Beranda / Pernikahan / DERITA ISTRI PERTAMA / 103. KETAKUTAN MEYRA

Share

103. KETAKUTAN MEYRA

Penulis: Mastuti Rheny
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-19 10:23:06

“Apa saja yang sudah dikatakan Mas Nehan pada Bunda?” tanya Meyra tegas sembari menautkan alisnya hatinya bisa memastikan jika lelaki yang sudah menyakitinya itu telah menemui sang bunda dan menyajikan cerita dengan versinya sendiri.

Rida memandang luruh pada putrinya yang terdengar jelas memendam bara amarah pada sosok lelaki yang masih berstatus sebagai suami itu.

“Dia mengeluhkan kamu yang dianggapnya selalu menghindar dan sulit untuk diajak bicara, kamu juga sudah memblok nomornya dan sangat susah untuk ditemui meski dia sudah berulangkali menyusul kamu di klinik.”

Rida mulai mengatakan apa yang sudah dikeluhkan oleh Nehan padanya.

Meyra menanggapi dengan helaan nafas panjang.

“Kalau aku mengatakan dengan jujur apa yang sudah diperbuat Mas Nehan padaku, apa Bunda akan mempercayaiku?”

Rida segera meraih tangan putrinya.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • DERITA ISTRI PERTAMA   104. LAYAK UNTUK DIPERJUANGKAN

    Meyra melirik resah kepada Lingga yang malah mengunggah ketenangannya.Bahkan yang tidak dimengerti oleh Meyra, pria berahang tegas di sampingnya itu malah membiarkan mobil yang mengikuti di belakang mereka memasuki halaman rumah.Dengan isyarat matanya Lingga memerintahkan pada penjaga rumahnya untuk tetap membukakan pintu gerbang, untuk mobil mewah yang sedang mengikuti mereka saat ini.“Tenanglah tak ada yang perlu dikhawatirkan, bukankah itu mobil Nehan, lelaki yang masih menjadi suami Dokter?”Meyra mengernyit gusar, aura ketakutannya tak bisa disembunyikan. Semenjak peristiwa itu Meyra malah merasa takut bila bertemu dengan suaminya. Segala rasa cintanya sudah pupus yang membuat Meyra kini justru ingin selalu menjauhi sosok yang masih saja mengklaim dirinya.Lingga kemudian malah menatap penuh arti pada gurat gusar yang ditampakkan Meyra saat ini.“Kamu tak usah cemas, aku tahu jika telah terjadi sesuatu pada hubungan kalian berdua, tapi aku akan pastikan jika aku akan selalu me

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-20
  • DERITA ISTRI PERTAMA   105. RENCANA BERTEMU PENGACARA

    Ketika mendengar ucapan Lingga yang terkesan ambigu, Meyra sontak mengernyitkan dahi, memandang gusar pada sosok lelaki yang sekarang memindainya dengan tatapan penuh arti.“Kurasa sudah saatnya kamu tahu tentang perasaanku, bahwa aku mencintai kamu.”Lingga lalu melirik sekilas pada Acha, yang masih saja memeluknya dengan erat saat ia mulai menggendong putri tunggalnya itu.“Aku berharap kamu bersedia untuk menjadi mamanya Acha. Apa kamu bersedia Mey?”Lingga berucap dengan terus terang, malah menghadirkan kegusaran pelik di hati Meyra saat ini.Cukup lama Meyra tercenung hanya bisa menatap nanar pada Lingga yang sedang menelisiknya dengan penuh harap.Tak satu pun kata yang sanggup untuk Meyra ucapkan.Wanita itu akhirnya menunduk dan menghela nafas dalam lalu memalingkan wajah menjadi sangat enggan untuk menentang sorot mata Lingga beserta sang putri yang masih dalam gendongannya, yang menampakkan sebuah pengharapan.***Meyra tergolek resah di atas ranjang. Sepasang matanya menger

