Kita yang berhenti tepat ditengah-tengah tangga.
Terdiam...... Kita saling menatap wajah.Terdengar gemericik air seolah ada orang lain selain kita dirumah ini.Akan tetapi suara gemericiknya terasa sangat jelas, bahkan terasa sekali mengalir membasahi sepatu yang ku pakai.Dengan rasa penasaran ku mencoba untuk melihat air apa yang mencoba menggenangi anak tangga yang kita pijak.Seakan rasa penasaran menyelimutiku kala itu.Aku pun berusaha untuk menoleh kebawah, dan ternyata benar..... ada genangan air yang mengalirnya sampai turun dari satu anak tangga ke anak tangga yang lainnya.Aku yang penasaran mencoba menelisik lebih jauh dari mana air itu berasal.Dan..... Aku pun bertanya sama Roy "Eh, Roy. Kamu ngompol?""Eh kam...t ini tuh bukan ompol, ini tuh keringat tahu." Ujar Roy menjelaskan."Tapi keringat kok bau pesing." balasku sambil mengibas-kibaskan tangan kearah hidung."Udah yok, lanjut." lanjutku menantang dan Roy pun membalas tantanganku seraya berucap "Ayo, siapa takut!"Setibanya dilantai dua...Di angsana terlihat lebih gelap daripada di bawah.Terlihat debu yang begitu tebal menutupi semua lantai yang ada diruangan tersebut.Di sini kita bingung harus ke mana dahulu. Kekanan, atau kekiri.Posisi setelah tangga adalah lorong kosong yang panjang. Disamping sudut tembok berjejer sebuah jendela berukuran besar.Dari situ kita bisa melihat dengan jelas posisi belakang rumah yang rimbun akan pepohonan.Gelap tidak lagi menutupi, rembulan pun seakan tersenyum kembali.Kita masih belum putuskan untuk pergi kearah mana...Tiba-tiba....Ada sesuatu berbentuk seperti bola, menggelinding dan berhenti di antara kaki kita.Sesuatu yang awalnya terlihat seperti bola itu... ternyata adalah sebuah kepala..Terlihat senyuman yang lebar dari wajah tersebut.Senyuman yang lebar hampir memenuhi seluruh wajahnya.Mulutnya yang begitu lebar, nyaris mendekati telinga.Kaki kita bergetar hebat. Melangkah tak kuat. Mundurpun tak mampu.Kita hanya Saling menatap, sambil menganggukan kepala kita memberikan kode untuk menutup mata."Roy... Roy... Sicingir sudah hilang belum Roy?" Tanyaku ke Roy. Saya memanggilkan Sicingir karena hantu kepala tersebut nyengir (senyum)."Eh gila, loe aja kali yang lihat..." Jawab Roy yang masih ketakutan.Aku pun bertanya lagi "Ya udah gini aja Roy, kita suit aja gimana?" Dan dijawab oleh Roy "Ayok, siapa takut."Akhirnya kita suit... "Batu, kertas, gunting.""Eh, siapa yang menang?" Roy bertanya. Dan saya pun menjawab "Gak tahu. Orang kita suitnya sambil merem, gimana si!"Sambil menelan ludah dan saling mencolet kearah mata. Kita pun sepakat untuk membuka mata."Urusan kayak gini aja sampai kita berani membuka mata kita. Padahal tadi tidak ada satupun dari kita yang berani membukakan mata." gumamku dalam hati."Hore... Aku menang!" Ujarku tengah kegirangan... Yang langsung ditimpah sama Roy dengan sebuah pertanyaan "Eh, menang kalah emang ngaruh?"Tanpa pikir panjang aku menjawab "Kan kalau aku menang, kamu yang membuka mata." "Ey... Ey... Sadar woy, gara-gara ini kita sudah membuka mata kita!" Ujar RoyKita berdua lagi-lagi menelan ludah "ceguk" sembari mencoba bersamaan melihat kearah bawah. Kearah kepala tersebut yang berada di antara kaki kita."Yaelah Roy... Roy.... Ternyata hanya sebuah bola yang dilukis sama anak-anak." Ujarku yang kemudian Roy pun berkata "Ya loe juga. Sama bola saja takut hahahahahaa".Saat itu kita langsung tertawa dan mencoba untuk melupakan kejadian yang baru kita alami.Akan tetapi dalam hati saya berpikir, "tidak mungkin kalau