Share

Rencana Selanjutnya

Author: DEAR GREEN
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Aku bergegas meninggalkan restoran. Tapi, saat melewati tong sampah di dekat dapur, aku merasa ada yang janggal. Setelah kupikir-pikir, ternyata surat kiriman paket kopi hilang. Aku ingat, setelah merobeknya, lalu membuangnya ke tong sampah itu. Kemudian, Bang Rozi datang. Baiklah, aku tahu apa yang harus kulakukan sekarang.

Pertama, aku pulang ke rumah. Mengambil anggur beracun yang kusembunyikan di dalam pot bunga. Kemudian, meneteskan anggur itu kepada sebuah permen. Aku menyiapkan beberapa buah permen, dan hanya salah satunya saja yang akan kugunakan nantinya.

aku semakin marah, ini adalah pilihan yang kubuat. Bagaimana pun hanya ada satu jawaban. Orang yang telah merebut benda berhargaku, aku tidak akan memakai perasaan untuk melenyapkannya!

Hanya dengan dua miligram racun ADTX ini, orang yang memakannya dalam 12 jam, akan meninggal dengan gagal organ. Aku ingin menggunakan racun yang mereka rencakan padaku, lalu mengambil kembali 10 miliarku.

Aku menyiapkan beberapa makanan untu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Menculik Sheza

    Baiklah kalau kalian ingin bermain denganku. Dengan senang hati aku meladeninya. Tujuan pertamaku adalah sekolah Sheza. Sebelumnya aku sudah membelikannya sepaket mainan anak perempuan. Lengkap dengan boneka dan rumah-rumahannya.Kuhentikan mobil di depan gerbang sekolah, tak lama kemudian gadis kecil itu keluar sambil cemberut karena tak ada yang menjemput."Sheza!!!" Aku memanggilnya sambil melambaikan tangan."Tante Elena..." gadis kecil berseragam SD dan memakai tas berwarna pink itu berlari menghampiriku dengan raut wajah gembira."Kenapa? Kamu pasti kaget ya, tante jemput kamu?" Aku membungkuk menatap wajahnya yang berubah ceria.Aku lantas mengeluarkan mainan yang kubeli tadi."Ta..da... kamu harus menyukai ini," ucapku bangga."Waaah.. aku suka banget, Tante. Tapi kenapa Tante tiba-tiba memberiku hadiah?" Raut wajah Sheza berubah bingung."Karena ketika Tente keluar dari rumah sakit, kamu yang paling bersemangat menyambut tante, iya kan?" Untung saja aku sudah menyiapkan al

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Surat Persetujuan Cerai

    "Anak saya.. Sheza. Dimana dia?" Ucapnya lirih."Kamu bertanya dia dimana? Hahaha.. kenapa Abang mendadak bicara formal begitu.." aku terkekeh mendengar Bang Rozi berbicara formal sambil berlutut, apalagi nada bicaranya sedikit gemetar.Pria berkemeja lusuh itu semakin memelas, seakan putus asa begitu mendalam."Ah, kenapa dengan ekspresimu itu, Bang? Kamu hanya menghadapi ibu rumah tangga biasa, loh.. kamu sungguh rela berlutut seperti itu.. hahahaha," aku tertawa terbahak-bahak. Benar-benar lucu sekali melihat ekspresi Bang Rozi yang ketakutan.Bukannya dia bilang aku hanya ibu rumah tangga biasa dan tak mampu mengalahkannya? "Dimana Sheza???!!!" Dia berteriak penuh emosi. Wajahnya memerah. Aku baru kali ini melihat pria yang suka cengengesan itu marah seperti ini."Ups... sabar.. sabar! Baiklah, uangnya mana? Aku mau lihat dulu uang itu," ucapku setelah tawaku reda.Bastian dan Bang Rozi tergesa-gesa memperlihatkan uang dalam tas yang mereka pegang masing-masing."Ini.. lihat! Se

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Jalan Keluar

    POV BASTIAN"Apa ini, Bang?" "Gue akan membunuh wanita itu!" ucapnya geram.Aku masih bergeming, Jessica melotot disebelahku melihat foto Sheza dalamnkeadaan tersekap."Cepat bawa uang itu! Kalau gak, gue akan bunuh kalian berdua!"Tanpa pikir panjang, aku segera membongkar kembali uang yang sudah kami kubur. Jessica menarik tanganku, mencegahku agar tidak membongkar kembali uang yang sudah kami kubur."Sayang.. sayang..! Jangan! Kamu akan mengantar uang itu kesana? Itu adalah masalah mereka, kita tidak harus memberikan uang ini pada mereka!" Jessica mencengkram lenganku.Aku menatap lekat manik mata Jessica yang tampak putus asa."Maaf, aku tidak bisa melibatkan anak kecil, ini tentang keselamatan Sheza. Kalau aku tidak segera menghentikan istriku, semua orang akan dalam bahaya," ujarku lemas.Saat aku berhasil mengeluarkan tas besar berisi uang itu, Jessica merebutnya."Jangan! Aku tidak mau kehilangan ini, kita sudah susah payah mendapatkannya, tidak! Jangan!" Jessica memeluk tas

