Beranda / Pernikahan / DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU / Bagaimana Kehidupan Rumah Tangga Kita?

Share

Bagaimana Kehidupan Rumah Tangga Kita?

Penulis: DEAR GREEN
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Jessica? Ya ampun. Sini masuk, kenapa berdiri disitu?" Elena mempersilahkan, memecah keheningan.

Wanita berbaju coklat itu masuk dengan senyum sopan sambil membawa buket bunga. Berjalan menghampiri Elena, lantas memberikan buket itu.

"Aduh.. terima kasih ya," ucap Elena sambil mencium buket, hadiah dari Jessica yanh sudah berada di tangannya sekarang.

Kekasihku itu melirik ke arahku dengan tatapan heran dan bingung.

"Sepertinya kamu tidak ingat dia," ujar wanita tetangga yang aku pernah mendengar namanya dari Elena, yaitu Melisa.

"Ah, itu... bukan berarti aku tidak mengingat masalah beberapa tahun lalu, tapi.. aku masih mengingatmu, kok!" Elena berujar tidak jelas, aku tidak bisa memahami perkataannya. Dia menatap Jessica sambil tersenyum.

Kembali Jessica melirikku, dia memijit dahinya seolah meminta jawaban. Jangankan dia, aku sendiri pun masih bingung dan ragu dengan kondisi Elena saat ini.

"Bunga ini wangi sekali.. terima kasih, ya!" Elena berujar sambil terus menciumi buket bung
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Kembali Pulang

    Keesokan harinya, Elena sudah diperbolehkan pulang. Saat kami sedang bersiap, dokter masuk ke ruangan untuk memberikan sedikit nasihat pada Elena."Untuk mengembalikan ingatan, stabilitas emosional sangatlah penting. Tetap di rumah akan membantumu untuk hal itu," ucap sang dokter."Baiklah," jawab Elena."Terima kasih," sahutku.Sejurus kemudian, sang dokter pamit undur diri.Elena manarik napas kasar. Dia mengotak atik ponselnya sedari tadi. Wajahnya cemberut. Dia tampak sangat gelisah. Berkali-kali seperti menelepon seseorang namun selalu kecewa yang didapatkan.Sementara aku masih sibuk mengemas barang-barang untuk dibawa pulang."Hmmm.. kenapa gak diangkat-angkat," gumamnya mengeluh."Siapa?" tanyaku."Mama dan Papaku..." Elena berujar lirih.Aku mengernyit sejenak sembari menghentikan kegiatanku mengemas barang."Bagaimana bisa mereka tidak datang menjengukku saat putri semata wayangnya sakit," ucap Elena, mengeluh dan kesal.Aku masih terdiam, bingung ingin mengucapkan apa dan b

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Mengingat Hal Itu

    Pagi harinya, aku bangun lebih dulu. Memasak untuknya. Istriku itu benar-benar sudah berubah, dia bangun kesiangan bahkan sesuka hatinya. Biasanya sikat gigi di wastafel, membuang air bekas kumur terlalu menunduk supaya airnya tidak berserakan. Tapi kali ini, dia meludah sembarangan, meletakkan sikat gigi berserakan tidak rapi dan teratur seperti biasanya.Entah aku harus senang atau waspada. Bisa saja dia hanya menjalani trik sandiwara baru untuk mengelabuiku.Saat sedang sibuk memasak di dapur, Elena turun dan menghampiriku."Wuaahh.. chef Bastian! Bukannya kamu bilang sudah lama tidak memasak?" Elena bertanya sambil menyandarkan kedua tangannya di atas meja makan, memperhatikanku dari sana sambil mengedipkan mata, menggodaku."Bagaimana bisa aku berhenti memasak untukmu, sayang.." ujarku menggombalinya."Adduuhh.. kelihatannya enak bangett.. jadi gak sabar mau makan masakan Chef Bastian yang terkenal sejagat raya ini.." Elena kembali menggodaku, dia berlari menghampiriku lalu memel

