Mandy meragu sejenak dan bertanya dengan wajah takut. “Apakah gaji saya akan naik, Jenderal?”Pertanyaan itu tak diduga Jack. Dia bertanya dengan serius. “Sejujurnya aku tidak tahu bagaimana pengaturan Nyonya Smith tentang gaji. Tapi, kalau boleh aku tahu, apa yang membuatmu khawatir soal besaran gajinya?”Jack melihat Nyonya Smith sudah memainkan tablet di tangannya. Jack membiarkan Wanita paruh baya itu mencari tahu besaran gajji Mandy.“Ayah saya sakit-sakitan. Sementara Ibu sudah tua. Adik saya masih kuliah. Jadi, praktis biaya hidup kami tergantung pada gaji itu. Jika berkurang, maka kasihan ibu saya untuk mencukupinya,” jawabnya dengan wajah makin menunduk dalam.Jack menghela napas mendengar keluhannya. Diliriknya Nyonya Smith yang tersenyum samar. “Bagaimana Nyonya Smith?”Wanita itu menunjukkan daftar gaji seluruh pegawai di markas besar itu. Sebagai sekretaris teringgi, dia punya akses untuk besaran gaji semua staf sipil dan militer.“Katakanlah padanya,” ujar Jack.Nyonya S
Maka empat orang maju bersama dan memperhatikan tangkapan mereka hari itu. “Kau jangan buru-buru mati. Sudah beberapa hari kami tidak berlatih. Jika tak kuat, pingsan saja, jadi kami tak perlu mendengar suara teriakanmu saat dipukuli!”Orang itu sudah tak sanggup mendelik atau pun berteriak marah seperti sebelumnya. “Kalian mau apa?” tanyanya terbata dan napas tersengal. Dia merasa dadanya sangat sakit, bahkan sekerdar untuk menghela napas. Mungkin ada tulang rusuk yang patah di dalam.“Kami hanya mau berlatih, seperti yang diperintahkannya!” Orang itu melotot ngeri.Para prajurit itu mulai memukul dan menendanginya lagi. Tak lama orang itu kembali pingsan.“Cukup!” Bill, ajudan Jack yang lain, masuk dan menghentikan permainan mereka. “Bawakan air untuk menyadarkannya!”Dua orang prajurit keluar dan tak lama kembali dengan dua ember penuh air. Setelah mendapatkan ijin, air itu pun disiramkan ke tubuh pria itu agar dia sadar kembali. Dua ember air berhasil membuatnya kembali sadar. Den
Jack menatap tajam pria yang kakinya bergetar menahan rasa nyeri itu. “Apa kau kira aku tidak mengingat saat kau menodongkan pistol dan menembakku di jalan sana? Aku masih punya bukti yang kalian tinggalkan di jalan waktu itu. Hanya tinggal waktu hingga seluruh organisasimu kubongkar!”“Cuih!” Orang itu meludahi Jack dan mengenai wajahnya.Melihat itu, Falcon bergerak cepat hendak membereskannya. Tapi tangan Jack menahannya. Dengan tenang Jack membersihkan wajahnya dengan sapu tangan yang diberikan Wyatt.“Kau kira siapa dirimu! Kau hanya tidak tahu siapa pimpinan tertinggi kami. Kau dan seluruh perkebunan ini akan dilumatnya! Bahkan sebelum kau bisa menginjakkan kaki ke markas besar kami!”“Sepertinya kau sangat ingin mati. Tapi itu tak akan kulakukan. Aku akan membiarkanmu melihat bagaimana kau menghancurkan organisasimu sendiri, hingga mereka lah yang akan mengejarmu hingga ke ujung dunia!”“Hah! Teruslah berlagak!” tantang orang itu.Jack menghubungi Lion yang ditugaskannya untuk