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Jessica Selingkuh

    "Selamat tinggal, Elena! Istri monsterku." Aku menarik koper dan dua tas berisi uang 10 miliar itu, setelah kurebahkan tubuh Elena diatas sofa kemudian menyelimutinya.Aku segera menuju garasi, rasanya ini adalah akhir dari kisah menyeramkan dalam hidupku. Selama aku masih menjadi suaminya, aku tidak akan bisa kabur.Kuletakkan uang itu ke bagasi mobil. Bibirku melengkung menyambut kemenangan ini. Uang 10 miliar sepenuhnya akan menjadi milikku. Lalu, aku berhasil kabur dari Elena.Aku menghembuskan napas lega, "ah.. akhirnya bebas!"Tujuan pertamaku adalah ke kosan Jessica, aku ingin mengajaknya merayakan kemenangan ini. Namun, ketika aku sampai disana, sebuah taksi berhenti. Disusul dengan turunnya seorang pria yang merangkul Jessica dalam keadaan mabuk.Aku bersembunyi sambil menutupi keterkejutanku. Jessica memeluk tubuh pria itu dengan erat, mereka berciuman mesra. Aku berusaha tenang, dan mengambil kesempatan untuk mengabadikan pengkhianatan ini. Karena ternyata pria selingkuhann

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Elena Amnesia

    "Jika surat kematian Denis itu palsu, kita berdua perlu bicara! Kami mendapatkan laporan khusus, bahwa sebelum Denis meninggal, dia bertemu seorang wanita," kata Pak Toni.Aku terdiam."Katanya, di jari manis wanita ini ada perban lukanya," imbuhnya.Aku masih terdiam, namun pikiranku langsung tertuju pada seseorang. Aku merasa apa yang dipikirkan Pak Toni juga sama.Aku mengangguk, "baiklah.. kalau begitu saya pamit pulang dulu!" Kedua detektif itu tidak menghiraukanku lagi. Mereka berdua hanya menatap kepergianku sampai aku canggung dan tersandung sebelah kakiku sendiri.*** Sampai di rumah, aku segera memasukkan mobil ke bagasi yang tadi hanya terparkir di depan rumah. Aku sangat mengkhawatirkan uang itu dari pada istriku.Saat tiba di garasi, aku langsung membuka bagasi mobil memeriksa keadaan uangnya. Ternyata masih aman. Ku keluarkan satu persatu untuk membawanya ke tempat aman.Tiba-tiba Jessica datang memeluk salah satu tas uang yang sudah ku keluarkan."Kamu sungguh hebat,

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Ikuti Sandiwaranya

    "Kenapa semuanya berubah drastis.. kamu juga.." Elena kembali bingung sambil menatapku kikuk."Kamu sungguh tidak ingat? Masalah pernikahan kita juga?" selidikku."Tentu aku ingat, kita sudah menikah. Sekarang kita adalah pasangan suami istri. Sebentar lagi pernikahan kita memasuki satu tahun, kan?" Aku mendekati Elena, "kita sudah enam tahun menikah!" ucapku dengan suara pelan sedikit berbisik.Elena mengangah, dia tempak sangat terkejut. Lalu memegang kepalanya sambil memekik kesakitan."Aww.. aku seperti hampir gila. Bagaimana bisa kamu bilang kita sudah menikah enam tahun? Apa yang sebenarnya terjadi?" Aku memutar bola mata, jengah dengan sandiwaranya."Tunggu, aku ingat masih awal pernikahan. Kamu berkata... ah, bagaimana hal ini bisa terjadi.." Elena terus meracau tak jelas.Sreekkk..Tiba-tiba pintu ruangan dibuka. Sheza menyembulkan kepalanya sambil tersenyum manis."Tante Elenaaaa...!" Sheza berlari sambil merentangkan tangannya.Aku segera neyambutnya dengan tangan terbuka

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Bagaimana Kehidupan Rumah Tangga Kita?