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Bertolak Belakang

    Sejak saat itu, Elena menghindariku. Dia juga tidak pernah lagi datang ke lembaga pelatihan meracik kopi. Hari itu, saat dia selesai menjadi juri perasa hasil racikan kopi, lebih tepatnya dia datang sebagai penikmat, Aku mengejarnya sampai ke lift dan dia sama sekali tidak melirikku, pintu lift tertutup, aku kehilangan cahaya hatiku. Hatiku terus merindukannya. Tapi, tidak tahu sejak kapan semua orang harus menunjukkan rasa cinta dalam pernikahan, sama sepertiku dan Elena sebagai pasangan suami istri. Aku tersadar dari lamunanku tentang pertemuan pertamaku dengan Elena. Ku pandang wajah cantik istriku yang sedang terpejam lelap dalam tidurnya. *** Hari ini aku tetap pergi bekerja seperti biasanya. Sebelum itu, aku menghidangkan makanan diatas meja agar Elena bisa menyantapnya setelah dia bangun. Semua berjalan seperti biasanya. Jessica juga tak banyak bicara. Kami lebih banyak diam dan cuek.Malam harinya, aku pulang lebih cepat. Setelah menyangrai kopi, aku tidak kemana-mana la

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Bermain Harta Karun

    "Apa aku harus pindah tidur disebelahmu?" ucapnya genit."Apa?" Aku terkejut, lantas membalikkan badan."Aku harus tidur disini, Mas.. disana bocor!" Elena langsung berbaring disebelahku lalu menarik selimut sehingga kami satu selimut berdua. Ranjang ini juga lumayan sempit karena ukurannya yang hanya empat kaki. Pas-pasan sekali untuk saling berbaring tanpa bisa berguling ke kanan atau ke kiri."Bocor apanya?" Aku masih setengah duduk melihat tingkah istriku.Dia tidak menggubris, matanya langsung terpejam."Aku harus tidur seperti ini, agar lebih nyaman..." Elena terus bergerak lalu memelukku, dia menjadikan lenganku sebagai bantalnya."Tapi ini single bed," ucapku."Bahkan lebih luas dari yang ku kira," sahutnya sambil terpejam dan terus memelukku erat.Aku hanya bisa terdiam. Sama sekali tak berkutik. Kupandangai wajah Elena.Katanya cinta membutakan orang, apakah pernikahan ini membuat matanya terbuka lagi? Apakah ini arti dari pernikahan? Seharusnya aku mempercayaimu, Elena.Ti

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Minum Anggur Beracun

    "Ini kan anggur merah yang kita minum saat kamu melamarku, dan membuat janji dengan setetes dari anggurnya, iya kan?" Elena tertawa kecil, mungkin merasa bangga telah menemukan benda yang dia anggap harta karun ini.Seketika tubuhku yang tadi menegang menjadi lemas, lega. Aku pun ikut tersenyum kecut. Syukurlah, berarti dia memang tidak mengingat hal lain selain itu. Dan memang ingatannya hanya saat setahun menikah saja."Ayo kita minum sekarang..." ucapku pelan, dengan seringaian yang terbut dari bibirku.Elena mengangguk senang. Padahal aku berniat untuk melenyapkannya dengan anggur ini.Kami kembali ke meja makan. Kubuka tutup botol anggur itu dengan perasaan kalut. Antara ingin melenyapkan Elena atau melindunginya.Namun tetap kutuangkan anggur itu ke dua gelas. Tentu aku akan pura-pura ikut meminumnya."Kamu ingat, sampai mau memisahkan kita..." aku mengungkap kembali kata-kata saat Elena membuat janji dengan anggur ini, ketika kamj berkencan dan aku melamarnya saat itu."Cinta A

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Tentang Tetangga

    POV AuthorSaat ingin mengantarkan makanan ke tetangga, Andre si suami muda milik Melisa mendengar pertengkaran antara Elena, Bastian dan Denis.Pria berkaos putih itu merondok sambil berjongkok bersembunyi dibalik pohon dan mendengarkan semuanya, termasuk masalah uang 10 Miliar.Andre bertahan dalam persembunyiannya sampai akhirnya kedua pasangan itu masuk ke dalam rumah dan Denis pergi dari garasi tempat mereka berdebat.Beberapa saat kemudian, Andre pun memencet bel rumah Elena untuk mengantarkan makanan yang sejak tadi dia pegang.Disana dia memperhatikan semua orang, ternyata keluarganya sedang berkumpul merayakan kepulangan Elena dari rumah sakit setelah kejadian penculikan itu. Tak lama, Andre pulang dan menemui istrinya yang sedang melamun, berdiri di depan jendela lantai dua sambil memperhatikan rumah sebelah yang terlihat pasangan suami istri dan keluarganya itu sangat bahagia merayakan kepulangan Elena."Apa mereka mau menerima makanannya?" tanya Melisa, sambil bersedekap

