Beranda / Romansa / DENDAM SANG WANITA PENGGODA / Bab 6. Harus Berpenampilan Pantas

Share

Bab 6. Harus Berpenampilan Pantas

Penulis: Venny
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-16 21:25:08

Si kaki tangan, terdiam sejenak saat mempertimbangkan apa yang harus dikatakan untuk menjawab pertanyaan Sang Tuan. 

"Aku tidak yakin Tuan," jawab si kaki tangan jujur. Teori akan berbeda dengan saat praktek, itu yang selama ini diyakini. Jadi, kemampuan Alula atau Anna Lee belumlah cukup untuk membalas dendam walaupun dengan kebencian yang membakar jiwa. 

Jayden, mengangguk. Ia suka dengan orang yang jujur daripada berkata manis, makanya pemuda yang ada dalam satu ruangan dengannya mampu menjadi kaki tangan terpercaya. 

"Saat Anna tiba, bawa dia ke hadapanku!" perintah Jayden Lee. 

"Baik Tuan."

****

Setelah perintah Jayden, semua bergerak sesuai arahannya, termasuk Alula. Ah, tidak! Anna Lee. Dia kini terlihat seperti anak hilang di bandara internasional Negara Z. 

"Anna, ayo masuk!"

Amy sang pengawal, menyadarkan Anna dari cengkeraman ketakutan. Ya, berada di tengah keramaian seperti ini membuatnya panik setengah mati. Cara menenangkan diri yang dipelajari selama tiga tahun belakang ini, sama sekali tidak berguna. Tidak berguna, sama sekali. 

Mengencangkan jaket yang dikenakan, Anna pun mengangguk dan melangkah mengikuti Amy ke ruang tunggu. 

Duduk di salah satu kursi tunggu, Anna langsung mengenakan headset. Mendengarkan musik, mampu mengalihkan perhatiannya dan membuat sedikit merasa tenang. Hanya sedikit. 

Detik demi detik, terasa begitu menyiksa.  Menunggu di tengah keramaian seperti ini, amatlah menyiksa. Dikalahkan oleh rasa takut, akhirnya Anna merogoh obat penenang dari dalam tas ransel  dan menelan dua butir. Karena begitu sering menelan butiran obat ini, membuat Anna tidak perlu minuman lagi. 

"Kau tahu bukan, itu tidak baik dan Tuan tidak akan senang!" tegur Amy, sang pengawal sambil menatap sinis ke arah botol plastik obat penenang yang ada di genggaman Anna. 

Anna memejamkan mata dan menyandarkan kepala di dinding kaca yang begitu dingin. Ia sudah terbiasa mendengar omelan Amy dan kali ini, Anna akan mengabaikannya seperti biasa. 

Menunggu satu jam, barulah ada panggilan agar mereka menaiki pesawat. Jayden Lee sengaja memilih penerbangan komersial daripada menggunakan jet pribadi. Ia sengaja ingin menempatkan Anna di tengah keramaian untuk mengetahui 

reaksinya. Semua akan dilaporkan oleh Amy secara langsung kepadanya nanti. 

Masuk ke dalam pesawat, Anna langsung terlelap. Ia hanya berharap agar pesawat segera mendarat dan dapat bertemu dengan sang penolong, Jayden Lee. 

***

Delapan jam penerbangan, akhirnya membawa Anna kembali kepada Jayden Lee. 

Di bandara, sudah ada sekelompok pengawal wanita yang berseragam formal datang menjemput mereka. 

Salah seorang pengawal berbisik kepada Amy. 

"Kamu harus bersiap. Tuan Jayden sedang menunggu," ujar Amy kepada Anna. 

Anna, mengangguk. Kepalanya begitu sakit, efek samping dari pil penenang yang ia minum tadi. Wajahnya pucat pasi dan jelas terlihat kesakitan. Namun, tidak ada yang peduli. 

Bentley Flying Spur berwarna hitam, terparkir tepat di depan pintu utama bandara. Seorang pengawal wanita membukakan pintu penumpang untuk Anna dan mempersilakannya masuk. 

Mobil mewah anti peluru, bukan kendaraan yang dapat dimiliki oleh sembarangan orang. Selama di Negara Z, Anna juga mempelajari tentang otomotif. Ia suka semua hal yang canggih dan mahal. 

