Beranda / Fantasi / DARAH SEPASANG / CDDB I versi Wira, part 2

Share

CDDB I versi Wira, part 2

Penulis: Rama Atmaja
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-24 23:52:11

"Mendingan kamu ada yang nyolek, aku lihat pocong." Ucapku sambil menunjuk kearah ayunan, dan ternyata....... Tak ada apa pun di angsana.

"Yaelah.. halu kali loe." Ucap Roy yang tidak percaya dengan apa yang aku lihat barusan.

"Eh beneran Roy, sum..." Belum sempat aku menjelaskan, Roy memotong pembicaraan.

"Udah. Ah..., ayo kita masuk."

Kita berjalan masuk kerumah tersebut..

Memang bisa dibilang rumahnya lumayan besar, berlantai dua. Dan halaman yang ada didepan pun begitu luas.

Sampai mobil yang kita parkirkan didekat gerbang seakan tidak terlihat.

Beberapa jaring laba-laba menghias... memenuhi sudut setiap ruangan. Kursi dan meja yang tak tetatah terlihat amat berantakan. Dan juga bau wewangian yang menyengat dihidung seakan mengikuti ke mana kita pergi.

"Roy, dari tadi saya mencium aroma wewangian seperti aroma bunga tujuh rupa." Ucapku sambil mengendus-enduskan hidung.

"Eh halu, udah deh.... Loe gak lihat apa yang loe pegang? Itu plastik didalamnya ada bunga tujuh rupa!" Roy menjelaskan sambil mendorong kening saya menggunakan jari telunjuknya.

"Oh iya, ya hehee." balasku sambil tersenyum kecil.

Tak berselang lama..... terasa ada angin lembut yang meniup tengkuk. makin menambah aroma mistis didalam rumah angker ini.

Saya pun mencoba berbalik untuk memastikan, angin apa yang bertiup kencang ditengkup saya.

"Huf... Huf... Huf...."

"Apaan si ni anak, gak lucu tahu...." keluhku dengan nada marah ke Roy, karena dari tadi dialah yang meniup-niup tengkukku.

"Hehee habis loe mendramastisir banget si." Roy pun berucap dibarengi dengan senyuman kecil.

Kita terus menelusuri ruangan dari ruangan, akhirnya kita kembali keruangan didekat pintu masuk dan terdengar Roy yang sesekali menyapa Bacoters.

"Woy, kam...t. mau taruh di mana ni sesaji, nampan dan jaelangkungnya?" Bentakku yang tengah kesal.

"Yaelah, taruh saja di bawah lukisan nenek tua itu." Roy menyuruh saya sambil menunjuk kearah lukisan yang ada didepan kita.

Aku mencoba melangkakhkan kaki mendekati lukisan tersebut. Baru beberapa langkah kaki aku langsung terhenti. Kaki yang biasanya ringan, seakan berat untuk melangkah.

"Udah Roy, jangan lagi-lagi kamu ngerjain?" Ucapku seraya menoleh kebelakang.

Awalnya saya kira Roy mengikutiku dari belakang, tetapi ternyata dia hanya diam ditempat sambil menatap kesemua penjuru arah.

"Eh, tunggu apalagi? Malah berhenti disitu." Ucap Roy.

"Ini Roy, kaki saya tidak bisa digerakan." Teriak ku menjelaskan, sambil mencoba gerakkan kaki kedepan.

"Eh halu, udahlah loe jangan nakutin gue. Orang tidak ada apa-apa di kaki llllllooooooo" belum sempat Roy bicara, rupanya dia melihat ada sesuatu dikakiku.

"Eh Roy mengapamengapa dengan mukamu itu. Gak lucu tahu." Ucapku dengan kesal karena sedari tadi saya dikerjain sama dia.

"Ta... Ta... Ta..." Ucap Roy dengan terbata-bata.

"Tata dado?" aku mencoba menjawab.

"Bukan. Ta... Ta... Ta..." Ucap Roy yang masih terbata-bata.

"Tari.... Cut Tari?" Jawabku dengan tersenyum dan menunjuk kearah dia.

"Bu...bu...bukan. eh,, ini malah jadi kaya kuis tebak-tebakan. Ta.. tangan......" Ucap Roy dengan nada teriak.