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Misteri Kematian Denis

    Setelah perdebatan semalam, pasangan suami istri kontrak itu tidak banyak bicara lagi. Namun pagi ini, Andre menemukan istrinya itu tengah menggigil seperti sedang tidak sehat, duduk di ruang tengah menonton TV. Memakai selimut sambil memakan bubur hangat.Klik! Andre mematikan TV yang menayangkan berita tentang kematian Denis yang terjadi pagi ini."Kenapa kamu matikan TV-nya?" tanya Melisa."Buat orang kesal, aku malas menonton berita begitu pagi-pagi begini," jawab Andre berkilah.Dia sudah mengetahui gerak gerik istrinya itu. Semalam, di dalam paper bag yang Melisa bawa, dia melihat sekilas setelan mantel panjang, topi dan kacamata serba hitam. Dia bisa melihatnya karena Melisa meletakannya diatas nakas luar kamarnya. Mungkin lupa membawa masuk saat berdebat dengan Andre semalam."Maaf, aku telat memberikan gajimu. Bisakah kamu menunggunya sebentar lagi?" ucap Melisa gugup."Sudahlah jangan dibahas! Aku mengerti!" jawab Andre, datar namun tenang.Setelah perbincangan singkat itu,

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Perampokan Di Rumah Elena-Bastian

    "Kamu kan, yang membunuh Denis?" Andre langsung menuduh Jessica tanpa basa basi.Jessica terhenyak, dia hanya bisa diam saat dituduh tiba-tiba. Memang, sebelum kematian Denis, dia sempat menyusup ke apartemennya. Tapi, dia tidak menemukan Denis, karena dia sengaja menunggu pria itu keluar dari apartemennya. Jadi, bukan dia pelakunya.Namun, ada satu orang yang dia curigai. Seorang pria yang juga masuk ke dalam apartemen Denis. Saat itu, dia bersembunyi di dalam lemari, jadi tidak tahu siapa pria yang masuk setelah dirinya. Apakah itu Denis, dia juga tak bisa memastikan."Apakah kamu juga berpikir bahwa dia bunuh diri?" tanya Andre lagi."Maksudmu apa? Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan? Jangan bertele-tele!" ucap Jessica kesal."Aku melihat semuanya.." kata Andre sambil menyeringai licik.Jessica menelan salivanya. Namun dia berusaha untuk tetap tenang."Saat Elena dan Bastian bertengkar di garasi, kamu mengikuti Denis karena berpikir uang 10 miliar itu ada padanya, kan? Dan saat

Bab terbaru

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Sampai Maut Memisahkan (TAMAT)

    POV Bastian.“Aku pulang..” Elena masuk ke dalam toko ayam goreng sekaligus rumah yang selama ini Ibuku dan Kak Vira tinggali. Setelah kejadian itu, dan rumah kami terbakar, aku dan Elena pun menumpang tinggal disini.Hari ini jadwal terapi Elena, syaraf kirinya yang tertusuk mengakibat kaki kirinya lumpuh dan harus menjalani terapi agar bisa berjalan normal kembali. Dia selalu pergi ke rumah sakit sendiri, karena aku sibuk membantu Ibu dan Kak Vira mengurus toko. Istriku itu memang keras kepala, tidak mau merepotkan siapa pun dan merasa bisa menanganinya sendiri.“Kamu sudah berusaha keras, Elena. Bagaimana hasilnya hari ini?” tanya Kak Vira.“Kata dokter sudah mulai bisa berjalan tanpa kruk, apalagi jika aku rajin melakukan pengobatan beberapa hari lagi.” Elena menjawab sambil berjalan susah payah menggunakan kruk. Ibu dan Kak Vira yang sedang meracik bumbu untuk ayam goreng tersenyum senang.“Aku akan ikut membantu,” ujar Elena menghampiri.“Jangan!”“Tidak usah!”Bruk!Elena menab

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Ujung Pengakhiran

    Toni menyadari bahwa istrinya tengah melamun. Sejak tadi dia menatap bola baseball itu sambil memutar-mutarnya di tangan.“Novelmu itu…” Toni menggantung kalimatnya, membuat Mita mendongak. Pandangannya beralih dari bola kepada suaminya yang sedang berdiri memperhatikannya sambil bersandar di pilar dekat pintu masuk. “Cukup bagus..” sambung Toni sambil menyunggingkan senyum.Senyum yang selama ini tak pernah dilihat oleh Mita. Dia merindukannya sejak lama, dan hari ini suaminya berhasil membuatnya tersenyum juga atas pujiannya itu.Toni masih mempertahankan senyumnya, apalagi melihat Mita tersipu malu. Dia tulus, dia sadar selama ini dia terlalu keras pada Mita. Terlalu pelit dengan perhatian dan setitik senyum dari bibirnya.“Tapi.. bisakah kau mengubah nama penanya? Bukan ibu rumah tangga yang ingin menjadi penulis, tapi ibu rumah tangga yang telah menjadi penulis.”Mendengar itu, bibir Mita yang tadinya melengkung keatas membentuk senyum, mendadak melengkung ke bawah. Dia terharu

