“Jenderal baru itu tak mengatakan apapun. Tapi pertemuan pagi itu dilakukan dengan cara berbeda,” lapor seseorang.“Apa yang kau lihat?” tanya pria yang duduk dalam kegelapan.“Dia membuat barisan melingkar dan berbicara lebih dekat dengan yang hadir. Aku yang sengaja datang terlambat untuk melihat reaksinya, akhirnya tak bisa masuk ke lapangan. Semua yang terlambat datang, tertahan di pinggir lapangan. Kami tak mengetahui apa saja yang mereka bicarakan di sana!” lapor pria itu.“Tampaknya dia ingin membuat permainan dengan kita.” Pria dibalik kegelapan itu diam beberapa saat. “Orang-orang seperti ini … aku sangat mengenalnya. Mereka ingin menunjukkan daya tawar yang tinggi!”“Kau, cobalah beri tawaran yang lebih baik. Tapi ingat, lakukan secara diam-diam. Dia orang yang tidak ingin terang-terangan menerima hadiah, demi menjaga image!”“Akan kucoba!” jawab pria yang ditunjuk***Semula Jack ingin mampir ke rumah Damon Anderson sepulang kerja. Namun, karena masih mengenakan seragam mil
“Apa kau sudah mematikan cctv?” tanya Jack.“Sudah.”“Kau periksa semua bangunan lain di kompleks ini. Aku periksa ke dalam! Kita kembali ke sini dalam tiga puluh menit!” Jack membagi tugas dengan Falcon.“Siap!”Falcon segera lari ke belakang bangunan utama. Mereka telah membahas tentang kompleks bangunan kediaman keluarga Anderson. Ada dua bangunan lain di kiri dan kanan bangunan utama. Itulah yang harus diperiksa Falcon. Dengan gesit dia melompati parit-parit kecil beberapa kali. Akhirnya dia menemukan satu bangunan di sebelah kirinya.Di gedung utama, Jack masuk dengan mengendap-endap. Meskipun cctv sudah dimatikan, mereka harus memeriksa secepatnya, mengantisipasi kedatangan orang lain ataupun berakhirnya pengaruh obat tidur yang diberikan Falcon.Orang-orang itu sudah tidur semua, tanpa terkecuali, termasuk anjing peliharaan Damon. Jack memeriksa setiap kamar di lantai bawah, lalu ke lantai dua. Dia tak juga menemukan Valerie.“Masih satu lantai lagi,” pikir Jack. Dia menaiki ta
Jack dan Falcon pergi mengurus Valerie setelah memberikan pernyataan pada polisi. Dia merasa tugasnya membantu polisi sudah selesai. Hukuman Damon dipercayakan Jack pada polisi dan pengadilan.“Bagaimana keadaannya, Dok?’ tanya Jack pada dokter yang menangani.“Dia mengalami pelecehan brutal. Seperti tindakan balas dendam! Secara fisik masih bisa pulih. Tapi secara mental, mungkin akan butuh proses dan perawatan panjang untuk kembali pulih,” jelas Dokter.“Kuharap dia kuat menghadapi hal ini.” Jack menggeleng kesal. Menyesal karena terlambat menyelamatkan gadis itu.“Aku butuh visum untuk memenjarakan orang-orang biadab itu!” tegas Jack.“Tentu saja. Kau bisa ambil surat itu di sini nanti.”Jack meninggalkan ruangan dokter dan menemukan Falcon yang terus menjaga Valerie di kamarnya. “Apa dia sudah sadar?” tanya Jack. Falcon menggeleng.“Maaf, aku terlambat datang,” lirih Jack di sisi tempat tidur Valerie.Ponselnya yang bergetar, diangkat dengan cepat. “Ya!” ujarnya.“Granny terbangun
Jack melambaikan berkas yang diserahkan Hunter. “Minta Nyonya Smith membuat proposal dananya,” perintah Jack.“Baik!” Hunter keluar dari ruangan.“Aku ingin tahu permainan kalian,” gumamnya.“Besok aku akan pergi ke luar kota. Kalian urus beberapa hal di sini, selama aku tak ada,” kata Jack siang itu.“Boleh tahu urusan apa?” tanya Hunter.“Aku harus secepatnya menemukan pembunuh mommy!”“Perlu kami temani?” tawar Hunter lagi.“Tidak. Falcon sudah kuminta menyelidiki. Dia yang akan menemaniku besok.”“Baik. Jangan khawatirkan urusan tikus-tikus di sini.”“Percayalah, mereka pasti sedang mempersiapkan gerakan untuk melawanku. Jadi, berhati-hatilah selama aku pergi. Itu bisa mereka jadikan momentum untuk melakukan rencananya.”“Apa semudah itu menggertak kami?”Jack tersenyum dan menggeleng. “Mereka butuh strategi jika ingin menjebak kalian. Makanya aku meminta kalian berhati-hati. Karena kita belum tahu seluas apa jaringan bawah tanah para tikus dan kecoa itu!”“Akan kuingat!” angguk H
