Wanita itu menatap Tuan Burton. “Kau terlalu lembut hati. Itu sebabnya keuntungan restoran ini selalu jadi yang paling rendah!” kecamnya.Tuan Burton terdiam. Dia sudah berusaha maksimal untuk tetap memberi keuntungan pada usaha resto itu. Hanya saja, dengan kejadian ini, usahanya tak akan bisa membukukan neraca plus di bulan berjalan. Karena akhir bulan tinggal beberapa hari lagi.“Aku tidak akan mengintervensimu. Tapi kau sangat tahu bagaimana Bos Besar. Kau sendiri pernah bekerja langsung dengannya!” ujar wanita itu.Tuan Burton tidak berkomentar.***Jam satu, Jack sudah memesan tempat di Restoran Sky Garden. Dia akan menunggu pria yang menjadi ayahnya itu dan mendengarkan kisah yang ingin dikatakannya.Sambil menunggu, Jack menanyakan kabar granny, Valerie dan keadaan rumah. Kemudian mendengarkan laporan Tom tentang pekerjaannya di kebun. Harusnya, akhir pekan ini dia membantu Tom dan Tuan Fred membenahi kebun mereka. Tapi dia harus bertemu ayahnya. Membuatnya mungkin akan pulan
Dari bangunan berlantai dua di seberang restoran Sky Garden, sebuah video dengan pengambil jarak jauh, diarahkan pada restoran itu. Dia berhasil menembus dinding-dinding kaca resto dan melihat dengan jelas sang target.Tubuh pria itu duduk tegak setelah mobil Aaron Hamilton dan putranya menghilang ke tujuan masing-masing. Dengan cepat dia memeriksa rekaman video yang didapatnya, kemudian mengirimkan berkas itu pada satu nomor yang diberi nama: Rose!Lalu sebuah pesan menyusul. “Tugas sudah kulakukan. Kuharap bayaranku tidak telat lagi kali ini!”Tak lama, sebuah mobil lain keluar dari tempat parkir gedung itu dan segera menghilang.***Di mobilnya, Aaron seperti sedang menunggu sesuatu. DIa duduk tenang dan berulang kali melihat ponsel yang ada di tangan.“Apakah kita akan pulang, Bos?” tanya sopirnya.“Ya!” sahutnya pelan.Mobil itu meluncur cepat ke daerah pinggir kota, area para konglomerat kaya tinggal di rumah-rumah mewah berhalaman luas. Mobil itu meluncur masuk ke sebuah rumah
Begitu Jack sampai di Meadow Creek pada malam hari, Falcon menunjukkan motor yang dikirim Brent. Jack mengetatkan rahangnya hingga terlihat garis tegas di wajah tampan itu. Dia sama sekali tidak senang melihat motor jelek dan sudah disambung di sana sini. Bagian-bagian orisinal pada motor tua itu sudah hilang. Dia meninggalkannya begitu saja di gudang lalu masuk ke rumah.“Bagaimana granny?” tanya Jack pada Tuan Fred.“Aku baru akan memberinya makan malam.” Pria paroh baya itu menunjukkan nampan yang ada di meja dapur.“Biar aku yang melakukannya.” Jack mengankat nampan makanan dan minuman itu, lalu membawanya ke dalam.“Dia sangat marah,” celetuk Tom.“Motor itu peninggalan tuan besar yang sudah dimilikinya sejak masih muda. Tentu saja dia sangat marah melihat semua kenangan di situ dihancurkan seperti sebuah rongsokan!” komentar Tuan Fred.“Orang-orang seperti si Larry itu tidak tahu apapun tentang barang antik. Mereka tidak bisa menghargai karya seni dan kenangan yang tersimpan di
