Lima tahun kemudian...
Seorang wanita berhijab merah menuntun seorang balita mungil berusia empat tahun.
Mereka berjalan di trotoar jalan setapak sebuah lahan pemakaman umum di Bantul. Pemakaman itu tampak ramai karena banyak pelayat yang datang untuk mengunjungi tempat peristirahatan terakhir orang-orang terkasih.
Sudah menjadi tradisi masyarakat Bantul, mendekati Hari Raya Idul Fitri, pasti pemakaman selalu ramai pengunjung.
"Abi mana Umma?" tanya balita tampan itu.
"Abi lagi cari tempat parkir dulu. Kata Abi, nanti dia menyusul," jawab wanita yang di panggil Umma itu.
Mereka terus berjalan hingga akhirnya sampai di sebuah makam yang memang menjadi tujuan utama mereka datang ke tempat ini.
"Assalamualaikum, Mas. Ayo Zidan, beri salam sama Pak De," perintah wanita itu pada sang anak.
"Assa
Sorak sorai tepuk tangan terdengar dari ujung ke ujung pada acara wisuda yang di gelar di Al-Azhar Convention Center, Kairo Mesir. Acara tersebut di hadiri ratusan mahasiswa dan mahasiswi Universitas Al-Azhar dari berbagai penjuru dunia.Salah satunya adalah Rania Putri Wulandari Akbar, yakni mahasiswi asal indonesia yang kini berada di atas podium setelah namanya terpanggil dan dinyatakan sebagai mahasiswi lulusan terbaik pada wisuda terhadap 500 lulusan program sarjana dan pascasarjana Universitas Al-Alzhar Mesir tahun ini.Menjadi sebuah kehormatan tersendiri bagi Rania saat dirinya mendapatkan ucapan selamat langsung dari Grand Imam Al-Azhar yaitu Habib Fatih Al-Ghazali. Beliau memberikan penghargaan khusus langsung pada Rania karena berhasil meraih predikat ‘Mumtaz Ma’a Martabah Syaraf’ (Summa Cumlaude).Atas prestasi yang diraihnya tersebut, seorang pengusaha Mesir Prof. Dr. Muhammad Assegaf memberi
Hari Raya Idul Fitri hampir tiba.Semua orang sibuk mempersiapkan segala keperluan di hari raya.Tak terkecuali Rakha.Sebenarnya sudah sejak dua hari yang lalu dirinya berencana untuk menyelesaikan segala urusan di Jakarta dan ingin pulang ke Bantul, hanya saja sampai detik ini Rakha belum bisa meninggalkan Jakarta padahal dia sudah memborong begitu banyak oleh-oleh untuk keluarganya.Ramadhan tahun ini karir Rakha sebagai seorang Ustadz kian gemilang dan semuanya berawal sejak namanya masuk ke dalam daftar 200 mubaligh yang direkomendasikan oleh Kementerian Agama RI.Dan semua hal ini berhasil dia capai, tak lepas dari usaha dan kerja kerasnya serta bantuan Pak Reyhan.Nama Rakha mulai dikenal sejak sekolah khusus Tahfidz yang dikelolanya mendapat sambutan baik dari para pemuka agama dan menarik banyak donatur.Sebuah bangunan yang berdiri di tanah penin
Kediaman utama keluarga Dirgantara tampak ramai.Setelah sekian lama, akhirnya seluruh anggota keluarga bisa berkumpul bersama di ramadhan tahun ini.Sejak kepulangan anak bungsu mereka dari Kairo, Bastian dan Raline meminta anak-anak yang lain berkumpul untuk buka puasa bersama.Malam itu menjadi malam yang begitu membahagiakan untuk keluarga Dirgantara. Keluarga besar itu semakin lengkap karena belum lama ini mereka kehadiran anggota keluarga baru.Seorang cucu perempuan yang dilahirkan oleh Dinzia, istri Devano. Berkat kelahiran itu kini anak pasangan Devano dan Dinzia genap berjumlah delapan orang."Kayaknya Mas Dev emang bener-bener mau buat kesebelasan deh Mah?" celetuk Rania sambil menggendong Baby Shanum. Keponakan barunya."Yang ke sembilan lagi Otw, iyakan yank?" gurau Devano dengan kerlingan menjijikan ke arah istrinya."Udah cukup! Tutup buku!
