Beranda / Urban / DIALAH SANG DEWA PERANG / Bab 36. Big Bos dan Walikota

Share

Bab 36. Big Bos dan Walikota

Penulis: Seruling Emas
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-11 21:45:22

Bab 36. Big Bos The Dragon dan Walikota Meadow Creek

Brent pergi dengan terburu-buru. Asisten dan pengawal pribadinya mengikuti dengan langkah cepat. Sepanjang perjalanan pulang ke rumah, mereka menghubungi semua bawahan Brent dan menanyakan apakah Larry ada membawa motor curian itu ke markas mereka.

“Ada, Bos. Motor itu sedang dimodifikasi di bengkel langganan!” jawab salah seorang anak buahnya di Carolina Utara.

“Apa! Hentikan itu sekarang juga. Kembalikan motor itu ke bentuk aslinya, atau kalian semua akan mati di jalan seperti anjing kurap!” Brent berteriak, mengamuk, dan mengumpat di dalam helikopternya.

“Kita ke bandara. Siapkan pesawat ke Greensboro sekarang!” perintah Brent. Asistennya segera mengerjakan perintah.

“Tuan, kita harus berhenti untuk mengisi bahan bakar lebih dulu,” kata sang pilot.

“Lakukan dengan cepat!” Jantung Brent berdegub kencang. Ancaman big bos bukan main-main. Nyawa seluruh keluarganya terancam gara-gara keponakan bodohnya itu. Jadi dia harus bisa member
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 37. Sidang Valerie

    Mereka menunggu jawaban gadis itu. Sementara Valerie hanya menunduk dalam.“Tiap tidak siap, kau harus pergi ke sana dan memberikan kesaksianmu. Agar orang-orang jahat itu mendapatkan balasan setimpal!” kata Tuan Fred menyemangatinya.Valerie hanya diam membisu. Tangannya masih bergetar saat menyendok sereal di mangkuk.“Jangan khawatir. Kami akan menjagamu. Tak ada yang bisa menyakitimu lagi, sekarang,” tambah Tom. “Bukankah begitu, Jack?”Jack mengangguk dengan tegas. “Kami akan melindungmu mulai sekarang.”Dengan dikawal dua ajudan dan empat orang pengawal, Dua mobil pergi menuju ruang pengadilan. Hari itu adalah sidang pertama kasus penculikan dan penyekapan dan pelecehan yang dialaminya.Kasus itu menjadi besar karena menyeret putra orang kuat di kota itu. Keluarga Anderson adalah keluarga yang paling dihindari semua orang untuk memulai perselisihan. Tak ada yang akan berakhir baik setelah berselisih dengan mereka. Seluruh kota sangat tahu hal itu.Kekuasaan mereka makin besar d

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-12
  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 38. Mengembalikan Motor Jack

    Jam delapan malam, dua mobil dan satu truk kecil masuk ke kota Meadow Creek. Beberapa orang yang berkeliaran malam hari, melihat bagaimana mobil asing itu nekat berhenti di tempat yang sangat dihindari orang umum.Leroy menaikkan sebelah alis pada dua orang anak buahnya. Itu adalah kode perintah bagi kedua preman untuk mengganggu pendatang itu agar mendapatkan sedikit keuntungan bisnis malam ini.“Sepertinya Anda orang baru di sini, Tuan. Kami akan memberi gratis biaya parkir jika anda segera membawa kendaraan ini pergi sekarang!” katanya dengan sikap ramah yang dibuat-buat.Anak buah Brent melihatnya dengan heran. “Kau hanya tikus got, ingin memeras kami? Apa kau sudah bosan hidup?” bentaknya keras.Bentakan itu terdengar ke tempat dimana Leroy berdiri. Dia segera bangkit untuk melihat situasi yang sepertinya tak bisa diatasi oleh bawahannya.Ketika dia berjalan itulah, dia melihat Pete, menyeberangi jalan dengan terburu-buru dan kemudian menunduk serta memberi hormat pada orang di d

