Beranda / Urban / DIALAH SANG DEWA PERANG / Bab 27. Pesawat Tengah Malam

Share

Bab 27. Pesawat Tengah Malam

Penulis: Seruling Emas
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-29 22:03:56

Jack terus memikirkan orang-orang yang mungkin membunuh ibunya sehubungan dengan pinjaman uang Tuan Garcia. Alangkah anehnya sikap mommy tentang uang itu. Jika memang untuk pembayaran hutang bank, kenapa tidak langsung ditransfer ke rekening bank pembayaran yang sekarang dipegang Jack?

“Apa mungkin uang itu untuk pihak lain?” gumam Jack.

“Maksudmu, ibumu punya utang lain?” tanya Falcon.

Jack terdiam. “Apa mungkin?” Jack sendiri tak dapat mempercayai pemikiran itu.

“Bagaimana kalau ternyata mommy diancam atau diperas orang?” Jack menoleh pada Falcon yang juga sama terkejutnya.

“Akan kuselidiki hal ini lebih lanjut!” janji Falcon.

“Kita mampir di kantor polisi untuk menyerahkan bukti ini pada Wyatt,” ujar Jack.

“Baik.”

Mobil meluncur melintasi jalan antar negara bagian. Falcon menyetir dengan konstan. Dia sudah menghitung waktu tiba mereka tidak akan meleset jauh dari petang hari.

Di kantor polisi, Wyatt ternyata tidak berada di tempat. Jack meneleponnya untuk bertanya. “Kau di mana? Ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 28. Aaron Hamilton

    Dini hari itu, semua pengawal Jack memeriksa sekeliling kebun, mencari jika ada orang tak dikenal menyusup masuk ke tanah itu. Sementara Tom, ditemani Jack memeriksa sepotong kebun anggur yang mereka tunggu masa panennya.Tanaman anggur itu basah oleh sesuatu. Tom membauinya dan menggeleng lesu. “Ini bahan kimia, Jack. Kebun ini kembali diracuni. Persis dengan hari itu saat aku memeriksa kebun yang di sana. Dalam dua hari, semua tanaman menguning.“Berarti pesawat tadi yang menjatuhkan racun ke kebun kita. Apakah waktu itu juga diracuni dari pesawat?” tanya Jack.“Aku tidak tahu tentang pesawatnya. Tapi saat pagi aku mencium aroma bahan kimia yang kuat. Lalu semua tanaman mati bergitu saja,” jelas Tom.“Mungkin kalian hanya tidak mendengar suara pesawat kecil karena tertidur nyenyak,” duga Jack. Tom mengangguk.“Apa kau masih bisa menyelamatkan semua tanaman ini?” tanya Jack. Tom menggeleng lemah.“Maafkan aku, Jack. Meskipun kita siram semua tanaman dan racunnya tak tercium, siapa ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-30
  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 29. Menyulut Api di Sarang Tikus

    Jack menimbang sejenak ajakan ayahnya. “Aku tidak tahu ini baik atau tidak. Pria tua itu sudah melemparku keluar rumah!” Jack merujuk pada kakeknya.“Kita bertemu di luar,” tawar ayahnya.“Kapan?” tanya Jack.“Hari Minggu ini. Nanti kukirim alamatnya.”“Oke!”Sambungan telepon itu terputus. Jack hanya memandangi ponselnya. “Apa yang ingin dibicarakannya? Setelah sekian tahun berlalu. Kenapa baru sekarang dia meneleponku? Bagaimana dia mendapatkan nomorku?” pikirnya.Mobil mereka akhirnya sampai di markas besar para tentara. Jack disambut oleh Hunter di pintu masuk.“Apa ada hal baru?” tanya Jack.“Selalu ada hal baru di sini.” Hunter tersenyum. Keduanya berjalan menuju ruang kerja Jack.Hunter dan Nyonya Smith sudah menyusun semua laporan kerja mereka di meja Jack. Jack langsung duduk dan membaca semua laporan. Nyonya Smith masuk mengantarkan minuman untuknya.“Oh … dana sudah turun? Apakah sudah kalian teruskan pada kontraktor yang akan merenovasi?” tanya Jack.“Begitu ijin dana turu

