"Baiklah, aku mengerti dan sekarang aku akan memutuskan mengenai isi pesan rajamu," kata Permaisuri Ratnacitra kemudian.
Dari tadi Danurwenda tidak pernah mendengar Ratnacitra menyebut nama kebesaran raja, baik itu 'Gusti' atau 'Prabu', wanita ini hanya mengucapkan 'rajamu' saja.Namun, itu tidak jadi masalah bagi Danurwenda, walau sebenarnya mengandung suatu maksud tertentu. Danurwenda menunggu sang tuan rumah melanjutkan bicara."Kami akan memenuhi anjuran raja kalian untuk tinggal di Karang Kamulyan. Kami merasa sangat berterima kasih karena istana sudah memperhatikan kehidupan kami. Tentu ini suatu anugerah bagi kami. Walaupun sudah memberontak, tapi kerajaan masih mau mempedulikan kami,""Gusti Prabu hanya memandang satu orang saja sebagai pemberontak," kata Danurwenda, "sementara keluarganya tidak dianggap terlibat. Makanya Gusti Prabu memberikan kemurahan hatinya, tidak seperti raja lain yang menganggap Gusti Permaisuri sebagai harta rampasSegulung angin badai berhembus dari langit menghancurkan pusaran angin dan lidah air di bawah. Hal ini membantu Ilmu Bayu Buana yang ingin menyingkirkan serangan lawan tersebut."Kraaak ... Kraaak ...!"Danurwenda tersenyum memandang ke atas, sedangkan Pancaka masih berusaha bertahan agar tidak terpental jatuh ke laut.Sementara Nini Manjeti terkejut melihat sesuatu yang menukik dari atas langit menuju perahu yang ditumpangi dua utusan Galuh."Kurang ajar, makhluk apa itu?"Orang sakti andalan keluarga permaisuri ini tambah tenaga dalam lagi. Kedua tangan diputar beberapa kali lalu dihentakkan ke depan.Swuuugh!Segelombang angin berhawa panas menerjang ke arah sosok yang terbang menukik. Sosok burung raksasa dengan bulu berwarna merah kecoklatan yang tidak lain adalah si Jalu.Rajawali raksasa ini sadar akan datangnya serangan. Selagi menukik dia putar tubuh dua kali dengan sayap mengembang lebar.Wush!Dari putarannya ini menghasilkan angin badai menghalau serangan. Dua gelombang an
Tugas Danurwenda selanjutnya adalah menjemput Prabarini yang asli. Menurut keterangan yang didapat, putri Senapati Mandura tinggal di seorang juragan di wilayah kerajaan Kalingga bersama Bekel Kartaguna.Artinya Danurwenda dan Pancaka harus menyeberangi sungai Pemali.Perlahan Pancaka sudah berubah sikap, tidak lagi angkuh seperti sebelumnya. Dia mulai ramah kepada Danurwenda.Keduanya sudah memasuki wilayah kerajaan Kalingga dengan perjalanan berkuda. Sepanjang jalan Danurwenda menceritakan asal usulnya yang merupakan anak pasangan pendekar Sepasang Rajawali Sakti.Anehnya Danurwenda mengetahui hal itu dari mimpi. Pancaka juga heran tentang sosok yang merawat dan mendidik Danurwenda yang disebut Eyang, tidak pernah sekali pun mengetahui wujudnya."Mungkin kau orang pertama yang tahu," ujar Danurwenda."Lalu Prabarini palsu?""Aku belum sempat memberitahunya,"Selama perjalanan itu pula, setiap ada kesempatan, Danurwenda membuka kitab pemberian orang tuanya. Ternyata bukan hanya beris
Gadis ini lebih cantik dari Mayang, istrinya yang direbut orang. Kulitnya putih, tidak seperti gadis di negeri ini yang pada umumnya berwarna sawo matang.Dari sisi birahi, Saksana mungkin tertarik melihat tubuh indah nyaris sempurna bagai bidadari turun dari langit. Mataya lentik, senyumnya menawan.Namun, dari sisi hati yang masih menyimpan trauma, dia tidak ingin mengulangi kepahitan untuk yang ke dua kalinya. Apalagi gadis ini lebih cantik, pastinya banyak lelaki yang menginginkannya.Namanya Selasih, dia mengaku sudah yatim piatu dan dari kecil dirawat serta dididik oleh Eyang tanpa wujud itu. Dia juga datang ke sini atas perintah Eyang.Eyang yang tak pernah menampakkan wujudnya itu memang memerintahkan keduanya untuk berguru kepada sepasang rajawali raksasa di gunung ini.Menurut Eyang, mereka cocok sebagai pasangan yang akan mewarisi jurus-jurus dan ilmu dari burung rajawali sakti yang hanya ada sepasang ini.Akhirnya hanya karena perintah Eyang, Saksana tinggal di sana untuk
Pasukan yang dikumpulkan Senapati Janggala adalah orang-orang yang masih setia kepada Kawunghilir. Jumlahnya tidak banyak, hanya sekitar tiga puluh orang saja, tapi semuanya memiliki kepandaian di atas prajurit biasa.Sekarang pasukan yang selama ini dilatih di pulau pengasingan telah siap mengabdi untuk junjungan mereka yang baru yaitu Raden Amoksa.Amoksa yang telah mendapat kesaktian baru menyematkan nama baru di belakang namanya. Amoksa Naga Sangkala, itulah sebutannya sekarang.Pasukan Amoksa meninggalkan pulau pengasingan menggunakan tiga perahu besar. Sampai di darat, kereta kuda sudah disiapkan untuk ibundanya.Amoksa menunggangi kuda di depan, Janggala menjadi kusir kereta dan pasukan dibagi dua. Lima belas di depan bersama Amoksa dan lima belas di belakang kereta kuda.Tujuan pertama Amoksa adalah sebuah desa terkaya dan luas di dekat sungai Pemali. Desa Andir namanya, dulu desa ini berada di dekat kota raja Kawunghilir yang sekarang telah lenyap menjadi perkampungan biasa s