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-20
  • DERITA ISTRI PERTAMA   106. PERHATIAN SEORANG IBU

    “Aku ingin bisa segera mengurus perceraianku.”Meyra berucap dengan sebuah ketegasan.Kenrich mendengar dengan sedikit kaget.Tapi kemudian lelaki itu menghela nafas dalam.“Kamu masih sakit, kamu harus sehat dulu. Setelah itu baru kita memikirkan untuk mengurus perceraian kamu.”Meyra memandang Kenrich dengan sorot matanya yang memancarkan gulana.“Aku sungguh tak menyangka pernikahan yang dulu begitu indah, kini berubah menjadi neraka. Dulu cinta kami begitu sempurna, tapi takdir kini menggariskan yang lain untuk kami.”Meyra lalu menyusut bening di matanya.Wanita itu tampak sangat rapuh terseret dalam arus kesedihan yang semakin menggerusnya.Kenrich menjadi tak kuasa melihat ketidakberdayaan Meyra.Dengan perlahan Kenrich meraih tubuh Meyra dalam pelukannya. Mendekapnya dengan erat sembari terus membelai lembut punggung wanita itu.Kenrich merasakan desiran lembut di dalam dirinya membangkitkan gelenyar asing yang terasa mendebarkan.Tubuh Meyra yang hangat dengan keharumannya me

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-21
  • DERITA ISTRI PERTAMA   107. MEMANFAATKAN SEKAR

    “Kita harus bicara!” tegas Sekar yang kini sudah berdiri di depan Meyra dengan mengunggah tatapannya yang tajam menguarkan kebencian. Meyra tegas menentang tatapan wanita yang pernah menjadi sahabatnya itu. Sementara Dahlia yang mendampingi Meyra ikut memberikan tatapan yang menelisik dengan gurat ketenangan yang masih terpancar. Meyra melirik sekilas pada ibunya. Wanita bersahaja itu menganggukkan kepala sebagai tanda persetujuan. Tak berselang lama akhirnya mereka bertiga duduk di dalam satu meja, saling menatap dengan menekuni minuman mereka masing-masing yang sudah tersaji sebelum memulai percakapan yang sangat serius. “Katakan padaku apa yang ingin kamu bicarakan?” tanya Meyra pelan dengan tatapannya mulai menelisik pada seluruh diri Sekar yang sekarang tampak lebih rapi dan cantik, bahkan wajahnya tampak glowing sempurna seperti melakukan perawatan mahal. Meyra kemudian mulai memindai pada detail penampilan wanita di depannya yang sekarang tampak menyandang tas mahal kelua

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-23
  • DERITA ISTRI PERTAMA   108. MEMANFAATKAN SEKAR 2

    Meyra bisa dengan jelas menangkap gurat kecewa di wajah lawan bicaranya yang kemudian mulai memindainya dengan tatapan tegas. Meyra memilih menatap lurus pada wanita yang sudah menjadi madunya selama lebih dari tujuh tahun semenjak pernikahannya menginjak usia lima tahun. Hati Meyra sudah menjadi kebas, tak lagi merasakan sakit atas segala sikap Sekar yang semakin memusuhinya, dan mengabaikan hubungan baik mereka dulu yang bahkan sempat bersahabat dan saling peduli. “Tapi kamu tak usah khawatir, aku memang sudah tak lagi berminat untuk melanjutkan perkawinanku bersama Mas Nehan. Aku memang berniat untuk menggugat cerai.” Meyra menarik punggungnya ke depan, menelisik wajah Sekar dengan lebih tajam. “Jika kamu memang ingin aku segera mengajukan gugatan cerai, berikan semua berkas itu padaku. Kamu harus menemukan di mana Mas Nehan menyembunyikan semua itu.” Meyra mulai mengatakan dengan lugas apa yang selama ini menjadi beban pikirannya. Meyra yakin Sekar akan berusaha untuk mendap

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • DERITA ISTRI PERTAMA   109. KISAH LAMA YANG TERKUAK

    “Kenapa kamu harus sekaget itu saat melihatku?” tanya Kenrich yang nyatanya memang turut datang pada pagi itu.Meyra hanya memberikan senyuman simpul, hingga menampakkan gigi gingsul yang menambah kesan cantik di wajahnya.Kenrich memandang semua itu dengan kagum namun tepukan lembut di pundak segera membuatnya tersadar dan melirik pada seseorang yang sekarang sedang mendekatinya.“Jaga pandangan kamu dengan baik, bagaimanapun Meyra belum halal untuk kamu pandangi seperti itu.”Hilman segera memberi peringatan meski dengan senyuman yang juga turut tersungging yang seketika membuat Kenrich tersipu tipis.“Ayo kita pergi sekarang, acara kajiannya akan segera dimulai,” ajak Hilman pada Kenrich yang sebelum pergi masih sempat memberikan lirikannya pada Meyra yang masih mengunggah senyumannya.Walau kemudian Meyra mulai menyergap Kenrich dengan tatapan lugas penuh rasa ingin tahu karena mendengar Kenrich akan menghadiri kajian bersama dengan ayah tirinya.“Kamu akan ikut kajian Ken?” tanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-26
  • DERITA ISTRI PERTAMA   110. DOA YANG TERUCAP