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-13
  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 39. Gagalnya Negosiasi

    “Mungkin motor itu tak sesuai. Atau mereka tetap menghukum Larry, agar menjadi pelajaran?” celetuk Jason.Eddy menoleh pada pria muda di sebelahnya. “Kau luar biasa cerdas. Apakah kau dulu selalu juara kelas?” tanya Eddy.“Bukankah aku sudah bilang, orang tuaku sangat miskin, hingga tidak bisa menyekolahkanku!” Jason cemberut. Dia selalu cemberut jika mengingat bahwa dirinya tidak pernah mengenyam pendidikan.”Sayang sekali,” Eddy menggeleng lagi mendengar cerita itu. Nanti, di lain waktu, dia akan melupakannya lagi, dan bertanya lagi seperti biasa.“Apakah kita akan terus menunggu di sini?” tanya Jason.“Kita lihat situasinya dulu,” kata Eddy. “Coba kau lihat berita internet. Entah kenapa aku merasa sangat penasaran dengan bunyi tembakan tadi,” perintah Eddy.“Hemm ….”Jason membuka portal berita online yang kemarin menayangkan berita tentang Larry. Dia mencari-cari hingga beberapa waktu. Kemudian berseru dengan terkejut.“Kita terlambat. Lihat ini!” Ditunjukkannya berita di ponsel p

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-14
  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 40. Keluarga Fisher dari Philadelphia

    Seorang pria jangkung berdiri di dekat seorang pria paruh baya berjas mahal.“Ayah!” panggil Alesandra. Dia dengan segera menemui pria itu dan menunjukkan wajah yang sedih.“Ayah, menejer itu menghinaku. Dia menyuruhku pergi mencari restoran lain! Dia sama sekali tidak memandang nama keluarga kita!” kata gadis cantik itu dengan suara yang terdengar lemah.“Hah … ini gila,” guman menejer wanita yang difitnah. Dia menggelengkan kepalanya gusar.“Hei, Nona! Anda jangan memutar balikkan kata. Anda membuat keributan di sini, itu sebabnya saya meminta anda untuk mencari restoran lain, atau memesan seluruh lantai. Jadi tidak ada yang akan terganggu dengan suara teriakan kalian,” kata menejer itu muak.Pria yang dipanggil ayah itu menjentikkan jari. Segera si pria jangkung melompat dan menarik tangan menejer. Memutarnya ke belakang punggung dan menjatuhkannya ke lantai yang keras.“Ah!" Keluh menejer itu. Pelayan yang tadi datang ke sana, melihat dengan ngeri. Tubuhnya gemetar di tempat.Pria

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-16
  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 41. Hadiah Aaron Hamilton

    Wanita itu menatap Tuan Burton. “Kau terlalu lembut hati. Itu sebabnya keuntungan restoran ini selalu jadi yang paling rendah!” kecamnya.Tuan Burton terdiam. Dia sudah berusaha maksimal untuk tetap memberi keuntungan pada usaha resto itu. Hanya saja, dengan kejadian ini, usahanya tak akan bisa membukukan neraca plus di bulan berjalan. Karena akhir bulan tinggal beberapa hari lagi.“Aku tidak akan mengintervensimu. Tapi kau sangat tahu bagaimana Bos Besar. Kau sendiri pernah bekerja langsung dengannya!” ujar wanita itu.Tuan Burton tidak berkomentar.***Jam satu, Jack sudah memesan tempat di Restoran Sky Garden. Dia akan menunggu pria yang menjadi ayahnya itu dan mendengarkan kisah yang ingin dikatakannya.Sambil menunggu, Jack menanyakan kabar granny, Valerie dan keadaan rumah. Kemudian mendengarkan laporan Tom tentang pekerjaannya di kebun. Harusnya, akhir pekan ini dia membantu Tom dan Tuan Fred membenahi kebun mereka. Tapi dia harus bertemu ayahnya. Membuatnya mungkin akan pulan