Anna masuk bersama Amy yang terus mengekorinya. Di belakang, beberapa mobil dengan bodi tangguh yang ditumpangi para pengawal mengikuti. 

Menatap keluar jendela, Anna mencoba menikmati indahnya lampu jalan walau sulit. Seperti biasa, ia tidak banyak berbicara atau bertanya sebab semua hal sudah diatur untuknya. 

Perjalanan sekitar satu jam, membawa Anna ke pusat kota. Tepatnya, di salah satu pusat perbelanjaan elit dan ternama. 

"Ayo Nona kita buru-buru," ujar Amy, meminta Anna mengikutinya untuk turun dari mobil. 

Patuh seperti biasa, Anna turun dan melangkah masuk ke dalam pusat perbelanjaan. Amy dan beberapa pengawal wanita, mengiringi Anna. Mereka melangkah ke butik mewah yang ada di tengah-tengah lobi pusat perbelanjaan elit tersebut. 

"Selamat malam Nona Anna Lee, silakan ikut saya."

Seorang pegawai butik menyapa dan meminta Anna mengikutinya. 

Anna ragu dan menatap ke arah Amy. 

"Ikut dia. Kamu harus berpenampilan pantas saat bertemu dengan Tuan Jayden," ujar Amy, yang paham dengan tatapan Anna. 

Anna, mengangguk dan mengikuti pegawai butik ke sisi lain ruangan luas dan megah itu. 

"Silakan duduk, Nona."

Si pegawai toko menarik kursi mewah yang berseberangan dengan kaca raksasa, mempersilakan Anna untuk duduk. 

Anna duduk dan beberapa pegawai butik yang merangkap salon, menghampiri serta mulai melakukan tugas mereka. 

Rambut panjang tebal dan hitam milik Anna yang biasa selalu dikuncir, digerai dan ditata ikal. 

Wajah cantik dirias dengan gaya natural. Walau natural, tapi mampu menonjolkan kemolekan wajah itu. Mata indah Anna, terlihat semakin besar dan hidup. Hidung mungil terlihat semakin mancung serta bibir mungil, merah merekah berkesan seksi. Kontur wajah terpahat indah, semakin menyempurnakan kecantikan Anna atau Alula Yan. 

"Mari ikuti saya ke ruang ganti," ajak salah seorang pegawai, membuyarkan lamunan Anna yang terpana saat menatap pantulan wajahnya di cermin. 

Berjalan ke arah ruang ganti, di sana sudah tergantung sehelai gaun malam indah berwarna hitam. Serta ada sepasang sepatu Stiletto yang serasi dengan gaun tersebut. 

Anna melangkah masuk ke ruang ganti dan melepaskan pakaian kasual miliknya. Mengambil gaun hitam yang berbahan lembut dan menatap bingung untuk beberapa saat. Ya, bagaimana cara mengenakan gaun ini? batin Anna. 

Mencoba beberapa kali, akhirnya Anna menyerah dan meminta bantuan salah seorang pegawai. 

"Nona harus melepaskan bra dan celana dalam. Lalu, kenakan celana dalam ini," ujar si pegawai yang masuk ke ruang ganti bersama Anna, sambil menunjuk ke arah celana dalam hitam g string yang telah disediakan. 

"A-Apa?" tanya Anna. 

Bab terkait

  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 7. Aset Paling Berharga

    "Gaun ini tidak dirancang dikenakan dengan bra dan untuk celana dalam harus dengan bahan yang lembut, agar tidak tercetak saat gaun melekat di tubuh Nona," jelas si pegawai. Dengan wajah merona karena malu, Anna pun melepaskan pakaian dalam mengikuti instruksi si pegawai toko. Telanjang, Anna pun buru-buru mengambil celana dalam baru dari si pegawai dan langsung mengenakannya. Celana dalam berbahan kain yang begitu tipis, seperti kulit kedua yang melekat sempurna. Lalu, si pegawai mulai membantu Anna mengenakan gaun hitam yang begitu elegan. Setelah terpasang sempurna di tubuh, penampilannya membuat Anna sendiri terpukau. Ia terlihat amat jauh berbeda, begitu elegan dan seksi. Gaun itu terlihat sopan pada bagian depan. Model kerah longgar agak turun, memamerkan keindahan pundak dan leher Anna yang jenjang. Namun, karena jenis kain yang begitu lembut, gaun itu menjiplak lekukan tubuhnya dengan begitu jelas. Bahkan, bayangan puting terlihat jelas dan membuat wajah Anna kembali meron

