Jack langsung dibawa ke bagian belakang panggung. Dia bertemu dengan lima ketua tim inti dan anggota mereka masing-masing. Seratus orang prajurit pilihan sudah berbaris dengan rapi di bagian belakang panggung, menunggu kehadirannya.“Bos!” Lion menghampiri. Dia yang terakhir tiba di kota itu, karena bertugas mengawal semua anggota mereka kembali.Jack menyalaminya. “Bagaimana semuanya?”“Sedikit tidak dianggap seperti biasa,” jawabnya sambil menggeleng heran.Jack mengangguk. “Medan perang di belakang garis depan memang berbeda dengan yang biasa kita hadapi. Bukan peluru dan bom yang harus diwaspadai, tapi manuver serta kata-kata bersayap yang sama-sama dapat menjatuhkan bahkan membunuh musuhnya!”“Mengerti, Bos!” Lion mengangguk. Jack menemui anggota timnya agar mereka semua merasa tenang, meskipun di tempat itu mereka dikucil dan tidak dihargai sama sekali.“Acara sudha dimulai, Bos.” Hunter yang paling sibuk untuk urusan acara pelantikan Jack.“Apa yang harus kulakukan?” tanya Jack
Jack sedang berbincang dengan anggota timnya saat Hunter kembali. Mendengarkan laporan bawahannya tentang kegiatan dan perlakuan yang mereka terima sejak tiba di markas besar itu.“Bos, aku membawa satu hadiah unik untuk diletakkan di kantormu.” Hunter menunjukkan bola kaca berisi hiasan kota yang ditutupi pasir.Jack mengangguk dan melihat. “Bagus sekali.”“Sekarang, aku mau lihat barak tempat kalian tinggal!” kata Jack.“Siap!”Para Prajurit dan ketua tim mereka melangkah bersama mengiringi Jack dan Hunter yang berjalan di depan. Mereka melewati banyak gedung hingga ke bagian belakang kompleks bangunan yang sangat luas. Beberapa barak tentara yang utama memang ditempatkan di sana.Jack memeriksa sekilas barak para prajurit yang sudah lebih dulu di sana. Para prajurit itu tak mengira Jack akan langsung melakukan inspeksi ke barak. Dengan terburu-buru mereka segera berbaris berdiri di lorong dan memberi hormat. Jack menyalami dan menanyakan beberapa hal mendasar.“Apakah air lancar di
Jack melihat sekilas pada Nyonya Smith. Kemudian mempersilakannya duduk. “Aku ingin laporan kegiatan satu bulan terakhir. Tapi yang pertama sekali adalah daftar semua pejabat di bawahku, disertai jabatan serta pangkatnya!” perintah Jack.“Akan saya siapkan! Apa lagi yang anda inginkan?” tanya sekretaris itu sambil terus mencatat perintah Jack.“Sementara itu dulu!” kata Jack. Sekretaris itu pergi.Jack mencatat apa-apa yang dipikirnya perlu segera diselesaikan, termasuk urusan prajurit yang dibawanya.Lima belas menit kemudian, Nyonya Smith kembali. Dia sudah siap dengan laporan yang diminta Jack.“Cepat sekali,” puji Jack.“Saya selalu membuat laporan bulanan. Ini laporan bulan lalu. Dan ini tambahan untuk dua minggu berjalan. Dan ini daftar para pejabat serta pangkatnya.”Jack mengangguk senang. “Ini semua pekerjaan yang harus diselesaikan dengan cepat.” Jack menyerahkan catatan tugas pada Nyonya Smith. Wanita usia empat puluhan itu mengambil dan membacanya ulang, agar tidak terjadi
