Harnum merawat Albern di ruangan medis. Ia membersihkan dan mengobati luka-luka di tubuh Albern. Sementara Albern, ia sesekali membuka sedikit matanya untuk mengintip apa yang tengah Harnum lakukan pada luka-lukanya.Albern hanya berpura-pura pingsan saja, karena ia tidak ingin jika Harnum akan terus-turusan menyiksa dirinya sendiri. Albern yang seorang King Mafia, sudah kebal dengan berbagai luka di organ tubuhnya, bahkan luka tembakan pun sudah menjadi santapannya, apalagi jika hanya luka kecil seperti yang sedang ia alami pada saat ini.Akan tetapi, Harnum tidak mengetahui jika Albern hanya berpura-pura pingsan. Ia justru terlihat sangat khawatir melihat keadaan Albern pada saat ini. Sejak saat itu, hubungan antara Albern dengan Harnum mulai semakin dekat. Harnum berusaha berdamai dengan keadaan. Dan, Albern semakin menunjukkan keposesifannya dan menunjukkan rasa cintanya terhadap Harnum.Akan tetapi, Harnum tetap tidak menerima cinta Albern, karena ia masih merasa sakit hati dan
Sejak kejadian malam itu, dimana Albern memergoki Harnum bersama Rully di dapur, suasana hati Albern masih buruk. Ia masih merasakan cemburu buta terhadap Rully. Seperti halnya pada siang itu, suasana hati Albern yang masih sangat buruk akibat rasa cemburu butanya terhadap Rully, tengah mendiamkan Harnum. Harnum yang melihat sikap Albern yang sangat menyeramkan itu merasa khawatir. Dia sangat khawatir jika Albern akan mengamuk lalu menyakiti atau bahkan membunuh Rully. Apalagi sejak kejadian pada malam itu, Albern tidak berhenti meminum minuman alkohol.'Al jika sedang marah wajahnya benar-benar sangat menyeramkan sekali. Kini dia mendiamkanku dan tidak mau berbicara denganku. Sepertinya aku harus melakukan sesuatu,' batin Harnum.Harnum pun berinisiatif untuk memasak makanan kesukaan Albern. Setelah selesai memasak untuk makan siang, dia sengaja membawakan makan siang untuk Albern. Ia berjalan menuju ke kamar Albern. Pintu kamar tersebut tidak dikunci, sehingga membuat Harnum mudah
Saat malam hari, Harnum baru siuman dari pingsannya. Bayangan saat Albern membunuh seorang wanita tawanannya, serta ketika Albern mengambil organ dalam tubuh wanita tersebut, masih teringat jelas dalam benaknya."Tidaakk ...!" Harnum berteriak.Albern yang pada saat itu sedang menjaga Harnum, bergegas menghampirinya. Ia langsung memegang bahu Harnum. Mata Harnum terbelalak ketika melihat kehadiran Albern, ia menggeleng-gelengkan kepalanya sembari beringsut mundur."Pembunuh! Iblis! Aku benar-benar sangat membencimu! Aku ingin kembali ke Indonesia, bebaskan aku!" seru Harnum.Gigi Albern gemeretak mendengarnya. Ia langsung menarik kaki jenjang Harnum, hingga Harnum sudah duduk di dekat sang King Mafia. Albern memegang wajah Harnum dengan mata yang memerah. Harnum sangat ketakutan melihatnya, karena kini Albern kembali menunjukkan sikap iblisnya."Jangan menguji kesabaranku, Dewi Harnum! Kau adalah wanitaku. Nyawa dan hidupmu ada dalam genggamanku!" murka Albern.Harnum menggelengkan ke
Sejak kejadian kali kedua Albern merudapaksa Harnum, membuat Harnum semakin pendiam. Dia tidak pernah mau keluar dari kamarnya, dia hanya melamun dan melamun, bahkan makan pun jika tidak dipaksa oleh Albern, dia tidak mau memakannya. Semakin hari tubuh Harnum semakin kurus. Keceriaan yang selalu terpancar di wajah cantiknya, kini benar-benar menghilang dan berganti dengan wajah yang selalu muram dan bersedih. Albern yang melihat kondisi Harnum tersebut merasa sangat frustasi, menyesal pun tidak ada guna, karena semuanya sudah terjadi. Yang bisa Albern lakukan hanya berusaha bersabar untuk membujuk Harnum, agar bisa kembali seperti dulu lagi, namun, semua yang ia lakukan sia-sia, karena Harnum justru akan marah dan semakin membencinya.Siang itu, Albern sengaja memasak untuk Harnum. Ia sengaja memasak makanan kesukaan Harnum. Ia membawa makanan tersebut ke dalam kamar Harnum."Harnum, makan dulu, ini sudah siang. Kau dari pagi belum makan," ujar Albern.Akan tetapi, Harnum tidak mena
"Untuk malam ini tidak mengapa kau mengenakan pakaian haram itu. Aku juga mengantuk, ayo tidur bersama," ucap Rully.Monica menganga mendengar ucapan Rully. "Apa maksudmu, Tuan Rully?" tanya Monica dengan mimik wajah heran."Sudahlah, kau ini cerewet sekali. Kau pikir perjalanan dari Italia ke Indonesia itu hanya satu jam, dua jam saja? 13 jam lebih, Monic! Dan aku sangat lelah, aku mengantuk. Sekarang aku ingin tidur." Tanpa menghiraukan Monica, Rully langsung menuju ke ranjang milik Monica.Monica mematung sembari menatap Rully. Ia bingung akan tidur di mana, karena kini Rully sudah tidur di sana, di tempat tidurnya. Monica akan tidur di lantai, namun, suara Rully yang menggelegar mengejutkannya."Hey! Mengapa kau malah bengong dan tidur di lantai? Ayo, tidurlah, besok pagi kita akan kembali ke Italia," ujar Rully.Monica semakin bingung dengan ucapan Rully. "Apa maksudmu, Tuan Rully?""Sudahlah, aku mengantuk. Tidur di sampingku, atau kuseret kau ke sini!" ucap Rully dengan sarkas.
