Hari menjelang seleksi tahap dua semakin dekat. Kini Lexa beserta para sahabatnya sedang berbelanja keperluan selama tiga hari dua malam di supermarket daerah Jakarta. Mereka sibuk menulis notes apa aja yang dibutuhkan, yang sudah dibeli dan yang masih harus dicari.
Mereka sibuk berpencar ke daerah sabun, shampoo, snack, dan minuman ringan sesuai dengan agenda yang akan dibawa nanti.“Crackers nya masih belum ketemu nih. Mau cari dimana ya?” gerutu Lauren. Benar-benar selama briefing tadi ia dibuat emosi karena melihat list barang yang perlu dibawa. Bahkan masih ada beberapa yang belum ketemu. Itu membuatnya kesal setengah mati.“Yasudah coba nanti gua cari di Warung gua siapa tau ada. Kita masih ada waktu empat hari lagi kok. Jadi kalo mau beli online masih keburu.” Sahut Anna dari belakang yang sibuk mengambil botol air mineral berukuran besar memasukannya satu per sat uke dalam kereta mereka.Lexa 14 Hari seleksi tahap dua dimulai, Lexa berangkat bersama dengan Marcus menuju kampus setelah Marcus menjemput Lexa di rumah. Barang bawaan yang dibawa Lexa dan Marcus berbanding terbalik. Lexa membawa dua tas besar yang satu berisi makanan yang nanti akan dikumpul dan sat utas lagi berisi dengan pakaian yang diperlukan selama tiga hari dua malam. Sedangkan Marcus, ia hanya perlu membawa tas gym saja dan itu tidak terlihat penuh. Perbedaan antara junior dengan senior yang sangat kentara. Seluruh peserta berkumpul di ruang kelas yang berada di lantai delapan. Lexa terlebih dahulu masuk ke kelas, setelah absen, Lexa masuk ke dalam kelas yang ternyata sudah ada Albert dan Robin disana. “Hai..” sapa Lexa ramah. “Hai, gimana Lex? Barang lu udah lengkap semua?” tanya Albert bas abasi. Albert orang yang peduli dengan yang lain jika menyangkut dengan orang terdekatnya dia selalu menanyakan kabar d
Lexa 15 Undian apa? Pertanyaan itu terus terngiang-ngiang di otak Lexa, namun ia tetap beranjak dari tempat duduknya mengikuti para sahabatnya untuk mengambil salah satu dari beberapa lipatan kertas yang disediakan di dalam fishbowl. Ia mengambil satu lipatan kertas dan menyerahkannya ke salah satu panitia, setelah menyebutkan tulisan apa yang ada di balik kertas itu. Lexa Kembali ke tempat duduknya diikuti dengan peserta lain. Setelah seluruh peserta mengambil undian, kini giliran panitia membaca peraturan mandi. “Untuk peraturan mandi, peserta diperbolehkan mandi setelah panitia membacakan nomor urutan mandi. Peserta diharapkan tidak membuat keributan diluar. Peserta diwajibkan mandi di tempat yang telah di tentukan oleh panitia yang akan menuntun kalian ke tempat kamar mandi yang telah di sediakan. Apa ada pertanyaan?” Sala satu peserta yang berada di belakang Lexa mengangkat tangan
