"Hoooammmm..... Udah yuk, kita ke kantin saja. Ngopi-ngopi yok." Ajak Roy dan aku pun mengiakannya... "Ayolah... daripada di sini kita diliatin sama orang lain".
Kita pun berangkat menuju kantin.Sesampainya di angsana.., kita memesan 2 gelas kopi hitam.Kita pun meminum kopi dibarengi dengan menyalakan sebatang rokok."Fuh..... Jadi kapan kamu mau ajak aku kesana?" Tanyaku ke Roy, Roy pun menjawab "E...... Kapan-kapan ya. Loe sudah dikasih alamat, tetapi tidak mau kesana sendiri. Malam ini jadwal gue kencan sama Dina"."Kalau kamu gak ngasih tahu aku pun gak bakalan tahu kalau kamu berbuat seperti itu. Pantas saja muka kaya parutan kelapa kayak kamu punya cewek banyak." Ujarku. Roy hanya menjawab dengan tertawa kecil "hihii"Tak terasa api dari rokok yang kita isap menandakan sudah mau dibuang karena sudah dekat dengan filternya.Gelas yang mengisi kopi seakan bocor, karena cuma menyisahkan ampasnya saja.Sudah lama juga kita dikantin sampai anak-anak satu jurusan yang waktu itu masih ada didalam ruangan kini memenuhi kantin."Aisyah....." Sapaku dengan sedikit tersenyum sambil melihat kearahnya. Dia hanya diam, cuek dan segera duduk ditempat duduknya yang tak begitu jauh dari tempat saya duduk."Udah angsana samperin... katanya playboy, cowok paling keren dikampus ini. tetapi sama cewek yang kayak Aisyah aja loe gak berani." Ucap Roy yang seakan memberi tantangan.Seraya berdiri,Aku pun menjawab "Yaudah, kamu tunggu di sini. Liat nih babang ganteng mau menuju ketempat princes"."Alah... Lebay loe." Ucap Roy sambil menunjuklan jari tengahnya.Aku berjalan menuju tempat duduk di mana Aisyah berada."Maaf sah, ganggu gak?" Tanyaku, tetapi malah dijawab sama temannya (Ria) yang dahulu pernah jadi korban cintaku."Eh, ngapain lu kam...t datang kesini. Apa lu udah lupa ya sama gw?" Ucap Ria dengan nada membentak dan Aisyah menambahkan omongan "Eh udah Ria gak boleh ngomong gitu..."Suaranya terasa membuatku ingin terbang keangkasa karena aku pikir sudah dibelah sama Aisyah." Syah.. mumpung ramai...." Ucapku dengan nada lembut dan say mulai berteriak sambil berucap,"Teman-teman dengerin. Syah.., dari dahulu... Dari waktu kita SMP bersama. Sedari dahulu saya sudah suka sama kamu. Syah... Maukah kamu jadi pacar saya?" Ucapku dengan membungkukkan badan dan menaruh tangan kiri kedada.Tangan kanan kearah Aisyah, yang seakan ingin mengajak dia bergandengan tangan.Aisyah pun menjawab "Eh.... mas maaf ya..... Kita bukan muhrim!"Disitu saya lihat gelagat tertawa dari raut wajah Ria dan seraya berkata "mampus lu..."Baru juga merasa seakan terbang menggunakan sayap, seolah sayap yang aku gunakan untuk terbang patah.... Dan badan terhempas ke tanah....Dan....Prak..... Seolah hati ini pecah berkeping-keping."Udah dengerkan jawabannya? Udah sebaiknya lo pergi. Hus... Hus..." Ujar Ria sembari menggerakan tangannya yang seolah-olah mengusir seekor kucing."Tapi... Syah,... Aku benar-benar sayang sama kamu Syah.. Syahhhhh........" Ucapku meyakinkan Aisyah, tetapi dia hanya diam dan membuang wajah.Disitu aku merasa seakan mau dieksekusi. Mata ditutup dan ditembak secara beruntun sama polisi..." Dor... Dor... Dor... Dor... " seakan terasa bagitu banyak peluru yang menghujani hati ini.Aku yang malu hanya bisa tertunduk dan melihat semua orang yang ada di kantin menertawakanku.Dengan