Hari Raya Idul Fitri hampir tiba.
Semua orang sibuk mempersiapkan segala keperluan di hari raya.
Tak terkecuali Rakha.
Sebenarnya sudah sejak dua hari yang lalu dirinya berencana untuk menyelesaikan segala urusan di Jakarta dan ingin pulang ke Bantul, hanya saja sampai detik ini Rakha belum bisa meninggalkan Jakarta padahal dia sudah memborong begitu banyak oleh-oleh untuk keluarganya.
Ramadhan tahun ini karir Rakha sebagai seorang Ustadz kian gemilang dan semuanya berawal sejak namanya masuk ke dalam daftar 200 mubaligh yang direkomendasikan oleh Kementerian Agama RI.
Dan semua hal ini berhasil dia capai, tak lepas dari usaha dan kerja kerasnya serta bantuan Pak Reyhan.
Nama Rakha mulai dikenal sejak sekolah khusus Tahfidz yang dikelolanya mendapat sambutan baik dari para pemuka agama dan menarik banyak donatur.
Sebuah bangunan yang berdiri di tanah penin
Kediaman utama keluarga Dirgantara tampak ramai.Setelah sekian lama, akhirnya seluruh anggota keluarga bisa berkumpul bersama di ramadhan tahun ini.Sejak kepulangan anak bungsu mereka dari Kairo, Bastian dan Raline meminta anak-anak yang lain berkumpul untuk buka puasa bersama.Malam itu menjadi malam yang begitu membahagiakan untuk keluarga Dirgantara. Keluarga besar itu semakin lengkap karena belum lama ini mereka kehadiran anggota keluarga baru.Seorang cucu perempuan yang dilahirkan oleh Dinzia, istri Devano. Berkat kelahiran itu kini anak pasangan Devano dan Dinzia genap berjumlah delapan orang."Kayaknya Mas Dev emang bener-bener mau buat kesebelasan deh Mah?" celetuk Rania sambil menggendong Baby Shanum. Keponakan barunya."Yang ke sembilan lagi Otw, iyakan yank?" gurau Devano dengan kerlingan menjijikan ke arah istrinya."Udah cukup! Tutup buku!
"Hallo, Assalamualaikum, Mas Rakha?" suara Latifah terdengar di seberang."Iya, waalaikum salam. Ada apa Ifah, tumben telepon pagi-pagi begini?" tanya Rakha yang baru saja kembali ke rumah usai menunaikan shalat Shubuh di Masjid."Kata Ummi, kapan Mas Rakha pulang ke Bantul? Seminggu lagi udah idul fitri loh. Awas ya kalau sampe nggak pulang!" suara Latifah terdengar mengancam. "Mba Zulfa sama Mas Kohar aja udah dari seminggu yang lalu pulang,"Rakha melepas peci dan menaruh sajadahnya di tempat tidur. Dia duduk di sisi ranjang tempat tidurnya."Iya, Mas pasti pulang kok. Bilang sama Ummi, ada kemungkinan Mas pulang di malam takbiran. Semua tiket pesawat, kereta dan Bus sudah ludes semua. Lagipula Mas harus menyelesaikan kontrak kerja dulu di sini. Nanti Mas pulang bareng dengan Mas Wisnu, Mba Siti dan Runi," jawab Rakha menjelaskan.Tak terdengar suara Latifah m
Pagi ini Rania berencana untuk mengunjungi rumah miliknya yang dulu dia tinggali bersama Rakha.Rumah itu kosong sejak Rania dan Rakha berpisah.Sempat ada yang ingin membeli namun Rania tidak berniat untuk menjualnya.Terlalu banyak kenangan manis di dalam rumah itu.Karena sudah lama tidak menyetir mobil, sementara supir pribadi keluarganya sedang cuti, jadilah Rania pergi setelah memesan taksi online.Di sepanjang perjalanan menuju Rumah pribadinya itu Rania terus saja tersenyum.Melihat penampakan kota metropolitan yang banyak berubah dalam kurun waktu lima tahun belakangan.Gedung-gedung pencakar langit terlihat berderet-deret di sepanjang jalan.Berdirinya mall-mall baru, taman-taman baru dan masih banyak infrastruktur baru lainnya yang memfasilitasi penduduk di Ibukota.Taksi online yang Rania tumpangi berhenti di l