"Hallo, Assalamualaikum, Mas Rakha?" suara Latifah terdengar di seberang."Iya, waalaikum salam. Ada apa Ifah, tumben telepon pagi-pagi begini?" tanya Rakha yang baru saja kembali ke rumah usai menunaikan shalat Shubuh di Masjid."Kata Ummi, kapan Mas Rakha pulang ke Bantul? Seminggu lagi udah idul fitri loh. Awas ya kalau sampe nggak pulang!" suara Latifah terdengar mengancam. "Mba Zulfa sama Mas Kohar aja udah dari seminggu yang lalu pulang,"Rakha melepas peci dan menaruh sajadahnya di tempat tidur. Dia duduk di sisi ranjang tempat tidurnya."Iya, Mas pasti pulang kok. Bilang sama Ummi, ada kemungkinan Mas pulang di malam takbiran. Semua tiket pesawat, kereta dan Bus sudah ludes semua. Lagipula Mas harus menyelesaikan kontrak kerja dulu di sini. Nanti Mas pulang bareng dengan Mas Wisnu, Mba Siti dan Runi," jawab Rakha menjelaskan.Tak terdengar suara Latifah m
Pagi ini Rania berencana untuk mengunjungi rumah miliknya yang dulu dia tinggali bersama Rakha.Rumah itu kosong sejak Rania dan Rakha berpisah.Sempat ada yang ingin membeli namun Rania tidak berniat untuk menjualnya.Terlalu banyak kenangan manis di dalam rumah itu.Karena sudah lama tidak menyetir mobil, sementara supir pribadi keluarganya sedang cuti, jadilah Rania pergi setelah memesan taksi online.Di sepanjang perjalanan menuju Rumah pribadinya itu Rania terus saja tersenyum.Melihat penampakan kota metropolitan yang banyak berubah dalam kurun waktu lima tahun belakangan.Gedung-gedung pencakar langit terlihat berderet-deret di sepanjang jalan.Berdirinya mall-mall baru, taman-taman baru dan masih banyak infrastruktur baru lainnya yang memfasilitasi penduduk di Ibukota.Taksi online yang Rania tumpangi berhenti di l
Rakha Pov...Kebetulan hari ini jadwal saya mengisi acara di Televisi Swasta tidak terlalu padat.Pukul tiga sore saya sudah free dan baru akan kembali beraktifitas menjelang sahur esok hari karena di undang sebagai bintang tamu di acara sahur on the road.Usai dari rumah sakit menjenguk anak asisten pribadi saya yang sakit DBD, saya berniat untuk mampir ke salah satu minimarket milik saya yang saya kelola bersama Mas Wisnu dan Mba Siti.Di tengah perjalanan tiba-tiba Latifah menelepon, katanya dia sudah mendaftar untuk program beasiswa ke Al-Azhar.Ujian tes masuknya akan di adakan serentak di seluruh dunia melalui online pada bulan depan. Untuk itulah Latifah meminta bocoran soal-soal tes masuk dan materi-materi pembelajarannya.Karena dulu saya juga pernah mengikuti ujian itu kurang lebihnya saya tahu apa-apa materi yang harus di pelajari dan s
Rania Pov...Rasanya seperti mimpi ketika takdir kembali mempertemukan kami hari ini setelah pertemuan kami sebelumnya di minimarket waktu itu.Aku dan Rakha.Bahkan hal ini terjadi di tempat yang begitu bersejarah bagi kami.Rumah kami dahulu.Sebuah pertanyaan muncul dikepalaku seketika.Tentang maksud kedatangan Rakha ke rumah ini.Ada perlu apa?Aku melihat Mbok Tuti berjalan menghampiri diriku yang masih terdiam di ambang pintu.Mbok Tuti sepertinya kelihatan bingung karena dia memang belum tahu bahwa kini aku bercadar.Sebelum Mbok Tuti berbicara, aku langsung membuka sedikit cadarku agar Mbok Tuti tahu siapa aku sebenarnya.Ke dua mata wanita paruh baya itu terbelalak kaget dengan mulut menganga. Mulutnya yang hendak berteriak langsu
Setelah pertemuannya dengan Rania sore itu, pikiran Rakha mendadak kacau.Dia jadi tidak nafsu makan, tidak enak tidur dan parahnya dia tidak bisa fokus bekerja.Malam ini Rakha baru saja pulang menunaikan shalat tarawih setelah seharian penuh dia bekerja.Buka puasa tadi dia hanya minum teh hangat dan beberapa gorengan. Belum bertemu nasi bahkan sejak sahur dia hanya makan mie instan di lokasi syuting.Hilangnya selera makan Rakha membuat tubuhnya jadi lemas. Rakha sadar atas kekeliruannya. Dia tak boleh seperti ini lagi.Setelah mengganti pakaian dengan kaus dan celana tidur, Rakha turun ke bawah menuju dapur untuk mengecek ada makanan apa saja di sana.Dua hari lagi hari raya idul fitri dan asisten rumah tangganya sudah cuti pulang kampung sejak kemarin, begitu juga dengan Pak Soleh sang supir pribadi.Di kediamannya yang cukup besar itu kini Rakha hany