Pemuda ini kira-kira seusia Danurwenda, penampilannya,Isi:Pemuda ini kira-kira seusia Danurwenda, penampilannya bersih, pakaiannya bagus, gagah, tapi wajahnya tidak tampan walau tidak bisa dibilang jelek juga. Pemuda ini mengamati Danurwenda dan Pancaka yang belum turun dari kuda."Benarkah ini rumah Juragan Mangkujiwa?" tanya Danurwenda."Benar, itu ayahku dan aku anak tunggalnya, Kangsa Brata!" aku pemuda ini sambil menepuk dada dengan wajah sedikit mendongak dan sikap congkak. "Eh, ada apa kalian mencari ayahku?""Ayahmu punya utang dan kami datang hendak menagihnya!" Niat usil Danurwenda tiba-tiba saja muncul melihat sikap Kangsa Brata yang angkuh ini. Tampaknya anak Juragan Mangkujiwa ini sangat dimanja."Ah, tidak mungkin!" bentak Kangsa Brata. "Ayahku orang kaya raya, justru banyak warga yang berutang kepada ayah. Kau pasti mengada-ada!""Siapa yang mengada-ada?" bantah Danurwenda, "justru ayahmu menjadi kaya karena berutang padaku. Kau anaknya tidak tahu apa-apa tentang hal in
Sebenarnya Kangsa Brata sudah jatuh hati kepada Prabarini sejak gadis itu datang mengungsi. Putri senapati itu telah mengubah hidupnya.Sebelumnya Kangsa Brata adalah pemuda malas yang hidupnya hanya berfoya-foya saja. Mungkin karena dia anak tunggal jadi orang tuanya yang kaya raya lebih memanjakan dirinya.Namun, setelah kedatangan Prabarini, dia sadar bahwa hidup perlu perjuangan. Meski di desanya banyak gadis cantik, tapi tak satupun atau lebih jelasnya tak sedikit pun Kangsa Brata merasakan kasmaran.Baru kepada Prabarini dia jatuh hati. Pada saat itulah sifatnya berubah jadi pemalu. Kangsa Brata butuh perjuangan untuk berani mendekati Prabarini.Juragan Mangkujiwa dan istrinya mendapati perubahan anak semata wayangnya ini. Sang juragan meminta Bekel Kartaguna untuk mengajarkan Kangsa Brata sedikit ilmu silat agar bisa lebih berani.Niat sang juragan hany ingin mengubah watak anaknya saja agar memiliki rasa tanggung jawab. Prabarini hanya menjadi alasan agar Kangsa Brata jadi sem
Ternyata ada sebuah rumah kecil di dalam kebun yang luas ini. Letaknya cukup tersembunyi karena dikelilingi pohon-pohon besar dan tinggi.Rumah kecil ini tampak sepi, tapi Juragan Mangkujiwa sepertinya sudah tahu kalau di dalamnya ada orang."Kangsa, aku tahu kau di dalam. Keluarlah dan lepaskan Gusti Putri!" teriak Juragan Mangkujiwa.Tidak ada jawaban dari dalam, yang terdengar hanya kesiur angin bergemerisik di antara dedaunan yang lebat.Suasana di sini cukup tenang, jauh dari keramaian. Sangat cocok untuk menyendiri, tapi mengapa Kangsa Brata membawa Prabarini ke tempat ini."Apa dia nekat, lalu berbuat yang tidak-tidak?" pikir Pancaka."Keluarlah, atau Paman Bekel akan menerobos masuk dan ayah akan membongkar rumah ini!" Juragan Mangkujiwa berteriak lagi dengan ancaman."Kalian yang pergi dari sini, terutama dua orang itu. Jangan bawa Prabarini pergi, dia sudah menjadi milikku dan akan tinggal bersamaku selamanya di sini!" balas Kangsa Brata dari dalam.Juragan Mangkujiwa hanya
Utari, gadis cantik nan lugu pembantu Juragan Mangkujiwa yang khusus melayani Prabarini, usianya mungkin setahun di bawah Prabarini.Dia tampak lembut dan murah senyum. Setia melayani Prabarini layaknya melayani seorang ratu. Prabarini pun sampai merasa senang bila sedang bersamanya.Bagi Prabarini, gadis manis itu bukan sekadar pelayan, tapi juga teman. Makanya dia meminta Utari jangan bersikap formal lagi kalau hanya sedang berdua dengannya.Belakangan ini sikap Utari terlihat ada perubahan, terutama setelah kedatangan utusan dari Galuh. Pandangannya sering menerawang dengan simpul senyum di wajahnya.Perubahan ini tentu saja dirasakan Prabarini juga. Utari tampak bertambah ceria dan semangat. Apalagi ketika diminta menemani perjalanan dan nantinya juga akan menjadi pelayan di istana Galuh."Apa yang terjadi pada dirimu, Utari?"Utari tampak senyum tersipu malu dengan wajah merona merah. Gadis ini tidak segera menjawab pertanyaan majikannya."Tidak seperti biasanya, apa kau sedang k