Jack tiba di rumah hampir malam. Namun, langit yang memerah masih menampakkan dengan jelas keadaan di lahan perkebunannya. Dari sejak pintu masuk tanah mereka, hingga ke bukit, dimana pohon-pohon anggur yang subur sedang berbuah, terlihat jelas jejak roda buldozer, membongkar dan merusak tanah.Jack langsung keluar dari mobil dan berlari ke rumah.“Tuan Fred, Tom! Dimana kalian?” teriaknya parau.Tuan Fred langsung muncul dari kamar Tom. Wajahnya yang sedih berubah melihat Jack yang tampak sangat cemas dan marah.“Apakah para penagih bank itu datang lagi? Bukankah kita sudah bicara dengan mereka?”Tuan Fred mengerti arah kata-kata Jack. Itu pasti karena kekacauan di lahan mereka. “Yang kali ini datang bukan para penagih hutang. Mereka datang untuk mencuri motormu, merusak tanaman anggur di bukit dan menganiaya Tom yang mencoba melawan!” jelas Tuan Fred.“Apa?” Jack menerobos pintu kamar Tom dan membelalakkan mata melihat keadaan Tom yang babak belur. Lebam biru di sana sini dan dia me
Ketika seorang polisi lain datang, Wyatt berdiri dan melangkah keluar.“Mau ke mana kau?”“Mau ke rumah sakit. Memeriksa seseorang yang dipukuli semalam.” Wyatt langsung menghilang di balik pintu.Di rumah sakit, Wyatt sedikit heran melihat dua pria berseragam tentara duduk di luar bersama Tuan fred.“Barusan Jack melaporkan perusakan kebun, pencurian motor, dan pemukulan Tom. Bagaimana keadaannya?” tanya Wyatt pada Tuan fred.“Syukur dia sudah sadar. Tapi harus beristirahat beberapa hari, karena tulang rusuknya ada yang patah.”Tuan Fred mengajak Wyat masuk. Sementara dua ajudan menunggu di luar. “Siapa mereka?” tanya Wyatt tak sabar.“Oh, mereka teman Jack. Kemarin katanya ada acara di markas. Saat pulang, mereka mengantar Jack. Dengan mobil mereka juga Tom dibawa ke sini.“Oh, apa yang terjadi sebenarnya?” Wyatt menyiapkan catatannya.“Aku berada di dalam rumah, baru saja selesai menyuapi Nyonya Mathilda makan siang. Tom belum kembali dari kebun di atas bukit. Tak lama sebuah buldo
Di markas.Setelah memeriksa tenda tentara yang kemarin dipasang, Jack melanjutkan pada pertemuan dengan semua bawahannya di lapangan. Berdasarkan data yang diberikan Nyonya Smith sebelumnya, Hunter mempersiapkan tempat pertemuan yang cukup besar. Namun, hanya ada sedikit orang yang sudah menunggu.“Apakah ini sudah semuanya?” tanya Jack pada Nyonya Smith yang sibuk mempersiapkan acara.Lebih dari setengah perwira mengatakan tidak bisa hadir. Saya sudah menyusun surat pemberitahuan mereka,” jawab Nyonya Smith.“Letakkan semua itu di meja kerjaku.” Jack melanjutkan perintahnya.“Setelah ini, undang semua staf sipil yang bekerja di masrkas. Buat acaranya di ruang pertemuan saja!”“Akan saya kerjakan, Jenderal!” Nyonya Smith mencatat perintah Jack dengan cepat. Jack memanggil Lion dan Tiger. “Kalian buat seperti pintu masuk ke tempat acara. Siapapun yang datang setelah acara dimulai, biarkan mengikuti acara di luar. Catat nama-nama mereka!”“Laksanakan, Jenderal!” Dua orang itu segera
“Jenderal baru itu tak mengatakan apapun. Tapi pertemuan pagi itu dilakukan dengan cara berbeda,” lapor seseorang.“Apa yang kau lihat?” tanya pria yang duduk dalam kegelapan.“Dia membuat barisan melingkar dan berbicara lebih dekat dengan yang hadir. Aku yang sengaja datang terlambat untuk melihat reaksinya, akhirnya tak bisa masuk ke lapangan. Semua yang terlambat datang, tertahan di pinggir lapangan. Kami tak mengetahui apa saja yang mereka bicarakan di sana!” lapor pria itu.“Tampaknya dia ingin membuat permainan dengan kita.” Pria dibalik kegelapan itu diam beberapa saat. “Orang-orang seperti ini … aku sangat mengenalnya. Mereka ingin menunjukkan daya tawar yang tinggi!”“Kau, cobalah beri tawaran yang lebih baik. Tapi ingat, lakukan secara diam-diam. Dia orang yang tidak ingin terang-terangan menerima hadiah, demi menjaga image!”“Akan kucoba!” jawab pria yang ditunjuk***Semula Jack ingin mampir ke rumah Damon Anderson sepulang kerja. Namun, karena masih mengenakan seragam mil