Bab 36. Big Bos The Dragon dan Walikota Meadow CreekBrent pergi dengan terburu-buru. Asisten dan pengawal pribadinya mengikuti dengan langkah cepat. Sepanjang perjalanan pulang ke rumah, mereka menghubungi semua bawahan Brent dan menanyakan apakah Larry ada membawa motor curian itu ke markas mereka.“Ada, Bos. Motor itu sedang dimodifikasi di bengkel langganan!” jawab salah seorang anak buahnya di Carolina Utara.“Apa! Hentikan itu sekarang juga. Kembalikan motor itu ke bentuk aslinya, atau kalian semua akan mati di jalan seperti anjing kurap!” Brent berteriak, mengamuk, dan mengumpat di dalam helikopternya.“Kita ke bandara. Siapkan pesawat ke Greensboro sekarang!” perintah Brent. Asistennya segera mengerjakan perintah.“Tuan, kita harus berhenti untuk mengisi bahan bakar lebih dulu,” kata sang pilot.“Lakukan dengan cepat!” Jantung Brent berdegub kencang. Ancaman big bos bukan main-main. Nyawa seluruh keluarganya terancam gara-gara keponakan bodohnya itu. Jadi dia harus bisa member
Mereka menunggu jawaban gadis itu. Sementara Valerie hanya menunduk dalam.“Tiap tidak siap, kau harus pergi ke sana dan memberikan kesaksianmu. Agar orang-orang jahat itu mendapatkan balasan setimpal!” kata Tuan Fred menyemangatinya.Valerie hanya diam membisu. Tangannya masih bergetar saat menyendok sereal di mangkuk.“Jangan khawatir. Kami akan menjagamu. Tak ada yang bisa menyakitimu lagi, sekarang,” tambah Tom. “Bukankah begitu, Jack?”Jack mengangguk dengan tegas. “Kami akan melindungmu mulai sekarang.”Dengan dikawal dua ajudan dan empat orang pengawal, Dua mobil pergi menuju ruang pengadilan. Hari itu adalah sidang pertama kasus penculikan dan penyekapan dan pelecehan yang dialaminya.Kasus itu menjadi besar karena menyeret putra orang kuat di kota itu. Keluarga Anderson adalah keluarga yang paling dihindari semua orang untuk memulai perselisihan. Tak ada yang akan berakhir baik setelah berselisih dengan mereka. Seluruh kota sangat tahu hal itu.Kekuasaan mereka makin besar d
Jam delapan malam, dua mobil dan satu truk kecil masuk ke kota Meadow Creek. Beberapa orang yang berkeliaran malam hari, melihat bagaimana mobil asing itu nekat berhenti di tempat yang sangat dihindari orang umum.Leroy menaikkan sebelah alis pada dua orang anak buahnya. Itu adalah kode perintah bagi kedua preman untuk mengganggu pendatang itu agar mendapatkan sedikit keuntungan bisnis malam ini.“Sepertinya Anda orang baru di sini, Tuan. Kami akan memberi gratis biaya parkir jika anda segera membawa kendaraan ini pergi sekarang!” katanya dengan sikap ramah yang dibuat-buat.Anak buah Brent melihatnya dengan heran. “Kau hanya tikus got, ingin memeras kami? Apa kau sudah bosan hidup?” bentaknya keras.Bentakan itu terdengar ke tempat dimana Leroy berdiri. Dia segera bangkit untuk melihat situasi yang sepertinya tak bisa diatasi oleh bawahannya.Ketika dia berjalan itulah, dia melihat Pete, menyeberangi jalan dengan terburu-buru dan kemudian menunduk serta memberi hormat pada orang di d
“Mungkin motor itu tak sesuai. Atau mereka tetap menghukum Larry, agar menjadi pelajaran?” celetuk Jason.Eddy menoleh pada pria muda di sebelahnya. “Kau luar biasa cerdas. Apakah kau dulu selalu juara kelas?” tanya Eddy.“Bukankah aku sudah bilang, orang tuaku sangat miskin, hingga tidak bisa menyekolahkanku!” Jason cemberut. Dia selalu cemberut jika mengingat bahwa dirinya tidak pernah mengenyam pendidikan.”Sayang sekali,” Eddy menggeleng lagi mendengar cerita itu. Nanti, di lain waktu, dia akan melupakannya lagi, dan bertanya lagi seperti biasa.“Apakah kita akan terus menunggu di sini?” tanya Jason.“Kita lihat situasinya dulu,” kata Eddy. “Coba kau lihat berita internet. Entah kenapa aku merasa sangat penasaran dengan bunyi tembakan tadi,” perintah Eddy.“Hemm ….”Jason membuka portal berita online yang kemarin menayangkan berita tentang Larry. Dia mencari-cari hingga beberapa waktu. Kemudian berseru dengan terkejut.“Kita terlambat. Lihat ini!” Ditunjukkannya berita di ponsel p