Lexa 16 Lexa menatap ragu ke arah Marcus dan menundukkan kepala lagi. Tapi sebelum Lexa semakin menunduk Marcus sudah menahan dagu Lexa dengan jari telunjuk dan ibu jarinya seketika mata mereka Kembali beradu. “Look at me Alex… I will never know how you feel if you keep covering yourself up. I want you to share your burdens with me, we face it together. I don't want the events that I experienced before to happen again. if you are not alright, I will not forgive myself.” Mata Lexa Kembali berkaca. Kali ini ia merutuki kebodohannya sendiri, ia sudah berjanji dengan Fanny kalau ia akan menjaga senyum Marcus. Tetapi apa yang ia lakukan sekarang? Ia justru Kembali membuat Marcus takut. Takut akan masa lalunya. Dengan ragu Lexa Kembali mengangguk pelan. Dan senyuman Marcus Kembali muncul dan menenangkan. Marcus menggenggam kedua tangan Lexa memberikan kekuatan sekaligus menyalurkan energi positifnya. Lexa
Hello readers!!Jangan lupa bantu "nambah rak" dan kasih komentar yaa!!penasaran dengan Visual Casting dan Author??go follow INSTAGRAM yaa!@gabnaliv (writer)@alexandrie gilberta (info update dan visual casting)thank youu and warm hugs from,GABNALIV Lexa 17 Sementara ditempat lain, Cally terus mencemaskan keadaan Lexa yang sampai sekarang menujukkan batang hidungnya di hall padahal sebentar lagi sesi makan malam. Ben yang memperhatikan wajah Cally langsung menghampiri kekasihnya. Ben menepuk Pundak Cally yang langsung tersentak kaget karena sentuhan Ben. “Jangan kagetin aku kenapa sih ih.” Wajar saja Cally kaget, ia sedang mencemaskan Lexa yang ti
Hello readers!!Jangan lupa bantu "nambah rak" dan kasih komentar yaa!!penasaran dengan Visual Casting dan Author??go follow INSTAGRAM yaa!@gabnaliv (writer)@alexandrie_gilberta (info update dan visual casting)thank youu and warm hugs from,GABNALIVLexa 18 Tubuh Lexa menegang seketika, perasaannya semakin tidak enak. Peluh mulai bercucuran, kedua suhu tangan mulai Kembali dingin seperti es. Selin yang berada di sebelahnya, mulai panik melihat keadaan Lexa yang pucat pasi. Amanda yang melihat reaksi Lexa tersenyum menang dalam hati, ia hanya berharap besok rencana yang akan ia lakukan pasti berjalan dengan lancar. “Lex, lu kenapa?? Anjir badan lu dingin
Hello readers!!Jangan lupa bantu "nambah rak" dan kasih komentar yaa!!penasaran dengan Visual Casting dan Author??go follow INSTAGRAM yaa!@gabnaliv (writer)@alexandrie_gilberta (info update dan visual casting)thank youu and warm hugs from,GABNALIVLexa 19 Sementara di tempat villa peserta, seluruh peserta bertumpuk jadi satu di dalam satu kamar baik pria maupun wanita. Para member ‘secondfam’ (Anna, Lauren, Letty, Selin, Cally, Robin, dan Albert tak terkecuali Lexa) berkumpul di sudut ruangan duduk melingkar. “Guys, mm… terutama Albert sih … menurut lu Lexa bakal bisa ikut acara besok gak?” Selin mulai membuka pembiacara
Hello readers!!Jangan lupa bantu "nambah rak" dan kasih komentar yaa!! penasaran dengan Visual Casting dan Author??go follow INSTAGRAM yaa!@gabnaliv (writer)@alexandrie_gilberta (info update dan visual casting)thank youu and warm hugs from,GABNALIVLexa 20 Pukul tujuh tepat seluruh peserta sudah berkumpul di hall seperti biasa, setelah melakukan sesi mandi pagi dan sarapan dengan duduk per kelompok masing-masing yang sudah ditentukan untuk kegiatan outdoor. Demikian juga dengan beberapa panitia yang sudah berkumpul di meja panitia yang berhadapan langsung dengan para peserta. Marcus Kembali berdi
Hello readers!! Jangan lupa bantu "nambah rak" dan kasih komentar yaa!! penasaran dengan Visual Casting dan Author?? go follow INSTAGRAM yaa!