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-12
  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 8. Bunuh Mereka

    Di dalam ruang ballroom termegah yang dimiliki Hotel Zeus, semua mata para tamu tertuju pada sosok seorang wanita yang baru saja melangkah masuk. Daya tarik alami serta sikap penuh kehati-hatian, membuat orang merasa penasaran. Apalagi ada topeng indah yang menutup sebagian wajah wanita itu. Anna, ragu untuk melangkahkan kakinya. Apalagi, saat sadar akan tatapan orang-orang berpakaian formal yang tertuju padanya. Keinginan untuk berbalik dan melarikan diri begitu menggoda, tapi niat itu diurungkan seketika saat tatapannya menangkap sosok pria itu. Jayden Lee, menatap ke arah pintu masuk ballroom. Aset di mana ia telah banyak berinvestasi, telah kembali. Namun, apakah investasinya memberikan hasil yang sepadan atau tidak, ia masih harus memastikannya. Satu hal yang pasti, sisi kewanitaan milik asetnya itu begitu kental dan begitu menarik bagi lawan jenis. Ya, itu adalah kelebihan Alula Yan gadis yang ia selamatkan tiga tahun yang lalu. Kembali kepada Anna Lee atau Alula Yan. Spont

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-15
  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 9. Sempurna

    Jayden melangkah ke arah di mana Anna berdiri. Tiba di sana, dengan perlahan Jayden melepaskan topeng yang menutup wajah cantik itu. Ia ingin, melihat seperti apa ekspresi Anna Lee. Namun, setelah melihat Jayden merasa kecewa, sebab hanya ketakutan yang terpatri pada wajah cantik itu. Ini mungkin akan sedikit kejam, tapi harus dilakukan agar wanita itu teringat akan alasan menerima uluran tangannya saat itu. Jayden melempar topeng itu ke lantai, kemudian kedua tangannya diletakkan pada lengan bagian atas milik Anna Lee. Membungkuk sedikit dan mendekatkan wajahnya pada wajah cantik itu, Jayden pun mulai berkata, "Ibumu adalah wanita lumpuh yang tidak berguna. Sedangkan, ayahmu seorang penjudi dan pemabuk! Dia menjualmu kepada Tuan Mo, untuk menebus hutang judi dan mendapatkan sedikit sisa uang.""Rencananya, kamu akan dijual ke ibukota sebagai pelacur. Namun, sialnya perjalanan ke ibukota memakan waktu tujuh hari dengan menggunakan kapal. Tujuh hari, kamu diperkosa secara bergilir ol

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-15
  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 10. Urusanmu, Bukan Urusanku!

    "Baiklah, aku harus kembali ke pesta. Sam, antar Anna untuk memilih senjata. Lalu, bawa dia kembali ke desa nelayan," ujar Jayden dan memberikan kode dengan tangan, agar mereka segera keluar. "Ayo Nona," ajak Sam kepada Anna. "Anda tidak ikut?" tanya Anna. Ia berharap Jayden Lee tetap mendampinginya. "Itu urusanmu, bukan urusanku," jawab Jayden ringan. Ia tidak suka ketergantungan, karena itulah ia tidak ingin Anna terus tergantung padanya.Jawaban itu, cukup mengecewakan. Namun demi menunjukkan tekadnya untuk balas dendam, Anna pun pergi mengikuti Sam tanpa berkata apapun lagi. Anna ingin menunjukkan kepada sang penolong bahwa ia mampu dan pantas menyandang marga Lee di belakang nama barunya. Sam dan Anna, melangkah keluar dari ruangan itu dan mengitari koridor belakang, jauh dari keramaian. Ternyata di sana ada sebuah lift, yang jika tidak diperhatikan maka tidak akan disadari keberadaannya. Anna tidak banyak bertanya, ia patuh mengikuti Sam masuk ke dalam lift. Lift membawa me

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-16
  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 11. Balas Dendam