Malam itu, Sebuah restoran mewah yang baru saja mengantar keluar pengunjung terakhirnya, tiba-tiba kebakaran di dapur. Semua pekerja kalang kabut menyelamatkan diri akibat bau gas yang kuat disemua tempat. Tak ada yang sempat berpikir untuk mematikan api. Api menjalar dengan cepat, membakar semua barang yang mudah terbakar.Tepat setelah Tuan Burton keluar dari pintu, ledakan hebat meluluh lantakkan seluruh bangunan. Orang-orang berteriak ngeri.“Oh … tidak! Semua hasil penjualan belum sempat diambil dari meja kasir,” batin Tuan Burton putus asa. Dia sudah tak tahu apa lagi yang mesti dilakukannya. Dia sudah jadi gembel sekarang. Semua uang ditanam dalam usaha yang belum setahun dirintisnya. Restoran Blue Rose cabang Philadelphia itu kini lenyap tak bersisa.Dalam sebuah mobil, dua gadis dengan tangan dalam keadaan di gips. Seorang pria menyetir dengan hati-hati.“Apa yang harus kita kerjakan sekarang? Tanya gadis pelayan yang bernama Tracy, pada Linda.“Tak ada yang bisa kita lakukan
Hari itu mobil Jack melaju ke kantor. Seperti kata Wyatt. Memang tidak ada apapun yang bisa menjadi petunjuk dari cctv kereta api.“Apakah mungkin seseorang menyentuhnya saat mommy naik kereta? Atau saat dia turun? Atau sesuatu yang tak disengaja?” pikir Jack“Tidak! Posisi bekas racun itu bukan sesuatu yang tidak disengaja. Dan letaknya dekat dengan kepala. Harusnya, reaksinya cepat. Ditambah dengan racun yang kuat, maka kemungkinan mommy mendapat serangan beberapa saat sebelum kereta berhenti!” pikir Jack.Jack mencari nama dokter forensik kota itu di ponsel.“Ya?” sebuah suara terdengar di ujung telepon.“Aku Jack, Dokter Billy. Putra Daniella Lawrence yang tewas karena racun tetrodotoxin,” kata Jack mengingatkan.“Oh, aku ingat tentang kasus itu. Ada apa kau meneleponku?” tanya Billy.“Ada beberapa hal yang ingin kutanyakan. Bisakah kita bertemu petang ini?” tanya Jack.“Jika tentang kasus ibumu, semua datanya sudah kuberikan padamu dan polisi. Coba kau baca lagi,” katanya.“Aku t
Pamela sedikit terkejut mendapat bentakan sekeras itu. Biasanya mertuanya hanya mengomel atau melempar benda-benda jika ada sesuatu yang tak berkenan di hatinya. Hal itu membuatnya jadi terdiam, beberapa saat. Namun kemudian kesadarannya kembali, dan hatinya menyimpan api dendam.“Mereka hanya orang rendahan. Kenapa kita harus peduli?” ujarnya tak senang dengan pendapat Aaron dan Edward.“Setiap orang, punya seseorang di belakangnya. Seperti kau yang memiliki nama kami di belakangmu. Tanpa kami, kau juga sama rendahnya dengan para pelayan itu!” ketus Aaron. Pria itu berdiri dan meninggalkan tempat perbincangan yang menurutnya sangat memuakkan.“Hei! Apa katamu? Aku tak terima kau samakan dengan mereka!” teriak Pamela murka. Dia berdiri dan siap untuk mengejar Aaron.Tapi ternyata Aaron menghentikan langkah dan berdiri di depan pintu ruangan, menghadap padanya.“Kau bukan siapa-siapa sampai kau menjebakku dengan kehamilanmu yang bahkan sampai sekarang tidak kuketahui bagaimana itu terj
Hunter meneguk minumannya sekali lagi, hingga botol itu kosong. Lalu duduk serius di depan Jack. “Chief memanggilku,” katanya.“Chief? Yang---”Hunter mengangguk cepat dan tak sabar. Dia mengeluarkan sebuah usb dan menyerahkannya pada Jack.“Katanya dia berjanji untuk membantumu memecahkan kasus ibumu. Hanya saja, ternyata itu tidak semudah yang dibayangkan. Dan karena ini sangat mendesak dan … yah. Kau sangat mengenalnya bukan?”“Dia orang kolot yang tidak terlalu mempercayai beberapa teknologi yang menurutnya mudah bocor!” Hunter mengangguk.Jack mengambil usb yang diberikan oleh Hunter. Dimasukkan ke dalam laptop kerja pribadi dan memeriksa isinya. Wajahnya langsung menegang. Kedua tangannya menutup muka. Sambil mengerutkan dahi, matanya terpejam sejenak.“Apa kau sudah periksa kevalidannya?” tanya Jack.“Aku bahkan belum tidur sejak kemarin untuk mengkonfirmasi ini!” kata Hunter meyakinkan Jack.“Apa kau ada saran?”“Sebaiknya kita pergi ke pelelangan itu,” saran Hunter.“Kau tahu