    "Jessica? Ya ampun. Sini masuk, kenapa berdiri disitu?" Elena mempersilahkan, memecah keheningan.Wanita berbaju coklat itu masuk dengan senyum sopan sambil membawa buket bunga. Berjalan menghampiri Elena, lantas memberikan buket itu."Aduh.. terima kasih ya," ucap Elena sambil mencium buket, hadiah dari Jessica yanh sudah berada di tangannya sekarang.Kekasihku itu melirik ke arahku dengan tatapan heran dan bingung."Sepertinya kamu tidak ingat dia," ujar wanita tetangga yang aku pernah mendengar namanya dari Elena, yaitu Melisa."Ah, itu... bukan berarti aku tidak mengingat masalah beberapa tahun lalu, tapi.. aku masih mengingatmu, kok!" Elena berujar tidak jelas, aku tidak bisa memahami perkataannya. Dia menatap Jessica sambil tersenyum.Kembali Jessica melirikku, dia memijit dahinya seolah meminta jawaban. Jangankan dia, aku sendiri pun masih bingung dan ragu dengan kondisi Elena saat ini."Bunga ini wangi sekali.. terima kasih, ya!" Elena berujar sambil terus menciumi buket bung

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Kembali Pulang

    Keesokan harinya, Elena sudah diperbolehkan pulang. Saat kami sedang bersiap, dokter masuk ke ruangan untuk memberikan sedikit nasihat pada Elena."Untuk mengembalikan ingatan, stabilitas emosional sangatlah penting. Tetap di rumah akan membantumu untuk hal itu," ucap sang dokter."Baiklah," jawab Elena."Terima kasih," sahutku.Sejurus kemudian, sang dokter pamit undur diri.Elena manarik napas kasar. Dia mengotak atik ponselnya sedari tadi. Wajahnya cemberut. Dia tampak sangat gelisah. Berkali-kali seperti menelepon seseorang namun selalu kecewa yang didapatkan.Sementara aku masih sibuk mengemas barang-barang untuk dibawa pulang."Hmmm.. kenapa gak diangkat-angkat," gumamnya mengeluh."Siapa?" tanyaku."Mama dan Papaku..." Elena berujar lirih.Aku mengernyit sejenak sembari menghentikan kegiatanku mengemas barang."Bagaimana bisa mereka tidak datang menjengukku saat putri semata wayangnya sakit," ucap Elena, mengeluh dan kesal.Aku masih terdiam, bingung ingin mengucapkan apa dan b

Latest chapter

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Sampai Maut Memisahkan (TAMAT)

    POV Bastian.“Aku pulang..” Elena masuk ke dalam toko ayam goreng sekaligus rumah yang selama ini Ibuku dan Kak Vira tinggali. Setelah kejadian itu, dan rumah kami terbakar, aku dan Elena pun menumpang tinggal disini.Hari ini jadwal terapi Elena, syaraf kirinya yang tertusuk mengakibat kaki kirinya lumpuh dan harus menjalani terapi agar bisa berjalan normal kembali. Dia selalu pergi ke rumah sakit sendiri, karena aku sibuk membantu Ibu dan Kak Vira mengurus toko. Istriku itu memang keras kepala, tidak mau merepotkan siapa pun dan merasa bisa menanganinya sendiri.“Kamu sudah berusaha keras, Elena. Bagaimana hasilnya hari ini?” tanya Kak Vira.“Kata dokter sudah mulai bisa berjalan tanpa kruk, apalagi jika aku rajin melakukan pengobatan beberapa hari lagi.” Elena menjawab sambil berjalan susah payah menggunakan kruk. Ibu dan Kak Vira yang sedang meracik bumbu untuk ayam goreng tersenyum senang.“Aku akan ikut membantu,” ujar Elena menghampiri.“Jangan!”“Tidak usah!”Bruk!Elena menab

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Ujung Pengakhiran

    Toni menyadari bahwa istrinya tengah melamun. Sejak tadi dia menatap bola baseball itu sambil memutar-mutarnya di tangan.“Novelmu itu…” Toni menggantung kalimatnya, membuat Mita mendongak. Pandangannya beralih dari bola kepada suaminya yang sedang berdiri memperhatikannya sambil bersandar di pilar dekat pintu masuk. “Cukup bagus..” sambung Toni sambil menyunggingkan senyum.Senyum yang selama ini tak pernah dilihat oleh Mita. Dia merindukannya sejak lama, dan hari ini suaminya berhasil membuatnya tersenyum juga atas pujiannya itu.Toni masih mempertahankan senyumnya, apalagi melihat Mita tersipu malu. Dia tulus, dia sadar selama ini dia terlalu keras pada Mita. Terlalu pelit dengan perhatian dan setitik senyum dari bibirnya.“Tapi.. bisakah kau mengubah nama penanya? Bukan ibu rumah tangga yang ingin menjadi penulis, tapi ibu rumah tangga yang telah menjadi penulis.”Mendengar itu, bibir Mita yang tadinya melengkung keatas membentuk senyum, mendadak melengkung ke bawah. Dia terharu