rasa malu, aku melangkahkan kaki menuju tempat Roy.Aku melangkahkan kaki menuju tempat Roy berada, tetapi seakan ku berjalan dijalan yang tak berujung. Riuh ramai sorakan dari mereka yang menyorakiku seakan memekahkan telinga.Aku mencoba menoleh kekanan dan kekiri dan rupanya hampir dari mereka semua yang ada di sini adalah cewek yang pernah ku pacarin.Tidak hanya cewek yang begitu senang melihat penderitaanku, yang cowok pun sama. Seakan mereka senang dengan kondisi yang aku alami saat ini.Belum sampai ditempat Roy duduk.Aku merasa tidak kuat dengan keadaan ini dan memutuskan untuk berbalik keluar dari kantin.Sebelum berbalik, aku lihat wajah memelas keluar dari raut wajah Roy.Aku jalan dengan cepat menuju parkiran untuk mengambil mobil yang ku parkir.Hari itu aku langsung pulang. tetapi aku terus teringat kejadian yang memalukan tersebut. Kejadian yang membuat hatiku hancur."Eh Den Wira... Kok Aden udah pulang?" Tanya Bi Ijah yang berprofesi sebagai pembantu rumah tangga dirumahku.Namun aku masih terus berjalan menuju kamar tanpa menjawab pertanyaan Bu Ijah.Sesampainya dikamar, aku membanting barang yang ada didepan mata. Dan aku pun duduk di atas tempat tidur."Tok..tok.. tok.." "Den Wira.. aden gak apa-apa?" Tanya Bi Ijah."Gak Pa-pa Bi." Ucapku singkat."Oh.. ya sudah, kalau Aden butuh seseorang untuk ngobrol, Bibi ada didapur ya...." Ujar Bi Ijah sembari meninggalkan pintu kamarku.Tak begitu lama berselang...."Tok tok tok permisi...""Permisi.... Tok tok tok.""Terdengar suara seseorang mengetuk pintu." Ucap Bi Ijah dalam hati."Ya... Tunggu sebentar.....".Bi Ijah pun berjalan menuju pintu depan."Eh... Den Roy, ada apa ya den?" Tanya Bi Ijah."Wira ada Bi?" Ucap Roy balik tanya."Den Wira ada dikamarnya, Aden pergi saja kesana." Ucap Bi Ijah mempersilahkan Roy masuk dan meninggalkan Roy yang mulai masuk kedalam rumah.Akhirnya Roy pun tiba didepan pintu kamar saya."Tok.. tok.. tok.. Wir... Wira... Buka, ini gue, Roy!" Ujar Roy dan aku menjawab dengan nada kesal "Ada apa Roy? Kamu juga mau ngejekku?"."Yaelah ni anak, kita tuh dari kecil sudah berteman. Masa lue gitu amat sama gue. Udah buka dahulu." Ucap Roy meyakinkan.Aku berjalan menuju kearah pintu.Pintu ku buka dan saya lihat wajah Roy yang tadinya seperti wajah seseorang yang sedang cemas, berubah menjadi wajah yang nyebelin."Hahahahahaa lue abis nangis? Yaelah... Cetek banget si lue. Masa gara-gara gitu aja nangis. Kayak cewek". Ujarnya sambil tertawa."Kalau kamu kesini cuma mau ngomong itu, aku tutup lagi nih pintunya." Jawabku yang sembari menutup pintu. tetapi pintu tersebut ditahan oleh kakinya Roy."Ni anak sensi amat. Ayo kita jalan." Ujar Roy dan aku pun bertanya "Jalan ke mana?". Dijawab oleh Roy "Jalan kerumah Si Mbah yang gue saranin itu."Mata Roy mulai menyelidik setiap jengkal kamar sambil bilang "Habis ada gempa ya? Kok berantakkan gini?""Wah.. kelewatan ni anak, tadi ada godzilla lewat." Ucapku dengan nada kesal.Aku ingat tadi Roy bilang saya menangis. Aku juga sebenarnya tidak sadar tetapi ternyata benar ada air mata yang menetes ke pipiku.Sambil mengusap-usap muka aku berujar, "Roy, aku tuh gak nangis kali. Ini tuh keringet."Akhirnya kita pun tertawa karena teringat akan kejadian malam itu, malam diwaktu Roy ngompol dan bilang keringat.Singkat cerita kita jalan menuju ketempat