Share

JANJI SUCI

Author: KUMARA
last update Last Updated: 2020-12-17 15:16:02

"Kenapa baru sekarang kamu tanya?" Jenar balik bertanya.

"Apa hanya karna kita udah sering tidur bareng?"

Seakan mengabaikan respons Jenar, Remo terus bertanya-tanya. Jenar sendiri belum tahu harus menjawab apa. Gadis manis itu menarik tangan Remo dan meletakkannya di dada. "Kalau kamu anggap aku adalah kesempatan kedua, gak apa-apa, ayo kita buat kesempatan kedua untuk kita berdua," katanya.

Mata Remo membulat. "Kesempatan kedua?"

"Kamu lupa? Yang tadi dibilang ibu aku, semua orang memang gak bisa memilih untuk dilahirkan di keluarga yang kayak mana. Tapi semua orang punya kesempatan kedua untuk membangun keluarga yang lebih baik. Anggap aja kayak gitu." Jenar tersenyum manis, membuat jantung Remo berdebar.

"Kamu gak menjawab pertanyaan aku," protes Remo.

Jenar mendekatkan kepalanya, lalu tanpa berkata-kata, dia mempertemukan bibirnya dengan bibir Remo. Mere

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • DANGEROUS LOVE   ORANG KETIGA

    Setelah seminggu di kampung halaman Jenar, keduanya akhirnya pulang kembali ke kota. Rasanya masih sulit dipercaya oleh Jenar, dia sungguh menikah dengan Remo. Ajaib rasanya. Remo tak mau buang waktu, dia langsung meminta bantuan jasa pindahan untuk memindahkan barang-barang Jenar ke rumahnya.Tidak banyak barang memang, dan terlihat jomplang di rumah Remo, tapi sayang juga kalau tidak dipakai. Sampai malam hari Jenar sibuk merapikan barang-barangnya."Keliatan cocok gak kalau kulkas aku kuletakin di kamar kita?" tanya Jenar meminta pendapat.Remo yang sedang sibuk membaca skrip untuk film baru hanya mengangguk sekenanya. "Apa gak kita jual aja dengan harga murah? Di dapur kita udah ada kulkas besar.""Jangan deh, lumayan ini buat tempat naruh minuman." Jenar menolak.Remo menutup skripnya, lalu merenggangkan tangan."Kamu besok ada sy

    Last Updated : 2020-12-19
  • DANGEROUS LOVE   JUJUR

    Gadis cantik bernama Nana itu mendekat ke arah Jenar, tapi Remo berusaha menghalanginya. "Mau apa lu, gila?!" hardik Remo takut kalau Nana akan berbuat nekad dan menyakiti Jenar.Nana justru menangis di hadapan Jenar, meringkuk seolah memohon dikasihani. "Lu sama gue tuh sesama perempuan, lu pasti tau perasaan gue, gue hamil anaknya Remo! Tolong bantu gue!" isak Nana sambil menatap lekat mata Jenar.Remo segera mendorong Nana agar keluar. "Kita omongin lain kali aja, gue mohon! Gue baru balik ama Jenar dari kampung, perjalanan jauh, gue juga habis sibuk pindahan! Kita capek, ini udah malam, Na!""Gue tau, kok! Lu baru aja nikah sama dia, makanya gue sengaja datang sekarang! Gue mau minta sedikit belas kasihan aja dari dia, gue gak bohong!" jerit Nana yang makin membuat kepala Jenar pusing.Jenar bingung harus mempercayai siapa dalam situasi rumit begini. Apakah Remo mengatakan yang