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Saling Membutuhkan

    "Bukankah kamu pernah bilang, pacarmu membutuhkan uang untuk operasi?"Elena masih memaksa dan bersikeras atas kehendaknya. Sedangkan Raffi terhenyak, dia maaih bingung."Aku ingin membantumu," sambung Elena, dengan tatapan mata yang lebih serius. Dia tidak bercanda. Dia ingin dirinya diculik dan Raffi harus membantunya.Atas tawaran yang diberikan Elena, Raffi pun tergiur. Dia mengambil kesempatan ini untuk membantu membiayai pengobatan sang pacar.Aksi pun dimulai. Dengan ragu, Raffi menuruti Elena membawakan kain berwarna putih. Tangannya gemetar, dia tidak bisa melakukannya."Berikan padaku! Biar aku yang melakukannya sendiri!" Elena merebut kain itu lalu menutupkan matanya. Tangannya beralih ke belakang, lalu mengisyaratkan pasa Raffi untuk segera mengikatnya. Sebuah senyuman terbentuk dari bibir Elena remaja. Dia puas, merasa sandiwara ini nantinya akan berhasil mewujudkan keinginannya untuk pergi jauh dari hubungan rumit kedua orang tuanya.'Aku akan mengingatnya, hari ini seb

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Pilihan yang Menggiurkan

    Elena Valencia Adiyatma..!" Detektif Toni memanggi nama lengkap wanita yang tengah susah payah berjalan menggunakan alat bantu. Elena, semenjak kejadian penculikan dan kebakaran rumah tiga bulan lalu, dia mengalami trauma dan cacat sementara pada kaki kirinya yang menyebabkan dirinya tak mampu berjalan sempurna.Detektif Toni berjalan mendekat, Elena tersenyum menyambut kedatangan pria yang terus berhubungan dengannya, mengamatinya sejak awal pertama kasus sandiwara penculikan dirinya."Detektif Toni..." Elena menyapa.Lalu merea duduk di taman rumah sakit. Elana tak banyak bicara, dia hanya akan menjawab jika ditanya. Beberapa menit suasana hening tanpa adanya pembicaraan."Ada satu pikiran yang selalu ada di otakku," ucap Pak Toni membuka pembicaraan.Elena mengalihkan pandangan pada pria yang berbicara di sebelahnya. "Kamu yang membantu Melisa dan Andre melarikan diri, kan?" Terus terang Toni. Dia memang bukan tipe orang yang suka basa basi.Elena tertawa. "Masalah ini lagi?" Ele

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Tiga Bulan Kemudian

    "Aku ingin membakar rumah ini.." Elena membakar kain gorden rumahnya untuk mengalihkan perhatian sang Ibu pada waktu itu, namun Kak Raffi, guru les privatnya, mencegah dan segera mematikan api sebelum menyebar terlalu besar.Mulai saat itu, Elena merencanakan sandiwara penculikan bersama Raffi dengan imbalan uang untuk berobat pacarnya yang sedang menderita kanker."Apakah kamu bisa melihat kupu-kupu berusaha keras demi bisa terbang?" Elena bertanya sambil melihag kupu-kupu yang hinggap di jendela bus yang mereka tumpangi.Mereka berdua pergi tanpa tujuan, asalkan pergi saja dari rumah dan menghilang."Tapi menurutku, dia berusaha untuk tidak terbang dan kembali pulang.." Elena melihat hewan itu mirip dengannya.Kebebasan tak pernah dia rasakan. Semua tentang hidupnya diatur oleh orang tuanya. Cita-cita, cinta, dan apapun itu. Sehingga saat itu Elena menberontak, terutama dia melihat Ibunya berselingkuh. Hidupnya ibarat terombang ambing diatas ombak lautan."Tidak ada yang tau sebera