yang Roy ceritakan.Aku duduk disebelah Roy, sedangkan Roy yang menyetir.Kita kesana pakai mobil Roy, karena Roy melarang saya membawa mobil.Sembari dijalan, kita pun berbincang."Eh loe kan pernah bilang ke gue, kalau selama pacaran elo gak pernah kan sayang sama pacar loe?" Tanya Roy"Iya" jawabku singkat."Itu tuh.. karena emang dari awal loe udah suka sama Aisyah. Gue tahu dari tatapan loe ke dia. Dari SMP gue udah perhatiin tingkah loe kalau ada Aisyah. Walau loe gak cerita sebelum gue bilang waktu itu. tetapi sebenarnya gue udah tahu." Ujar Roy menjelaskan."Mungkin juga si Roy, mungkin cewek-cewek yang lain hanya pelampiasanku yang kecewa karena sedari dahulu Aisyah tidak pernah menganggapku ada. Kadang sesekali aku panas-panasin dia sama cewek lain ketika kita berpapasan. tetapi tetap saja dia cuek. Padahal dari awal aku melihat dia...... Butir-butir cinta sudah tumbuh dihati ini." Jawabku yang kemudian ditimpal sama Roy "Eh gila.. dapat kata-kata dari mana itu. Butir-butir cinta, butir butir apaan? Butir-butir tahi kambing?""Hahahahaha" kita pun tertawa.Memang dia selalu ada disaat aku susah. Sedari SD, kita sudah berteman, sampai di SMP dan SMA. menuju ke kuliah juga kita pun mengambil fakultas yang sama. Hampir seperti kakak adik kalau sama dia.Makanya orang tua kita pun tidak enggan. Dan mereka pun malah jadi teman bisnis diperusahaan yang orang tua kita kerjakan.Masih ditengah perjalanan Roy pun bertanya "Eh Wir, loe merasa aneh gak?". "Aneh mengapa?" Tanyaku. Roy menjelaskn... "Sedari pulang dari tempat itu, gue merasa seolah-olah ada yang mengikuti gue sampai rumah.""Aku dan Roy, seperti ada seseorang yang menemaniku tidur tadi malam.""Yang nemenin loe cewek?" Tanya Roy. Aku menjawab "Cewek... tetapi cewek yang dilukisan. Kamu mau?""Aduh... Bagaimana ya kalau kita ciuman, nanti bibirnya yang ada nyangkut dibibir gue dan gak bisa dilepas.""Hahahahaha" tertawa bersama.Singkat cerita kita sudah sampai ditempat tujuan.Tempatnya lumayan jauh.... Disekitar rumah ini tidak ada rumah lain.Di sini cuma ada rumah tua yang usang yang berdiri kokoh dan letaknya berada diujung kampung yang tadi sudah kita lewatin."Tok tok tok. Mbah... Permisi mbah." Ucap Roy mengetuk pintu dan kemudian pintu pun dibuka. Terlihat kakek-kakek tua berumur kisaran 80an berdiri didepan kita dengan wajah yang geram.Dia berucap "Kurang ajar, apa maksud kalian datang kemari hehhhhh? Kalian mau nantangin aku?"Kita bertatap muka dan mencoba mencerna maksud dari apa yang dia katakan.Roy pun mencoba bertanya "Maaf mbah, apa maksud Mbah berkata seperti itu?""Ya kalian datang kesini membawa beberapa hantu, ada bermacam-macam pula. Hampir hantu satu desa kalian bawa." Ucap Kakek tersebut menjelaskan...Seketika itu kita saling bertatap muka seraya mengucap "Hantu...???"Bersambung ... ."MaafMbah, kami tidak mengerti dengan apa yang Mbah ucapkan." Ujar Roy dan Si Mbah menjawab dengan nada yang lantang "Jadi kalian tidak tahu kalau kalian diikutin sama makhluk sebanyak ini?""Kami bener gak tahu Mbah." Jawab RoyAku dan Roy mencoba melihat kearah belakang, kearah beberapa tempat yang ditunjuk oleh Mbah Jambrong.Akantetapikami tidak melihat apa pundiangsana.Mbah Jambrong pun menyuruh kita untuk masuk sambil berucap "Ya sudah.. Roy, kamu dan teman kamu masukdahulu. Kemudian ceritakan,mengapakalian bisa diikutin sama makhluk-makhluk tersebut."Sesampainya didalam aku melihat sekeliling. Rumah seperti rumah biasa pada umumnya.Akantetapirumah ini terlihat amat sempit
