Share

296

Dea memperhatikan wajah Andre yang pucat. Nafas lelaki itu tampak tersengal-sengal dan keringat dingin mengalir di pelipisnya. Kedua alis Dea berkerut, matanya terus memindai tiap inci wajah mantan kepala sekolahnya yang tampak semakin lesu. "Mas Andre, Mas..." panggil Dea menyadarkan pria di depannya yang melamun cukup lama.

"Eh! Iya, De?" Andre tampak kebingungan.

"Are you okay?"

"I'm okay," jawab Andre sedikit terpaksa. "Sorry sudah bikin kamu khawatir."

Dea menghela napasnya cukup panjang. Ia memutar otak mencoba meringankan emosi rekannya yang bagai angin puting beliung. "Apa Mas Andre mau mengunjungi makam bayi? Kalau iya, aku bisa nemenin," tawar perempuan itu. Alis Andre bertaut, matanya menyipit seolah mencoba memahami sesuatu yang tak jelas di depannya. Kepalanya sedikit miring, mencari sudut pandang baru yang bisa memberinya petunjuk dari tawaran Dea. Bibirnya terbuka setengah, tapi tak ada kata yang keluar.

"Aku akan menemani Mas Andre ke sana. Malam ini juga, tapi aku ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status