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-17
  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 42. Penguntit

    Dari bangunan berlantai dua di seberang restoran Sky Garden, sebuah video dengan pengambil jarak jauh, diarahkan pada restoran itu. Dia berhasil menembus dinding-dinding kaca resto dan melihat dengan jelas sang target.Tubuh pria itu duduk tegak setelah mobil Aaron Hamilton dan putranya menghilang ke tujuan masing-masing. Dengan cepat dia memeriksa rekaman video yang didapatnya, kemudian mengirimkan berkas itu pada satu nomor yang diberi nama: Rose!Lalu sebuah pesan menyusul. “Tugas sudah kulakukan. Kuharap bayaranku tidak telat lagi kali ini!”Tak lama, sebuah mobil lain keluar dari tempat parkir gedung itu dan segera menghilang.***Di mobilnya, Aaron seperti sedang menunggu sesuatu. DIa duduk tenang dan berulang kali melihat ponsel yang ada di tangan.“Apakah kita akan pulang, Bos?” tanya sopirnya.“Ya!” sahutnya pelan.Mobil itu meluncur cepat ke daerah pinggir kota, area para konglomerat kaya tinggal di rumah-rumah mewah berhalaman luas. Mobil itu meluncur masuk ke sebuah rumah

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18
  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 43. Hukuman Larry dan Brent

    Begitu Jack sampai di Meadow Creek pada malam hari, Falcon menunjukkan motor yang dikirim Brent. Jack mengetatkan rahangnya hingga terlihat garis tegas di wajah tampan itu. Dia sama sekali tidak senang melihat motor jelek dan sudah disambung di sana sini. Bagian-bagian orisinal pada motor tua itu sudah hilang. Dia meninggalkannya begitu saja di gudang lalu masuk ke rumah.“Bagaimana granny?” tanya Jack pada Tuan Fred.“Aku baru akan memberinya makan malam.” Pria paroh baya itu menunjukkan nampan yang ada di meja dapur.“Biar aku yang melakukannya.” Jack mengankat nampan makanan dan minuman itu, lalu membawanya ke dalam.“Dia sangat marah,” celetuk Tom.“Motor itu peninggalan tuan besar yang sudah dimilikinya sejak masih muda. Tentu saja dia sangat marah melihat semua kenangan di situ dihancurkan seperti sebuah rongsokan!” komentar Tuan Fred.“Orang-orang seperti si Larry itu tidak tahu apapun tentang barang antik. Mereka tidak bisa menghargai karya seni dan kenangan yang tersimpan di

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 44. Restoran Blue Rose

    Malam itu, Sebuah restoran mewah yang baru saja mengantar keluar pengunjung terakhirnya, tiba-tiba kebakaran di dapur. Semua pekerja kalang kabut menyelamatkan diri akibat bau gas yang kuat disemua tempat. Tak ada yang sempat berpikir untuk mematikan api. Api menjalar dengan cepat, membakar semua barang yang mudah terbakar.Tepat setelah Tuan Burton keluar dari pintu, ledakan hebat meluluh lantakkan seluruh bangunan. Orang-orang berteriak ngeri.“Oh … tidak! Semua hasil penjualan belum sempat diambil dari meja kasir,” batin Tuan Burton putus asa. Dia sudah tak tahu apa lagi yang mesti dilakukannya. Dia sudah jadi gembel sekarang. Semua uang ditanam dalam usaha yang belum setahun dirintisnya. Restoran Blue Rose cabang Philadelphia itu kini lenyap tak bersisa.Dalam sebuah mobil, dua gadis dengan tangan dalam keadaan di gips. Seorang pria menyetir dengan hati-hati.“Apa yang harus kita kerjakan sekarang? Tanya gadis pelayan yang bernama Tracy, pada Linda.“Tak ada yang bisa kita lakukan