    Tatapan Anna terkunci pada sosok pria bertubuh gempal, yang tidak sadarkan diri. Pakaian lusuh dan compang camping, tanda hidup pria bejat itu jauh dari kata makmur. Anna yakin, itu adalah karma dari tindakan bejat pria itu. Menarik topi hitam turun, menutup sebagian wajah, Anna pun melompat ke arah Pan. Mendarat dengan posisi berlutut dengan satu kaki ditekuk, belati tajam itu langsung menargetkan tendon kaki pria gemuk itu. Kedua tendon kaki, diiris cukup dalam dan membuat darah muncrat keluar. Seketika, teriakan penuh kesakitan meraung keluar dari bibir Pan yang begitu bau alkohol. "ARGHHHH!""ARGHHHH!"Teriakan yang menggelegar, membuat tamu lain yang awalnya tertidur langsung bangun. Namun, saat melihat darah yang berceceran orang-orang memilih lari keluar, meninggalkan kedai. Ya, meninggalkan mereka yang sedang menyelesaikan masalah. BRUKKK! Tubuh gempal itu tersungkur ke lantai kayu yang reyot. Benar, kedua kakinya itu tidak lagi mampu menopang berat badannya. "T-TOLONGGG

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-31
  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 12. Apa yang Telah Terjadi - 1

    Alula Yan gadis berusia 17 tahun, menunduk dalam. Kedua tangannya yang kurus sedikit gemetar, menggenggam erat salah satu tangan sang ibu. Ibu, mengalami lumpuh seluruh tubuh setelah dipukul sang ayah tiga tahun yang lalu. Setelah itu, Lula lah yang merawat sang ibu disela kesibukannya mencari nafkah tambahan. Sang ayah, pemabuk dan penjudi. Lula selalu berharap sang ayah pulang larut malam dan langsung tidur. Ya, ia takut saat harus berhadapan dengan sang ayah yang selalu dalam kondisi mabuk. Jadi, bagi Lula lebih baik sang ayah tidak berada di rumah. Namun, pengecualian terjadi untuk hari ini. Sang ayah, pulang saat hari masih siang dan langsung mengobrak-abrik rumah petak berukuran 3 x 4 meter yang dibangun dengan kayu bekas. Entah apa yang dicari, tapi karena dapat merasakan emosi sang ayah yang meluap, Lula memilih tetap berada di samping sang ibu yang tergeletak tidak berdaya. "SIAL! SIAL!" raung Tuan Yan, ayah dari Alula Yan. Pria paruh baya dengan tubuh kurus berpenyakit,

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-31
  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 13. Apa yang Telah Terjadi - 2

    Di ranjang bambu, Nyonya Yan yang tidak mampu bergerak, hanya dapat meneteskan air mata saat tahu apa yang sedang menimpa putrinya. "A-Ayah... S-Sakit. Aku mohon Ayah...." ujar Lula terbata-bata, sambil berusaha menggerakkan kakinya agar ia tidak terseret di tanah penuh bebatuan ini. Tarikan pada rambutnya begitu kuat dan sakit. Namun, rasa sakit itu tidak sebanding dengan rasa takut yang menyelimuti jiwanya saat ini. Tuan Yan, yang telah dibutakan oleh rasa benci semakin berjalan cepat, mengabaikan setiap kata yang dilontarkan oleh darah dagingnya sendiri. Ia berusaha mengejar, Tuan Mo. "TUAN MO! TUNGGU!" teriak Tuan Yan, memanggil Tuan Mo yang berjarak sekitar sepuluh meter di depannya. Panggilan itu, membuat Tuan Mo berhenti melangkah dan membalikkan tubuh, menatap orang yang memanggilnya dengan tatapan malas. Namun, saat melihat apa yang diseret pemabuk itu, seketika Tuan Mo mulai merasa tertarik. Apakah ada orang yang melihat tindakan Tuan Yan yang menyeret putrinya? Ten

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-01
  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 14. Apa yang Telah Terjadi - 3