    Last Updated : 2020-12-21
  • DANGEROUS LOVE   I LOVE U

    Mendengar pengakuan mengejutkan yang dilontarkan Remo barusan, hati Jenar cukup hangat, dia sama sekali tak tahu kalau motivasi Remo pada malam itu memang karena dia tertarik padanya. Meski bagaimana pun, hal itu tidak bisa dibenarkan, Jenar tetap saja terenyuh.Perlahan Jenar mendekati Remo, meraih tangannya, lalu mereka berpelukan. Remo memeluk Jenar dalam-dalam, kuat-kuat, dia seakan sedang mengirimkan perasaannya kepada Jenar melalui dekap yang berlangsung lama itu."I love you," bisik Remo di telinga Jenar.Jenar terdiam, tidak menjawab. Remo menarik dagu istrinya itu, menatap pada bola matanya yang indah. "Kamu kok gak balas, sih?" protesnya agak bermanja."Perlu banget?" ledek Jenar setengah bergurau.Remo pura-pura cemberut, bibirnya dia majukan, Jenar kemudian mencubitnya gemas. "Iya ...! iya ...! I love you too! I love you so much!" katanya seraya menyatukan bibir

    Last Updated : 2020-12-23
  • DANGEROUS LOVE   PENGAKUAN JACKSON

    Sedang jam istirahat makan siang di kantor tempat kerja Jenar. Tak disangka, Nana datang menemuinya dan mengajak untuk makan bersama di kafetaria. Jenar sebetulnya ingin menolak, tapi karena Nana sudah datang jauh-jauh, akhirnya dia turuti saja permintaan gadis itu, apa lagi saat ini dia tidak sedang dalam kondisi mabuk.Jenar dan Nana duduk berhadapan, Jenar hanya menyantap seporsi salad saus tomat sedang Nana cuma minum kopi. Anehnya lagi, Nana menyulut sebatang rokok dengan cueknya. Jenar bingung tentu saja, sebab yang dia tahu berdasarkan pengakuan Nana, dia sedang hamil saat ini. Gila saja jika seorang ibu hamil malah merokok, apa lagi usia kehamilan masih muda, pikir Jenar. Namun, dia memilih untuk menyimpan keresahannya sendiri saja, tak mau protes lantaran merasa tak punya urusan untuk mencampuri Nana.Diam-diam juga tanpa sepengetahuan Jenar, di meja belakang, Jackson sedang makan siang pula, pria itu menajamkan pendenga

    Last Updated : 2020-12-25
  • DANGEROUS LOVE   ADEGAN RANJANG

    Jenar mundur perlahan, tak nyaman dengan tatapan Jackson yang seakan siap untuk menerkam. "Gue gak bisa menerima lu, lu tau kan kalau gue udah nikah? Jangan gila deh!" tolak Jenar cepat.Rahang Jackson tampak mengeras, tinjunya pun mengepal. "Nar, gue denger sendiri apa yang terjadi! Si Remo punya anak dari cewek lain, apa yang lu harapkan dari dia? Hah?!" Jackson mencengkeram kedua lengan Jenar. Jenar segera menepisnya."Gue hargai niat baik lu Jackson, tapi lu gak tau apa-apa! Kenyataan gak selalu sama dengan apa yang lu kira! Gue ..., gue masih percaya kok sama Remo! Tolong hargai keputusan gue, gue percaya sama suami gue, dia gak seburuk yang lu kira, Son." Jenar menarik napas panjang, lantas berbalik badan hendak pergi, tapi sekali lagi Jackson menarik tangannya."Aku suka sama kamu, Nar! Please! Dulu aku kalah sama Jaka, tapi sekarang aku harus kalah lagi sama Remo?!" Air mukanya berubah sendu.

    Last Updated : 2020-12-27
  • DANGEROUS LOVE   MEMBUJUK JENAR

    Mata Jenar melotot agak lebar, sulit untuk mencerna apa yang baru saja dikatakan oleh suaminya. Tangannya bahkan sampai berhenti bergerak di atas talenan."Hah? Adegan ranjang? Adegan buat apa itu? Kayak apa?"Tidak. Jenar tidak sepolos itu sampai tak memahami perkataan Remo, dia tahu apa itu adegan ranjang, hanya saja dia memang sengaja ingin menguji jawaban Remo, entah apa yang akan dia jelaskan sekarang."Ya ... Kamu tau, dong!" Remo menyahut santai."Nope! Aku bukan aktor loh, Yang. Aku gak tau spesifiknya itu kayak gimana dan bagaimana." Cukup masuk akal alasan Jenar."Ya ..., you knowlah, orang di ranjang ngapain! Jangan pura-pura, deh!""Ya ... Apa? Aku gak pura-pura, Remo! Bisa aja kan orang di ranjang main gaplek!" Jenar tetap kukuh ingin meminta penjelasan."Ya ... Oke, aku akan jelasin!" Remo menghadap kepada Jenar.

