Beranda / Pernikahan / DERITA ISTRI PERTAMA / 92. SARAPAN BERSAMA

Share

92. SARAPAN BERSAMA

Penulis: Mastuti Rheny
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-09 16:23:27

Meyra menyambut kedatangan ibunya dengan aura bahagia yang terunggah nyata.

Selama bertahun-tahun ia mempertahankan dendam pada sosok yang selalu ia anggap sebagai penyebab segala kehancuran di dalam hidupnya, kini setelah ia bisa membuka hati dan memaafkan segalanya sekarang malah menjadi lebih ringan.

Segala yang terjadi sudah Meyra pasrahkan bahkan tentang kemandulannya, Meyra tak lagi menyalahkan.

Kini Meyra bisa dengan sangat terbuka merengkuh cinta ibunya yang nyatanya telah menampakkan perubahan yang begitu besar.

Meyra ingin merengkuh bahagianya, dan akan melupakan segala yang terjadi di belakang.

“Ibu terlihat sudah lebih sehat sekarang,” ucap Meyra setelah melepaskan pelukan ibunya yang sejak awal datang sudah merengkuhnya dengan penuh sayang, bersama sang adik, Nana yang sudah terlebih dahulu menerima ibu mereka.

Meyra mulai menelisik detail diri ibunya dengan wajah yang mengunggah aura kesegaran.

Dahlia mengurai senyumnya, hatinya disusupi bahagia mendapati perhatian tulus
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • DERITA ISTRI PERTAMA   93. KEDATANGAN NEHAN YANG TAK TERDUGA

    “Apa aku sudah melewatkan sesuatu?”Semua mata segera mengarah pada sosok Nehan yang tak pernah diduga mendadak muncul di rumah Rida, sebuah kunjungan yang sudah lama tak dilakukan oleh lelaki itu.Nehan sendiri malah menyergap tajam pada Kenrich yang sedang duduk di samping Meyra tampak sangat nyata berusaha menjalin kedekatan dengan wanita yang merupakan istri pertamanya itu.Meyra yang masih merasakan perih di hatinya atas segala yang terjadi akhir-akhir ini, memilih memalingkan wajah enggan membalas tatapan Nehan yang seakan menuntut penjelasan pada Meyra atas kedekatannya dengan Kenrich.“Apa aku boleh bergabung bersama kalian?” tanya Nehan yang kemudian tanpa menunggu persetujuan dari seorang pun segera mendekati Meyra.Meyra bergeming ketika Nehan sudah berdiri di belakangnya.Sementara tatapan Nehan sekarang menyergap tajam pad

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-10
  • DERITA ISTRI PERTAMA   94. TERKUKUNG PENYESALAN

    “Katakan saja apa mau kamu sekarang Mas?” Meyra mengulangi pertanyaannya saat melihat Nehan malah memindainya dengan sangat dalam.“Kamu bertanya apa mauku? Semuanya sudah jelas jika aku masih ingin mempertahankan pernikahan kita, Meyra.”Meyra mendengus jengah sembari memalingkan muka enggan untuk bersitatap dengan lelaki yang pernah begitu dalam ia cintai. Bahkan ia masih merasakannya meski getarannya tak sekuat dulu, setelah rentetan kecewa dan kesedihan yang datang menghantamnya semenjak sang suami menduakannya.“Bukankah kamu sudah memiliki Sekar? Untuk apa kamu tetap mempertahankan wanita mandul seperti aku?”Nehan menepis segala sikap rendah diri Meyra yang sedang ditampakkannya dengan begitu terang saat ini.Dengan lembut Nehan meraih kedua pundak Meyra dan memutar tubuh wanita itu untuk menghadap ke arahnya.&ldquo

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-10
  • DERITA ISTRI PERTAMA   95. ANCAMAN NEHAN