    Meyra menunggu dengan sabar, memberi jeda pada ibunya untuk mengumpulkan kekuatan.Sampai akhirnya wanita bersahaja itu mulai angkat bicara.“Sampai saat ini kehadiran Hilman di sampingku adalah bagai sebuah keajaiban. Tuhan telah begitu baik, terlalu baik kepada hambaNya yang sudah terlalu banyak melakukan maksiat sepertiku.”Masih dengan sorot matanya yang luruh yang tetap saja berkaca-kaca, Dahlia memandang lurus pada wajah cantik putrinya.“Tuhan sudah memberikan aku kesempatan kedua untuk memperbaiki diriku. Setelah peristiwa itu ketika kamu dan Nana akhirnya dibawa pergi oleh Kak Rida, nenek kamu memaksa ibu untuk masuk ke pusat rehabilitasi. Yang sudah gila waktu itu tak bisa menerima begitu saja, sempat beberapa kali aku kabur tapi selalu saja bisa ditemukan kembali. Sampai kemudian di tempat itu juga Tuhan mempertemukan aku dengan Hilman, seorang psikolog juga seorang ustadz, yang telah beberapa kali menemaniku dalam sesi konseling.”Meyra tersenyum ketika mendengarkan kisah

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-26
  • DERITA ISTRI PERTAMA   111. PEMBICARAAN DENGAN SEKAR

    Malam semakin menukik naik, Sekar yang masih gelisah di atas ranjangnya tetap tak bisa memejamkan mata dengan tenang mulai bangkit dan berjalan meninggalkan kamar.Meski ia sudah terbiasa menerima bahwa sang suami tak setiap saat ada di sisinya setiap malam, tapi masih saja ada resah yang tersisa setiap kali mendapati ruang di sisi ranjangnya kosong.Selalu saja ia tak bisa menampik gelisahnya setiap kali teringat pada Meyra, sang istri pertama yang masih saja tak mudah dilupakan meski sosok itu sudah sekian lama menjauh.Terlebih tadi siang Sekar melihat bagaimana tatapan wanita itu pada kebersamaannya dengan lelaki yang masih berstatus sebagai suami mereka.Gejolak cemburu yang berselimut rasa iri sangat membuat Sekar tak tenang, yang membuatnya berniat untuk menghampiri sang suami yang Sekar rasa saat ini sedang berada di lantai atas, di ruang kerjanya atau barangkali di kamar yang biasanya dulu sering ditempati oleh Meyra.Perlahan Sekar membuka pintu di depannya, yang segera memb

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-27

Bab terbaru

  • DERITA ISTRI PERTAMA   129. AKHIR YANG BAHAGIA

    Meyra sungguh tak menduga Kenrich akan mempersiapkan pesta pernikahan yang begitu luar biasa seperti saat ini. Walau sebenarnya Meyra agak enggan menyetujui nyatanya ia tak bisa mengabaikan keinginan semua orang jika pernikahannya yang kedua ini digelar dengan meriah di salah satu hotel terbaik di Ibukota. Pesta pernikahan yang mengundang banyak orang bahkan juga mengundang anak-anak yatim dari beberapa panti asuhan itu berlangsung dengan sangat meriah. Semua orang memasang aura bahagianya, bahkan Meyra terus menerus mengumbar senyumnya. Namun ketika melihat sosok yang tak diundangnya ikut datang pada pesta pernikahannya ini, wajah Meyra segera berubah tegang. Saat melihat gurat kecewanya Meyra mendadak merasa resah. Kenrich yang berada di sisinya langsung mendekat meraih tangan Meyra dan menggenggamnya erat seakan menegaskan keberadaan dirinya yang akan selalu mendampingi. “Aku tahu cepat atau lambat kalian pasti akan melakukan ini,” tukas Nehan dengan terus mengunggah raut kecew