    PLAKKK! Satu pukulan keras, dilayangkan Tuan Chan tepat ke bagian belakang kepala Pan. Lalu, Tuan Chan pun berkata, "Bodoh! Kalaupun tidak tahan, yang berhak menyentuhnya pertama kali adalah aku ataupun Tuan Mo! Jadi, jika kamu masih ingin ikut berlayar bersama kami, maka jaga sikapmu!"Seketika, Pan diam. Bukan karena ia mematuhi perkataan Tuan Chan, melainkan segera ia memiliki sebuah ide cemerlang, agar dapat menggauli gadis itu. Ya, ia hanya perlu mendesak Tuan Mo ataupun Tuan Chan untuk menggauli gadis itu. Baru kemudian, ia pasti memiliki kesempatan. Wajar bagi para Bos mendapatkan jatah pertama terlebih dahulu dan ia sama sekali tidak keberatan, mendapatkan sisa-sisa dari mereka. Hanya memikirkan kemungkinan itu, sudah membuat dirinya bergairah. "Jadi, di mana gadis itu ditempatkan?" tanya Pan, yang langsung mengubah topik pembicaraan. "Ikat dia di sisi geladak kapal itu dan pastikan ia tidak melarikan diri! Sebentar lagi kapal akan berlayar," pesan Tuan Chan, sebelum melang

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-07

Bab terbaru

  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 14. Apa yang Telah Terjadi - 3

    PLAKKK! Satu pukulan keras, dilayangkan Tuan Chan tepat ke bagian belakang kepala Pan. Lalu, Tuan Chan pun berkata, "Bodoh! Kalaupun tidak tahan, yang berhak menyentuhnya pertama kali adalah aku ataupun Tuan Mo! Jadi, jika kamu masih ingin ikut berlayar bersama kami, maka jaga sikapmu!"Seketika, Pan diam. Bukan karena ia mematuhi perkataan Tuan Chan, melainkan segera ia memiliki sebuah ide cemerlang, agar dapat menggauli gadis itu. Ya, ia hanya perlu mendesak Tuan Mo ataupun Tuan Chan untuk menggauli gadis itu. Baru kemudian, ia pasti memiliki kesempatan. Wajar bagi para Bos mendapatkan jatah pertama terlebih dahulu dan ia sama sekali tidak keberatan, mendapatkan sisa-sisa dari mereka. Hanya memikirkan kemungkinan itu, sudah membuat dirinya bergairah. "Jadi, di mana gadis itu ditempatkan?" tanya Pan, yang langsung mengubah topik pembicaraan. "Ikat dia di sisi geladak kapal itu dan pastikan ia tidak melarikan diri! Sebentar lagi kapal akan berlayar," pesan Tuan Chan, sebelum melang

  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 13. Apa yang Telah Terjadi - 2

    Di ranjang bambu, Nyonya Yan yang tidak mampu bergerak, hanya dapat meneteskan air mata saat tahu apa yang sedang menimpa putrinya. "A-Ayah... S-Sakit. Aku mohon Ayah...." ujar Lula terbata-bata, sambil berusaha menggerakkan kakinya agar ia tidak terseret di tanah penuh bebatuan ini. Tarikan pada rambutnya begitu kuat dan sakit. Namun, rasa sakit itu tidak sebanding dengan rasa takut yang menyelimuti jiwanya saat ini. Tuan Yan, yang telah dibutakan oleh rasa benci semakin berjalan cepat, mengabaikan setiap kata yang dilontarkan oleh darah dagingnya sendiri. Ia berusaha mengejar, Tuan Mo. "TUAN MO! TUNGGU!" teriak Tuan Yan, memanggil Tuan Mo yang berjarak sekitar sepuluh meter di depannya. Panggilan itu, membuat Tuan Mo berhenti melangkah dan membalikkan tubuh, menatap orang yang memanggilnya dengan tatapan malas. Namun, saat melihat apa yang diseret pemabuk itu, seketika Tuan Mo mulai merasa tertarik. Apakah ada orang yang melihat tindakan Tuan Yan yang menyeret putrinya? Ten

  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 12. Apa yang Telah Terjadi - 1