Namaku Aisyah, aku sekolah disalah satu SMP ternama disebuah kota.Sedari SD, aku selalu diganggu sama cowok-cowok yang ingin kenal, maupun ingin menjadikanku pacarnya.Tapi aku terlahir dari keluarga yang taat, dan larangan bagi keluarga kami berpacaran.Biasanya kalau sudah menginjak usia. Maka melalui Ta'aruf dan perjodohan, keluargaku akan dinikahkan.Aku Anak pertama dari 3 bersaudara, dan kita semuanya perempuan.Usiaku dengan adikku selisih 2 tahun. Sedangkan dari penengah ke bungsu jaraknya lumayan jauh, selisih 5 tahun.Sebenarnya asalku bukan dari sini, tapi dari kota yang bertempatkan dijawa barat.Kendala kerjaan Ayahlah yang akhirnya membuat kami pindah, supaya dia tidak perlu jauh-jauh keluar kota.Karna prestasi dari Ayah yang bagus dikerjaannya, hingga kami ditempatkan diperumahan orang-orang mewah.Hari ini... Hari pertama aku
Kita pun berlari menuju kearah Santi, dia yang tengah berguling dan berteriak.Sementara itu anak lelaki berkemurun dibelakangnya dan mencoba untuk memegangi dia."Lepaskan.... Lepaskan... Aaahhhhh.... Lepaskan..." Teriak Santi.Pak Anto mendekat, dan mencoba berintraksi.... Pak Anto pun bertanya "Maaf Mbah... Mbah siapa dan mengapa masuk ke salah satu muridku?"Tapi santi terus-terusan menggeliat, walau kaki dan tangannya sudah dipegang dengan sangat kencang.Santi pun berteriak sambil mengucapkan sesuatu "Mbah... Mbah... Mbah... Apaan si Pak? Santo, Arya, dan Beni lepasin. Lagi ngapain si kalian?!"Pak Anto pun tersenyum dan melepaskan pegangannya, "Oh.. kamu gak kesurupan? Ku kira kesurupan,""Siapa juga yang kesurupan, tadi pas ada angin kencang, ada bara api yang tertiup masuk ke kaosku. Kalau gak percaya ni lihat," Santi menjelaskan dan membuka kaosnya."Tuh kan, merah!" Ucap Santi
Kita ketakutan melihat bayangan tersebut. Ada yg berpelukan, ada pula yang mencoba memejamkan mata.Tapi ada juga yang masih terus menatap penasaran... Sosok apa yang sebenarnya mereka lihat.Dan.....Ternyata sosok tersebut....Adalah sosok pantulan bayangan dari Roy yang keluar dari pepohonan.Rupanya tidak ada yang tahu kalau Roy waktu itu pergi kearah pepohonan untuk biang air kecil.Bayangan yang tadinya kecil karna Roy memang jauh dan semakin membesar kala Roy mendekat kearah api unggun."Huuuuuhhhhhhhhh......" Riuh ramai suara bersorak. Mereka menyoraki Roy kala itu.Aku dan Indah hanya menggeleng-gelengkan kepala, karna anak ini selalu saja bikin ulah."Ting ting ting ting....."Terdengar suara Bu Atin memukul lonceng. Dan Bu Atin setengah berteriak berkata "Ayo anak-anak, sudah malam. Waktunya masuk ketenda kalian".Kita bergegas masuk kedalam tenda kemah k
"Baik anak-anak.. apa sudah kumpul semua?" Tanya Bu Atin."Roy, Bu belum bangun." Ucap Jaka."Selain Roy sudah bangun semua kan? Kalau sudah, buat para cewek ayo ambil peralatan mandi kalian. Kita mandi lebih awal dari pada cowok." Terang Bu Atin."Napa gak bareng aja si Bu?" Ucap Jaka dan didukung sama anak-anak yang lainnya "iya benar..." "Ehm" "betul bu!""Jakaaaaa........" Ujar Bu Atin sambil memelototkan mata ke Jaka, "Udah yu!jangan didengerin. Ayo cepat... Cepat...."Anak cewek sudah berkumpul semua sambil membawa alat untuk mandi, seperti sabun, shampo, handuk dan lain sebagainya.Aku dan semua anak cewek bergegas pergi kesungai."Eh... Eh... Jaka, kamu mau kemana?" Ucap Pak Anto yang melihat Jaka memgendap-endap."Mau kencing Pak." Jawab Jaka."Alah.... Alasan saja kamu! Udah kamu duduk!""Hahahahaha" sontak semua anak cowok pun tertawa mendengar percaka