Rakha Pov...Kebetulan hari ini jadwal saya mengisi acara di Televisi Swasta tidak terlalu padat.Pukul tiga sore saya sudah free dan baru akan kembali beraktifitas menjelang sahur esok hari karena di undang sebagai bintang tamu di acara sahur on the road.Usai dari rumah sakit menjenguk anak asisten pribadi saya yang sakit DBD, saya berniat untuk mampir ke salah satu minimarket milik saya yang saya kelola bersama Mas Wisnu dan Mba Siti.Di tengah perjalanan tiba-tiba Latifah menelepon, katanya dia sudah mendaftar untuk program beasiswa ke Al-Azhar.Ujian tes masuknya akan di adakan serentak di seluruh dunia melalui online pada bulan depan. Untuk itulah Latifah meminta bocoran soal-soal tes masuk dan materi-materi pembelajarannya.Karena dulu saya juga pernah mengikuti ujian itu kurang lebihnya saya tahu apa-apa materi yang harus di pelajari dan s
Rania Pov...Rasanya seperti mimpi ketika takdir kembali mempertemukan kami hari ini setelah pertemuan kami sebelumnya di minimarket waktu itu.Aku dan Rakha.Bahkan hal ini terjadi di tempat yang begitu bersejarah bagi kami.Rumah kami dahulu.Sebuah pertanyaan muncul dikepalaku seketika.Tentang maksud kedatangan Rakha ke rumah ini.Ada perlu apa?Aku melihat Mbok Tuti berjalan menghampiri diriku yang masih terdiam di ambang pintu.Mbok Tuti sepertinya kelihatan bingung karena dia memang belum tahu bahwa kini aku bercadar.Sebelum Mbok Tuti berbicara, aku langsung membuka sedikit cadarku agar Mbok Tuti tahu siapa aku sebenarnya.Ke dua mata wanita paruh baya itu terbelalak kaget dengan mulut menganga. Mulutnya yang hendak berteriak langsu
Setelah pertemuannya dengan Rania sore itu, pikiran Rakha mendadak kacau.Dia jadi tidak nafsu makan, tidak enak tidur dan parahnya dia tidak bisa fokus bekerja.Malam ini Rakha baru saja pulang menunaikan shalat tarawih setelah seharian penuh dia bekerja.Buka puasa tadi dia hanya minum teh hangat dan beberapa gorengan. Belum bertemu nasi bahkan sejak sahur dia hanya makan mie instan di lokasi syuting.Hilangnya selera makan Rakha membuat tubuhnya jadi lemas. Rakha sadar atas kekeliruannya. Dia tak boleh seperti ini lagi.Setelah mengganti pakaian dengan kaus dan celana tidur, Rakha turun ke bawah menuju dapur untuk mengecek ada makanan apa saja di sana.Dua hari lagi hari raya idul fitri dan asisten rumah tangganya sudah cuti pulang kampung sejak kemarin, begitu juga dengan Pak Soleh sang supir pribadi.Di kediamannya yang cukup besar itu kini Rakha hany
Malam itu, malam di mana dua hari menjelang hari raya Idul Fitri tiba.Di sepertiga malam yang sunyi, dua anak manusia sama-sama melaksanakan shalat istikharah.Bersujud, merendah dan memohon kepada sang penguasa alam atas apa yang menjadikan hati mereka resah dan gundah gulana.Meminta dengan khusyuk agar Allah memberikan petunjuk terbaiknya kepada mereka.Mereka bukanlah manusia mulia seperti Rasullullah pun Siti Khadijah. Mereka hanya manusia biasa yang berlumur dosa dan khilaf.Untuk itulah mereka tak sanggup menyelesaikan masalah ini sendirian tanpa campur tangan Allah di dalamnya.Karena mereka tahu, sebaik-baiknya pemberi petunjuk hanyalah Allah SWT.Sebaik-baiknya pembuat rencana, hanya Allah Azza Wa Jalla.Bukankah, rejeki, maut dan jodoh itu semua sudah ditetapkan Allah sejak mereka terlahir ke dunia?Maka, mereka akan pasrahkan semuanya kembali hanya pada sang pemilik hati.*****Keesokan harinya
Lantunan shalawat terus terdengar dari musik yang di putar Wisnu mengiringi perjalanan mereka menuju kampung halaman.Mudik tahun ini memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.Jika tahun lalu mereka sudah berada di kampung sejak jauh-jauh hari sebelum hari raya, tapi sekarang di malam takbiran mereka justru masih berada di perjalanan.Untungnya arus mudik tahun ini jalanan di sepanjang jalur yang mereka lalui menuju Bantul ramai lancar alias tidak macet.Mereka sempat beberapa kali transit di rest area atau pom bensin untuk menunaikan shalat.Selepas maghrib mereka sudah masuk kawasan Jogya.Wisnu menepikan mobil di sebuah warung makan yang menyediakan fasilitas mushola dan toilet umum.Usai menunaikan shalat maghrib mereka buka bersama dengan memesan beberapa menu makanan yang berbeda.Wisnu dan Runi memesan menu ayam bakar, sementara Siti ingin makan lontong sayur dan seperti biasa, Rakha memesan menu kesukaannya lele goren