LEXA 47 Tepat pukul delapan pagi mobilku sudah menunggu di area hotel tempat aku menginap. James sudah siap dengan tas tangan yang berisi map tebal untuk dibahas hari ini tak lupa dengan ipad yang selalu menempel di tangannya. “Lo sudah dapat lengkap informasinya?” “Sudah. Dia adalah Kim Min Young sudah tahun ke enam tinggal di Korea dengan gelar sarjana Akuntansi lulus predikat cumlaude yang sekarang bekerja di Royale Company sebagai desainer khusus di bagian perhiasan. Tidak terlalu jelas di bagian latar belakang keluarga. Dari visual aku bisa nebak jika Kim Min Young bukan warga negara asli Korea tapi dia salah satu alumni dari salah satu universitas negeri disini dari jalur beasiswa. Hanya itu yang bisa gue sampaikan.” Jelas James. “Kabarin info lanjutnya.” Aku langsung masuk ke dalam mobil menuju Royale Company untuk melanjutkan rapat mengenai desain yang harus diperbaiki. Tepat setengah jam kemudian. Mobilku sudah tiba di depan lobby Roy
LEXA 46Kessokan harinya Lexa sudah tiba di meja kerjanya dan duduk dibalik kubikel setelah meletakan tas dan melepaskan coat panjangnya.Tok tok tok"Oh? Jaehyun-ssi.. ada apa?" Tanya Lexa setelah melihat siapa yang mengetuk kubikelnya."Setelah jam makan siang, ada rapat pertemuan investor dari perusahaan cabang Amerika. Jangan lupa persiapin berkas desain yang sudah kamu buat untuk perluncuran model terbaru di musim semi nanti." Jelas Jeahyun."Arraseo. Gomawoyeo.." balas Lexa seraya tersenyum."Tidak masalah. Oh ya banana milk untukkmu. Selamat bekerja Minyoung-ssi." Pamit Jaehyun setelah memberikan sebotol susu rasa pisang.Lexa tersenyum sambil memandang Jaehyun pergi dari ruangannya. Untungnya beberapa desain sudah jadi beberapa karena ia menyicil dengan membawa beberapa pekerjaan ke flatnya jika ia tidak ada rencana di malam hari sehingga tidak terlalu terburu-buru dalam mempersiapkan rapat nanti siang.Notifikasi pesan
Lexa 45 “Tolong lepaskan Tuan.” Sahut Lexa datar. Namun bukannya menyingkir, Marcus semakin menghimpit tubuh Lexa dengan seringai yang mampu membuat jantung Lexa mencelos. *Sekarang Marcus dan Lexa sudah berada di tangga darurat setelah adegan pemaksaan yang membuat Lexa semakin jengkel dengan tindakan Marcus tapi tetap aja Lexa diseret hingga sekarang mereka berdiri saling berhadapan di tengah lampu yang cukup kurang penerangannya. “Apa mau anda tuuan Leander? Saya harus segera ke kampus karena saya punya jadwal kuliah.” Terang Lexa seraya mendesis tak lupa dengan tatapan yang datar namun menusuk. “Alex-“ “Jangan sebut nama itu selama anda bukan siapa-siapa bagi saya.” Tekan Lexa yang membuat Marcus Kembali terdiam. Hatinya seperti ditikam dengan belati saat mendengar perkataan Lexa. Sebesar itukah kesalahannya beberapa minggu yang lalu? Belum sempat Marcus melanjutkan kata-katanya, Lexa
Lexa 44"Bisa kau jelaskan apa maksud dari pembicaraan di telpon tadi?"***Deg!Lexa meneguk ludahnya kasar. Shit! Kenapa ia bisa lupa memberitahukan Marcus tentang ini!? Kedua mata Lexa bergerak tidak fokus bahkan kedua tangannya meremat satu sama lain."Ma-Marcus... a-aku bisa jelaskan semuanya... itu.. aku...""Jelaskan semuanya tanpa pengecualian!" Amarah Marcus benar-benar tidak bisa dibendung lagi. Bahkan wajahnya sudah mulai merag karena menahan geraman.Lexa menarik napas secara perlahan kemudian membasahi bibirnya yang terasa kering. "Aku melamar kerja di beberapa perusahaan sebagai karyawan magang..." sebelum Marcus kembali bersuara Lexa sudah menyela lebih cepat. "Tolong dengarkan aku sebelum kamu angkat bicara." Marcus hanya mengangguk menyetujui sebelum Lexa kembali bersuara."Aku melakukan ini karena aku tidak ingin membebani daddy lebih berat lagi, terutama membebani kamu ... maafkan aku karena aku