Seorang pria jangkung berdiri di dekat seorang pria paruh baya berjas mahal.“Ayah!” panggil Alesandra. Dia dengan segera menemui pria itu dan menunjukkan wajah yang sedih.“Ayah, menejer itu menghinaku. Dia menyuruhku pergi mencari restoran lain! Dia sama sekali tidak memandang nama keluarga kita!” kata gadis cantik itu dengan suara yang terdengar lemah.“Hah … ini gila,” guman menejer wanita yang difitnah. Dia menggelengkan kepalanya gusar.“Hei, Nona! Anda jangan memutar balikkan kata. Anda membuat keributan di sini, itu sebabnya saya meminta anda untuk mencari restoran lain, atau memesan seluruh lantai. Jadi tidak ada yang akan terganggu dengan suara teriakan kalian,” kata menejer itu muak.Pria yang dipanggil ayah itu menjentikkan jari. Segera si pria jangkung melompat dan menarik tangan menejer. Memutarnya ke belakang punggung dan menjatuhkannya ke lantai yang keras.“Ah!" Keluh menejer itu. Pelayan yang tadi datang ke sana, melihat dengan ngeri. Tubuhnya gemetar di tempat.Pria
Jack tidak mengerti sama sekali tentang urusan medis ini. Dia berpikir dan membuat dugaan-dugaan denagn beragam kemungkinan yang mungkin terjadi di lapangan, tanpa butuh banyak teori rumit. “Bagaimana jika kakek ternyata dihipnotis oleh orang lain agar melupakan semua hal yang dialaminya selama ini?” Jack terkejut sendiri denagn praduganya itu. Dengan cepat jarinya mengetik pesan pada Hudson untuk menyampaikan dugaannya pada dokter. Jack ingin dokter mencari ahli hipnoterapi untuk memeriksa kakeknya besok pagi! “Yah ... kita memang harus terbuka dengan segala kemungkinan!” gumamnya sendiri. Sebuah helikopter sudah menjemputnya di halaman rumah. Lion,Falcon, dan Ned, pergi menemani Jack ke pertemuan para pimpinan militer negara. Nyonya Smith juga turut serta dalam helikopter. Sebuah tas kerja yang menggelembung berada di pangguannya. Begitu Jack masuk dan duduk dengn baik, dia sudah menyerahkan tablet untuk dibaca sang jenderal muda. Granny dan Valerie menatap helikopter tentara it
Pria bertopeng itu tak peduli. Dia terus berjalan menuju pintu keluar. “Itu kalau kau bisa bertahan hidup di penjara dan tidak dijatuhi hukuman mati!” balasnya sinis.Keesokan pagi, kepolisian Philadelphia gempar karena Calvin Fisher ditemukan tergeletak tak berdaya di pinggir jalan depan kantor polisi. Pria itu langsung dilarikan ke rumah sakit dengan kawalan polisi dari kedua kota untuk menyelamatkan nyawanya.Di Meadow Creek, Jack sarapan dengan puas. Six telah melaporkan hal itu padanya sebelum subuh. Hatinya menjadi tenang dan seringan kapas. “Kau harus sembuh, Brianna,” bisiknya dalam hati.Iring-iringan mobil Jack menembus jalanan y ang ditutupi salju tipis. Kecepatan mereka tidak melebihi batas yang diperbolehkan, karena jalanan licin dan berbahaya. Tiba-tiba muncul seseorang yang tubuhnya penuh salju dan pucat, berdiri merenangkan tangan menghadang laju mobil.Para pengawal Jack segera waspada dan mengacungkan pistol lewat jendela pada orang itu sambil menurunkan kecepatan.“