“Hallo Tuan Garcia,” sapa Jack.“Aku tak mengira akan bertemu dengan putra Daniella.” Tuan Garcia meminta Jack dan Falcon untuk duduk.“Aku sudah mendengar apa yang menimpa ibumu. Tak mengira bahwa dia akan tewas sehari setelah pertemuan kami. Bagaimana aku bisa membantumu mengungkap kejadian itu?”“Maaf jika sebelumnya saya ingin tahu apa hubungan Anda dengan mommy?” tanya Jack.Tuan Garcia menghea napas panjang dan menghembuskannya dengan berat. Dia melangkah ke rak buku di belakang meja kerjanya. Menarik sebuah laci dan mengeluarkan sebuah kotak usang. “Ini semua tentang aku dan ibumu. Kau boleh melihatnya.”Jack mengambil kotak dan membawanya ke pangkuan. Setelah penutup dibuka, Terlihat banyak foto buram disimpan di sana. Namun, Jack tetap dapat mengenali bahwa itu adalah foto-foto ibunya selagi muda, bersama pria muda yang terlihat mirip Tuan Garcia.Menyadari pandangan Jack yang berganti-ganti antara foto dan dirinya, Tuan Garcia tersenyum. “Ya, itu fotoku dengan Daniella,” teg
Jack terus memikirkan orang-orang yang mungkin membunuh ibunya sehubungan dengan pinjaman uang Tuan Garcia. Alangkah anehnya sikap mommy tentang uang itu. Jika memang untuk pembayaran hutang bank, kenapa tidak langsung ditransfer ke rekening bank pembayaran yang sekarang dipegang Jack?“Apa mungkin uang itu untuk pihak lain?” gumam Jack.“Maksudmu, ibumu punya utang lain?” tanya Falcon.Jack terdiam. “Apa mungkin?” Jack sendiri tak dapat mempercayai pemikiran itu.“Bagaimana kalau ternyata mommy diancam atau diperas orang?” Jack menoleh pada Falcon yang juga sama terkejutnya.“Akan kuselidiki hal ini lebih lanjut!” janji Falcon.“Kita mampir di kantor polisi untuk menyerahkan bukti ini pada Wyatt,” ujar Jack.“Baik.”Mobil meluncur melintasi jalan antar negara bagian. Falcon menyetir dengan konstan. Dia sudah menghitung waktu tiba mereka tidak akan meleset jauh dari petang hari.Di kantor polisi, Wyatt ternyata tidak berada di tempat. Jack meneleponnya untuk bertanya. “Kau di mana? Ak
Dini hari itu, semua pengawal Jack memeriksa sekeliling kebun, mencari jika ada orang tak dikenal menyusup masuk ke tanah itu. Sementara Tom, ditemani Jack memeriksa sepotong kebun anggur yang mereka tunggu masa panennya.Tanaman anggur itu basah oleh sesuatu. Tom membauinya dan menggeleng lesu. “Ini bahan kimia, Jack. Kebun ini kembali diracuni. Persis dengan hari itu saat aku memeriksa kebun yang di sana. Dalam dua hari, semua tanaman menguning.“Berarti pesawat tadi yang menjatuhkan racun ke kebun kita. Apakah waktu itu juga diracuni dari pesawat?” tanya Jack.“Aku tidak tahu tentang pesawatnya. Tapi saat pagi aku mencium aroma bahan kimia yang kuat. Lalu semua tanaman mati bergitu saja,” jelas Tom.“Mungkin kalian hanya tidak mendengar suara pesawat kecil karena tertidur nyenyak,” duga Jack. Tom mengangguk.“Apa kau masih bisa menyelamatkan semua tanaman ini?” tanya Jack. Tom menggeleng lemah.“Maafkan aku, Jack. Meskipun kita siram semua tanaman dan racunnya tak tercium, siapa ya
Jack menimbang sejenak ajakan ayahnya. “Aku tidak tahu ini baik atau tidak. Pria tua itu sudah melemparku keluar rumah!” Jack merujuk pada kakeknya.“Kita bertemu di luar,” tawar ayahnya.“Kapan?” tanya Jack.“Hari Minggu ini. Nanti kukirim alamatnya.”“Oke!”Sambungan telepon itu terputus. Jack hanya memandangi ponselnya. “Apa yang ingin dibicarakannya? Setelah sekian tahun berlalu. Kenapa baru sekarang dia meneleponku? Bagaimana dia mendapatkan nomorku?” pikirnya.Mobil mereka akhirnya sampai di markas besar para tentara. Jack disambut oleh Hunter di pintu masuk.“Apa ada hal baru?” tanya Jack.“Selalu ada hal baru di sini.” Hunter tersenyum. Keduanya berjalan menuju ruang kerja Jack.Hunter dan Nyonya Smith sudah menyusun semua laporan kerja mereka di meja Jack. Jack langsung duduk dan membaca semua laporan. Nyonya Smith masuk mengantarkan minuman untuknya.“Oh … dana sudah turun? Apakah sudah kalian teruskan pada kontraktor yang akan merenovasi?” tanya Jack.“Begitu ijin dana turu