"Oh... Tangan......... Hah?????" Aku kaget, dan mencoba melihat kearah betis.

Dan memang, aku melihat sesuatu.

"iya... Roy..... tangan ya Roy.... Tangan siapa ya Roy.....?" Tanyaku ketakutan.

Roy yang sudah tidak kuat lagi melihat penampakan tangan yang memang cuma ada tangan, tanpa badan dan apa pun.

Sontak dia mencoba untuk lari meninggalkan ku. Dia berlari menuju ke arah pintu keluar yang ada dibelakangnya. Pintu yang tadinya terbuka langsung tertutup dengan sendirinya.

"Bruaaaattttt" Suaranya begitu nyaring terdengar.

Roy mencoba membuka pintu, tetapi seolah ada yang menguncinya dari luar.

Aku yang sedari tadi tak bisa bergerak hanya bisa melihat pemandangan Roy dari jauh.

Wajah Roy pucat ketakutan...

Tak begitu lama.. Terdengar suara Roy menjerit...

"Anjir. kita malah dibilang setingan." Ucapnya sambil menunjukkan live chat di YT dia.

Dia menunjukkan pun, aku tidak tahu. karena jarak kita lumayan agak jauh. Akhirnya aku pun mencoba mendekat dan melihat apa isi chat tersebut.

"Wah, gak bener ni anak. Enak saja bilang kita setingan." Ucapku dengan nada kesal sembari mengelengkan kepala.

"Eh, dari kapan loe bisa jalan?" Tanya Roy dengan heran.

"Entah! Aku juga tidak tahu. Aku respons kesini karena kamu menunjukkan Chat kamu." Jawabku menjelaskan.

Sudah tengah malam begini, kita malah terkunci didalam rumah kosong yang angker. Dan rumahnya pun jauh dari permukiman warga. tidak ada siapa pun yang melewati tampat ini.

Lolong Anjing terdengar kala itu, bulan yang tadinya menampakkan diri seolah enggan untuk menampakkan lagi.

Seakan bersembunyi dibalik pekatnya awan.

Ruangan yang tadinya agak sedikit terang, kini berubah menjadi gelap gulita.

Aku yang memang takut gelap, mencoba meraba sekitar dan wajah Roylah yang jadi sasaran tangan aku waktu itu.

"Eh.., Anjay.... ini muka. Bukan air yang seenaknya saja loe obok-obok." Bentak Roy.

"Eh, ini muka? Kirain papan penggilingan." Balssku sambil tertawa kecil.

"Senter... mana senter?" Tanya Roy.

"Eh, sedari tadi bukannya kita tidak ada yang bawa senter? Itu hape kamu saja dipakai buat penerangan. Soalnya aku lupa tidak bawa hape hihihii" Ucapku menjelaskan.

"Kalau gue jadiin hape gue senter... nanti bagaimana sama live gue?" Ucap Roy.

"Eh kamu tuh bego.. apa bego beneran si? Ya pakai kamera belakanglah!" bentakku menerangkan sembari menempelkan telunjuk ke jidat Roy, membalasnya seperti yang dia lakukan ke aku waktu itu.

Sedari tadi kita hanya saling menatap.

Ketika kamera berpindah mode kekamera belakang, dengan lampu led flash yang dinyalakan.

Kita pun mencoba berbalik arah yang tadi mengarah kearah pintu berniat untuk melanjutkan penelusuran karena memang pintu juga tidak bisa dibuka.

Belum sempat kaki kita melangkah...... Sosok hitam... Tinggi besar, bertaring panjang... Dengan dua tanduk dikepalanya. Badannya dibului bebuluan yang sangat lebat.

Membuat kaki kami bergoyang, merinding ketakutan.

"Wir... Wira.... Ini siapa wir?" Tanya Roy dengan nada bergetar.

"Coba saja kamu tanya, kali saja dia mau ngasih nomor." Jawabku mencoba menjernihkan suasana.

Kita pun kembali saling menatap dan terjadilah pembicaraan yang tidak berguna seperti ini.