  • DERITA ISTRI PERTAMA   128. KEMBALI MELAMAR

    “Jangan sampai kamu menyesal jika Kenrich memilih yang lain karena ia sudah terlampau lelah menunggumu.”Rida kembali memberi peringatan kepada putrinya.Meyra termangu semakin galau dengan apa yang sudah ia dengar.Meski kemudian Meyra memilih untuk menyunggingkan segaris senyum walau tampak samar dan ragu.“Sudahlah Bun, aku sudah memasrahkan semuanya pada kehendakNya, jika memang Tuhan menakdirkan aku kembali menikah dan orang itu adalah Kenrich, aku akan menerimanya.”Rida menggeleng tampak sangat tak puas dengan jawaban Meyra.“Tapi jika kamu tak memberikan isyarat bahwa kamu mau menerima Kenrich, aku yakin dia tetap akan berpaling. Ingat Mey, takdir manusia meski sudah ditetapkan tapi Tuhan juga mengharuskan hambaNya untuk berusaha. Kamu seharusnya berusaha untuk menunjukkan penerimaanmu terhadap cinta Kenrich, bukan terus menerus menolaknya.”Rida kemudian menegaskan tatapannya pada Meyra yang kini tampak mulai gamang..“Aku sudah memperingatkan kamu, jangan salahkan aku kalau

  • DERITA ISTRI PERTAMA   127. GALAU

    “Sekar,” gumam Meyra ketika mendapati seorang wanita hamil mulai mendekat ke arah dirinya.Meyra melihat perubahan dari wanita yang sekarang sedang menghampirinya itu tampak begitu luruh dengan tubuh yang lebih kurus terlihat kontras dengan perutnya yang membuncit.Meyra menyusut sejenak bening di matanya dan memusatkan perhatian pada wanita yang pernah menjadi madu di dalam rumah tangganya bersama sang mantan suami dulu, sesuatu yang sebenarnya sudah tak ingin Meyra ingat lagi.“Aku turut berbela sungkawa atas meninggalnya Tante Lia,” gumam Sekar yang memang selalu memanggil ibu Meyra dengan sebutan Tante Lia.Meyra menganggukkan kepalanya dan merasa gamang dengan kesedihan yang terunggah di wajah wanita yang pernah menjadi seteru juga sahabatnya itu.Kesedihan yang ditampakkan Sekar saat ini memancing tanya di dalam Meyra atas kehidupan wanita itu yang s

  • DERITA ISTRI PERTAMA   126. DUKA

    Meyra benar-benar mengikuti kemauan Kenrich tanpa berkata apapun lagi.Kenrich segera membantu Meyra berkemas.Bahkan lelaki itu tampak sangat sibuk tak membiarkan Meyra melakukan apapun.Dalam diam Meyra menyaksikan bagaimana lelaki itu menyiapkan segala keperluannya.Dalam hatinya Meyra memendam kekaguman meski selalu saja ada rasa takut menggayuti setiap kali Kenrich mengulik tentang pernikahan.Meyra masih terlalu takut untuk memulai hubungan baru dengan keadaan dirinya yang selalu dikatakan sebagai wanita yang tidak sempurna.Meyra selalu tak bisa mempercayai Kenrich bisa menerima dirinya. Karena nyatanya dulu Nehan juga pernah mengucapkan hal yang sama tapi segalanya tetap tak berjalan dengan benar.Meyra terus saja menolak meski hatinya diliputi rasa bersalah juga pada Kenrich yang bahkan pernah hampir mengorbankan nyawanya ketika

  • DERITA ISTRI PERTAMA   125. PULANG

    Suara yang terdengar tegas dengan nada sarkas yang terunggah itu segera membuyarkan pelukan Meyra dan Nehan.Mereka sontak memandang ke arah Sekar yang sedang mendekat dengan menyajikan gurat sinis di wajahnya.“Kumohon jangan salah paham dulu, Sekar,” gumam Nehan yang seketika gelisah ketika mendapati kedatangan Sekar yang tak terduga.Bahkan wanita yang berstatus sebagai istri keduanya itu tadi belum ada mendampingi saat sidang awal tadi.Sekar masih memberikan tatapan sarkas bahkan menyergap Meyra dengan kesinisan.“Apa kamu masih belum bisa merelakan Mas Nehan? Bukankah sebentar lagi sidang putusan perceraian kalian akan ditetapkan lalu kenapa kamu masih sengaja menggoda Mas Nehan?”Sekar mencecar dengan tuduhan yang picik.Meyra membalasnya dengan tatapan yang sama nyalangnya.Dirinya suda