itu cuma halusinasi belaka. Kalau pun memang halusinasi mengapa harus kita berdua yang mengalaminya."Tak lama berselang akhirnya kita sepakat untuk menelusuri lorong sebelah kanan. Terlihat ada dua pintu kamar disebalah kanan lorong yang kita telusuri.Kita terdiam di antara dua kamar. Kamar mana yang akan kita masuki terlebih dahulu.Terdengar ada suara perempuan yang sedang merintih. Suara rintihannya tepat berada dikamar satu.Kita pun mencoba memberanikan diri untuk mencoba melihat kamar tersebut.Terlihat ruangan kamar yang begitu luas dengan ranjang tepat diujung kamar dan ada jendela besar yang mengarah kearah depan.Disudut kiri kamar, tampak ada kamar mandi yang pintunya terbuka. Kamar mandi yang usang dan kering menandakan sudah lama kamar mandi ini tidak terpakai.Dipojokkan, di antara dua tembok dekat dengan jendela ada kursi goyang yang sudah usang. Diatasnya ditumbuhi jaring laba-laba yang memenuhinya sampai naik keatas.Kita berjalan kearah jendela dekat kursi goyang sembari melihat pemandangan yang ada didepan rumah.Terlihat mobil kita yang masih terparkir diluar gerbang.Diruangan tersebut tidak ada yang aneh. Bahkan suara perempuan yang terdengar sebelum kita masuk tidak menampakkan wujudnya.Akhirnya kita pun memutuskan untuk berjalan keluar dari kamar tersebut.Baru sampai dipintu keluar, belum juga melangkahkan kaki.... Kami mendengar suara reotan dari kursi goyang yang digoyang-goyangkan seakan ada orang yang duduk diatasnya."Kreot... Kreot... Kreot...." Suara itu terdengar seperti demikian.Lagi... Dan lagi... Kita kembali saling menatap dan mencoba berbalik melihat kearah kursi goyang tersebut.Kita pun panik dan kaget karena terlihat ada sosok nenek-nenek tengah duduk dikursi goyang sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan.Nenek-nenek berkebaya merah. Persis seperti yang kita lihat dilukisan yang terletak diruang tengah lantai satu."Cu... Ono perlu opo koe wong loro marek nang panggonanku?" (Cu... Ada perlu apa kalian berdua ditempatku?) Ucap Nenek tersebut sambil membuka kedua tangannya yang sedari tadi menutupi wajah.Terlihat kepala nenek tersebut turun kekanan seolah leher yang dia pakai buat menyanggah kepalanya tidak kuat untuk menahan beban kepala tersebut. Sampai terdengar suara "krek" ketika kepala tersebut jatuh dan ditahan oleh salah satu tangannya.Sontak kami lari kalang kabut, menelusuri ruangan dan turun kebawah lewat anak tangga. Setibanya dipintu kami berhasil membuka pintu tersebut yang seakan tidak pernah dikunci, padahal tadinya tidak bisa dibuka sama sekali.Kita langsung berlari keluar rumah menuju mobil.Kita langsung masuk tanpa memedulikan apa pun.Tancap gas dan langsung pulang.Akan tetapi aroma weangian masih tercium sepanjang perjalanan.Aroma wewangian dari barang yang ku bawah yang tak sempat saya meletakkannya kala itu.Singkat cerita waktu sudah pagi. Aku pun berangkat kuliah dengan mata yang masih mengantuk.Hari ini ada Dosen yang mengajar.Roy juga masuk, dia duduk disebelahku dengan mata yang mengantuk pula.Sunggguh terasa berat, seakan ada yang berayun di antara mata."Roy, Wira. Kalian boleh keluar dari ruangan ini!" Ucap Bu Dewi, Dosen yang waktu itu mengajar.Akhirnya kita pun memutuskan untuk keluar."Huhhhhhhhhhh" terdengar riuh suara menyoraki kita berdua. Aku lihat mereka melihat kearah kita. tetapi lain halnya dengan Aisyah yang tidak melirik ke arah kita sedikitpun.Setibannya kita dihalaman kampus, kita duduk disitu."Hoaaammmm..... Roy, tadi kita kan disorakin sama anak-anak