“Kita cari waktu yang tepat!” kata Jack menyabarkannya.Mereka akhirnya diam. Tiger merekam wajah dan postur tubuh pria yang tadi mereka dapat. Di bangkunya, Mandy menunjukkan ketenangan yang sungguh membuat kagum Jack. Gadis itu tidak gugup sama sekali, meskipun tahu kalau mereka sedang dalam operasi menyergap target malam itu.“Apa kau mau minuman?” Jack menawarkan gadis itu sesuatu, sebab sejak tadi dia hanya diam mendengarkan tiga orang lain bekerja. Mandy mengangguk.“Jack menuangkan minuman mahal yang disediakan oleh penyelenggara ke gelas-gelas yang tersedia di sana. Keempatnya minum sedikit untuk membasahi tenggorokan.Kemudian seorang pria yang sangat menarik, penuh senyum dan enerjik, naik ke atas panggung dan memperkenalkan diri. Selamat malam saudara semua. Aku Don Corbyn yang akan memandu lelang kali ini.”Orang-orang bertepuk tangan.“Baik, saya tahu anda semua sudah tidak sabar. Jadi, mari kita memulai lelang yang pertama!” Suaranya sangat jelas dan enak di dengar teli
Jack tidak mengerti sama sekali tentang urusan medis ini. Dia berpikir dan membuat dugaan-dugaan denagn beragam kemungkinan yang mungkin terjadi di lapangan, tanpa butuh banyak teori rumit. “Bagaimana jika kakek ternyata dihipnotis oleh orang lain agar melupakan semua hal yang dialaminya selama ini?” Jack terkejut sendiri denagn praduganya itu. Dengan cepat jarinya mengetik pesan pada Hudson untuk menyampaikan dugaannya pada dokter. Jack ingin dokter mencari ahli hipnoterapi untuk memeriksa kakeknya besok pagi! “Yah ... kita memang harus terbuka dengan segala kemungkinan!” gumamnya sendiri. Sebuah helikopter sudah menjemputnya di halaman rumah. Lion,Falcon, dan Ned, pergi menemani Jack ke pertemuan para pimpinan militer negara. Nyonya Smith juga turut serta dalam helikopter. Sebuah tas kerja yang menggelembung berada di pangguannya. Begitu Jack masuk dan duduk dengn baik, dia sudah menyerahkan tablet untuk dibaca sang jenderal muda. Granny dan Valerie menatap helikopter tentara it
Pria bertopeng itu tak peduli. Dia terus berjalan menuju pintu keluar. “Itu kalau kau bisa bertahan hidup di penjara dan tidak dijatuhi hukuman mati!” balasnya sinis.Keesokan pagi, kepolisian Philadelphia gempar karena Calvin Fisher ditemukan tergeletak tak berdaya di pinggir jalan depan kantor polisi. Pria itu langsung dilarikan ke rumah sakit dengan kawalan polisi dari kedua kota untuk menyelamatkan nyawanya.Di Meadow Creek, Jack sarapan dengan puas. Six telah melaporkan hal itu padanya sebelum subuh. Hatinya menjadi tenang dan seringan kapas. “Kau harus sembuh, Brianna,” bisiknya dalam hati.Iring-iringan mobil Jack menembus jalanan y ang ditutupi salju tipis. Kecepatan mereka tidak melebihi batas yang diperbolehkan, karena jalanan licin dan berbahaya. Tiba-tiba muncul seseorang yang tubuhnya penuh salju dan pucat, berdiri merenangkan tangan menghadang laju mobil.Para pengawal Jack segera waspada dan mengacungkan pistol lewat jendela pada orang itu sambil menurunkan kecepatan.“