    Sudah untuk ke sekian kali Cyntia mendapati Nehan pulang larut malam dalam keadaan yang sangat kacau. Beberapa kali ia menahan diri untuk tak menegur putranya itu karena Sekar selalu menutupi segalanya dan menampakkan bahwa semua tetap baik-baik saja. Tapi nalurinya sebagai seorang ibu membuat Cyntia tak bisa lagi diam. Ia merasa bahwa putra semata wayangnya menyimpan kegundahan yang tak diungkapkan. Cyntia merasa harus mengorek segalanya. Karenanya pagi-pagi sekali Cyntia mendatangi ruangan kerja Nehan. Cyntia yang diam-diam mengamati kebiasan putranya beberapa hari ini yang lebih sering mengurung di dalam ruangan itu, memasuki ruangan itu tanpa ragu. “Mami?!” sebut Nehan ketika mendapati sosok wanita bersanggul sudah memasuki ruang kerjanya, kala dirinya sedang menyiapkan beberapa keperluan yang akan dibawanya ke kantor. Cyntia terus saja mendekat dengan tatapan yang terus memindai pada seluruh diri Nehan yang pagi ini sudah tampak rapi bahkan sudah memakai stelan resmi. “Apa

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-11
  • DERITA ISTRI PERTAMA   96. PERTEMUAN EMPAT MATA

    “Kita harus bicara sekarang!”Cyntia berucap dengan sangat tegas.Meyra mengernyit jengah menanggapi sikap mertuanya yang masih saja mengunggah kepongahan di hadapannya.Tapi Meyra berusaha menampilkan kesantunannya dan segera mengajak perempuan yang masih berstatus sebagai mertuanya di sebuah cafe yang letaknya tak jauh dari tempatnya berpraktek.Untung saja hari ini Acha tak masuk sekolah hingga ia tak harus menjemput gadis itu terlebih dahulu seperti biasanya.“Katakan saja apa yang ingin Mami bicarakan?” tanya Meyra tenang ketika mereka berdua sudah duduk saling berhadapan di sebuah cafe yang menampilkan suasana yang didominasi warna hitam putih itu.“Apa kamu berniat untuk bercerai dengan Nehan?”Cyntia berucap dengan sangat lugas langsung pada pokok pembicaraan yang ingin disampaikannya.“Apa Mas Nehan sudah mengatakan semuanya pada Mami?”Meyra masih mengunggah suaranya yang tenang, meski hatinya kini memendam keresahan yang tak bisa lagi untuk ia bendung.“Katakan saja padaku

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-12
  • DERITA ISTRI PERTAMA   97. MEMULAI RENCANA PERCERAIAN

    “Maukah kamu membantuku?” tanya Meyra yang lebih terdengar bagai sebuah todongan.Kenrich mengernyit tak paham semakin memusatkan perhatian pada keseriusan Meyra yang kian terunggah.Kenrich memilih menunggu sama sekali tak menyela keseriusan Meyra dengan sedikitpun tanya.Kenrich menanti apa yang akan dikatakan oleh Meyra selanjutnya.“Maukah kamu mencarikan aku seorang pengacara?”Kenrich masih bergeming.Meyra kian menampakkan gurat ketegangan di wajahnya.“Aku ingin bercerai.”Kenrich sontak menyergap sosok cantik di depannya dengan ekspresi kekagetan yang tak bisa ditutupi meski aura bahagia juga terunggah di raut mukanya.“Apa kamu benar-benar akan bercerai?” tanya Kenrich seakan ingin memastikan kesungguhan Meyra.Meyra menjawabnya dengan sebuah anggukan pasti.“Tentu saja aku akan membantumu, aku akan mencarikan kamu pengacara terbaik, agar bisa memperlancar gugatan cerai kamu.”“Menurutmu materi apa yang harus aku cantumkan untuk bisa memperkuat gugatan ceraiku?”Meyra kemudi

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-13
  • DERITA ISTRI PERTAMA   98. KEDATANGAN MEYRA

    Hujan semalam menyisakan basah. Aroma petrikor pekat terhirup di hidung Meyra yang peka.Di pagi yang baru saja awal terurai, Meyra memutuskan untuk meninggalkan rumah bundanya. Ada sebuah misi yang hendak ia jalankan.Walau separuh hatinya tak menghendaki tapi Meyra merasa tak memiliki pilihan lain.Mobil yang sekarang dipacunya dengan kecepatan sedang pada akhirnya mulai memasuki sebuah rumah berhalaman luas yang selama empat tahun ini hanya menorehkan kenangan buruk untuk wanita yang sedang berusaha memperjuangkan kebahagiaannya sendiri di masa depan itu.Dengan sedikit gamang Meyra terpaksa melangkahkan kakinya memasuki rumah yang entah sudah untuk ke sekian kalinya seringkali ia tinggalkan, rumah yang belasan tahun silam pernah menjadi istananya yang selalu dilingkupi kebahagiaan dengan lelaki yang sekarang masih bergelar suami itu.Ketika Meyra berada di dalam sana, ia mendapati kesunyian. Tapi ia tetap memaksa untuk melanjutkan langkahnya, menuju ke sebuah ruangan yang pernah m