“Apa kau sudah mematikan cctv?” tanya Jack.“Sudah.”“Kau periksa semua bangunan lain di kompleks ini. Aku periksa ke dalam! Kita kembali ke sini dalam tiga puluh menit!” Jack membagi tugas dengan Falcon.“Siap!”Falcon segera lari ke belakang bangunan utama. Mereka telah membahas tentang kompleks bangunan kediaman keluarga Anderson. Ada dua bangunan lain di kiri dan kanan bangunan utama. Itulah yang harus diperiksa Falcon. Dengan gesit dia melompati parit-parit kecil beberapa kali. Akhirnya dia menemukan satu bangunan di sebelah kirinya.Di gedung utama, Jack masuk dengan mengendap-endap. Meskipun cctv sudah dimatikan, mereka harus memeriksa secepatnya, mengantisipasi kedatangan orang lain ataupun berakhirnya pengaruh obat tidur yang diberikan Falcon.Orang-orang itu sudah tidur semua, tanpa terkecuali, termasuk anjing peliharaan Damon. Jack memeriksa setiap kamar di lantai bawah, lalu ke lantai dua. Dia tak juga menemukan Valerie.“Masih satu lantai lagi,” pikir Jack. Dia menaiki ta
Jack tidak mengerti sama sekali tentang urusan medis ini. Dia berpikir dan membuat dugaan-dugaan denagn beragam kemungkinan yang mungkin terjadi di lapangan, tanpa butuh banyak teori rumit. “Bagaimana jika kakek ternyata dihipnotis oleh orang lain agar melupakan semua hal yang dialaminya selama ini?” Jack terkejut sendiri denagn praduganya itu. Dengan cepat jarinya mengetik pesan pada Hudson untuk menyampaikan dugaannya pada dokter. Jack ingin dokter mencari ahli hipnoterapi untuk memeriksa kakeknya besok pagi! “Yah ... kita memang harus terbuka dengan segala kemungkinan!” gumamnya sendiri. Sebuah helikopter sudah menjemputnya di halaman rumah. Lion,Falcon, dan Ned, pergi menemani Jack ke pertemuan para pimpinan militer negara. Nyonya Smith juga turut serta dalam helikopter. Sebuah tas kerja yang menggelembung berada di pangguannya. Begitu Jack masuk dan duduk dengn baik, dia sudah menyerahkan tablet untuk dibaca sang jenderal muda. Granny dan Valerie menatap helikopter tentara it
Pria bertopeng itu tak peduli. Dia terus berjalan menuju pintu keluar. “Itu kalau kau bisa bertahan hidup di penjara dan tidak dijatuhi hukuman mati!” balasnya sinis.Keesokan pagi, kepolisian Philadelphia gempar karena Calvin Fisher ditemukan tergeletak tak berdaya di pinggir jalan depan kantor polisi. Pria itu langsung dilarikan ke rumah sakit dengan kawalan polisi dari kedua kota untuk menyelamatkan nyawanya.Di Meadow Creek, Jack sarapan dengan puas. Six telah melaporkan hal itu padanya sebelum subuh. Hatinya menjadi tenang dan seringan kapas. “Kau harus sembuh, Brianna,” bisiknya dalam hati.Iring-iringan mobil Jack menembus jalanan y ang ditutupi salju tipis. Kecepatan mereka tidak melebihi batas yang diperbolehkan, karena jalanan licin dan berbahaya. Tiba-tiba muncul seseorang yang tubuhnya penuh salju dan pucat, berdiri merenangkan tangan menghadang laju mobil.Para pengawal Jack segera waspada dan mengacungkan pistol lewat jendela pada orang itu sambil menurunkan kecepatan.“