"Bener juga Wir. tetapi.... Apa kamu pernah pasang togel?" Tanya Roy dengan santai seolah dia sudah tidak takut lagi dengan sosok tersebut.

"Belum pernah Roy, tetapi kalau nanti kita dapat nomor, kita minta Angka buat pasang nomor yang kita dapet. Nanti kita bagi dua deh.. bagaimana?" Jawabku sembari balik bertanya.

"Oke." Jawab Roy dengan singkat.

Sembari menoleh... Roy pun berucap "Oh ya bener, yu kita min......" Belum selesai dengan apa yang ingin dia katakan, sosok tersebut sudah menghilang.

"Yaelah.. belum juga ngasih nomor, dia sudah menghilang duluan." Balasku kecewa.

"Woy keluar loe, jangan menghilang gitu." Kata Roy mengharap makhluk tersebut muncul kembali.

Tidak begitu lama....

"Dug.. dug.. dug.. dug... Hi...hi... hihiiiii" terdengar suara yang berasal dari lantai dua.

Roy tidak lagi fokus sama hapenya. kini dia lebih memfokuskan diri dan mengajak saya untuk melihat ada apa dilantai dua. Dia sampai lupa kalau dia masih LIVE.

Dengan langkah yang terbata-bata, kita pun mencoba berjalan menelusuri anak tangga.

"Eh gila, ini anak tangga gede-gede amat ya. Gi mana sama bapak tangga?" Ucap Roy mencoba meredam suasa.

Karena apa yang dia ucapakan barusan. Akhirnya kita pun tertawa

"Hahahahaha hahahahahah hihihi hahahaha haha hihi haaaaa."

Ditengah tawa kita. Kita juga mendengar ada suara perempuan yang ikut tertawa.

Seketika itu, kita pun terdiam dan mencoba menelisik suara barusan.

"Roy, tadi kamu denger gak?" Tanyaku.

"Iya Wir. Saya juga dengar" jawab Roy.

Bersambung ... .

Bab terkait

  • DARAH SEPASANG   CDDB I versi Wira, part 3

    Kita yang berhenti tepat ditengah-tengah tangga.Terdiam...... Kita saling menatap wajah.Terdengar gemericik air seolah ada orang lain selain kita dirumah ini.Akan tetapisuara gemericiknya terasa sangat jelas, bahkan terasa sekali mengalir membasahi sepatu yang ku pakai.Dengan rasa penasaran ku mencoba untuk melihat air apa yang mencoba menggenangi anak tangga yang kita pijak.Seakan rasa penasaran menyelimutiku kala itu.Aku pun berusaha untuk menoleh kebawah, dan ternyata benar..... ada genangan air yang mengalirnya sampai turun dari satu anak tangga ke anak tangga yang lainnya.Aku yang penasaran mencoba menelisik lebih jauh dari mana air itu berasal.Dan..... Aku pun bertanya sama Roy "Eh, Roy. Kamu ngompol?""Eh kam...t ini tuh bukan ompol, ini tuh keringat tahu." Ujar Roy menjelaskan."Tapikeringat kok bau pesing

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-24
  • DARAH SEPASANG   CDDB I versi Wira, part 4

    "Hoooammmm..... Udah yuk, kita ke kantin saja. Ngopi-ngopi yok." Ajak Roy dan aku pun mengiakannya... "Ayolah...daripadadi sinikita diliatin sama orang lain".Kita pun berangkat menuju kantin.Sesampainyadiangsana.., kita memesan 2 gelas kopi hitam.Kita pun meminum kopi dibarengi dengan menyalakan sebatang rokok."Fuh..... Jadi kapan kamu mau ajak aku kesana?" Tanyaku ke Roy, Roy pun menjawab "E...... Kapan-kapan ya. Loe sudah dikasih alamat,tetapitidak mau kesana sendiri. Malam ini jadwal gue kencan sama Dina"."Kalau kamu gak ngasih tahu aku pun gak bakalan tahu kalau kamu berbuat seperti itu. Pantas saja muka kaya parutan kelapa kayak kamu punya cewek banyak." Ujarku. Roy hanya menjawab dengan tertawa kecil "hihii"Tak terasa api dari rokok yang kita