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-02
  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 30. Serangan di Jalan

    Sore itu di ruang kerja Jack, Nyonya Smith sudah berdiri dari duduknya. Dia telah selesai dengan laporannya dan mendapat ijin pulang. Tinggat Hunter dan Jack yang ada di ruangan.“Apa masih ada yang lain?” tanya Jack.“Tak ada.” Hunter ikut berdiri. Pekerjaan mereka sudah selesai hari itu. Hasil dari keputusna hari ini mungkin baru akan terasa besok.“Berhati-hatilah, Jack. Mereka tak akan tinggal diam.” Hunter mengingatkan.“Hemm … kalian di sini juga harus berhati-hati. Bersabarlah. Aku ingin semua ini cepat berakhir, agar kalian bisa hidup lebih tenang,”ujar Jack.‘Jangan khawatirkan kami,” kata Hunter.“Aku yang mengajak kalian ke sini.” Jack bersikeras.“Baik, akan kukatakan pada mereka semua pesanmu.” Hunter tak ingin membantah.Jack pulang bersama dengan asistennya. Dia sedang menunggu pesan dari ayahnya yang mengajak bertemu tadi pagi. Tapi hingga petang, belum ada pesan masuk untuk mengatakan lokasi pertemuan mereka nanti. “apa dia berubah pikiran? Apa yang mau dibicarakannya

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-04
  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 31. Pria Berpakaian Hitam

    Jack dan ajudannya keheranan dengan kesimpulan yang dibuat petugas polisi yang memeriksa mereka berdua.“Apa Anda tidak mendengarkan pernyataan saya, bahwa mereka mengejar dan menembak kami lebih dulu? Kalau tidak, maka saya tidak akan membalas!” bantah Jack.“Itu kan pernyataan Anda saja. Semua harus dikonfirmasi lebih dulu dengan pihak lain yang Anda tuduh!” Polisi itu bersikeras. Dia bergerak mendekati Jack, untuk menahannya.Ned sang ajudan, segera maju menghalangi. “Jangan soba-coba! Kami mau petugas yang lebih tinggi dari Anda untuk memeriksa kasus ini!” ujarnya tegas. Dia jelas tidak mempercayai petugas polisi itu.“Itu bentuk penghinaan!” kata polisi itu marah.“Jenderal!” Hunter sudah tiba di sana dengan beberapa orang anggotanya dan juga pengacara.“Apa Anda baik-baik saja?” tanya Hunter.“Harusnya baik-baik saja, sampai petugas polisi ini ingin menahanku!” kata Jack sambil menggelengkan kepala. Hunter memperkenalkan pengacara yang dibawanya.“Ini Stefano Gerald. Pengacara y

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-06
  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 32. Kepindahan Mandy

    Keesokan hari, polisi setempat mendapat laporan penemuan mayat tak dikenal dipinggir jalan. Melihat ada begitu banyak bekas suntikan di lengan dan sebuah alat suntik kosong di dekatnya, polisi dengan cepat menetapkan bahwa itu adalah kasus over dosis. Kasus lalu ditutup dan hanya akan disiarkan oleh televisi selama beberapa waktu, agar orang yang mengenalnya datang dan mengambil mayatnya di kamar jenazah.Di kantornya, Jack menyerahkan berkas rotasi jabatan pada Nyonya Smith. “Bisakah semua itu selesai sebelum makan siang?” tanya Jack.“Bisa!” Nyonya Smith mengangguk. Jack percaya bahwa wanita itu bisa. Dia sangat cekatan.Siang itu, Jack memeriksa kemajuan kerja kontraktor yang diajukan oleh Hunter. Dibawah pengawasan Wolf, semua berlangsung dengan cepat. Tak lama lagi para prajurit itu bisa beristirahat dengan tenang di barak.“Aku ingin segera menyelesaikan semua urusan di sini, agar kalian bisa mengambil libur beberapa waktu.”Hunter dan Wolf saling pandang. “Bagiku pribadi, Bera