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20

Bab terbaru

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 148. Cinta Akan Menemukan Jalannya Sendiri

    Jack tidak mengerti sama sekali tentang urusan medis ini. Dia berpikir dan membuat dugaan-dugaan denagn beragam kemungkinan yang mungkin terjadi di lapangan, tanpa butuh banyak teori rumit. “Bagaimana jika kakek ternyata dihipnotis oleh orang lain agar melupakan semua hal yang dialaminya selama ini?” Jack terkejut sendiri denagn praduganya itu. Dengan cepat jarinya mengetik pesan pada Hudson untuk menyampaikan dugaannya pada dokter. Jack ingin dokter mencari ahli hipnoterapi untuk memeriksa kakeknya besok pagi! “Yah ... kita memang harus terbuka dengan segala kemungkinan!” gumamnya sendiri. Sebuah helikopter sudah menjemputnya di halaman rumah. Lion,Falcon, dan Ned, pergi menemani Jack ke pertemuan para pimpinan militer negara. Nyonya Smith juga turut serta dalam helikopter. Sebuah tas kerja yang menggelembung berada di pangguannya. Begitu Jack masuk dan duduk dengn baik, dia sudah menyerahkan tablet untuk dibaca sang jenderal muda. Granny dan Valerie menatap helikopter tentara it

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 147. Keterlibatan Alessandro Garcia

    Pria bertopeng itu tak peduli. Dia terus berjalan menuju pintu keluar. “Itu kalau kau bisa bertahan hidup di penjara dan tidak dijatuhi hukuman mati!” balasnya sinis.Keesokan pagi, kepolisian Philadelphia gempar karena Calvin Fisher ditemukan tergeletak tak berdaya di pinggir jalan depan kantor polisi. Pria itu langsung dilarikan ke rumah sakit dengan kawalan polisi dari kedua kota untuk menyelamatkan nyawanya.Di Meadow Creek, Jack sarapan dengan puas. Six telah melaporkan hal itu padanya sebelum subuh. Hatinya menjadi tenang dan seringan kapas. “Kau harus sembuh, Brianna,” bisiknya dalam hati.Iring-iringan mobil Jack menembus jalanan y ang ditutupi salju tipis. Kecepatan mereka tidak melebihi batas yang diperbolehkan, karena jalanan licin dan berbahaya. Tiba-tiba muncul seseorang yang tubuhnya penuh salju dan pucat, berdiri merenangkan tangan menghadang laju mobil.Para pengawal Jack segera waspada dan mengacungkan pistol lewat jendela pada orang itu sambil menurunkan kecepatan.“

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 146. Pilihan yang Tak Bisa Ditolak

    Hudson menggeleng tak berdaya. “Itu nomor private. Tak ada jejak panggilan di ponsel.”Jack diam dan memperhatikan kakeknya. “Aku terlalu letih dengan banyaknya rahasia masa lalumu. Aku tidak akan mempedulikannya lagi. Jika kau ingin aku mencari orang itu, maka sadarlah dan ceritakan masalahnya padaku. Jika tidak, aku tak ingin menggalinya. Biarkan dia muncul sediri jika berani!”Dokter tidak mengatakan ada yang buruk dengan kondisinya, selain pingsan yang diperkirakan karena kejutan kecil. Namun, tidak sampai membuat Edward Hamilton mengalami serangan jantung. Mereka sudah melakukan tes dan tidak melihat ada yang salah di jantungnya.“Aku akan istirahat di sini, malam ini. Kau bisa pulang dan istirahat di rumah. Hanya saja, besok pagi aku harus kembali bekerja.” Jack menjelaskan posisinya yang sulit.“Saya mengerti.” Hudson mengangguk.Malam itu Jack menghubungi Brodie Baker untuk datang dan membawakan laporan perusahaan yang membutuhkan persetujuannya ke rumah sakit. Dia mungkin aka