    Alula Yan gadis berusia 17 tahun, menunduk dalam. Kedua tangannya yang kurus sedikit gemetar, menggenggam erat salah satu tangan sang ibu. Ibu, mengalami lumpuh seluruh tubuh setelah dipukul sang ayah tiga tahun yang lalu. Setelah itu, Lula lah yang merawat sang ibu disela kesibukannya mencari nafkah tambahan. Sang ayah, pemabuk dan penjudi. Lula selalu berharap sang ayah pulang larut malam dan langsung tidur. Ya, ia takut saat harus berhadapan dengan sang ayah yang selalu dalam kondisi mabuk. Jadi, bagi Lula lebih baik sang ayah tidak berada di rumah. Namun, pengecualian terjadi untuk hari ini. Sang ayah, pulang saat hari masih siang dan langsung mengobrak-abrik rumah petak berukuran 3 x 4 meter yang dibangun dengan kayu bekas. Entah apa yang dicari, tapi karena dapat merasakan emosi sang ayah yang meluap, Lula memilih tetap berada di samping sang ibu yang tergeletak tidak berdaya. "SIAL! SIAL!" raung Tuan Yan, ayah dari Alula Yan. Pria paruh baya dengan tubuh kurus berpenyakit,

  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 11. Balas Dendam

    Tatapan Anna terkunci pada sosok pria bertubuh gempal, yang tidak sadarkan diri. Pakaian lusuh dan compang camping, tanda hidup pria bejat itu jauh dari kata makmur. Anna yakin, itu adalah karma dari tindakan bejat pria itu. Menarik topi hitam turun, menutup sebagian wajah, Anna pun melompat ke arah Pan. Mendarat dengan posisi berlutut dengan satu kaki ditekuk, belati tajam itu langsung menargetkan tendon kaki pria gemuk itu. Kedua tendon kaki, diiris cukup dalam dan membuat darah muncrat keluar. Seketika, teriakan penuh kesakitan meraung keluar dari bibir Pan yang begitu bau alkohol. "ARGHHHH!""ARGHHHH!"Teriakan yang menggelegar, membuat tamu lain yang awalnya tertidur langsung bangun. Namun, saat melihat darah yang berceceran orang-orang memilih lari keluar, meninggalkan kedai. Ya, meninggalkan mereka yang sedang menyelesaikan masalah. BRUKKK! Tubuh gempal itu tersungkur ke lantai kayu yang reyot. Benar, kedua kakinya itu tidak lagi mampu menopang berat badannya. "T-TOLONGGG

  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 10. Urusanmu, Bukan Urusanku!

    "Baiklah, aku harus kembali ke pesta. Sam, antar Anna untuk memilih senjata. Lalu, bawa dia kembali ke desa nelayan," ujar Jayden dan memberikan kode dengan tangan, agar mereka segera keluar. "Ayo Nona," ajak Sam kepada Anna. "Anda tidak ikut?" tanya Anna. Ia berharap Jayden Lee tetap mendampinginya. "Itu urusanmu, bukan urusanku," jawab Jayden ringan. Ia tidak suka ketergantungan, karena itulah ia tidak ingin Anna terus tergantung padanya.Jawaban itu, cukup mengecewakan. Namun demi menunjukkan tekadnya untuk balas dendam, Anna pun pergi mengikuti Sam tanpa berkata apapun lagi. Anna ingin menunjukkan kepada sang penolong bahwa ia mampu dan pantas menyandang marga Lee di belakang nama barunya. Sam dan Anna, melangkah keluar dari ruangan itu dan mengitari koridor belakang, jauh dari keramaian. Ternyata di sana ada sebuah lift, yang jika tidak diperhatikan maka tidak akan disadari keberadaannya. Anna tidak banyak bertanya, ia patuh mengikuti Sam masuk ke dalam lift. Lift membawa me

  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 9. Sempurna

    Jayden melangkah ke arah di mana Anna berdiri. Tiba di sana, dengan perlahan Jayden melepaskan topeng yang menutup wajah cantik itu. Ia ingin, melihat seperti apa ekspresi Anna Lee. Namun, setelah melihat Jayden merasa kecewa, sebab hanya ketakutan yang terpatri pada wajah cantik itu. Ini mungkin akan sedikit kejam, tapi harus dilakukan agar wanita itu teringat akan alasan menerima uluran tangannya saat itu. Jayden melempar topeng itu ke lantai, kemudian kedua tangannya diletakkan pada lengan bagian atas milik Anna Lee. Membungkuk sedikit dan mendekatkan wajahnya pada wajah cantik itu, Jayden pun mulai berkata, "Ibumu adalah wanita lumpuh yang tidak berguna. Sedangkan, ayahmu seorang penjudi dan pemabuk! Dia menjualmu kepada Tuan Mo, untuk menebus hutang judi dan mendapatkan sedikit sisa uang.""Rencananya, kamu akan dijual ke ibukota sebagai pelacur. Namun, sialnya perjalanan ke ibukota memakan waktu tujuh hari dengan menggunakan kapal. Tujuh hari, kamu diperkosa secara bergilir ol