Hudson menggeleng tak berdaya. “Itu nomor private. Tak ada jejak panggilan di ponsel.”Jack diam dan memperhatikan kakeknya. “Aku terlalu letih dengan banyaknya rahasia masa lalumu. Aku tidak akan mempedulikannya lagi. Jika kau ingin aku mencari orang itu, maka sadarlah dan ceritakan masalahnya padaku. Jika tidak, aku tak ingin menggalinya. Biarkan dia muncul sediri jika berani!”Dokter tidak mengatakan ada yang buruk dengan kondisinya, selain pingsan yang diperkirakan karena kejutan kecil. Namun, tidak sampai membuat Edward Hamilton mengalami serangan jantung. Mereka sudah melakukan tes dan tidak melihat ada yang salah di jantungnya.“Aku akan istirahat di sini, malam ini. Kau bisa pulang dan istirahat di rumah. Hanya saja, besok pagi aku harus kembali bekerja.” Jack menjelaskan posisinya yang sulit.“Saya mengerti.” Hudson mengangguk.Malam itu Jack menghubungi Brodie Baker untuk datang dan membawakan laporan perusahaan yang membutuhkan persetujuannya ke rumah sakit. Dia mungkin aka
Jack tercengang mendengar pengakuan Six. Dia menggeleng gusar. “Kau sangat tahu. Dengan posisiku di ketentaraan, aku tidak akan membiarkan tindakan main hakim sendiri seperti ini!” dengusnya kasar. “Jangan khawatir, jika terjadi sesuatu, akulah yang akan bertanggung jawab. Kami sangat tahu bahwa kau telah membahayakan karier militermu dengan mengambil alih kepemimpinan kelompok dalam masa krisis ini. Kami sangat berterima kasih untuk itu.” Six mengangkat tubuhnya yang semula membungkuk jadi duduk tegak dan menoleh pada Jack di samping. “Kami semua sudah menyepakati bahwa kami tidak akan pernah menyebutmu sebagai pimpinan jika terjadi hal yang mungkin akan menyeret kita semua ke ranah hukum!” Jack tak menyangka akan mendengar hal seperti itu. Kalian ....” Six mengangguk. “Kau jangan merasa terbebani dengan Kelompok Bawah Tanah. Sedikit hal yang kusesali tentang keinginan Deska yang menjodohkanmu dengan Brianna, meskipun dia mengetahui pekerjaanmu.” Six berdiri dan menghampiri lagi
Para pelayan di kediaman Deska langsung menyiapkan pemakaman untuk keesokan hari setelah mendapatkan informasi resmi tentang meninggalnya tuan mereka. Sementara itu, Jack dan pelayan pribadi Vladimir Deska tetap menunggu hingga semua prosedur selesai. Mereka membawa pulang peti jenazah Deska beberapa jam kemudian saat malam sudah turun.Jack mengabarkan pada Tuan Fredd bahwa dia tak bisa pulang, karena ayah mertuanya meninggal hari itu. Dia akan tinggal hingga pemakaman selesai dilakukan.Wajah seisi rumah itu diliputi kesedihan mendalam. Apapun pekerjaan Vladimir Deska di luar, dia tetaplah majikan yang baik pada para pekerjanya di rumah itu. Hingga tengah malam, makin banyak tamu dan perwakilan perusahaan yang datang ke kediaman dan melihat Vladimir Deska untuk terakhir kali.“Kami tidak melihat Brianna sejak tadi. DI mana kah dia?” tanya salah seorang tamu pada pelayan rumah.“Nona juga sedang sakit saat ini. Itu sebabnya tidak bisa hadir di sini,” jawab salah seorang pelayan.“Sa
Jack melangkah cepat mengikuti pelayan pribadi Vladimir Deska yang menunggunya di helipad.“Bagaimana keadaannya sejauh ini?” tanya Jack.“Tak ada kemajuan, Tuan Muda,” jawab pria itu lesu.Jack melirik pria di sampingnya. Pelayan itu tampak sangat letih, tapi tetap berusaha sigap melayani tuannya.“Kau bisa istirahat sebentar setelah ini. Biar aku yang menjaga Tuan Deska!” kata Jack.“Saya tahu Anda murah hati, Tuan Muda. Namun, saya juga tahu bahwa Anda pun memiliki banyak hal untuk diurus. Saya tidak akan membebani Anda lebih jauh,” tolaknya dengan penuh pengertian.Jack memaksa jika memang pria itu merasa masih sanggup melakukan tugasnya. Mereka memasuki lift menuju lantai perawatan Vladimir Deska.Jack menatap nanar mertuanya terbaring dengan begitu banyak alat bantu di tubuhnya. Pria yang pernah sangat berkuasa di Kelompok Bawah Tanah itu, kini terbaring tak berdaya. Bahkan untuk menarik napas saja sudah tak mampu.“Tuan Muda, Dokter ingin bertemu dengan Anda.” Pelayan pribadi i