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-07
  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 33. Sarana Latihan

    Mandy meragu sejenak dan bertanya dengan wajah takut. “Apakah gaji saya akan naik, Jenderal?”Pertanyaan itu tak diduga Jack. Dia bertanya dengan serius. “Sejujurnya aku tidak tahu bagaimana pengaturan Nyonya Smith tentang gaji. Tapi, kalau boleh aku tahu, apa yang membuatmu khawatir soal besaran gajinya?”Jack melihat Nyonya Smith sudah memainkan tablet di tangannya. Jack membiarkan Wanita paruh baya itu mencari tahu besaran gajji Mandy.“Ayah saya sakit-sakitan. Sementara Ibu sudah tua. Adik saya masih kuliah. Jadi, praktis biaya hidup kami tergantung pada gaji itu. Jika berkurang, maka kasihan ibu saya untuk mencukupinya,” jawabnya dengan wajah makin menunduk dalam.Jack menghela napas mendengar keluhannya. Diliriknya Nyonya Smith yang tersenyum samar. “Bagaimana Nyonya Smith?”Wanita itu menunjukkan daftar gaji seluruh pegawai di markas besar itu. Sebagai sekretaris teringgi, dia punya akses untuk besaran gaji semua staf sipil dan militer.“Katakanlah padanya,” ujar Jack.Nyonya S

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-08
  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 34. Pembuktian Nyata

    Maka empat orang maju bersama dan memperhatikan tangkapan mereka hari itu. “Kau jangan buru-buru mati. Sudah beberapa hari kami tidak berlatih. Jika tak kuat, pingsan saja, jadi kami tak perlu mendengar suara teriakanmu saat dipukuli!”Orang itu sudah tak sanggup mendelik atau pun berteriak marah seperti sebelumnya. “Kalian mau apa?” tanyanya terbata dan napas tersengal. Dia merasa dadanya sangat sakit, bahkan sekerdar untuk menghela napas. Mungkin ada tulang rusuk yang patah di dalam.“Kami hanya mau berlatih, seperti yang diperintahkannya!” Orang itu melotot ngeri.Para prajurit itu mulai memukul dan menendanginya lagi. Tak lama orang itu kembali pingsan.“Cukup!” Bill, ajudan Jack yang lain, masuk dan menghentikan permainan mereka. “Bawakan air untuk menyadarkannya!”Dua orang prajurit keluar dan tak lama kembali dengan dua ember penuh air. Setelah mendapatkan ijin, air itu pun disiramkan ke tubuh pria itu agar dia sadar kembali. Dua ember air berhasil membuatnya kembali sadar. Den

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 35. Ancaman Jack

    Jack menatap tajam pria yang kakinya bergetar menahan rasa nyeri itu. “Apa kau kira aku tidak mengingat saat kau menodongkan pistol dan menembakku di jalan sana? Aku masih punya bukti yang kalian tinggalkan di jalan waktu itu. Hanya tinggal waktu hingga seluruh organisasimu kubongkar!”“Cuih!” Orang itu meludahi Jack dan mengenai wajahnya.Melihat itu, Falcon bergerak cepat hendak membereskannya. Tapi tangan Jack menahannya. Dengan tenang Jack membersihkan wajahnya dengan sapu tangan yang diberikan Wyatt.“Kau kira siapa dirimu! Kau hanya tidak tahu siapa pimpinan tertinggi kami. Kau dan seluruh perkebunan ini akan dilumatnya! Bahkan sebelum kau bisa menginjakkan kaki ke markas besar kami!”“Sepertinya kau sangat ingin mati. Tapi itu tak akan kulakukan. Aku akan membiarkanmu melihat bagaimana kau menghancurkan organisasimu sendiri, hingga mereka lah yang akan mengejarmu hingga ke ujung dunia!”“Hah! Teruslah berlagak!” tantang orang itu.Jack menghubungi Lion yang ditugaskannya untuk