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 145. Pemakaman Vladimir Deska

    Jack tercengang mendengar pengakuan Six. Dia menggeleng gusar. “Kau sangat tahu. Dengan posisiku di ketentaraan, aku tidak akan membiarkan tindakan main hakim sendiri seperti ini!” dengusnya kasar. “Jangan khawatir, jika terjadi sesuatu, akulah yang akan bertanggung jawab. Kami sangat tahu bahwa kau telah membahayakan karier militermu dengan mengambil alih kepemimpinan kelompok dalam masa krisis ini. Kami sangat berterima kasih untuk itu.” Six mengangkat tubuhnya yang semula membungkuk jadi duduk tegak dan menoleh pada Jack di samping. “Kami semua sudah menyepakati bahwa kami tidak akan pernah menyebutmu sebagai pimpinan jika terjadi hal yang mungkin akan menyeret kita semua ke ranah hukum!” Jack tak menyangka akan mendengar hal seperti itu. Kalian ....” Six mengangguk. “Kau jangan merasa terbebani dengan Kelompok Bawah Tanah. Sedikit hal yang kusesali tentang keinginan Deska yang menjodohkanmu dengan Brianna, meskipun dia mengetahui pekerjaanmu.” Six berdiri dan menghampiri lagi

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 144. Rencana Pembalasan Six

    Para pelayan di kediaman Deska langsung menyiapkan pemakaman untuk keesokan hari setelah mendapatkan informasi resmi tentang meninggalnya tuan mereka. Sementara itu, Jack dan pelayan pribadi Vladimir Deska tetap menunggu hingga semua prosedur selesai. Mereka membawa pulang peti jenazah Deska beberapa jam kemudian saat malam sudah turun.Jack mengabarkan pada Tuan Fredd bahwa dia tak bisa pulang, karena ayah mertuanya meninggal hari itu. Dia akan tinggal hingga pemakaman selesai dilakukan.Wajah seisi rumah itu diliputi kesedihan mendalam. Apapun pekerjaan Vladimir Deska di luar, dia tetaplah majikan yang baik pada para pekerjanya di rumah itu. Hingga tengah malam, makin banyak tamu dan perwakilan perusahaan yang datang ke kediaman dan melihat Vladimir Deska untuk terakhir kali.“Kami tidak melihat Brianna sejak tadi. DI mana kah dia?” tanya salah seorang tamu pada pelayan rumah.“Nona juga sedang sakit saat ini. Itu sebabnya tidak bisa hadir di sini,” jawab salah seorang pelayan.“Sa

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 143. Akhir Vladimir Deska

    Jack melangkah cepat mengikuti pelayan pribadi Vladimir Deska yang menunggunya di helipad.“Bagaimana keadaannya sejauh ini?” tanya Jack.“Tak ada kemajuan, Tuan Muda,” jawab pria itu lesu.Jack melirik pria di sampingnya. Pelayan itu tampak sangat letih, tapi tetap berusaha sigap melayani tuannya.“Kau bisa istirahat sebentar setelah ini. Biar aku yang menjaga Tuan Deska!” kata Jack.“Saya tahu Anda murah hati, Tuan Muda. Namun, saya juga tahu bahwa Anda pun memiliki banyak hal untuk diurus. Saya tidak akan membebani Anda lebih jauh,” tolaknya dengan penuh pengertian.Jack memaksa jika memang pria itu merasa masih sanggup melakukan tugasnya. Mereka memasuki lift menuju lantai perawatan Vladimir Deska.Jack menatap nanar mertuanya terbaring dengan begitu banyak alat bantu di tubuhnya. Pria yang pernah sangat berkuasa di Kelompok Bawah Tanah itu, kini terbaring tak berdaya. Bahkan untuk menarik napas saja sudah tak mampu.“Tuan Muda, Dokter ingin bertemu dengan Anda.” Pelayan pribadi i