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-14
  • DERITA ISTRI PERTAMA   99. MENCARI KEBAHAGIAAN SENDIRI

    Saat mendengar kalimat ramah yang terlontar dari bibir mertuanya, Meyra tercenung untuk beberapa saat.Meski kemudian Meyra mulai bisa memahami alasan sang mertua merubah sikap padanya.Segera Meyra melirik pada sosok lelaki yang masih berstatus sebagai suaminya.Sosok Nehan yang kacau dengan wajahnya yang pias segera bisa membesut prasangka di hati Meyra.Tentu saja sikap wanita yang biasanya mengunggah sikap frontal padanya itu, didasari demi alasan sang putra yang kini keadaannya menjadi mengkhawatirkan seperti sekarang.Meyra menduga mertuanya tetap menginginkan dirinya bertahan demi Nehan yang masih tak mau untuk melepaskan Meyra.“Maaf, aku hanya mampir sebentar aku tak akan lama,” ucap Meyra pelan, mulai membuka suara setelah beberapa saat tadi ia memilih diam tanpa kata.Nehan sontak menyergap Meyra dengan sorot mata mendamba.“Kenapa kamu hanya sebentar? Bukankah ini rumahmu juga?” Nehan mulai mengutarakan keinginan hatinya.“Tidak bisakah kamu tinggal di sini selama beberapa

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-16
  • DERITA ISTRI PERTAMA   100. PEMAKSAAN NEHAN

    Nehan kian mencecar Meyra dengan ketegasan yang semakin terunggah.Meyra bergeming enggan menanggapi dan berniat melepaskan dirinya dari tangan suaminya yang sekarang sedang mencengkeram kedua bahunya dengan sangat kuat.Meyra mulai berpikir untuk mengambil surat-surat yang dibutuhkannya di lain waktu dan ia akan meminta seseorang untuk mendampinginya.Untuk saat ini Meyra akan mencari cara dulu untuk melepaskan diri dari Nehan yang mulai terlihat tak bisa mengendalikan dirinya.“Jawab, pertanyaan Meyra, apa kamu memang berniat meninggalkan aku untuk bisa bersama Kenrich?!”Nehan mulai membentak dengan suaranya yang menggelegar.Meyra ikut terpancing amarah. Merasa terlalu kecewa mendapati sikap sang suami yang sudah begitu berubah, menjadi sangat kasar dan temperamental.Dengan sekuat tenaga Meyra kembali mendorong Nehan agar

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-17

Bab terbaru

  • DERITA ISTRI PERTAMA   129. AKHIR YANG BAHAGIA

    Meyra sungguh tak menduga Kenrich akan mempersiapkan pesta pernikahan yang begitu luar biasa seperti saat ini. Walau sebenarnya Meyra agak enggan menyetujui nyatanya ia tak bisa mengabaikan keinginan semua orang jika pernikahannya yang kedua ini digelar dengan meriah di salah satu hotel terbaik di Ibukota. Pesta pernikahan yang mengundang banyak orang bahkan juga mengundang anak-anak yatim dari beberapa panti asuhan itu berlangsung dengan sangat meriah. Semua orang memasang aura bahagianya, bahkan Meyra terus menerus mengumbar senyumnya. Namun ketika melihat sosok yang tak diundangnya ikut datang pada pesta pernikahannya ini, wajah Meyra segera berubah tegang. Saat melihat gurat kecewanya Meyra mendadak merasa resah. Kenrich yang berada di sisinya langsung mendekat meraih tangan Meyra dan menggenggamnya erat seakan menegaskan keberadaan dirinya yang akan selalu mendampingi. “Aku tahu cepat atau lambat kalian pasti akan melakukan ini,” tukas Nehan dengan terus mengunggah raut kecew