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-10

Bab terbaru

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 148. Cinta Akan Menemukan Jalannya Sendiri

    Jack tidak mengerti sama sekali tentang urusan medis ini. Dia berpikir dan membuat dugaan-dugaan denagn beragam kemungkinan yang mungkin terjadi di lapangan, tanpa butuh banyak teori rumit. “Bagaimana jika kakek ternyata dihipnotis oleh orang lain agar melupakan semua hal yang dialaminya selama ini?” Jack terkejut sendiri denagn praduganya itu. Dengan cepat jarinya mengetik pesan pada Hudson untuk menyampaikan dugaannya pada dokter. Jack ingin dokter mencari ahli hipnoterapi untuk memeriksa kakeknya besok pagi! “Yah ... kita memang harus terbuka dengan segala kemungkinan!” gumamnya sendiri. Sebuah helikopter sudah menjemputnya di halaman rumah. Lion,Falcon, dan Ned, pergi menemani Jack ke pertemuan para pimpinan militer negara. Nyonya Smith juga turut serta dalam helikopter. Sebuah tas kerja yang menggelembung berada di pangguannya. Begitu Jack masuk dan duduk dengn baik, dia sudah menyerahkan tablet untuk dibaca sang jenderal muda. Granny dan Valerie menatap helikopter tentara it

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 147. Keterlibatan Alessandro Garcia

    Pria bertopeng itu tak peduli. Dia terus berjalan menuju pintu keluar. “Itu kalau kau bisa bertahan hidup di penjara dan tidak dijatuhi hukuman mati!” balasnya sinis.Keesokan pagi, kepolisian Philadelphia gempar karena Calvin Fisher ditemukan tergeletak tak berdaya di pinggir jalan depan kantor polisi. Pria itu langsung dilarikan ke rumah sakit dengan kawalan polisi dari kedua kota untuk menyelamatkan nyawanya.Di Meadow Creek, Jack sarapan dengan puas. Six telah melaporkan hal itu padanya sebelum subuh. Hatinya menjadi tenang dan seringan kapas. “Kau harus sembuh, Brianna,” bisiknya dalam hati.Iring-iringan mobil Jack menembus jalanan y ang ditutupi salju tipis. Kecepatan mereka tidak melebihi batas yang diperbolehkan, karena jalanan licin dan berbahaya. Tiba-tiba muncul seseorang yang tubuhnya penuh salju dan pucat, berdiri merenangkan tangan menghadang laju mobil.Para pengawal Jack segera waspada dan mengacungkan pistol lewat jendela pada orang itu sambil menurunkan kecepatan.“

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 146. Pilihan yang Tak Bisa Ditolak

    Hudson menggeleng tak berdaya. “Itu nomor private. Tak ada jejak panggilan di ponsel.”Jack diam dan memperhatikan kakeknya. “Aku terlalu letih dengan banyaknya rahasia masa lalumu. Aku tidak akan mempedulikannya lagi. Jika kau ingin aku mencari orang itu, maka sadarlah dan ceritakan masalahnya padaku. Jika tidak, aku tak ingin menggalinya. Biarkan dia muncul sediri jika berani!”Dokter tidak mengatakan ada yang buruk dengan kondisinya, selain pingsan yang diperkirakan karena kejutan kecil. Namun, tidak sampai membuat Edward Hamilton mengalami serangan jantung. Mereka sudah melakukan tes dan tidak melihat ada yang salah di jantungnya.“Aku akan istirahat di sini, malam ini. Kau bisa pulang dan istirahat di rumah. Hanya saja, besok pagi aku harus kembali bekerja.” Jack menjelaskan posisinya yang sulit.“Saya mengerti.” Hudson mengangguk.Malam itu Jack menghubungi Brodie Baker untuk datang dan membawakan laporan perusahaan yang membutuhkan persetujuannya ke rumah sakit. Dia mungkin aka