Hudson menggeleng tak berdaya. “Itu nomor private. Tak ada jejak panggilan di ponsel.”Jack diam dan memperhatikan kakeknya. “Aku terlalu letih dengan banyaknya rahasia masa lalumu. Aku tidak akan mempedulikannya lagi. Jika kau ingin aku mencari orang itu, maka sadarlah dan ceritakan masalahnya padaku. Jika tidak, aku tak ingin menggalinya. Biarkan dia muncul sediri jika berani!”Dokter tidak mengatakan ada yang buruk dengan kondisinya, selain pingsan yang diperkirakan karena kejutan kecil. Namun, tidak sampai membuat Edward Hamilton mengalami serangan jantung. Mereka sudah melakukan tes dan tidak melihat ada yang salah di jantungnya.“Aku akan istirahat di sini, malam ini. Kau bisa pulang dan istirahat di rumah. Hanya saja, besok pagi aku harus kembali bekerja.” Jack menjelaskan posisinya yang sulit.“Saya mengerti.” Hudson mengangguk.Malam itu Jack menghubungi Brodie Baker untuk datang dan membawakan laporan perusahaan yang membutuhkan persetujuannya ke rumah sakit. Dia mungkin aka
Jack tercengang mendengar pengakuan Six. Dia menggeleng gusar. “Kau sangat tahu. Dengan posisiku di ketentaraan, aku tidak akan membiarkan tindakan main hakim sendiri seperti ini!” dengusnya kasar. “Jangan khawatir, jika terjadi sesuatu, akulah yang akan bertanggung jawab. Kami sangat tahu bahwa kau telah membahayakan karier militermu dengan mengambil alih kepemimpinan kelompok dalam masa krisis ini. Kami sangat berterima kasih untuk itu.” Six mengangkat tubuhnya yang semula membungkuk jadi duduk tegak dan menoleh pada Jack di samping. “Kami semua sudah menyepakati bahwa kami tidak akan pernah menyebutmu sebagai pimpinan jika terjadi hal yang mungkin akan menyeret kita semua ke ranah hukum!” Jack tak menyangka akan mendengar hal seperti itu. Kalian ....” Six mengangguk. “Kau jangan merasa terbebani dengan Kelompok Bawah Tanah. Sedikit hal yang kusesali tentang keinginan Deska yang menjodohkanmu dengan Brianna, meskipun dia mengetahui pekerjaanmu.” Six berdiri dan menghampiri lagi
Para pelayan di kediaman Deska langsung menyiapkan pemakaman untuk keesokan hari setelah mendapatkan informasi resmi tentang meninggalnya tuan mereka. Sementara itu, Jack dan pelayan pribadi Vladimir Deska tetap menunggu hingga semua prosedur selesai. Mereka membawa pulang peti jenazah Deska beberapa jam kemudian saat malam sudah turun.Jack mengabarkan pada Tuan Fredd bahwa dia tak bisa pulang, karena ayah mertuanya meninggal hari itu. Dia akan tinggal hingga pemakaman selesai dilakukan.Wajah seisi rumah itu diliputi kesedihan mendalam. Apapun pekerjaan Vladimir Deska di luar, dia tetaplah majikan yang baik pada para pekerjanya di rumah itu. Hingga tengah malam, makin banyak tamu dan perwakilan perusahaan yang datang ke kediaman dan melihat Vladimir Deska untuk terakhir kali.“Kami tidak melihat Brianna sejak tadi. DI mana kah dia?” tanya salah seorang tamu pada pelayan rumah.“Nona juga sedang sakit saat ini. Itu sebabnya tidak bisa hadir di sini,” jawab salah seorang pelayan.“Sa
Jack melangkah cepat mengikuti pelayan pribadi Vladimir Deska yang menunggunya di helipad.“Bagaimana keadaannya sejauh ini?” tanya Jack.“Tak ada kemajuan, Tuan Muda,” jawab pria itu lesu.Jack melirik pria di sampingnya. Pelayan itu tampak sangat letih, tapi tetap berusaha sigap melayani tuannya.“Kau bisa istirahat sebentar setelah ini. Biar aku yang menjaga Tuan Deska!” kata Jack.“Saya tahu Anda murah hati, Tuan Muda. Namun, saya juga tahu bahwa Anda pun memiliki banyak hal untuk diurus. Saya tidak akan membebani Anda lebih jauh,” tolaknya dengan penuh pengertian.Jack memaksa jika memang pria itu merasa masih sanggup melakukan tugasnya. Mereka memasuki lift menuju lantai perawatan Vladimir Deska.Jack menatap nanar mertuanya terbaring dengan begitu banyak alat bantu di tubuhnya. Pria yang pernah sangat berkuasa di Kelompok Bawah Tanah itu, kini terbaring tak berdaya. Bahkan untuk menarik napas saja sudah tak mampu.“Tuan Muda, Dokter ingin bertemu dengan Anda.” Pelayan pribadi i