Ada 3 cewek tengah kesurupan.Kita mencoba mendekat dan melihat siapa yang tengah kesurupan.Ternyata yang kesurupan Santi, Ratna dan Ega.Keadaan menjadi panik, sedangkan para guru hanya berdiri mematung.Tuk anak cowok, malah berkemurun untuk memegangi Santi.Ega dan Ratna tidak ada yang memegangi mereka.Kebanyakan anak cewek menjerit.Mereka ketakutan."Hey... Kenapa kalian berebut memegangi Santi? Dibagi masih ada dua orang lagi." Ujar Pak Anto tapi mereka saling menunjuk satu sama lain."Dari pada kalian teriak-teriak gak karuan, mending kita pegangi Ega dan Ratna, takut nanti mereka mengamuk dan memukul kalian bagaimana?" Ujar Indah.Akhirnya para cewek pun ikut andil. Sebagian dari kita memegangi Ega dan sebagian lagi memegangi Ratna.Terlihat wajah sinis dari Dian yang memandang kearah cowok sambil berujar, "Dasar modus kalian..."Tak begitu lama,m
Indah masih tergeletak lemas...Tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa, kita hanya memandangi tubuh Indah yang tergeletak ditanah.Terdengar suara tertawa dari arah pepohonan dan suara sepakan daun kering.Malam ini harusnya kami kedinginan tapi lain yang dirasakan.Hawa yang seharusnya dingin malam panas dan sesak saat bernafas.Pak Somad langsung berteriak suruh kami membaca ayat dan surat yang kami bisa sambil memohon perlindungan sama yang maha kuasa.Tak begitu lama keadaan kian normal kembali tapi kami masih terus membaca dan membaca sampai terdengar teriakan dari mulut Santi, "Panas... Panas... Panas...".Tak lama kemudian, Santi langsung tak lemas dan dia sadar.Kami dibantu sama siswa cowok, mereka mengangkat Santi dan menaruhnya didekat teman-teman kita yang habis kesurupan itu.Tak lama... Mereka sadar.Mereka yang sudah sadar pun akhirnya bertanya sebenarnya apa yang terjadi pada mere
Tidak terasa sudah 3 tahun aku bersekolah disini.Hari ini, adalah hari perpisahan dan Alhamdulillah semuanya lulus. Kecuali Santi dan Jaka, mereka putus sekolah ketika kelas 2.Santi hamil dan Jaka adalah orang yang bertanggung jawab atas kehamilannya.Mereka menikah diusia muda. Aku tak ingin berpisah dari Indah, namun harus bisa menerimanya, karna Indah tak bisa melanjutkan lagi kejenjang yang lebih tinggi, karna faktor ekonomi. "Ndah, bener kamu gak lanjut?" "Maaf Syah, aku gak bisa lanjut sekolah, karna aku mau bantu Ibu diwarung." "Tapi kapan-kapan, aku pasti maen ke warung kamu." "Iya Syah, yang sering ya?" "Maaf Ndah kalau sering, aku tidak bisa, karna SMA-ku dipesantren." "Yang penting, kamu sering ngabarin ya?" "Iya.. Ndah." Dalam tangis, kita berpelukan.Dari jauh, terlihat Wira menatap dan bersender ke tembok sekolah. Wajahnya se