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 145. Pemakaman Vladimir Deska

    Jack tercengang mendengar pengakuan Six. Dia menggeleng gusar. “Kau sangat tahu. Dengan posisiku di ketentaraan, aku tidak akan membiarkan tindakan main hakim sendiri seperti ini!” dengusnya kasar. “Jangan khawatir, jika terjadi sesuatu, akulah yang akan bertanggung jawab. Kami sangat tahu bahwa kau telah membahayakan karier militermu dengan mengambil alih kepemimpinan kelompok dalam masa krisis ini. Kami sangat berterima kasih untuk itu.” Six mengangkat tubuhnya yang semula membungkuk jadi duduk tegak dan menoleh pada Jack di samping. “Kami semua sudah menyepakati bahwa kami tidak akan pernah menyebutmu sebagai pimpinan jika terjadi hal yang mungkin akan menyeret kita semua ke ranah hukum!” Jack tak menyangka akan mendengar hal seperti itu. Kalian ....” Six mengangguk. “Kau jangan merasa terbebani dengan Kelompok Bawah Tanah. Sedikit hal yang kusesali tentang keinginan Deska yang menjodohkanmu dengan Brianna, meskipun dia mengetahui pekerjaanmu.” Six berdiri dan menghampiri lagi

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 144. Rencana Pembalasan Six

    Para pelayan di kediaman Deska langsung menyiapkan pemakaman untuk keesokan hari setelah mendapatkan informasi resmi tentang meninggalnya tuan mereka. Sementara itu, Jack dan pelayan pribadi Vladimir Deska tetap menunggu hingga semua prosedur selesai. Mereka membawa pulang peti jenazah Deska beberapa jam kemudian saat malam sudah turun.Jack mengabarkan pada Tuan Fredd bahwa dia tak bisa pulang, karena ayah mertuanya meninggal hari itu. Dia akan tinggal hingga pemakaman selesai dilakukan.Wajah seisi rumah itu diliputi kesedihan mendalam. Apapun pekerjaan Vladimir Deska di luar, dia tetaplah majikan yang baik pada para pekerjanya di rumah itu. Hingga tengah malam, makin banyak tamu dan perwakilan perusahaan yang datang ke kediaman dan melihat Vladimir Deska untuk terakhir kali.“Kami tidak melihat Brianna sejak tadi. DI mana kah dia?” tanya salah seorang tamu pada pelayan rumah.“Nona juga sedang sakit saat ini. Itu sebabnya tidak bisa hadir di sini,” jawab salah seorang pelayan.“Sa

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 143. Akhir Vladimir Deska

    Jack melangkah cepat mengikuti pelayan pribadi Vladimir Deska yang menunggunya di helipad.“Bagaimana keadaannya sejauh ini?” tanya Jack.“Tak ada kemajuan, Tuan Muda,” jawab pria itu lesu.Jack melirik pria di sampingnya. Pelayan itu tampak sangat letih, tapi tetap berusaha sigap melayani tuannya.“Kau bisa istirahat sebentar setelah ini. Biar aku yang menjaga Tuan Deska!” kata Jack.“Saya tahu Anda murah hati, Tuan Muda. Namun, saya juga tahu bahwa Anda pun memiliki banyak hal untuk diurus. Saya tidak akan membebani Anda lebih jauh,” tolaknya dengan penuh pengertian.Jack memaksa jika memang pria itu merasa masih sanggup melakukan tugasnya. Mereka memasuki lift menuju lantai perawatan Vladimir Deska.Jack menatap nanar mertuanya terbaring dengan begitu banyak alat bantu di tubuhnya. Pria yang pernah sangat berkuasa di Kelompok Bawah Tanah itu, kini terbaring tak berdaya. Bahkan untuk menarik napas saja sudah tak mampu.“Tuan Muda, Dokter ingin bertemu dengan Anda.” Pelayan pribadi i