Tuan Fredd menatap Jack khawatir. “Jangan gegabah, Jack. Itu hanya akan merugikan dirimu sendiri!”“Kita lihat saja nanti!”Jack mendengus kasar. Masih dengan perasaan jengkel dia menyusul Granny keluar dari ruang sidang. Mereka masih harus menunggu satu jam lagi sebelum para juri selesai mengambil keputusan.Ganny terlihat murung di kursi rodanya. Jack datang mendekat. “Ganny ingin minuman?” tawarnya.Tak jauh dari mereka berdiri, ada vending machine tempat menjual minuman. Jack mengeluakan uang agar semua orang bisa membeli minuman jika haus.Tak lama Valeri kembali dan menyodorkan sebotol air mineral serta roti lapis yang dikemas dengan sangat rapi. Granny menerimanya dan segera menikmati makanan kecil itu.“Jangan khawatirkan apa pun, Nyonya. Juri pasti bisa melihat bahwa pria itu memang pembunuhnya. Apa yang telah dilakukannya tidak akan diabaikan begitu saja hanya kanya karena pengakuan dia dibayar mahal,” kata Tuan Fredd.“Benar. Bukankah denagn pernyataan seperti itu dia justr
Jack melaporkan apa yang terjadi di Pensylvania pada Six. Dia ingin kelompok itu tenang karena semua sudah menjadi lebih terang dan jelas. Teman-teman mereka telah dievakuasi dari orang-orang yang datang menyerang. Sekarang tinggal menunggu hasil penyelidikan polisi pada kasus yang ada di sana.Jack hanya berharap tak ada hal uang akan membahayakan karirnya dari tempat itu. Dia hanya ingin semua masalahnya segera selesai dan bisa melepaskan diri dari pernikahan dengan Brianna secepatnya.“Apa kau sudah siap untuk ke pengadilan?” tanya Granny dari depan pintu kamarnya.Valerie terlihat lebih segar pagi itu, dengan gaun simpel berwarna biru langit berpadu putih. Menyadari Jack mengamatinya, wanita muda itu menunduk, lalu berbalik ke kamar Granny.“Tas Anda tertinggal di kamar,” bisiknya halus pada nenek Jack.“Oh, tolong ambilkan,” kata Granny cepat. Saat itu Valerie sudah masuk ke dalam kamar.eJack melangkah ke dekat neneknya. “Nenek cantik sekali pagi ini,” pujiya sambil tersenyum se
Di tengah kota pada dini hari itu, sebuah mobil yang sedang ngebut di jalan raya, terpantau oleh pengawas lalu lintas. Sebuah mobil polisi langsung mengejar untuk menghentikannya. Suara sirinenya meraung di kota yang masih tertidur lelap.Mata Falcon terbuka lebar dan dia segera bangkit dari tempat tidur, mengintip dari jendela untuk mengawasi keadaan di luar. Diperkirakannya suara sirine itu kemungkin berada satu atau dua blok dari tempatnya berada.Menyadari sura tersebut justru makin mendekat, Falcon muai menaruh perhatian yang lebih besar. Dia keluar ke balkon kamar dan memperhatikan dengan seksama di mana posisi kendaraan polisi tersebut.“Mereka menuju ke sini!” Falcon masuk lagi ke kamar karena sepertinya mobil polisi itu tertahan cukup jauh di persimpangan. Dia keluar lagi dengan membawa teropong kecil untuk mengamati.Tak lama terdengar suara tembakan yang nyaring meningkahi suara sirine yang masih terus menyala. Disambut oleh balasan tembakan lainnya. Hal itu berhasil meng