Alhamdulillah, puji syukur kepada tuhan, karena akhirnya bagian pertama dari seri DARAH SEPASANG berakhir.Namun ada beberapa cerita yang menggantung, karena nantinya semua karakter akan di pertemukan di bagian akhir dari cerita DARAH SEPASANG.Bagian 2 nanti, masih akan memperkenalkan beberapa karakter lagi, dan dilanjutkan ke karakter terakhir yang akan menutup cerita DARAH SEPASANG.Tetapi sebelum itu, Rama kasih satu episode DARAH SEPASANG 2, dengan judul BELLIN.Selamat membaca ....DARAH SEPASANG BAGIAN 2CURSE OF BELLIN (Vanessa Season 2)Prologue:Vanessa pingsan, setelah tubuhnya di tindih oleh Vinesa.Vinesa bangkit dan Vanessa berdiri, dengan senyuman mengerikan.Astral Vanessa di bawa oleh Andini, kaki tangan Cempaka Juah.Dia harus membayar perjanjian yang telah di buat sebelumnya.Sedangkan tubuh Vanessa sekarang, di kuasai oleh sosok jahat bernama, Bellin.Kenapa Bellin begi
LOVE STORY XKEYSI, GADIS PSIKOPATPenulis: Erlita & Rama AtmajaPrologue:Metha,gadis tomboy dia punya watak dan berkepribadian egois!! Ingin menang sendiri apa bila dia belum merasa puas denggan tindakan yang dia lakukan,,masalah kecil akan berakibat lebih besar untuk siapapun yang coba coba ,mencari masalah dengan nya ,,metha pun anak klas 3 SMA d SMA DWI YAKSA,, umurnya 18 tahun dia cantik namun licik tapi dari kepribadian buruknya dia bisa luluh karna seorang laki" yang baru di kenalnya namanya REZA.Keysi gadis pintar dan bertemam buku. Dia membunuh seseorang dengan trik khusus. Setiap yang dia bunuh tidak ada, seperti kecelakaan.Dia pintar berhitung dan menyusun rencana.
Episode 10 (Jasmani dan Rohani)Tubuhku berasa dingin, degup jantung berdetak begitu kencang.Anehnya, peluhku bercucuran dengan sangat hebat dan pikiranku tiba-tiba tak karuan.Aku merasa seperti ada suatu hal yang akan menimpaku!Sambil mengelap wajah, aku berjalan mendekati lemari pakaian.Aku membuka lemari dan mengambil tas. Lalu, aku letakkan di atas ranjang sambil membuka resletingnya.Aku mengambil uang dan aku masukan satu persatu di dalam tas. Lantas pergi dari rumah menggunakan mobil pribadi berwarna merah yang tersimpan di garasi.Berarti, total mobil yang aku punya sekarang ada 4.Mobil berwarna putih, di pakai sama sopir dan pembantu pergi ke pasar untuk belanja.Mobil sporty berwarna biru gelap di pakai Rangga.Satunya lagi, mobil hitam yang aku curi dari Om-om.Aku melaju dengan kecepatan tinggi, men
Episode 9 (Kawan jadi lawan)"Lyli, apa yang Kau lakukan?!Aku marah dan mencengkeram tangannya.Hm, percuma saja. Apa yang dia coba lakukan, takkan mempan terhadapku." Hik-hik-hik .... Andra ....""Aku tak tahu Ly. Tiba-tiba saja ada disini!""Bedebah. Kenapa Kau membunuh anakku?""Anakmu? Sejak kapan Kau punya anak? Bukannya, Kau tak punya suami selain makhluk yang ada didekatmu?""Tak usah tahu! Aku tak menyangka, sahabat baikku tega melakukan hal sekeji ini!""Ly, aku minta maaf. Sumpah, Aku tak mengerti dan kenapa, Aku bisa ada disini?!""Tutup mulut kotormu! Mungkin, untuk sekarang, Aku tak bisa membalaskan kematian Andra. Tapi, suatu saat, Kau akan menyesal!"Aku kab
Episode 8 (Kabut misteri)Beberapa bulan telah berlalu.Saat ini, aku merebahkan badan di atas ranjang.Aku teringat masa lalu, saat masih SMP.Seingatku ... Waktu itu, aku sekolah seperti anak pada umumnya.tetapi, mengapa ada kenangan masa lalu yang berbeda?!Aku teringat, Rangga adalah orang pertama yang menjamahi tubuhku di malam setelah kita menikah.tetapi, aku juga mengingat, kalau pernah diperkosa dan melakukan hubungan badan dari SMP.Aku ingat, ketika bermain bersama Lyli waktu SMP.Lyli, adalah sahabatku dari kecil.Kita sering menghabiskan waktu bersama. Bercanda ria, suka dan senang kita lalui bersama.mengapa mengingat masa laluku bersama Lyli bisa begitu jelas?!Sedangkan masa lalu yang lain, aku susah untuk mengingatnya!Disisi lain, aku teringat bersekolah ditempa