Hudson menggeleng tak berdaya. “Itu nomor private. Tak ada jejak panggilan di ponsel.”Jack diam dan memperhatikan kakeknya. “Aku terlalu letih dengan banyaknya rahasia masa lalumu. Aku tidak akan mempedulikannya lagi. Jika kau ingin aku mencari orang itu, maka sadarlah dan ceritakan masalahnya padaku. Jika tidak, aku tak ingin menggalinya. Biarkan dia muncul sediri jika berani!”Dokter tidak mengatakan ada yang buruk dengan kondisinya, selain pingsan yang diperkirakan karena kejutan kecil. Namun, tidak sampai membuat Edward Hamilton mengalami serangan jantung. Mereka sudah melakukan tes dan tidak melihat ada yang salah di jantungnya.“Aku akan istirahat di sini, malam ini. Kau bisa pulang dan istirahat di rumah. Hanya saja, besok pagi aku harus kembali bekerja.” Jack menjelaskan posisinya yang sulit.“Saya mengerti.” Hudson mengangguk.Malam itu Jack menghubungi Brodie Baker untuk datang dan membawakan laporan perusahaan yang membutuhkan persetujuannya ke rumah sakit. Dia mungkin aka
Jack tercengang mendengar pengakuan Six. Dia menggeleng gusar. “Kau sangat tahu. Dengan posisiku di ketentaraan, aku tidak akan membiarkan tindakan main hakim sendiri seperti ini!” dengusnya kasar. “Jangan khawatir, jika terjadi sesuatu, akulah yang akan bertanggung jawab. Kami sangat tahu bahwa kau telah membahayakan karier militermu dengan mengambil alih kepemimpinan kelompok dalam masa krisis ini. Kami sangat berterima kasih untuk itu.” Six mengangkat tubuhnya yang semula membungkuk jadi duduk tegak dan menoleh pada Jack di samping. “Kami semua sudah menyepakati bahwa kami tidak akan pernah menyebutmu sebagai pimpinan jika terjadi hal yang mungkin akan menyeret kita semua ke ranah hukum!” Jack tak menyangka akan mendengar hal seperti itu. Kalian ....” Six mengangguk. “Kau jangan merasa terbebani dengan Kelompok Bawah Tanah. Sedikit hal yang kusesali tentang keinginan Deska yang menjodohkanmu dengan Brianna, meskipun dia mengetahui pekerjaanmu.” Six berdiri dan menghampiri lagi
Para pelayan di kediaman Deska langsung menyiapkan pemakaman untuk keesokan hari setelah mendapatkan informasi resmi tentang meninggalnya tuan mereka. Sementara itu, Jack dan pelayan pribadi Vladimir Deska tetap menunggu hingga semua prosedur selesai. Mereka membawa pulang peti jenazah Deska beberapa jam kemudian saat malam sudah turun.Jack mengabarkan pada Tuan Fredd bahwa dia tak bisa pulang, karena ayah mertuanya meninggal hari itu. Dia akan tinggal hingga pemakaman selesai dilakukan.Wajah seisi rumah itu diliputi kesedihan mendalam. Apapun pekerjaan Vladimir Deska di luar, dia tetaplah majikan yang baik pada para pekerjanya di rumah itu. Hingga tengah malam, makin banyak tamu dan perwakilan perusahaan yang datang ke kediaman dan melihat Vladimir Deska untuk terakhir kali.“Kami tidak melihat Brianna sejak tadi. DI mana kah dia?” tanya salah seorang tamu pada pelayan rumah.“Nona juga sedang sakit saat ini. Itu sebabnya tidak bisa hadir di sini,” jawab salah seorang pelayan.“Sa
Jack melangkah cepat mengikuti pelayan pribadi Vladimir Deska yang menunggunya di helipad.“Bagaimana keadaannya sejauh ini?” tanya Jack.“Tak ada kemajuan, Tuan Muda,” jawab pria itu lesu.Jack melirik pria di sampingnya. Pelayan itu tampak sangat letih, tapi tetap berusaha sigap melayani tuannya.“Kau bisa istirahat sebentar setelah ini. Biar aku yang menjaga Tuan Deska!” kata Jack.“Saya tahu Anda murah hati, Tuan Muda. Namun, saya juga tahu bahwa Anda pun memiliki banyak hal untuk diurus. Saya tidak akan membebani Anda lebih jauh,” tolaknya dengan penuh pengertian.Jack memaksa jika memang pria itu merasa masih sanggup melakukan tugasnya. Mereka memasuki lift menuju lantai perawatan Vladimir Deska.Jack menatap nanar mertuanya terbaring dengan begitu banyak alat bantu di tubuhnya. Pria yang pernah sangat berkuasa di Kelompok Bawah Tanah itu, kini terbaring tak berdaya. Bahkan untuk menarik napas saja sudah tak mampu.“Tuan Muda, Dokter ingin bertemu dengan Anda.” Pelayan pribadi i