Ketika bibir Albern hampir menyentuh bibir Harnum, tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu. Albern benar-benar merasa sangat kesal dibuatnya. Albern mengabaikan suara ketukan pintu tersebut, ia kembali mendekatkan wajahnya pada wajah Harnum."Al, ada yang mengetuk pintu, coba kau lihat dulu, barangkali ada keperluan penting," ucap Harnum.Albern memeluk erat pinggang ramping Harnum, ia benar-benar merindukan momen ini. "Harnum, I love you, aku menginginkanmu," bisik Albern.Harnum terdiam mendengar ucapan Albern. Ia mengerti apa maksud dari kata-kata sang King Mafia itu, yang menginginkan bercinta dengannya. Harnum menatap Albern dengan mata berkaca-kaca, hatinya kembali berdenyut karena ia merasa tidak memiliki harga diri lagi di hadapan Albern."Al, tolong hormati aku, aku mohon." Air mata sudah bercucuran di pelupuk mata Harnum."Aku sangat menghormatimu, Dewi Harnum!" tegas Albern.Tanpa membuang waktu, Albern langsung membopong tubuh Harnum dan dibawanya ke atas ranjang. Harnu
Emosi Albern semakin memuncak, ketika dia melihat Rully yang lagi dan lagi membela Harnum dan memasang badan untuk menyelamatkan nyawanya. Napas Albern sudah naik turun karena emosi, dia langsung menyelipkan belatinya dan dia langsung menendang perut Rully. Rully langsung terjengkang, ia memegangi perutnya yang terasa sangat sakit dan kram akibat tendangan dari sang King Mafia yang sangat kuat.Albern langsung menarik kerah baju Rully dan ia memukul wajahnya secara membabi-buta. Karena Albern tidak puas dengan semua itu, ia pun memukul dada dan perut serta wajah Rully. Kini, Rully sudah babak belur, darah bercucuran dari luka-luka di wajahnya, bibirnya pecah akibat pukulan Albern yang sangat kuat.Albern sudah seperti iblis yang kehausan akan nyawa orang, dia menginjak dada Rully hingga Rully terbatuk-batuk dan mengeluarkan darah. Harnum yang melihat itu tidak bisa hanya berdiam diri saja, dia langsung berlari dan memohon kepada Albern agar menghentikannya."Tuan Al, aku mohon … aku m
"Nona Harnum memang wanita yang sangat sempurna. Aku pun mengaguminya, dan mencintainya," ucap Rully.Monica seketika terdiam mendengar ucapan Rully tersebut. Entah mengapa, ketika Monica mendengar Rully mengatakan bahwa dia mencintai Harnum, Monica seperti merasakan ada sesuatu yang berbeda di dalam hatinya. Namun, dia masih bingung apa yang tengah dia rasakan itu, sebab, antara dirinya dengan Rully tidak memiliki hubungan spesial.Kini, Monica mengobati luka-luka Rully dalam diam. Dia sudah tidak banyak berbicara lagi, dia hanya fokus membersihkan dan mengobati luka-luka Rully saja. Sedangkan Rully memperhatikan perubahan sikap pada Monica. Rully menatap Monica dalam diam.'Mengapa Monica langsung berbeda dan berubah sikapnya, setelah aku mengatakan tentang perasaanku terhadap Nona Harnum?' batin Rully.Ketika Rully dan Monica sedang larut dalam pikiran masing-masing, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan adanya suara dari luar ruangan. Monica yang penasaran bergegas keluar, tapi, kare