dan mereka melirik kita.Akan tetapi aku lihat, Aisyah tidak melirik sama sekali." Ujarku menjelaskan kepada Roy."Udah nih alamatnya, alamat dukun yang gue janjikan kemarin." Ucap Roy sambil memberikan selembaran kertas."Gak ah, ngapain. Mending kamu antar saja aku kerumahnya." Ucapku."Ah.. dasar loe gak mau susah." Jawab Roy sambil mendorong bahuku dan sesekali menguap.Bersambung ... ."Hoooammmm..... Udah yuk, kita ke kantin saja. Ngopi-ngopi yok." Ajak Roy dan aku pun mengiakannya... "Ayolah...daripadadi sinikita diliatin sama orang lain".Kita pun berangkat menuju kantin.Sesampainyadiangsana.., kita memesan 2 gelas kopi hitam.Kita pun meminum kopi dibarengi dengan menyalakan sebatang rokok."Fuh..... Jadi kapan kamu mau ajak aku kesana?" Tanyaku ke Roy, Roy pun menjawab "E...... Kapan-kapan ya. Loe sudah dikasih alamat,tetapitidak mau kesana sendiri. Malam ini jadwal gue kencan sama Dina"."Kalau kamu gak ngasih tahu aku pun gak bakalan tahu kalau kamu berbuat seperti itu. Pantas saja muka kaya parutan kelapa kayak kamu punya cewek banyak." Ujarku. Roy hanya menjawab dengan tertawa kecil "hihii"Tak terasa api dari rokok yang kita
"MaafMbah, kami tidak mengerti dengan apa yang Mbah ucapkan." Ujar Roy dan Si Mbah menjawab dengan nada yang lantang "Jadi kalian tidak tahu kalau kalian diikutin sama makhluk sebanyak ini?""Kami bener gak tahu Mbah." Jawab RoyAku dan Roy mencoba melihat kearah belakang, kearah beberapa tempat yang ditunjuk oleh Mbah Jambrong.Akantetapikami tidak melihat apa pundiangsana.Mbah Jambrong pun menyuruh kita untuk masuk sambil berucap "Ya sudah.. Roy, kamu dan teman kamu masukdahulu. Kemudian ceritakan,mengapakalian bisa diikutin sama makhluk-makhluk tersebut."Sesampainya didalam aku melihat sekeliling. Rumah seperti rumah biasa pada umumnya.Akantetapirumah ini terlihat amat sempit
Namaku Aisyah, aku sekolah disalah satu SMP ternama disebuah kota.Sedari SD, aku selalu diganggu sama cowok-cowok yang ingin kenal, maupun ingin menjadikanku pacarnya.Tapi aku terlahir dari keluarga yang taat, dan larangan bagi keluarga kami berpacaran.Biasanya kalau sudah menginjak usia. Maka melalui Ta'aruf dan perjodohan, keluargaku akan dinikahkan.Aku Anak pertama dari 3 bersaudara, dan kita semuanya perempuan.Usiaku dengan adikku selisih 2 tahun. Sedangkan dari penengah ke bungsu jaraknya lumayan jauh, selisih 5 tahun.Sebenarnya asalku bukan dari sini, tapi dari kota yang bertempatkan dijawa barat.Kendala kerjaan Ayahlah yang akhirnya membuat kami pindah, supaya dia tidak perlu jauh-jauh keluar kota.Karna prestasi dari Ayah yang bagus dikerjaannya, hingga kami ditempatkan diperumahan orang-orang mewah.Hari ini... Hari pertama aku
Kita pun berlari menuju kearah Santi, dia yang tengah berguling dan berteriak.Sementara itu anak lelaki berkemurun dibelakangnya dan mencoba untuk memegangi dia."Lepaskan.... Lepaskan... Aaahhhhh.... Lepaskan..." Teriak Santi.Pak Anto mendekat, dan mencoba berintraksi.... Pak Anto pun bertanya "Maaf Mbah... Mbah siapa dan mengapa masuk ke salah satu muridku?"Tapi santi terus-terusan menggeliat, walau kaki dan tangannya sudah dipegang dengan sangat kencang.Santi pun berteriak sambil mengucapkan sesuatu "Mbah... Mbah... Mbah... Apaan si Pak? Santo, Arya, dan Beni lepasin. Lagi ngapain si kalian?!"Pak Anto pun tersenyum dan melepaskan pegangannya, "Oh.. kamu gak kesurupan? Ku kira kesurupan,""Siapa juga yang kesurupan, tadi pas ada angin kencang, ada bara api yang tertiup masuk ke kaosku. Kalau gak percaya ni lihat," Santi menjelaskan dan membuka kaosnya."Tuh kan, merah!" Ucap Santi