Tuan Fredd menatap Jack khawatir. “Jangan gegabah, Jack. Itu hanya akan merugikan dirimu sendiri!”“Kita lihat saja nanti!”Jack mendengus kasar. Masih dengan perasaan jengkel dia menyusul Granny keluar dari ruang sidang. Mereka masih harus menunggu satu jam lagi sebelum para juri selesai mengambil keputusan.Ganny terlihat murung di kursi rodanya. Jack datang mendekat. “Ganny ingin minuman?” tawarnya.Tak jauh dari mereka berdiri, ada vending machine tempat menjual minuman. Jack mengeluakan uang agar semua orang bisa membeli minuman jika haus.Tak lama Valeri kembali dan menyodorkan sebotol air mineral serta roti lapis yang dikemas dengan sangat rapi. Granny menerimanya dan segera menikmati makanan kecil itu.“Jangan khawatirkan apa pun, Nyonya. Juri pasti bisa melihat bahwa pria itu memang pembunuhnya. Apa yang telah dilakukannya tidak akan diabaikan begitu saja hanya kanya karena pengakuan dia dibayar mahal,” kata Tuan Fredd.“Benar. Bukankah denagn pernyataan seperti itu dia justr
Jack melaporkan apa yang terjadi di Pensylvania pada Six. Dia ingin kelompok itu tenang karena semua sudah menjadi lebih terang dan jelas. Teman-teman mereka telah dievakuasi dari orang-orang yang datang menyerang. Sekarang tinggal menunggu hasil penyelidikan polisi pada kasus yang ada di sana.Jack hanya berharap tak ada hal uang akan membahayakan karirnya dari tempat itu. Dia hanya ingin semua masalahnya segera selesai dan bisa melepaskan diri dari pernikahan dengan Brianna secepatnya.“Apa kau sudah siap untuk ke pengadilan?” tanya Granny dari depan pintu kamarnya.Valerie terlihat lebih segar pagi itu, dengan gaun simpel berwarna biru langit berpadu putih. Menyadari Jack mengamatinya, wanita muda itu menunduk, lalu berbalik ke kamar Granny.“Tas Anda tertinggal di kamar,” bisiknya halus pada nenek Jack.“Oh, tolong ambilkan,” kata Granny cepat. Saat itu Valerie sudah masuk ke dalam kamar.eJack melangkah ke dekat neneknya. “Nenek cantik sekali pagi ini,” pujiya sambil tersenyum se
Di tengah kota pada dini hari itu, sebuah mobil yang sedang ngebut di jalan raya, terpantau oleh pengawas lalu lintas. Sebuah mobil polisi langsung mengejar untuk menghentikannya. Suara sirinenya meraung di kota yang masih tertidur lelap.Mata Falcon terbuka lebar dan dia segera bangkit dari tempat tidur, mengintip dari jendela untuk mengawasi keadaan di luar. Diperkirakannya suara sirine itu kemungkin berada satu atau dua blok dari tempatnya berada.Menyadari sura tersebut justru makin mendekat, Falcon muai menaruh perhatian yang lebih besar. Dia keluar ke balkon kamar dan memperhatikan dengan seksama di mana posisi kendaraan polisi tersebut.“Mereka menuju ke sini!” Falcon masuk lagi ke kamar karena sepertinya mobil polisi itu tertahan cukup jauh di persimpangan. Dia keluar lagi dengan membawa teropong kecil untuk mengamati.Tak lama terdengar suara tembakan yang nyaring meningkahi suara sirine yang masih terus menyala. Disambut oleh balasan tembakan lainnya. Hal itu berhasil meng