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-25
  • DARAH SEPASANG   CDDB I versi Wira, part 5

    "MaafMbah, kami tidak mengerti dengan apa yang Mbah ucapkan." Ujar Roy dan Si Mbah menjawab dengan nada yang lantang "Jadi kalian tidak tahu kalau kalian diikutin sama makhluk sebanyak ini?""Kami bener gak tahu Mbah." Jawab RoyAku dan Roy mencoba melihat kearah belakang, kearah beberapa tempat yang ditunjuk oleh Mbah Jambrong.Akantetapikami tidak melihat apa pundiangsana.Mbah Jambrong pun menyuruh kita untuk masuk sambil berucap "Ya sudah.. Roy, kamu dan teman kamu masukdahulu. Kemudian ceritakan,mengapakalian bisa diikutin sama makhluk-makhluk tersebut."Sesampainya didalam aku melihat sekeliling. Rumah seperti rumah biasa pada umumnya.Akantetapirumah ini terlihat amat sempit

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-25
  • DARAH SEPASANG   CDDB II versi Aisyah, part 1

    Namaku Aisyah, aku sekolah disalah satu SMP ternama disebuah kota.Sedari SD, aku selalu diganggu sama cowok-cowok yang ingin kenal, maupun ingin menjadikanku pacarnya.Tapi aku terlahir dari keluarga yang taat, dan larangan bagi keluarga kami berpacaran.Biasanya kalau sudah menginjak usia. Maka melalui Ta'aruf dan perjodohan, keluargaku akan dinikahkan.Aku Anak pertama dari 3 bersaudara, dan kita semuanya perempuan.Usiaku dengan adikku selisih 2 tahun. Sedangkan dari penengah ke bungsu jaraknya lumayan jauh, selisih 5 tahun.Sebenarnya asalku bukan dari sini, tapi dari kota yang bertempatkan dijawa barat.Kendala kerjaan Ayahlah yang akhirnya membuat kami pindah, supaya dia tidak perlu jauh-jauh keluar kota.Karna prestasi dari Ayah yang bagus dikerjaannya, hingga kami ditempatkan diperumahan orang-orang mewah.Hari ini... Hari pertama aku

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • DARAH SEPASANG   CDDB II versi Aisyah, part 2

    Kita pun berlari menuju kearah Santi, dia yang tengah berguling dan berteriak.Sementara itu anak lelaki berkemurun dibelakangnya dan mencoba untuk memegangi dia."Lepaskan.... Lepaskan... Aaahhhhh.... Lepaskan..." Teriak Santi.Pak Anto mendekat, dan mencoba berintraksi.... Pak Anto pun bertanya "Maaf Mbah... Mbah siapa dan mengapa masuk ke salah satu muridku?"Tapi santi terus-terusan menggeliat, walau kaki dan tangannya sudah dipegang dengan sangat kencang.Santi pun berteriak sambil mengucapkan sesuatu "Mbah... Mbah... Mbah... Apaan si Pak? Santo, Arya, dan Beni lepasin. Lagi ngapain si kalian?!"Pak Anto pun tersenyum dan melepaskan pegangannya, "Oh.. kamu gak kesurupan? Ku kira kesurupan,""Siapa juga yang kesurupan, tadi pas ada angin kencang, ada bara api yang tertiup masuk ke kaosku. Kalau gak percaya ni lihat," Santi menjelaskan dan membuka kaosnya."Tuh kan, merah!" Ucap Santi

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • DARAH SEPASANG   CDDB II versi Aisyah, part 3

    Kita ketakutan melihat bayangan tersebut. Ada yg berpelukan, ada pula yang mencoba memejamkan mata.Tapi ada juga yang masih terus menatap penasaran... Sosok apa yang sebenarnya mereka lihat.Dan.....Ternyata sosok tersebut....Adalah sosok pantulan bayangan dari Roy yang keluar dari pepohonan.Rupanya tidak ada yang tahu kalau Roy waktu itu pergi kearah pepohonan untuk biang air kecil.Bayangan yang tadinya kecil karna Roy memang jauh dan semakin membesar kala Roy mendekat kearah api unggun."Huuuuuhhhhhhhhh......" Riuh ramai suara bersorak. Mereka menyoraki Roy kala itu.Aku dan Indah hanya menggeleng-gelengkan kepala, karna anak ini selalu saja bikin ulah."Ting ting ting ting....."Terdengar suara Bu Atin memukul lonceng. Dan Bu Atin setengah berteriak berkata "Ayo anak-anak, sudah malam. Waktunya masuk ketenda kalian".Kita bergegas masuk kedalam tenda kemah k