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Saling Membutuhkan

    "Bukankah kamu pernah bilang, pacarmu membutuhkan uang untuk operasi?"Elena masih memaksa dan bersikeras atas kehendaknya. Sedangkan Raffi terhenyak, dia maaih bingung."Aku ingin membantumu," sambung Elena, dengan tatapan mata yang lebih serius. Dia tidak bercanda. Dia ingin dirinya diculik dan Raffi harus membantunya.Atas tawaran yang diberikan Elena, Raffi pun tergiur. Dia mengambil kesempatan ini untuk membantu membiayai pengobatan sang pacar.Aksi pun dimulai. Dengan ragu, Raffi menuruti Elena membawakan kain berwarna putih. Tangannya gemetar, dia tidak bisa melakukannya."Berikan padaku! Biar aku yang melakukannya sendiri!" Elena merebut kain itu lalu menutupkan matanya. Tangannya beralih ke belakang, lalu mengisyaratkan pasa Raffi untuk segera mengikatnya. Sebuah senyuman terbentuk dari bibir Elena remaja. Dia puas, merasa sandiwara ini nantinya akan berhasil mewujudkan keinginannya untuk pergi jauh dari hubungan rumit kedua orang tuanya.'Aku akan mengingatnya, hari ini seb

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Pilihan yang Menggiurkan

    Elena Valencia Adiyatma..!" Detektif Toni memanggi nama lengkap wanita yang tengah susah payah berjalan menggunakan alat bantu. Elena, semenjak kejadian penculikan dan kebakaran rumah tiga bulan lalu, dia mengalami trauma dan cacat sementara pada kaki kirinya yang menyebabkan dirinya tak mampu berjalan sempurna.Detektif Toni berjalan mendekat, Elena tersenyum menyambut kedatangan pria yang terus berhubungan dengannya, mengamatinya sejak awal pertama kasus sandiwara penculikan dirinya."Detektif Toni..." Elena menyapa.Lalu merea duduk di taman rumah sakit. Elana tak banyak bicara, dia hanya akan menjawab jika ditanya. Beberapa menit suasana hening tanpa adanya pembicaraan."Ada satu pikiran yang selalu ada di otakku," ucap Pak Toni membuka pembicaraan.Elena mengalihkan pandangan pada pria yang berbicara di sebelahnya. "Kamu yang membantu Melisa dan Andre melarikan diri, kan?" Terus terang Toni. Dia memang bukan tipe orang yang suka basa basi.Elena tertawa. "Masalah ini lagi?" Ele

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Tiga Bulan Kemudian

    "Aku ingin membakar rumah ini.." Elena membakar kain gorden rumahnya untuk mengalihkan perhatian sang Ibu pada waktu itu, namun Kak Raffi, guru les privatnya, mencegah dan segera mematikan api sebelum menyebar terlalu besar.Mulai saat itu, Elena merencanakan sandiwara penculikan bersama Raffi dengan imbalan uang untuk berobat pacarnya yang sedang menderita kanker."Apakah kamu bisa melihat kupu-kupu berusaha keras demi bisa terbang?" Elena bertanya sambil melihag kupu-kupu yang hinggap di jendela bus yang mereka tumpangi.Mereka berdua pergi tanpa tujuan, asalkan pergi saja dari rumah dan menghilang."Tapi menurutku, dia berusaha untuk tidak terbang dan kembali pulang.." Elena melihat hewan itu mirip dengannya.Kebebasan tak pernah dia rasakan. Semua tentang hidupnya diatur oleh orang tuanya. Cita-cita, cinta, dan apapun itu. Sehingga saat itu Elena menberontak, terutama dia melihat Ibunya berselingkuh. Hidupnya ibarat terombang ambing diatas ombak lautan."Tidak ada yang tau sebera