Seorang lelaki menerima telepon dari seseorang di flatnya. "Hallo, ada apa Rick?" tanya lelaki itu pada orang yang meneleponnya. Dia menyalakan rokok dan berjalan ke sisi jendela. Membuka kaca jendela lalu mengepulkan asap rokok itu ke udara. Dingin angin malam berhembus menerpa wajah tampannya. "Ada pekerjaan baru untukmu, Sam. Kau sedang butuh uangkan?" ucap seorang lelaki di seberang. "Asal bukan memperkosa dan menculik anak kecil, aku terima," sahut lelaki yang dipanggil Sam itu. Saat itu, lelaki bernama Sammy itu duduk di jendela kamar dengan tubuh yang bersandar ke dinding dan satu kaki yang terangkat. Siku tangannya yang memegang rokok bertumpu pada lutut kakinya
Tentang Sammy. Seorang buronan interpol yang melarikan diri dari penjara karena ingin mencari adik angkatnya yang hilang. Dia adalah mantan tentara militer yang beralih profesi sebagai pembunuh bayaran setelah di fitnah dan di pecat secara tidak hormat, lalu di jebloskan ke penjara dan di siksa secara keji. Tentang Rheyna. Gadis yatim piatu salah adopsi. Dia di jual oleh orang tua yang mengadopsinya pada seorang germo di Las Vegas untuk di jadikan pelacur. Hingga suatu hari, Rheyna berhasil kabur dari tawanan si germo. Satu hal yang Rheyna inginkan saat itu, yakni pulang ke tanah air agar dia bisa bertemu kembali dengan seorang lelaki yang teramat sangat dia kagumi sejak kecil, lelaki itu adalah Ustadz yang mengajarnya mengaji di panti asuhan dulu, namanya Ustadz Rakha. Tentang sepasang suami istri, Rakha dan Rania. Sebelum menikah dengan Rakha, Rania sempat di lamar oleh seorang lelaki berkebangsaan Arab bernama Ahmed, tapi Rania menolaknya.
Dear Rania... Pada lembar terakhir buku ini, saya menyematkan foto kita berdua di sana. Berharap suatu hari nanti, ketika kamu melihatnya, kamu bisa tersenyum dan tahu betapa tampannya seorang Rakha yang menjadi suamimu ini... Allah telah memberi saya anugrah cinta yang luar biasa di dalam hati saya, hanya untukmu. Dan saya tak pernah berpikir untuk menghapusnya dari dalam hati maupun pikiran saya. Perasaan ini akan selalu saya jaga dan saya pupuk dengan baik di dalam jiwa saya. Karena saya percaya, alasan Allah mempertemukan kita lalu mempersatukan kita dalam ikatan suci pernikahan bukan hanya untuk sementara. Pasti ada alasan lain dibalik ini semua. Boleh saja kini kita berpisah, tapi saya yakin, suatu hari nanti cinta kita akan kembali b
Sebuah gedung megah berdiri kokoh di pusat Ibukota.Hotel berbintang lima itu ramai di kunjungi oleh berbagai macam kalangan orang-orang kelas atas dari mulai pengusaha, aktris, penyanyi, Syekh dan habib terkenal hingga beberapa pejabat pemerintahan.Mereka datang berbondong-bondong dan saling menunjukkan kemampuan finasial melalui mobil mewah yang mereka gunakan.Acara resepsi pernikahan seorang Ustadz terkenal asal Bantul, bernama Rakha Al-Faridzi dengan seorang wanita bercadar yang merupakan mantan istrinya sendiri bernama Rania Putri Wulandari Akbar di gelar dengan sangat meriah.Jika pernikahan pertama mereka dulu tak ada resepsi karena memang sengaja di sembunyikan agar tak tercium awak media, hingga berujung perceraian. Namun kali ini mereka terlihat blak-blakan membagi kebahagiaan mereka pada awak media.Bahkan acara itu di buka bebas untuk para rekan wartawan yang ingin meliput.