Tuan Fredd menatap Jack khawatir. “Jangan gegabah, Jack. Itu hanya akan merugikan dirimu sendiri!”“Kita lihat saja nanti!”Jack mendengus kasar. Masih dengan perasaan jengkel dia menyusul Granny keluar dari ruang sidang. Mereka masih harus menunggu satu jam lagi sebelum para juri selesai mengambil keputusan.Ganny terlihat murung di kursi rodanya. Jack datang mendekat. “Ganny ingin minuman?” tawarnya.Tak jauh dari mereka berdiri, ada vending machine tempat menjual minuman. Jack mengeluakan uang agar semua orang bisa membeli minuman jika haus.Tak lama Valeri kembali dan menyodorkan sebotol air mineral serta roti lapis yang dikemas dengan sangat rapi. Granny menerimanya dan segera menikmati makanan kecil itu.“Jangan khawatirkan apa pun, Nyonya. Juri pasti bisa melihat bahwa pria itu memang pembunuhnya. Apa yang telah dilakukannya tidak akan diabaikan begitu saja hanya kanya karena pengakuan dia dibayar mahal,” kata Tuan Fredd.“Benar. Bukankah denagn pernyataan seperti itu dia justr
Jack melaporkan apa yang terjadi di Pensylvania pada Six. Dia ingin kelompok itu tenang karena semua sudah menjadi lebih terang dan jelas. Teman-teman mereka telah dievakuasi dari orang-orang yang datang menyerang. Sekarang tinggal menunggu hasil penyelidikan polisi pada kasus yang ada di sana.Jack hanya berharap tak ada hal uang akan membahayakan karirnya dari tempat itu. Dia hanya ingin semua masalahnya segera selesai dan bisa melepaskan diri dari pernikahan dengan Brianna secepatnya.“Apa kau sudah siap untuk ke pengadilan?” tanya Granny dari depan pintu kamarnya.Valerie terlihat lebih segar pagi itu, dengan gaun simpel berwarna biru langit berpadu putih. Menyadari Jack mengamatinya, wanita muda itu menunduk, lalu berbalik ke kamar Granny.“Tas Anda tertinggal di kamar,” bisiknya halus pada nenek Jack.“Oh, tolong ambilkan,” kata Granny cepat. Saat itu Valerie sudah masuk ke dalam kamar.eJack melangkah ke dekat neneknya. “Nenek cantik sekali pagi ini,” pujiya sambil tersenyum se
Di tengah kota pada dini hari itu, sebuah mobil yang sedang ngebut di jalan raya, terpantau oleh pengawas lalu lintas. Sebuah mobil polisi langsung mengejar untuk menghentikannya. Suara sirinenya meraung di kota yang masih tertidur lelap.Mata Falcon terbuka lebar dan dia segera bangkit dari tempat tidur, mengintip dari jendela untuk mengawasi keadaan di luar. Diperkirakannya suara sirine itu kemungkin berada satu atau dua blok dari tempatnya berada.Menyadari sura tersebut justru makin mendekat, Falcon muai menaruh perhatian yang lebih besar. Dia keluar ke balkon kamar dan memperhatikan dengan seksama di mana posisi kendaraan polisi tersebut.“Mereka menuju ke sini!” Falcon masuk lagi ke kamar karena sepertinya mobil polisi itu tertahan cukup jauh di persimpangan. Dia keluar lagi dengan membawa teropong kecil untuk mengamati.Tak lama terdengar suara tembakan yang nyaring meningkahi suara sirine yang masih terus menyala. Disambut oleh balasan tembakan lainnya. Hal itu berhasil meng