Kita ketakutan melihat bayangan tersebut. Ada yg berpelukan, ada pula yang mencoba memejamkan mata.Tapi ada juga yang masih terus menatap penasaran... Sosok apa yang sebenarnya mereka lihat.Dan.....Ternyata sosok tersebut....Adalah sosok pantulan bayangan dari Roy yang keluar dari pepohonan.Rupanya tidak ada yang tahu kalau Roy waktu itu pergi kearah pepohonan untuk biang air kecil.Bayangan yang tadinya kecil karna Roy memang jauh dan semakin membesar kala Roy mendekat kearah api unggun."Huuuuuhhhhhhhhh......" Riuh ramai suara bersorak. Mereka menyoraki Roy kala itu.Aku dan Indah hanya menggeleng-gelengkan kepala, karna anak ini selalu saja bikin ulah."Ting ting ting ting....."Terdengar suara Bu Atin memukul lonceng. Dan Bu Atin setengah berteriak berkata "Ayo anak-anak, sudah malam. Waktunya masuk ketenda kalian".Kita bergegas masuk kedalam tenda kemah k
"Baik anak-anak.. apa sudah kumpul semua?" Tanya Bu Atin."Roy, Bu belum bangun." Ucap Jaka."Selain Roy sudah bangun semua kan? Kalau sudah, buat para cewek ayo ambil peralatan mandi kalian. Kita mandi lebih awal dari pada cowok." Terang Bu Atin."Napa gak bareng aja si Bu?" Ucap Jaka dan didukung sama anak-anak yang lainnya "iya benar..." "Ehm" "betul bu!""Jakaaaaa........" Ujar Bu Atin sambil memelototkan mata ke Jaka, "Udah yu!jangan didengerin. Ayo cepat... Cepat...."Anak cewek sudah berkumpul semua sambil membawa alat untuk mandi, seperti sabun, shampo, handuk dan lain sebagainya.Aku dan semua anak cewek bergegas pergi kesungai."Eh... Eh... Jaka, kamu mau kemana?" Ucap Pak Anto yang melihat Jaka memgendap-endap."Mau kencing Pak." Jawab Jaka."Alah.... Alasan saja kamu! Udah kamu duduk!""Hahahahaha" sontak semua anak cowok pun tertawa mendengar percaka
Ada 3 cewek tengah kesurupan.Kita mencoba mendekat dan melihat siapa yang tengah kesurupan.Ternyata yang kesurupan Santi, Ratna dan Ega.Keadaan menjadi panik, sedangkan para guru hanya berdiri mematung.Tuk anak cowok, malah berkemurun untuk memegangi Santi.Ega dan Ratna tidak ada yang memegangi mereka.Kebanyakan anak cewek menjerit.Mereka ketakutan."Hey... Kenapa kalian berebut memegangi Santi? Dibagi masih ada dua orang lagi." Ujar Pak Anto tapi mereka saling menunjuk satu sama lain."Dari pada kalian teriak-teriak gak karuan, mending kita pegangi Ega dan Ratna, takut nanti mereka mengamuk dan memukul kalian bagaimana?" Ujar Indah.Akhirnya para cewek pun ikut andil. Sebagian dari kita memegangi Ega dan sebagian lagi memegangi Ratna.Terlihat wajah sinis dari Dian yang memandang kearah cowok sambil berujar, "Dasar modus kalian..."Tak begitu lama,m
Indah masih tergeletak lemas...Tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa, kita hanya memandangi tubuh Indah yang tergeletak ditanah.Terdengar suara tertawa dari arah pepohonan dan suara sepakan daun kering.Malam ini harusnya kami kedinginan tapi lain yang dirasakan.Hawa yang seharusnya dingin malam panas dan sesak saat bernafas.Pak Somad langsung berteriak suruh kami membaca ayat dan surat yang kami bisa sambil memohon perlindungan sama yang maha kuasa.Tak begitu lama keadaan kian normal kembali tapi kami masih terus membaca dan membaca sampai terdengar teriakan dari mulut Santi, "Panas... Panas... Panas...".Tak lama kemudian, Santi langsung tak lemas dan dia sadar.Kami dibantu sama siswa cowok, mereka mengangkat Santi dan menaruhnya didekat teman-teman kita yang habis kesurupan itu.Tak lama... Mereka sadar.Mereka yang sudah sadar pun akhirnya bertanya sebenarnya apa yang terjadi pada mere