Acara ijab dan kabul telah usai.Hampir seluruh keluarga besar Dirgantara pulang ke penginapan, hanya tersisa Bastian dan Devano yang masih asik berkumpul di Masjid bersama keluarga Rakha yang lain, di antaranya Kohar dan Wisnu.Aminah, Latifah, Zulfa dan Ummi sudah sejak tadi masuk kamar untuk beristirahat. Setidaknya mereka masih memiliki waktu sekitar dua sampai tiga jam untuk tidur sampai waktu shalat Idul Fitri tiba.Rakha baru selesai mencuci muka di kamar mandi setelah berulang kali dia terus meyakini dirinya bahwa apa yang dia alami malam ini bukanlah mimpi alias nyata! Real! Asli! Fakta bukan rekayasa.Lelaki itu sudah menanggalkan jas hitamnya dan menyisakan sebuah kemeja putih yang melekat pas di tubuhnya yang juga berkulit putih.Rakha berwudhu.Berharap perasaannya bisa sedikit lebih baik.Terlebih, setelah ini dia harus menghadapi Rania yang
Rakha Pov...Tak terasa, Ramadhan tahun ini akan segera berakhir.Gema takbir sudah berkumandang.Menyejukkan hati. Meneduhkan sanubari.Kalimat-kalimat toyyibah penyeru betapa perkasanya sang Ilahi sedang diperdengarkan di seluruh dunia, semua orang menyeru nama Allah, memujinya.Tak henti-hentinya rasa syukur terus saya panjatkan atas karunia dan kasih sayang yang telah Allah berikan pada saya karena telah memberikan saya kesempatan mengecap manisnya bulan penuh rahmat di Ramadhan tahun ini.Nikmat sehat, nikmat beribadah, nikmat hidup pun nikmat-nikmat lainnya yang mungkin tak akan terhitung jumlahnya jika saya ucapkan satu persatu.Allah maha kaya, maha pengasih, maha penyayang, maha adil dan maha segala-galanya.Hanya kepada-Nyalah saya meminta dan memohon ampunan atas semua dosa-dosa
"Assalamualaikum, Ummi? Apa kabar?" ucap salah satu perempuan yang lebih dulu masuk.Dia seorang perempuan bercadar.Lebih tepatnya."Waalaikum salam," jawab Ummi dengan suara pelan. Masih terlihat bingung.Perempuan bercadar itu merangsek ke arah Ummi, memeluk Ummi dan menangis."Ini Rania Ummi..." bisik Rania sambil terisak.Latifah langsung menunduk."Rania?" gumam Ummi seolah tidak percaya.Rania mengangguk, melepas cadarnya."MasyaAllah..." gumam Ummi yang langsung menangis. "Jadi, kamu bukan ke Arab?"Bastian dan Raline menyusul masuk hendak bersalaman dengan si empunya rumah. Mereka berdiri di samping Rania.Rania bingung jadi berpandangan dengan ke dua orang tuanya."Ke Arab bagaimana Ummi?" tanya Rania yang tidak mengerti maksud pertanyaan Ummi.Dan Ummi pun menceritakan apa yang tadi diceritakan Siti padanya setelah mereka kini sudah duduk di sofa ruang tamu.Rania dan keluarg
Lantunan shalawat terus terdengar dari musik yang di putar Wisnu mengiringi perjalanan mereka menuju kampung halaman.Mudik tahun ini memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.Jika tahun lalu mereka sudah berada di kampung sejak jauh-jauh hari sebelum hari raya, tapi sekarang di malam takbiran mereka justru masih berada di perjalanan.Untungnya arus mudik tahun ini jalanan di sepanjang jalur yang mereka lalui menuju Bantul ramai lancar alias tidak macet.Mereka sempat beberapa kali transit di rest area atau pom bensin untuk menunaikan shalat.Selepas maghrib mereka sudah masuk kawasan Jogya.Wisnu menepikan mobil di sebuah warung makan yang menyediakan fasilitas mushola dan toilet umum.Usai menunaikan shalat maghrib mereka buka bersama dengan memesan beberapa menu makanan yang berbeda.Wisnu dan Runi memesan menu ayam bakar, sementara Siti ingin makan lontong sayur dan seperti biasa, Rakha memesan menu kesukaannya lele goren
Malam itu, malam di mana dua hari menjelang hari raya Idul Fitri tiba.Di sepertiga malam yang sunyi, dua anak manusia sama-sama melaksanakan shalat istikharah.Bersujud, merendah dan memohon kepada sang penguasa alam atas apa yang menjadikan hati mereka resah dan gundah gulana.Meminta dengan khusyuk agar Allah memberikan petunjuk terbaiknya kepada mereka.Mereka bukanlah manusia mulia seperti Rasullullah pun Siti Khadijah. Mereka hanya manusia biasa yang berlumur dosa dan khilaf.Untuk itulah mereka tak sanggup menyelesaikan masalah ini sendirian tanpa campur tangan Allah di dalamnya.Karena mereka tahu, sebaik-baiknya pemberi petunjuk hanyalah Allah SWT.Sebaik-baiknya pembuat rencana, hanya Allah Azza Wa Jalla.Bukankah, rejeki, maut dan jodoh itu semua sudah ditetapkan Allah sejak mereka terlahir ke dunia?Maka, mereka akan pasrahkan semuanya kembali hanya pada sang pemilik hati.*****Keesokan harinya