lalu berbalik ke kamar Granny.“Tas Anda tertinggal di kamar,” bisiknya halus pada nenek Jack.“Oh, tolong ambilkan,” kata Granny cepat. Saat itu Valerie sudah masuk ke dalam kamar.eJack melangkah ke dekat neneknya. “Nenek cantik sekali pagi ini,” pujiya sambil tersenyum se

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 140. Penangkapan Damon dan Penggrebekan

    Di tengah kota pada dini hari itu, sebuah mobil yang sedang ngebut di jalan raya, terpantau oleh pengawas lalu lintas. Sebuah mobil polisi langsung mengejar untuk menghentikannya. Suara sirinenya meraung di kota yang masih tertidur lelap.Mata Falcon terbuka lebar dan dia segera bangkit dari tempat tidur, mengintip dari jendela untuk mengawasi keadaan di luar. Diperkirakannya suara sirine itu kemungkin berada satu atau dua blok dari tempatnya berada.Menyadari sura tersebut justru makin mendekat, Falcon muai menaruh perhatian yang lebih besar. Dia keluar ke balkon kamar dan memperhatikan dengan seksama di mana posisi kendaraan polisi tersebut.“Mereka menuju ke sini!” Falcon masuk lagi ke kamar karena sepertinya mobil polisi itu tertahan cukup jauh di persimpangan. Dia keluar lagi dengan membawa teropong kecil untuk mengamati.Tak lama terdengar suara tembakan yang nyaring meningkahi suara sirine yang masih terus menyala. Disambut oleh balasan tembakan lainnya. Hal itu berhasil meng

DMCA.com Protection Status