  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 8. Bunuh Mereka

    Di dalam ruang ballroom termegah yang dimiliki Hotel Zeus, semua mata para tamu tertuju pada sosok seorang wanita yang baru saja melangkah masuk. Daya tarik alami serta sikap penuh kehati-hatian, membuat orang merasa penasaran. Apalagi ada topeng indah yang menutup sebagian wajah wanita itu. Anna, ragu untuk melangkahkan kakinya. Apalagi, saat sadar akan tatapan orang-orang berpakaian formal yang tertuju padanya. Keinginan untuk berbalik dan melarikan diri begitu menggoda, tapi niat itu diurungkan seketika saat tatapannya menangkap sosok pria itu. Jayden Lee, menatap ke arah pintu masuk ballroom. Aset di mana ia telah banyak berinvestasi, telah kembali. Namun, apakah investasinya memberikan hasil yang sepadan atau tidak, ia masih harus memastikannya. Satu hal yang pasti, sisi kewanitaan milik asetnya itu begitu kental dan begitu menarik bagi lawan jenis. Ya, itu adalah kelebihan Alula Yan gadis yang ia selamatkan tiga tahun yang lalu. Kembali kepada Anna Lee atau Alula Yan. Spont

  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 7. Aset Paling Berharga

    "Gaun ini tidak dirancang dikenakan dengan bra dan untuk celana dalam harus dengan bahan yang lembut, agar tidak tercetak saat gaun melekat di tubuh Nona," jelas si pegawai. Dengan wajah merona karena malu, Anna pun melepaskan pakaian dalam mengikuti instruksi si pegawai toko. Telanjang, Anna pun buru-buru mengambil celana dalam baru dari si pegawai dan langsung mengenakannya. Celana dalam berbahan kain yang begitu tipis, seperti kulit kedua yang melekat sempurna. Lalu, si pegawai mulai membantu Anna mengenakan gaun hitam yang begitu elegan. Setelah terpasang sempurna di tubuh, penampilannya membuat Anna sendiri terpukau. Ia terlihat amat jauh berbeda, begitu elegan dan seksi. Gaun itu terlihat sopan pada bagian depan. Model kerah longgar agak turun, memamerkan keindahan pundak dan leher Anna yang jenjang. Namun, karena jenis kain yang begitu lembut, gaun itu menjiplak lekukan tubuhnya dengan begitu jelas. Bahkan, bayangan puting terlihat jelas dan membuat wajah Anna kembali meron

  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 6. Harus Berpenampilan Pantas

    Si kaki tangan, terdiam sejenak saat mempertimbangkan apa yang harus dikatakan untuk menjawab pertanyaan Sang Tuan. "Aku tidak yakin Tuan," jawab si kaki tangan jujur. Teori akan berbeda dengan saat praktek, itu yang selama ini diyakini. Jadi, kemampuan Alula atau Anna Lee belumlah cukup untuk membalas dendam walaupun dengan kebencian yang membakar jiwa. Jayden, mengangguk. Ia suka dengan orang yang jujur daripada berkata manis, makanya pemuda yang ada dalam satu ruangan dengannya mampu menjadi kaki tangan terpercaya. "Saat Anna tiba, bawa dia ke hadapanku!" perintah Jayden Lee. "Baik Tuan." **** Setelah perintah Jayden, semua bergerak sesuai arahannya, termasuk Alula. Ah, tidak! Anna Lee. Dia kini terlihat seperti anak hilang di bandara internasional Negara Z. "Anna, ayo masuk!" Amy sang pengawal, menyadarkan Anna dari cengkeraman ketakutan. Ya, berada di tengah keramaian seperti ini membuatnya panik setengah mati. Cara menenangkan diri yang dipelajari selama tiga tahun

DMCA.com Protection Status