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 142. Orang Tak Dikenal

    Tuan Fredd menatap Jack khawatir. “Jangan gegabah, Jack. Itu hanya akan merugikan dirimu sendiri!”“Kita lihat saja nanti!”Jack mendengus kasar. Masih dengan perasaan jengkel dia menyusul Granny keluar dari ruang sidang. Mereka masih harus menunggu satu jam lagi sebelum para juri selesai mengambil keputusan.Ganny terlihat murung di kursi rodanya. Jack datang mendekat. “Ganny ingin minuman?” tawarnya.Tak jauh dari mereka berdiri, ada vending machine tempat menjual minuman. Jack mengeluakan uang agar semua orang bisa membeli minuman jika haus.Tak lama Valeri kembali dan menyodorkan sebotol air mineral serta roti lapis yang dikemas dengan sangat rapi. Granny menerimanya dan segera menikmati makanan kecil itu.“Jangan khawatirkan apa pun, Nyonya. Juri pasti bisa melihat bahwa pria itu memang pembunuhnya. Apa yang telah dilakukannya tidak akan diabaikan begitu saja hanya kanya karena pengakuan dia dibayar mahal,” kata Tuan Fredd.“Benar. Bukankah denagn pernyataan seperti itu dia justr

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 141. Kejutan dari Leland

    Jack melaporkan apa yang terjadi di Pensylvania pada Six. Dia ingin kelompok itu tenang karena semua sudah menjadi lebih terang dan jelas. Teman-teman mereka telah dievakuasi dari orang-orang yang datang menyerang. Sekarang tinggal menunggu hasil penyelidikan polisi pada kasus yang ada di sana.Jack hanya berharap tak ada hal uang akan membahayakan karirnya dari tempat itu. Dia hanya ingin semua masalahnya segera selesai dan bisa melepaskan diri dari pernikahan dengan Brianna secepatnya.“Apa kau sudah siap untuk ke pengadilan?” tanya Granny dari depan pintu kamarnya.Valerie terlihat lebih segar pagi itu, dengan gaun simpel berwarna biru langit berpadu putih. Menyadari Jack mengamatinya, wanita muda itu menunduk, lalu berbalik ke kamar Granny.“Tas Anda tertinggal di kamar,” bisiknya halus pada nenek Jack.“Oh, tolong ambilkan,” kata Granny cepat. Saat itu Valerie sudah masuk ke dalam kamar.eJack melangkah ke dekat neneknya. “Nenek cantik sekali pagi ini,” pujiya sambil tersenyum se

  • DIALAH SANG DEWA PERANG   Bab 140. Penangkapan Damon dan Penggrebekan

    Di tengah kota pada dini hari itu, sebuah mobil yang sedang ngebut di jalan raya, terpantau oleh pengawas lalu lintas. Sebuah mobil polisi langsung mengejar untuk menghentikannya. Suara sirinenya meraung di kota yang masih tertidur lelap.Mata Falcon terbuka lebar dan dia segera bangkit dari tempat tidur, mengintip dari jendela untuk mengawasi keadaan di luar. Diperkirakannya suara sirine itu kemungkin berada satu atau dua blok dari tempatnya berada.Menyadari sura tersebut justru makin mendekat, Falcon muai menaruh perhatian yang lebih besar. Dia keluar ke balkon kamar dan memperhatikan dengan seksama di mana posisi kendaraan polisi tersebut.“Mereka menuju ke sini!” Falcon masuk lagi ke kamar karena sepertinya mobil polisi itu tertahan cukup jauh di persimpangan. Dia keluar lagi dengan membawa teropong kecil untuk mengamati.Tak lama terdengar suara tembakan yang nyaring meningkahi suara sirine yang masih terus menyala. Disambut oleh balasan tembakan lainnya. Hal itu berhasil meng

DMCA.com Protection Status