  • DERITA ISTRI PERTAMA   124. TERSERET KEHARUAN

    “Mey kita harus bicara sebentar!”Nehan mengutarakan keinginannya tanpa ragu.“Apa yang mesti dibicarakan?” Meyra menanggapi dengan datar ajakan Nehan.Nehan memandang lurus pada sosok yang sebentar lagi akan menjadi mantan istrinya itu. Tapi lelaki itu sekarang menampakkan kesabarannya yang besar.“Mey, maafkan aku sebelumnya, tolong beri aku kesempatan untuk berbicara.”Nehan mulai memohon.Meyra melirik dengan memendam kebimbangan.Meski kemudian ia mengiyakan dengan memberi isyarat anggukan kepala yang ringan.Pada akhirnya mereka menepi di sebuah tempat yang lebih sepi, di dekat sebuah taman.“Katakan saja apa yang ingin kamu bicarakan Mas,” ungkap Meyra ketika mendapati Nehan masih saja diam dan hanya memandanginya dengan lekat.

  • DERITA ISTRI PERTAMA   123. PERSIDANGAN LANJUTAN

    “Ayah Hilman!” seru Kenrich spontan sembari segera mempersilakan pria paruh baya itu segera masuk ke dalam apartemennya.Kenrich sempat terlupa jika ia memiliki janji dengan Hilman, ayah tiri Meyra yang memang sudah ia ijinkan untuk membantunya saat ia usai menjalani proses khitan.Bahkan seharusnya pria itu juga ikut mendampinginya saat masih di klinik tadi.“Maaf tadi mendadak aku ada urusan yang tak bisa ditunda jadi aku tak bisa memenuhi janjiku untuk menemani kamu di klinik.”Hilman kemudian mulai memindai seluruh detail diri Kenrich dengan lebih lekat.“Bagaimana keadaan kamu?” tanya Hilman mengunggah rasa khawatirnya.“Aku baik-baik saja.”Kenrich menjawab dengan sedikit canggung, karena ia ragu dengan respon yang akan ditunjukkan Hilman saat lelaki itu tahu jika saat ini ia sedang be

  • DERITA ISTRI PERTAMA   122. KESENANGAN YANG TERUSIK

    “Menurutmu dokter itu melarang kita melakukan apa?”Mendengar pertanyaan Kenrich yang ambigu segera membuat wajah Meyra bersemu merah.“Aku tak perlu menerjemahkannya untukmu,” sergah Meyra kesal sembari memalingkan mukanya yang sudah seperti kepiting rebus.“Untuk sementara, selama satu hari ini sebaiknya Anda beristirahat di rumah, jangan terlalu banyak bergerak dulu.”Dokter paruh baya yang menangani Kenrich kembali memberikan pengarahan.“Tolong diperhatikan kesehatan suaminya dengan baik, saya akan resepkan obat-obatan untuk mempercepat kesembuhan lukanya.”Setelah menerima resep obat itu, Meyra kemudian segera membantu Kenrich untuk melangkah keluar dari ruang praktek dokter.Langkah Kenrich agak tertatih yang membuat mereka segera menjadi pusat perhatian pada pasien yang sedang menung

  • DERITA ISTRI PERTAMA   121. MENAGIH JANJI

    Pagi-pagi sekali ketika Meyra sedang asyik berkebun di taman depan, mendadak ia melihat mobil Kenrich memasuki halaman rumah.Meyra meletakkan sejenak pekerjaannya dan mengarahkan tatapannya pada sosok tampan yang kini sudah keluar dari dalam mobil dengan melemparkan pandangan pada dirinya.Ketika akhirnya Kenrich mulai melangkah mendekat, Meyra perlahan mulai berdiri sembari menarik sarung tangannya yang kotor penuh tanah.Kenrich melontarkan senyum terbaiknya ketika melihat tatapan Meyra yang terlihat intens.“Kurasa kamu sudah melupakan janji kamu semalam.”Meyra mengernyit tak paham sembari menautkan kedua alis indahnya.“Janji apa?”Kenrich tersenyum santai sembari ia melepaskan kacamata hitamnya hingga menampakkan dengan lugas gurat ketampanan dari sepasang matanya bercahaya.“Aku d

DMCA.com Protection Status