    Last Updated : 2020-12-29
  • DANGEROUS LOVE   PENGUNTIT

    "Nar, gue bisa minta tolong gak?" Ratna, salah seorang karyawan, teman sekantor Jenar menghampiri meja kerja Jenar dengan sebuah file di tangan.Jenar yang sedang menatap laptop segera menoleh. "Hm? Apaan?" tanyanya."Mesin foto kopi kita rusak, nih. Bisa pergi ke depan dulu gak? Foto kopiin file ini, gue lagi sibuk banget sumpah. Minta tolong ama OB juga lagi pada repot mereka di bawah, ada satu lantai yang mau dipake buat rapat besar jadi mereka mesti bersih-bersih di sono. Lu bisa bantu kan? Ini file udah gue kumpulin semua, lu tinggal minta kopi aja." Ratna meletakkan sebuah tumpukan file itu di atas meja kerja Jenar."Aduh, kenapa sih yang kayak gini-gini selalu jadi bagian gue? Gak Ratu, gak Ratna, lu bedua tuh ngatur gue mulu!" protes Jenar."Duh, mohon pengertian dong Nar! Lagian, kan lu gak lagi sibuk-sibuk amat. Lu keluar juga enak kali, bisa sekalian ke kafe bentar buat beli kopi!" kata Ra

    Last Updated : 2020-12-30
  • DANGEROUS LOVE   POSSESIVE

    Jenar detik itu juga menghubungi Remo, dan meminta untuk bertemu."Kamu harus jelasin saat ini juga! Kalau kamu gak dateng, ya udah aku akan bawa kasus ini ke polisi, orang suruhan kamu akan aku jebloskan ke penjara!" ancam Jenar terlalu naik pitam. Dia tak habis pikir bahwa Remo akan melakukan tindakan begitu piciknya, sekaligus sangat konyol, menguntit istri sendiri? Terlalu tak masuk akal.Remo tak punya pilihan selain datang juga akhirnya. Setelah menunggu setengah jam, Remo datang meninggalkan lokasi syutingnya. Wajahnya sedikit pucat, sedang Jenar masih terlihat sangat murka. "Aku akui dia emang suruhan aku, tapi sekarang tolong biarkan dia pergi. Ini cukup urusan kita berdua aja."Jenar menghela napas panjang. Dia biarkan akhirnya orang suruhan Remo untuk pergi, mereka juga tak mungkin bicara empat mata di sana, Jenar mengajak Remo masuk ke dalam sebuah kafe sepi di dalam mall, dia tak acuhkan pesan yang masuk dar

    Last Updated : 2021-01-04

Latest chapter

  • DANGEROUS LOVE   HIDUP BARU

    Berita tentang kejadian di Bandara sampai disiarkan di Amerika, tapi untungnya Remo dan Jenar bisa lolos tanpa dijerat masalah apa pun. Nana terbukti bersalah, namun dia tidak dijebloskan ke penjara sebab berdasarkan pengecekan yang dilakukan dokter kejiwaan, mental Nana tidak stabil dan dia mesti menjalani pengobatan dan terapi di rumah sakit jiwa. Pihak keluarga sempat menolak, tapi dibanding harus membiarkan anak mereka masuk penjara, terpaksa mereka setuju agar Nana mendapat pengobatan.Apartemen baru Remo dan Janer terletak di pusat kota, sementara restoran yang mereka beli ada di seberang jalan. Harapan untuk memulai hidup baru yang normal kian bersemi, syuting film Hollywood Remo yang pertama pun berjalan lancar sesuai ekspektasi.Nasib baik memang sedang berada di pihak mereka, bagaimana tidak, film Hollywood pertama Remo sukses ebsar, dan berhasil melambungkan namanya. Berkat film itu, dia berhasil mendapat peran untuk bermain