Episode 7 (Kebaya hitam)Tanpa pikir panjang, Kuncoro menyerangku.Aku menghindari setiap serangannya.Walau dapat menghindar, aku merasakan hawa panas dari tangan Kuncoro.Bau gosong tercium dari pakaian yang aku kenakan.Padahal, tak ada satu pukulan pun yang mengenaiku."Tunggu! Kenapa, aroma kain yang terbakar keluar dari pakaianku?""Baru tahu? Aku pengguna Aji Brajamusti. Walau, tak berhasil mengenaimu. Hawa panas dari tangankulah yang sedikit demi sedikit akan membakar habis pakaianmu!Aku harus cepat menghentikannya. Kalau tidak, pakaianku bisa habis dia bakar.Apa yang harus aku lakukan untuk melawannya?Kuncoro menyerangku dan kali ini, aku memegang tangannya.Aku tak merasakan kalau tanganku terbakar. Hanya hawa panas dari tangannya saja yang aku rasakan.Tangan
Episode 6 (Masa lalu)Rasa puas dan lelah, membuatku membaringkan badan dan tidur disebalah Rangga.Tak membutuhkan waktu yang lama, aku sudah berada dialam mimpi.Suami ghaibku, Gowala Sungu. Datang kedalam mimpi."Istriku, kelak Kau akan melahirkan dan Aku, akan mengambil anakmu!""Gowala Sungu .... Jangan Kau ambil anakku!""Aku tak kan mengambil keduanya!""Keduanya? Maksud Kamu?""Kamu akan melahirkan anak kembar. tetapi, berbeda alam.""Berbeda alam bagaimana?""Salah satu anakmu akan berwujud setengah manusia dan setengah kerbau. Dialah, yang akan, Aku ambil!"'kring ....' dering alarm berbunyi. Aku terbangun dari tidur.Saatnya aku bangkit dan mandi kembali. Lantas, pergi ke bekas pabrik gula untuk menemui Lyli dan yang lainnya.
Episode 5 (Gowala Sungu)Aku mendesah begitu hebat dan membuka mata melihat ke arah Rangga.Matanya memutih.Aku memalingkan wajah untuk melihat ke kanan dan ke kiri.tampak ratusan makhluk halus berkerumun, desak-desakan memenuhi kamar.Mereka jongkok dan melipat satu kaki, kedua telapak tangan diletakkan didepan kening. Seperti sedang menyembah seseorang.Mungkin, Rangga dirasuki oleh sosok yang kuat. Mungkin, Raja merekalah yang merasuki tubuh Rangga."Peduli amat, yang penting enak!" gunamku dalam hati.Sudah lebih dari 2 jam, Rangga menyetubuhiku.Kalau Rangga asli, paling bisa tahan 10 menit.Uh, nikmatnya tiada tara. Apalagi, kalau sudah menjilati ice cream Rangga yang merah kecoklatan.tetapi, yang membuat aku bergairah dan bertahan selama ini bukanlah ice creamnya. tetapi, ketika R
Episode 4 (Dua sisi)Sepeninggal Rangga. Aku duduk dikursi depan meja rias. di sini ada cermin biasa aku merias diri. tetapi, apa yang akan aku rias? Pantulan dari cermin hanya menunjukkan sisi hitam dari diriku?!"Bisa tidak, Kamu minggir sebentar? Aku mau pakai make-up!""Bisa. tetapi, sebelum itu .... Ikutlah denganku!"Sosok lain dari diriku, keluar setengah badan dari dalam cermin. Dia menarikku masuk.Didalam cermin, aku melihat area sekeliling begitu suram, bercampur asap hitam nan pekat. tetapi, tak jauh dari sisi kanan, aku melihat diriku didunia yang cerah. Dia duduk bersimpuh, memegangi kedua lutut dan menundukkan kepala.Aku yang satu ini. tampak begitu cerah, bercahaya.Dia mengangkat kepala dan melirik kearahku.Dia menangis dan mengucapkan sesuatu. tetapi, aku tak bisa mendengar