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Membakar Rasa Sakit

    "Suamiku... akhirnya kamu datang.." Elena tersenyum dengan sisa tenaganya."Aku... aku datang dengan otak bodohku ini.." Bastian menunjuk dirinya sendiri sambil memberikan sebuah kode melalui tangannya.Bastian menunjukkan jari manisnya kemudian mengacungkan ibu jarinya. Memberitahu Elena bahwa dia tersadar keberadaan istrinya ketika melihat cincin pernikahan yang dikenakan Elena.Elena tersenyum puas. Wajahnya semakin pucat tak berdaya."Akhirnya aku yang memenangkan taruhan ini, kan?" Elena menatap Melisa dengan senyuman mengejek.Wanuta berambut sebahu itu masih bertahan dengan korek yang menyala di tangannya."Aku rasa.. kalian berdua sangat ingin saling membunuh. Tidak bisakag menjadi lebib jujur? Kalian hanya takut melukai harga diri kalian, kan?" Melisa menyeringai."Maka tidak berani mengakui jika salah pilih. Makanya kalian seperti ini.." sambungnya sambil terus bergantian menatap Elena dan Bastian."Tapi... memangnya kenapa?" Bastian menyela. "Bukankah semua orang seperti

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Kau Sama Sepertiku!

    Elena memindai sekitar rumahnya. Matanya menyapu seluruh sudut, mengingat kenangan di tempat ini sebelum Melisa menjatuhkan korek apinya.'Sebenarnya kesalahannya mulai dari mana? Akhirnya, janji di depan A31 tetap tidak bisa ditepati. Aku berharap suamiku masih ingat dengan A31. Janji kita bersama A31, tidak terpenuhi.' Elena bergumam dalam hati.Hatinya hancur. Terutama ketika mengingat pertama kali menjalankan misi sandiwara penculikan, saat itu Bastian menelepon polisi setelah membaca pesan ancaman dari sang penculik A31.Bagaimana bisa dia langsung menelepon polisi dan tersenyum saat mengetahui jika hal itu dilakukan akan membuat nyawa Elena terancam. Kecewa dan marah Elena rasakan, namun tak bisa dilampiaskan pada Bastian. Dia memilih memaafkan karena dia membutuhkan seorang suami."Aku berharap suamiku tidak tersesat, dan segera melihat petunjuk yang kuberikan," ujar Elena saat bersembunyi di suatu tempat dan pura-pura diculik.A31 adalah petunjuk, namun Bastian sama sekali tid

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Ini Sudah Berakhir

    "Pintunya tidak terkunci," gumam Toni saat masuk ke dalam restoran."Apakah ada orang di dalam?!" Toni berteriak sambil terus berjalan masuk ke dalam."Apa ini?" Rian melihat bercak darah di lantai."Cepat!" Toni berseru, berlari naik ke lantai dua."Apa yang terjadi?" Toni menemukan Jessica tergeletak bersimbah darah sambil memegang lengannya yang terluka."Apa yang terjadi?" Rian menghampiri Jessica."Sepuluh miliar sudah dirampas, penjahatnya adalah Andre, pria tetangga Bastian," jelas Jessica sambil meringis kesakitan."Andre? Cepat kejar!" perintah Toni pada juniornya."Sepuluh miliar... uang yang digunakan untuk penebusan kasus penculikan Elena?" desis Toni, matanya menyorot tajam pada Jessica.Wanita itu tak peduli, dia terus meringis sambil nenekan luka di lengannya."Aku pikir uang itu jatuh ke tangan siapa, ternyata kamu orangnya.." kembali Toni mendesis.Jessica tak berani membalas tatapan Toni. Dia terus menunduk."Aww.. sakit banget!" Pekik Jessica saat Toni memberikan sa

  • DI BALIK MENGHILANGNYA ISTRIKU   Bayang-bayang Masa Lalu

    “Katanya mereka berkenalan saat bekerja di bar anggur merah. Istrinya itu sangat menyukai anggur merah terutama merek Cinta Abadi.” Rozi bercerita sambil menunjukkan foto Raffi bersama wanita penjaga bar, yaitu mendiang istrinya.Saat Jessica tengah memperhatikan foto tersebut, Rozi mengetuk-ngetuk koper milik Jessica.“Bukankah kamu bilang tidak tertarik?” dengan cepat Jessica menggeser kopernya itu, dan mengalihkan pandangan dari foto ke Rozi dengan tatapan tajamnya.“Toko gue gak akan mengurus barang kotor dan haram seperti ini,”ujarnya.“Tapi aku rasa kamu hanya mengurus barang kotor,” balas Jessica meremehkan.“Sudah gue bilang enggak!” tegasnya.“Kamu tau, diantara barang kotor dalam toko ini, kita lah yang paling punya aroma kotor itu.” Jessica menyeringai. “Lalu, bagaimana istrinya Raffi itu meninggal?” sambung Jessica melanjutkan ke topik pembicaraan.“Karena sudah lama sakit,” jawab Rozi sambil menyilangkan kakinya ke kaki satunya.“Jadi istrinya meninggal karena sakit?”“Ya

DMCA.com Protection Status