  • DERITA ISTRI PERTAMA   128. KEMBALI MELAMAR

    “Jangan sampai kamu menyesal jika Kenrich memilih yang lain karena ia sudah terlampau lelah menunggumu.”Rida kembali memberi peringatan kepada putrinya.Meyra termangu semakin galau dengan apa yang sudah ia dengar.Meski kemudian Meyra memilih untuk menyunggingkan segaris senyum walau tampak samar dan ragu.“Sudahlah Bun, aku sudah memasrahkan semuanya pada kehendakNya, jika memang Tuhan menakdirkan aku kembali menikah dan orang itu adalah Kenrich, aku akan menerimanya.”Rida menggeleng tampak sangat tak puas dengan jawaban Meyra.“Tapi jika kamu tak memberikan isyarat bahwa kamu mau menerima Kenrich, aku yakin dia tetap akan berpaling. Ingat Mey, takdir manusia meski sudah ditetapkan tapi Tuhan juga mengharuskan hambaNya untuk berusaha. Kamu seharusnya berusaha untuk menunjukkan penerimaanmu terhadap cinta Kenrich, bukan terus menerus menolaknya.”Rida kemudian menegaskan tatapannya pada Meyra yang kini tampak mulai gamang..“Aku sudah memperingatkan kamu, jangan salahkan aku kalau

  • DERITA ISTRI PERTAMA   127. GALAU

    “Sekar,” gumam Meyra ketika mendapati seorang wanita hamil mulai mendekat ke arah dirinya.Meyra melihat perubahan dari wanita yang sekarang sedang menghampirinya itu tampak begitu luruh dengan tubuh yang lebih kurus terlihat kontras dengan perutnya yang membuncit.Meyra menyusut sejenak bening di matanya dan memusatkan perhatian pada wanita yang pernah menjadi madu di dalam rumah tangganya bersama sang mantan suami dulu, sesuatu yang sebenarnya sudah tak ingin Meyra ingat lagi.“Aku turut berbela sungkawa atas meninggalnya Tante Lia,” gumam Sekar yang memang selalu memanggil ibu Meyra dengan sebutan Tante Lia.Meyra menganggukkan kepalanya dan merasa gamang dengan kesedihan yang terunggah di wajah wanita yang pernah menjadi seteru juga sahabatnya itu.Kesedihan yang ditampakkan Sekar saat ini memancing tanya di dalam Meyra atas kehidupan wanita itu yang s

  • DERITA ISTRI PERTAMA   126. DUKA

    Meyra benar-benar mengikuti kemauan Kenrich tanpa berkata apapun lagi.Kenrich segera membantu Meyra berkemas.Bahkan lelaki itu tampak sangat sibuk tak membiarkan Meyra melakukan apapun.Dalam diam Meyra menyaksikan bagaimana lelaki itu menyiapkan segala keperluannya.Dalam hatinya Meyra memendam kekaguman meski selalu saja ada rasa takut menggayuti setiap kali Kenrich mengulik tentang pernikahan.Meyra masih terlalu takut untuk memulai hubungan baru dengan keadaan dirinya yang selalu dikatakan sebagai wanita yang tidak sempurna.Meyra selalu tak bisa mempercayai Kenrich bisa menerima dirinya. Karena nyatanya dulu Nehan juga pernah mengucapkan hal yang sama tapi segalanya tetap tak berjalan dengan benar.Meyra terus saja menolak meski hatinya diliputi rasa bersalah juga pada Kenrich yang bahkan pernah hampir mengorbankan nyawanya ketika

  • DERITA ISTRI PERTAMA   125. PULANG

    Suara yang terdengar tegas dengan nada sarkas yang terunggah itu segera membuyarkan pelukan Meyra dan Nehan.Mereka sontak memandang ke arah Sekar yang sedang mendekat dengan menyajikan gurat sinis di wajahnya.“Kumohon jangan salah paham dulu, Sekar,” gumam Nehan yang seketika gelisah ketika mendapati kedatangan Sekar yang tak terduga.Bahkan wanita yang berstatus sebagai istri keduanya itu tadi belum ada mendampingi saat sidang awal tadi.Sekar masih memberikan tatapan sarkas bahkan menyergap Meyra dengan kesinisan.“Apa kamu masih belum bisa merelakan Mas Nehan? Bukankah sebentar lagi sidang putusan perceraian kalian akan ditetapkan lalu kenapa kamu masih sengaja menggoda Mas Nehan?”Sekar mencecar dengan tuduhan yang picik.Meyra membalasnya dengan tatapan yang sama nyalangnya.Dirinya suda