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • DARAH SEPASANG   CDDB II versi Aisyah, part 4

    "Baik anak-anak.. apa sudah kumpul semua?" Tanya Bu Atin."Roy, Bu belum bangun." Ucap Jaka."Selain Roy sudah bangun semua kan? Kalau sudah, buat para cewek ayo ambil peralatan mandi kalian. Kita mandi lebih awal dari pada cowok." Terang Bu Atin."Napa gak bareng aja si Bu?" Ucap Jaka dan didukung sama anak-anak yang lainnya "iya benar..." "Ehm" "betul bu!""Jakaaaaa........" Ujar Bu Atin sambil memelototkan mata ke Jaka, "Udah yu!jangan didengerin. Ayo cepat... Cepat...."Anak cewek sudah berkumpul semua sambil membawa alat untuk mandi, seperti sabun, shampo, handuk dan lain sebagainya.Aku dan semua anak cewek bergegas pergi kesungai."Eh... Eh... Jaka, kamu mau kemana?" Ucap Pak Anto yang melihat Jaka memgendap-endap."Mau kencing Pak." Jawab Jaka."Alah.... Alasan saja kamu! Udah kamu duduk!""Hahahahaha" sontak semua anak cowok pun tertawa mendengar percaka

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • DARAH SEPASANG   CDDB II versi Aisyah part 5

    Ada 3 cewek tengah kesurupan.Kita mencoba mendekat dan melihat siapa yang tengah kesurupan.Ternyata yang kesurupan Santi, Ratna dan Ega.Keadaan menjadi panik, sedangkan para guru hanya berdiri mematung.Tuk anak cowok, malah berkemurun untuk memegangi Santi.Ega dan Ratna tidak ada yang memegangi mereka.Kebanyakan anak cewek menjerit.Mereka ketakutan."Hey... Kenapa kalian berebut memegangi Santi? Dibagi masih ada dua orang lagi." Ujar Pak Anto tapi mereka saling menunjuk satu sama lain."Dari pada kalian teriak-teriak gak karuan, mending kita pegangi Ega dan Ratna, takut nanti mereka mengamuk dan memukul kalian bagaimana?" Ujar Indah.Akhirnya para cewek pun ikut andil. Sebagian dari kita memegangi Ega dan sebagian lagi memegangi Ratna.Terlihat wajah sinis dari Dian yang memandang kearah cowok sambil berujar, "Dasar modus kalian..."Tak begitu lama,m

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02

Bab terbaru

  • DARAH SEPASANG   End of DARAH SEPASANG

    Alhamdulillah, puji syukur kepada tuhan, karena akhirnya bagian pertama dari seri DARAH SEPASANG berakhir.Namun ada beberapa cerita yang menggantung, karena nantinya semua karakter akan di pertemukan di bagian akhir dari cerita DARAH SEPASANG.Bagian 2 nanti, masih akan memperkenalkan beberapa karakter lagi, dan dilanjutkan ke karakter terakhir yang akan menutup cerita DARAH SEPASANG.Tetapi sebelum itu, Rama kasih satu episode DARAH SEPASANG 2, dengan judul BELLIN.Selamat membaca ....DARAH SEPASANG BAGIAN 2CURSE OF BELLIN (Vanessa Season 2)Prologue:Vanessa pingsan, setelah tubuhnya di tindih oleh Vinesa.Vinesa bangkit dan Vanessa berdiri, dengan senyuman mengerikan.Astral Vanessa di bawa oleh Andini, kaki tangan Cempaka Juah.Dia harus membayar perjanjian yang telah di buat sebelumnya.Sedangkan tubuh Vanessa sekarang, di kuasai oleh sosok jahat bernama, Bellin.Kenapa Bellin begi