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Membakar Rasa Sakit

    "Suamiku... akhirnya kamu datang.." Elena tersenyum dengan sisa tenaganya."Aku... aku datang dengan otak bodohku ini.." Bastian menunjuk dirinya sendiri sambil memberikan sebuah kode melalui tangannya.Bastian menunjukkan jari manisnya kemudian mengacungkan ibu jarinya. Memberitahu Elena bahwa dia tersadar keberadaan istrinya ketika melihat cincin pernikahan yang dikenakan Elena.Elena tersenyum puas. Wajahnya semakin pucat tak berdaya."Akhirnya aku yang memenangkan taruhan ini, kan?" Elena menatap Melisa dengan senyuman mengejek.Wanuta berambut sebahu itu masih bertahan dengan korek yang menyala di tangannya."Aku rasa.. kalian berdua sangat ingin saling membunuh. Tidak bisakag menjadi lebib jujur? Kalian hanya takut melukai harga diri kalian, kan?" Melisa menyeringai."Maka tidak berani mengakui jika salah pilih. Makanya kalian seperti ini.." sambungnya sambil terus bergantian menatap Elena dan Bastian."Tapi... memangnya kenapa?" Bastian menyela. "Bukankah semua orang seperti

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Kau Sama Sepertiku!

    Elena memindai sekitar rumahnya. Matanya menyapu seluruh sudut, mengingat kenangan di tempat ini sebelum Melisa menjatuhkan korek apinya.'Sebenarnya kesalahannya mulai dari mana? Akhirnya, janji di depan A31 tetap tidak bisa ditepati. Aku berharap suamiku masih ingat dengan A31. Janji kita bersama A31, tidak terpenuhi.' Elena bergumam dalam hati.Hatinya hancur. Terutama ketika mengingat pertama kali menjalankan misi sandiwara penculikan, saat itu Bastian menelepon polisi setelah membaca pesan ancaman dari sang penculik A31.Bagaimana bisa dia langsung menelepon polisi dan tersenyum saat mengetahui jika hal itu dilakukan akan membuat nyawa Elena terancam. Kecewa dan marah Elena rasakan, namun tak bisa dilampiaskan pada Bastian. Dia memilih memaafkan karena dia membutuhkan seorang suami."Aku berharap suamiku tidak tersesat, dan segera melihat petunjuk yang kuberikan," ujar Elena saat bersembunyi di suatu tempat dan pura-pura diculik.A31 adalah petunjuk, namun Bastian sama sekali tid

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Ini Sudah Berakhir

    "Pintunya tidak terkunci," gumam Toni saat masuk ke dalam restoran."Apakah ada orang di dalam?!" Toni berteriak sambil terus berjalan masuk ke dalam."Apa ini?" Rian melihat bercak darah di lantai."Cepat!" Toni berseru, berlari naik ke lantai dua."Apa yang terjadi?" Toni menemukan Jessica tergeletak bersimbah darah sambil memegang lengannya yang terluka."Apa yang terjadi?" Rian menghampiri Jessica."Sepuluh miliar sudah dirampas, penjahatnya adalah Andre, pria tetangga Bastian," jelas Jessica sambil meringis kesakitan."Andre? Cepat kejar!" perintah Toni pada juniornya."Sepuluh miliar... uang yang digunakan untuk penebusan kasus penculikan Elena?" desis Toni, matanya menyorot tajam pada Jessica.Wanita itu tak peduli, dia terus meringis sambil nenekan luka di lengannya."Aku pikir uang itu jatuh ke tangan siapa, ternyata kamu orangnya.." kembali Toni mendesis.Jessica tak berani membalas tatapan Toni. Dia terus menunduk."Aww.. sakit banget!" Pekik Jessica saat Toni memberikan sa

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Bayang-bayang Masa Lalu

    “Katanya mereka berkenalan saat bekerja di bar anggur merah. Istrinya itu sangat menyukai anggur merah terutama merek Cinta Abadi.” Rozi bercerita sambil menunjukkan foto Raffi bersama wanita penjaga bar, yaitu mendiang istrinya.Saat Jessica tengah memperhatikan foto tersebut, Rozi mengetuk-ngetuk koper milik Jessica.“Bukankah kamu bilang tidak tertarik?” dengan cepat Jessica menggeser kopernya itu, dan mengalihkan pandangan dari foto ke Rozi dengan tatapan tajamnya.“Toko gue gak akan mengurus barang kotor dan haram seperti ini,”ujarnya.“Tapi aku rasa kamu hanya mengurus barang kotor,” balas Jessica meremehkan.“Sudah gue bilang enggak!” tegasnya.“Kamu tau, diantara barang kotor dalam toko ini, kita lah yang paling punya aroma kotor itu.” Jessica menyeringai. “Lalu, bagaimana istrinya Raffi itu meninggal?” sambung Jessica melanjutkan ke topik pembicaraan.“Karena sudah lama sakit,” jawab Rozi sambil menyilangkan kakinya ke kaki satunya.“Jadi istrinya meninggal karena sakit?”“Ya

DMCA.com Protection Status