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 142. Orang Tak Dikenal

    Tuan Fredd menatap Jack khawatir. “Jangan gegabah, Jack. Itu hanya akan merugikan dirimu sendiri!”“Kita lihat saja nanti!”Jack mendengus kasar. Masih dengan perasaan jengkel dia menyusul Granny keluar dari ruang sidang. Mereka masih harus menunggu satu jam lagi sebelum para juri selesai mengambil keputusan.Ganny terlihat murung di kursi rodanya. Jack datang mendekat. “Ganny ingin minuman?” tawarnya.Tak jauh dari mereka berdiri, ada vending machine tempat menjual minuman. Jack mengeluakan uang agar semua orang bisa membeli minuman jika haus.Tak lama Valeri kembali dan menyodorkan sebotol air mineral serta roti lapis yang dikemas dengan sangat rapi. Granny menerimanya dan segera menikmati makanan kecil itu.“Jangan khawatirkan apa pun, Nyonya. Juri pasti bisa melihat bahwa pria itu memang pembunuhnya. Apa yang telah dilakukannya tidak akan diabaikan begitu saja hanya kanya karena pengakuan dia dibayar mahal,” kata Tuan Fredd.“Benar. Bukankah denagn pernyataan seperti itu dia justr

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 141. Kejutan dari Leland

    Jack melaporkan apa yang terjadi di Pensylvania pada Six. Dia ingin kelompok itu tenang karena semua sudah menjadi lebih terang dan jelas. Teman-teman mereka telah dievakuasi dari orang-orang yang datang menyerang. Sekarang tinggal menunggu hasil penyelidikan polisi pada kasus yang ada di sana.Jack hanya berharap tak ada hal uang akan membahayakan karirnya dari tempat itu. Dia hanya ingin semua masalahnya segera selesai dan bisa melepaskan diri dari pernikahan dengan Brianna secepatnya.“Apa kau sudah siap untuk ke pengadilan?” tanya Granny dari depan pintu kamarnya.Valerie terlihat lebih segar pagi itu, dengan gaun simpel berwarna biru langit berpadu putih. Menyadari Jack mengamatinya, wanita muda itu menunduk, lalu berbalik ke kamar Granny.“Tas Anda tertinggal di kamar,” bisiknya halus pada nenek Jack.“Oh, tolong ambilkan,” kata Granny cepat. Saat itu Valerie sudah masuk ke dalam kamar.eJack melangkah ke dekat neneknya. “Nenek cantik sekali pagi ini,” pujiya sambil tersenyum se

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 140. Penangkapan Damon dan Penggrebekan

    Di tengah kota pada dini hari itu, sebuah mobil yang sedang ngebut di jalan raya, terpantau oleh pengawas lalu lintas. Sebuah mobil polisi langsung mengejar untuk menghentikannya. Suara sirinenya meraung di kota yang masih tertidur lelap.Mata Falcon terbuka lebar dan dia segera bangkit dari tempat tidur, mengintip dari jendela untuk mengawasi keadaan di luar. Diperkirakannya suara sirine itu kemungkin berada satu atau dua blok dari tempatnya berada.Menyadari sura tersebut justru makin mendekat, Falcon muai menaruh perhatian yang lebih besar. Dia keluar ke balkon kamar dan memperhatikan dengan seksama di mana posisi kendaraan polisi tersebut.“Mereka menuju ke sini!” Falcon masuk lagi ke kamar karena sepertinya mobil polisi itu tertahan cukup jauh di persimpangan. Dia keluar lagi dengan membawa teropong kecil untuk mengamati.Tak lama terdengar suara tembakan yang nyaring meningkahi suara sirine yang masih terus menyala. Disambut oleh balasan tembakan lainnya. Hal itu berhasil meng

DMCA.com Protection Status