  • DARAH SEPASANG   Episode spesial (CROSSOVER)

    LOVE STORY XKEYSI, GADIS PSIKOPATPenulis: Erlita & Rama AtmajaPrologue:Metha,gadis tomboy dia punya watak dan berkepribadian egois!! Ingin menang sendiri apa bila dia belum merasa puas denggan tindakan yang dia lakukan,,masalah kecil akan berakibat lebih besar untuk siapapun yang coba coba ,mencari masalah dengan nya ,,metha pun anak klas 3 SMA d SMA DWI YAKSA,, umurnya 18 tahun dia cantik namun licik tapi dari kepribadian buruknya dia bisa luluh karna seorang laki" yang baru di kenalnya namanya REZA.Keysi gadis pintar dan bertemam buku. Dia membunuh seseorang dengan trik khusus. Setiap yang dia bunuh tidak ada, seperti kecelakaan.Dia pintar berhitung dan menyusun rencana.

  • DARAH SEPASANG   VANESSA part 10

    Episode 10 (Jasmani dan Rohani)Tubuhku berasa dingin, degup jantung berdetak begitu kencang.Anehnya, peluhku bercucuran dengan sangat hebat dan pikiranku tiba-tiba tak karuan.Aku merasa seperti ada suatu hal yang akan menimpaku!Sambil mengelap wajah, aku berjalan mendekati lemari pakaian.Aku membuka lemari dan mengambil tas. Lalu, aku letakkan di atas ranjang sambil membuka resletingnya.Aku mengambil uang dan aku masukan satu persatu di dalam tas. Lantas pergi dari rumah menggunakan mobil pribadi berwarna merah yang tersimpan di garasi.Berarti, total mobil yang aku punya sekarang ada 4.Mobil berwarna putih, di pakai sama sopir dan pembantu pergi ke pasar untuk belanja.Mobil sporty berwarna biru gelap di pakai Rangga.Satunya lagi, mobil hitam yang aku curi dari Om-om.Aku melaju dengan kecepatan tinggi, men

  • DARAH SEPASANG   VANESSA part 9

    Episode 9 (Kawan jadi lawan)"Lyli, apa yang Kau lakukan?!Aku marah dan mencengkeram tangannya.Hm, percuma saja. Apa yang dia coba lakukan, takkan mempan terhadapku." Hik-hik-hik .... Andra ....""Aku tak tahu Ly. Tiba-tiba saja ada disini!""Bedebah. Kenapa Kau membunuh anakku?""Anakmu? Sejak kapan Kau punya anak? Bukannya, Kau tak punya suami selain makhluk yang ada didekatmu?""Tak usah tahu! Aku tak menyangka, sahabat baikku tega melakukan hal sekeji ini!""Ly, aku minta maaf. Sumpah, Aku tak mengerti dan kenapa, Aku bisa ada disini?!""Tutup mulut kotormu! Mungkin, untuk sekarang, Aku tak bisa membalaskan kematian Andra. Tapi, suatu saat, Kau akan menyesal!"Aku kab

  • DARAH SEPASANG   VANESSA part 8

    Episode 8 (Kabut misteri)Beberapa bulan telah berlalu.Saat ini, aku merebahkan badan di atas ranjang.Aku teringat masa lalu, saat masih SMP.Seingatku ... Waktu itu, aku sekolah seperti anak pada umumnya.tetapi, mengapa ada kenangan masa lalu yang berbeda?!Aku teringat, Rangga adalah orang pertama yang menjamahi tubuhku di malam setelah kita menikah.tetapi, aku juga mengingat, kalau pernah diperkosa dan melakukan hubungan badan dari SMP.Aku ingat, ketika bermain bersama Lyli waktu SMP.Lyli, adalah sahabatku dari kecil.Kita sering menghabiskan waktu bersama. Bercanda ria, suka dan senang kita lalui bersama.mengapa mengingat masa laluku bersama Lyli bisa begitu jelas?!Sedangkan masa lalu yang lain, aku susah untuk mengingatnya!Disisi lain, aku teringat bersekolah ditempa