Alhamdulillah, puji syukur kepada tuhan, karena akhirnya bagian pertama dari seri DARAH SEPASANG berakhir.Namun ada beberapa cerita yang menggantung, karena nantinya semua karakter akan di pertemukan di bagian akhir dari cerita DARAH SEPASANG.Bagian 2 nanti, masih akan memperkenalkan beberapa karakter lagi, dan dilanjutkan ke karakter terakhir yang akan menutup cerita DARAH SEPASANG.Tetapi sebelum itu, Rama kasih satu episode DARAH SEPASANG 2, dengan judul BELLIN.Selamat membaca ....DARAH SEPASANG BAGIAN 2CURSE OF BELLIN (Vanessa Season 2)Prologue:Vanessa pingsan, setelah tubuhnya di tindih oleh Vinesa.Vinesa bangkit dan Vanessa berdiri, dengan senyuman mengerikan.Astral Vanessa di bawa oleh Andini, kaki tangan Cempaka Juah.Dia harus membayar perjanjian yang telah di buat sebelumnya.Sedangkan tubuh Vanessa sekarang, di kuasai oleh sosok jahat bernama, Bellin.Kenapa Bellin begi
LOVE STORY XKEYSI, GADIS PSIKOPATPenulis: Erlita & Rama AtmajaPrologue:Metha,gadis tomboy dia punya watak dan berkepribadian egois!! Ingin menang sendiri apa bila dia belum merasa puas denggan tindakan yang dia lakukan,,masalah kecil akan berakibat lebih besar untuk siapapun yang coba coba ,mencari masalah dengan nya ,,metha pun anak klas 3 SMA d SMA DWI YAKSA,, umurnya 18 tahun dia cantik namun licik tapi dari kepribadian buruknya dia bisa luluh karna seorang laki" yang baru di kenalnya namanya REZA.Keysi gadis pintar dan bertemam buku. Dia membunuh seseorang dengan trik khusus. Setiap yang dia bunuh tidak ada, seperti kecelakaan.Dia pintar berhitung dan menyusun rencana.
Episode 10 (Jasmani dan Rohani)Tubuhku berasa dingin, degup jantung berdetak begitu kencang.Anehnya, peluhku bercucuran dengan sangat hebat dan pikiranku tiba-tiba tak karuan.Aku merasa seperti ada suatu hal yang akan menimpaku!Sambil mengelap wajah, aku berjalan mendekati lemari pakaian.Aku membuka lemari dan mengambil tas. Lalu, aku letakkan di atas ranjang sambil membuka resletingnya.Aku mengambil uang dan aku masukan satu persatu di dalam tas. Lantas pergi dari rumah menggunakan mobil pribadi berwarna merah yang tersimpan di garasi.Berarti, total mobil yang aku punya sekarang ada 4.Mobil berwarna putih, di pakai sama sopir dan pembantu pergi ke pasar untuk belanja.Mobil sporty berwarna biru gelap di pakai Rangga.Satunya lagi, mobil hitam yang aku curi dari Om-om.Aku melaju dengan kecepatan tinggi, men
Episode 9 (Kawan jadi lawan)"Lyli, apa yang Kau lakukan?!Aku marah dan mencengkeram tangannya.Hm, percuma saja. Apa yang dia coba lakukan, takkan mempan terhadapku." Hik-hik-hik .... Andra ....""Aku tak tahu Ly. Tiba-tiba saja ada disini!""Bedebah. Kenapa Kau membunuh anakku?""Anakmu? Sejak kapan Kau punya anak? Bukannya, Kau tak punya suami selain makhluk yang ada didekatmu?""Tak usah tahu! Aku tak menyangka, sahabat baikku tega melakukan hal sekeji ini!""Ly, aku minta maaf. Sumpah, Aku tak mengerti dan kenapa, Aku bisa ada disini?!""Tutup mulut kotormu! Mungkin, untuk sekarang, Aku tak bisa membalaskan kematian Andra. Tapi, suatu saat, Kau akan menyesal!"Aku kab