  • DERITA ISTRI PERTAMA   124. TERSERET KEHARUAN

    “Mey kita harus bicara sebentar!”Nehan mengutarakan keinginannya tanpa ragu.“Apa yang mesti dibicarakan?” Meyra menanggapi dengan datar ajakan Nehan.Nehan memandang lurus pada sosok yang sebentar lagi akan menjadi mantan istrinya itu. Tapi lelaki itu sekarang menampakkan kesabarannya yang besar.“Mey, maafkan aku sebelumnya, tolong beri aku kesempatan untuk berbicara.”Nehan mulai memohon.Meyra melirik dengan memendam kebimbangan.Meski kemudian ia mengiyakan dengan memberi isyarat anggukan kepala yang ringan.Pada akhirnya mereka menepi di sebuah tempat yang lebih sepi, di dekat sebuah taman.“Katakan saja apa yang ingin kamu bicarakan Mas,” ungkap Meyra ketika mendapati Nehan masih saja diam dan hanya memandanginya dengan lekat.

  • DERITA ISTRI PERTAMA   123. PERSIDANGAN LANJUTAN

    “Ayah Hilman!” seru Kenrich spontan sembari segera mempersilakan pria paruh baya itu segera masuk ke dalam apartemennya.Kenrich sempat terlupa jika ia memiliki janji dengan Hilman, ayah tiri Meyra yang memang sudah ia ijinkan untuk membantunya saat ia usai menjalani proses khitan.Bahkan seharusnya pria itu juga ikut mendampinginya saat masih di klinik tadi.“Maaf tadi mendadak aku ada urusan yang tak bisa ditunda jadi aku tak bisa memenuhi janjiku untuk menemani kamu di klinik.”Hilman kemudian mulai memindai seluruh detail diri Kenrich dengan lebih lekat.“Bagaimana keadaan kamu?” tanya Hilman mengunggah rasa khawatirnya.“Aku baik-baik saja.”Kenrich menjawab dengan sedikit canggung, karena ia ragu dengan respon yang akan ditunjukkan Hilman saat lelaki itu tahu jika saat ini ia sedang be

  • DERITA ISTRI PERTAMA   122. KESENANGAN YANG TERUSIK

    “Menurutmu dokter itu melarang kita melakukan apa?”Mendengar pertanyaan Kenrich yang ambigu segera membuat wajah Meyra bersemu merah.“Aku tak perlu menerjemahkannya untukmu,” sergah Meyra kesal sembari memalingkan mukanya yang sudah seperti kepiting rebus.“Untuk sementara, selama satu hari ini sebaiknya Anda beristirahat di rumah, jangan terlalu banyak bergerak dulu.”Dokter paruh baya yang menangani Kenrich kembali memberikan pengarahan.“Tolong diperhatikan kesehatan suaminya dengan baik, saya akan resepkan obat-obatan untuk mempercepat kesembuhan lukanya.”Setelah menerima resep obat itu, Meyra kemudian segera membantu Kenrich untuk melangkah keluar dari ruang praktek dokter.Langkah Kenrich agak tertatih yang membuat mereka segera menjadi pusat perhatian pada pasien yang sedang menung

  • DERITA ISTRI PERTAMA   121. MENAGIH JANJI

    Pagi-pagi sekali ketika Meyra sedang asyik berkebun di taman depan, mendadak ia melihat mobil Kenrich memasuki halaman rumah.Meyra meletakkan sejenak pekerjaannya dan mengarahkan tatapannya pada sosok tampan yang kini sudah keluar dari dalam mobil dengan melemparkan pandangan pada dirinya.Ketika akhirnya Kenrich mulai melangkah mendekat, Meyra perlahan mulai berdiri sembari menarik sarung tangannya yang kotor penuh tanah.Kenrich melontarkan senyum terbaiknya ketika melihat tatapan Meyra yang terlihat intens.“Kurasa kamu sudah melupakan janji kamu semalam.”Meyra mengernyit tak paham sembari menautkan kedua alis indahnya.“Janji apa?”Kenrich tersenyum santai sembari ia melepaskan kacamata hitamnya hingga menampakkan dengan lugas gurat ketampanan dari sepasang matanya bercahaya.“Aku d

DMCA.com Protection Status