  • DARAH SEPASANG   VANESSA part 7

    Episode 7 (Kebaya hitam)Tanpa pikir panjang, Kuncoro menyerangku.Aku menghindari setiap serangannya.Walau dapat menghindar, aku merasakan hawa panas dari tangan Kuncoro.Bau gosong tercium dari pakaian yang aku kenakan.Padahal, tak ada satu pukulan pun yang mengenaiku."Tunggu! Kenapa, aroma kain yang terbakar keluar dari pakaianku?""Baru tahu? Aku pengguna Aji Brajamusti. Walau, tak berhasil mengenaimu. Hawa panas dari tangankulah yang sedikit demi sedikit akan membakar habis pakaianmu!Aku harus cepat menghentikannya. Kalau tidak, pakaianku bisa habis dia bakar.Apa yang harus aku lakukan untuk melawannya?Kuncoro menyerangku dan kali ini, aku memegang tangannya.Aku tak merasakan kalau tanganku terbakar. Hanya hawa panas dari tangannya saja yang aku rasakan.Tangan

  • DARAH SEPASANG   VANESSA part 6

    Episode 6 (Masa lalu)Rasa puas dan lelah, membuatku membaringkan badan dan tidur disebalah Rangga.Tak membutuhkan waktu yang lama, aku sudah berada dialam mimpi.Suami ghaibku, Gowala Sungu. Datang kedalam mimpi."Istriku, kelak Kau akan melahirkan dan Aku, akan mengambil anakmu!""Gowala Sungu .... Jangan Kau ambil anakku!""Aku tak kan mengambil keduanya!""Keduanya? Maksud Kamu?""Kamu akan melahirkan anak kembar. tetapi, berbeda alam.""Berbeda alam bagaimana?""Salah satu anakmu akan berwujud setengah manusia dan setengah kerbau. Dialah, yang akan, Aku ambil!"'kring ....' dering alarm berbunyi. Aku terbangun dari tidur.Saatnya aku bangkit dan mandi kembali. Lantas, pergi ke bekas pabrik gula untuk menemui Lyli dan yang lainnya.

  • DARAH SEPASANG   VANESSA part 5

    Episode 5 (Gowala Sungu)Aku mendesah begitu hebat dan membuka mata melihat ke arah Rangga.Matanya memutih.Aku memalingkan wajah untuk melihat ke kanan dan ke kiri.tampak ratusan makhluk halus berkerumun, desak-desakan memenuhi kamar.Mereka jongkok dan melipat satu kaki, kedua telapak tangan diletakkan didepan kening. Seperti sedang menyembah seseorang.Mungkin, Rangga dirasuki oleh sosok yang kuat. Mungkin, Raja merekalah yang merasuki tubuh Rangga."Peduli amat, yang penting enak!" gunamku dalam hati.Sudah lebih dari 2 jam, Rangga menyetubuhiku.Kalau Rangga asli, paling bisa tahan 10 menit.Uh, nikmatnya tiada tara. Apalagi, kalau sudah menjilati ice cream Rangga yang merah kecoklatan.tetapi, yang membuat aku bergairah dan bertahan selama ini bukanlah ice creamnya. tetapi, ketika R

  • DARAH SEPASANG   VANESSA part 4

    Episode 4 (Dua sisi)Sepeninggal Rangga. Aku duduk dikursi depan meja rias. di sini ada cermin biasa aku merias diri. tetapi, apa yang akan aku rias? Pantulan dari cermin hanya menunjukkan sisi hitam dari diriku?!"Bisa tidak, Kamu minggir sebentar? Aku mau pakai make-up!""Bisa. tetapi, sebelum itu .... Ikutlah denganku!"Sosok lain dari diriku, keluar setengah badan dari dalam cermin. Dia menarikku masuk.Didalam cermin, aku melihat area sekeliling begitu suram, bercampur asap hitam nan pekat. tetapi, tak jauh dari sisi kanan, aku melihat diriku didunia yang cerah. Dia duduk bersimpuh, memegangi kedua lutut dan menundukkan kepala.Aku yang satu ini. tampak begitu cerah, bercahaya.Dia mengangkat kepala dan melirik kearahku.Dia menangis dan mengucapkan sesuatu. tetapi, aku tak bisa mendengar

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status