Episode 8 (Kabut misteri)Beberapa bulan telah berlalu.Saat ini, aku merebahkan badan di atas ranjang.Aku teringat masa lalu, saat masih SMP.Seingatku ... Waktu itu, aku sekolah seperti anak pada umumnya.tetapi, mengapa ada kenangan masa lalu yang berbeda?!Aku teringat, Rangga adalah orang pertama yang menjamahi tubuhku di malam setelah kita menikah.tetapi, aku juga mengingat, kalau pernah diperkosa dan melakukan hubungan badan dari SMP.Aku ingat, ketika bermain bersama Lyli waktu SMP.Lyli, adalah sahabatku dari kecil.Kita sering menghabiskan waktu bersama. Bercanda ria, suka dan senang kita lalui bersama.mengapa mengingat masa laluku bersama Lyli bisa begitu jelas?!Sedangkan masa lalu yang lain, aku susah untuk mengingatnya!Disisi lain, aku teringat bersekolah ditempa
Episode 7 (Kebaya hitam)Tanpa pikir panjang, Kuncoro menyerangku.Aku menghindari setiap serangannya.Walau dapat menghindar, aku merasakan hawa panas dari tangan Kuncoro.Bau gosong tercium dari pakaian yang aku kenakan.Padahal, tak ada satu pukulan pun yang mengenaiku."Tunggu! Kenapa, aroma kain yang terbakar keluar dari pakaianku?""Baru tahu? Aku pengguna Aji Brajamusti. Walau, tak berhasil mengenaimu. Hawa panas dari tangankulah yang sedikit demi sedikit akan membakar habis pakaianmu!Aku harus cepat menghentikannya. Kalau tidak, pakaianku bisa habis dia bakar.Apa yang harus aku lakukan untuk melawannya?Kuncoro menyerangku dan kali ini, aku memegang tangannya.Aku tak merasakan kalau tanganku terbakar. Hanya hawa panas dari tangannya saja yang aku rasakan.Tangan
Episode 6 (Masa lalu)Rasa puas dan lelah, membuatku membaringkan badan dan tidur disebalah Rangga.Tak membutuhkan waktu yang lama, aku sudah berada dialam mimpi.Suami ghaibku, Gowala Sungu. Datang kedalam mimpi."Istriku, kelak Kau akan melahirkan dan Aku, akan mengambil anakmu!""Gowala Sungu .... Jangan Kau ambil anakku!""Aku tak kan mengambil keduanya!""Keduanya? Maksud Kamu?""Kamu akan melahirkan anak kembar. tetapi, berbeda alam.""Berbeda alam bagaimana?""Salah satu anakmu akan berwujud setengah manusia dan setengah kerbau. Dialah, yang akan, Aku ambil!"'kring ....' dering alarm berbunyi. Aku terbangun dari tidur.Saatnya aku bangkit dan mandi kembali. Lantas, pergi ke bekas pabrik gula untuk menemui Lyli dan yang lainnya.
Episode 5 (Gowala Sungu)Aku mendesah begitu hebat dan membuka mata melihat ke arah Rangga.Matanya memutih.Aku memalingkan wajah untuk melihat ke kanan dan ke kiri.tampak ratusan makhluk halus berkerumun, desak-desakan memenuhi kamar.Mereka jongkok dan melipat satu kaki, kedua telapak tangan diletakkan didepan kening. Seperti sedang menyembah seseorang.Mungkin, Rangga dirasuki oleh sosok yang kuat. Mungkin, Raja merekalah yang merasuki tubuh Rangga."Peduli amat, yang penting enak!" gunamku dalam hati.Sudah lebih dari 2 jam, Rangga menyetubuhiku.Kalau Rangga asli, paling bisa tahan 10 menit.Uh, nikmatnya tiada tara. Apalagi, kalau sudah menjilati ice cream Rangga yang merah kecoklatan.tetapi, yang membuat aku bergairah dan bertahan selama ini bukanlah ice creamnya. tetapi, ketika R
Episode 4 (Dua sisi)Sepeninggal Rangga. Aku duduk dikursi depan meja rias. di sini ada cermin biasa aku merias diri. tetapi, apa yang akan aku rias? Pantulan dari cermin hanya menunjukkan sisi hitam dari diriku?!"Bisa tidak, Kamu minggir sebentar? Aku mau pakai make-up!""Bisa. tetapi, sebelum itu .... Ikutlah denganku!"Sosok lain dari diriku, keluar setengah badan dari dalam cermin. Dia menarikku masuk.Didalam cermin, aku melihat area sekeliling begitu suram, bercampur asap hitam nan pekat. tetapi, tak jauh dari sisi kanan, aku melihat diriku didunia yang cerah. Dia duduk bersimpuh, memegangi kedua lutut dan menundukkan kepala.Aku yang satu ini. tampak begitu cerah, bercahaya.Dia mengangkat kepala dan melirik kearahku.Dia menangis dan mengucapkan sesuatu. tetapi, aku tak bisa mendengar