“Baiklah sekarang balik ke topik awal.” Semuanya Kembali hening menunggu Marcus Kembali bersuara. “James sekarang giliran anda yag membuka konferensi virtual ini dengan menjelaskan bagaimana hubungan kalian berdua sekarang.” Jelas Marcus yang membuat Seline Kembali salah tingkah padahal ia sudah berharap jika mereka melupakan kejadian tadi.“Ya kami sudah official.” Jawab James singkat dengan senyuman yang begitu lebar sarat sudah menjelaskan semua rasa penasaran teman-temannya. Namun, tanpa disadari yang wajah Seline semakin merah seperti tomat karena menahan malu.“Wah ditunggu traktirannya.” Canda Reynard. “Berarti tingal gue doang nih yang masih sendiri diantara kalian? Sungguh kejam.” Gerutunya.“Ayolah jangan seperti itu, harusnya kau yang serius mencari pasanganmu Rey.” Canda Ben.“Dikira cari beras apa segampang itu” gerutu Reynard. “Sudah sele
LEXA 42 Setelah adegan romantic yang secara mendadak pdisertai dengan isak tangis Bahagia sekaligus melegakan, dua sejoli yang baru saja dihinggapi mabuk asmara berjalan beriringan dengan tangan yang saling bertaut sambil memamerkan senyum pepsodent yang menandakan betapa bahagianya mereka sekarang. Mereka sepakat Kembali ke penthouse Seline dan James Kembali memutukan untuk menginap di tempat Seline beberapa hari kedepan. Tapi sebelum mereka sampai James mengajak Seline terlebih dahulu menuju supermarket terdekat. James ingin merayakan hari kebahagiaan mereka secara kecil-kecilan mungkin ditemani muffin dan masakan khas Spanyol akan s
Lexa 41 Dugaan Lexa tepat. Pagi Ketika terbangun, salah satu matanya sedikit membengkak. Ia menggeser tangan Marcus yang terletak di atas perutnya kemudian beranjak dari tempat tidur untuk mencari obat mata yang selama ini ia pakai jika matanya mengalami bengkak. Tepat setelah Lexa selesai mengoleskan salah satu matanya, sepasang tangan kekar melingkar di pinggangnya. “Mata kamu beneran bengkak?” seakan tahu apa yang sedang Lexa lakukan Marcus hanya menumpukan dagunya di bahu kanan Lexa mencium pundaknya yang terekspos karena mereka selalu tidur dalam keadaan bugil.
Persiapan acara Accounting Event sudah semakin dekat begitu pun dengan hari lomba. Para panitia sudah membuka pendaftaran baik itu seminar online atau lomba paper dengan Lexa sebagai contact person. Saat ini Lexa sedang tiduran malas di apartemennya kerjaan revisi menumpuk sudah lima hari tidak ia sentuh sejak ia pulang dari rumah sakit. Beberapa pesan masuk berasal dari nomor yang tidak dikenal, rata-rata adalah mereka yang tertarik untuk mendaftar sebagai peserta webinar atau peserta lomba. Sampai Lexa terpaksa harus mengubah notifikasi menjadi vibrate saking banyaknya pesan yang masuk dan harus ia balas satu per satu.
“Sayang … sudah dong jangan nangis lagi..” Ya. Sejak Lexa mengetahui penyakit yang disembunyikan Alyicia dirinya Kembali terguncang dengan perasaan bersalah yang tidak berujung. Lexa benar-benar menganggap dirinya bodoh dan durhaka terhadap Alyicia. Marcus terus mendekap tubuh Lexa sambil mengecup puncak kepalanya yang masih belum berhenti bergetar karena menangis. Namun karena tangisan Lexa tak kunjung berhenti, Marcus memutuskan untuk mengurai paksa pelukannya dan langsung meraup bibir Lexa dan caranya ternyata sukses membuat tangisan Lexa berhenti dan Marcus melepas pagutan bibirnya.