  • DANGEROUS LOVE   WANITA GILA

    Remo dan Jenar menarik koper di tangan masing-masing, mereka akan berangkat hari ini. Sekali lagi Jenar memeriksa segala yang mereka bawa. "Gak ada yang tinggal kan?" Dia bicara dengan dirinya sendiri."Gak ada, tenang aja." Remo menyahut.Setelah menunggu beberapa menit di ruang tunggu, seseorang setengah berlari ke arah mereka, mata Jenar terbelalak mendapati yang datang adalah Jaka! Padahal beberapa hari lalu dia sudah berpamitan pula dengan orang-orang di kantor, tapi mau apa Jaka datang ke sini? Jenar berdesis di hatinya.Sorot mata Remo seolah siap untuk menerkam Jaka. "Kenapa?" tanyanya dingin."Ada apa?" Jenar bertanya sopan."Cuma mau liat kamu terakhir kali," jawab Jaka pelan, namun sukses membakar hati Remo.Sesaat Jenar menoleh pada Remo, matanya meminta agar Remo tetap tenang, toh ini hanya perpisahan biasa. "Ya, semoga suatu hari nanti kit

  • DANGEROUS LOVE   AIR MATA MAMA

    Keputusan untuk pindah sudah bulat, semakin cepat lebih baik sebab akan ada waktu bagi Remo dan Jenar untuk mempersiapkan rumah baru, usaha, dan persiapan kelahiran anak pertama mereka tentunya. Rencana syuting film baru dibatalkan, dan Remo harus membayar sejumlah uang sebagai ganti rugi. Tak apa, pikirnya. Dia masih bisa mencari uang yang lebih banyak dari itu nantinya di Amerika. Namun, saat produser tahu bahwa Remo akan pindah ke Amerika, justru berita baik yang dia terima. Produser itu menawarinya film Hollywood, tapi sebagai pemeran pembantu tentunya, tawaran itu disambut positif, setidaknya sebelum usaha mereka nanti berjalan stabil.Sebelum berangkat, Remo dan Jenar lebih dulu menemui ayah dan ibu Jenar. Betapa girangnya mereka saat melihat perut Jenar kian membesar walau masih tak seberapa besar, membayangkan akan menggendong cucu saja sudah cukup membuat hati mereka berbunga.***"Jadi, kalian udah beli r

  • DANGEROUS LOVE   INGIN PINDAH

    Remo tak bisa menahan dirinya, setidaknya untuk menunggu sampai dirinya dan Jenar duduk manis di sofa. Belum sampai pantatnya berada di atas sofa, mulutnya sudah mengoceh, "Dokter bilang kamu hamil, berhenti kerja dari kantor itu, sayang!""Kamu bisa kasih aku waktu gak? Minimal aku mau minum dulu, aku haus!" protes Jenar.Sebagai suami siaga dan cepat tanggap, Remo berdiri dan mengambil segelas air minum dari dapur. "Nih, silakan tuan puteri," katanya lembut."Mentang-mentang sekarang aku lagi hamil anak kamu, kamu mau memperlakukan aku kayak ratu?" cibir Jenar."Dimanjakan salah, entar gak dimanjakan juga salah!" gumam Remo mengomel.Jenar menenggak habis segelas air putih dingin itu. "Kalau memang kamu mau aku berhenti dari kantor aku, oke aku lakukan," katanya pelan.Roman muka langsung semringah seperti orang baru gajian, "Iya?! Makasih, sayang! Makasih!

  • DANGEROUS LOVE   KEHAMILAN

    Baru selangkah turun dari taksi yang mengantar sampai ke depan rumah, Jenar dan Remo kompak dikejutkan dengan kehadiran Nana di depan pagar."Baru pulang bulan madu ya, pasutri muda?" sapa Nana dengan senyum picik tersungging di sudut bibir."Lu mau ngapain ke sini? Besok-besok aja ngomongnya, kami baru nyampe, masih capek efek jetlag." Remo menyahut datar."Jetlag? Yelah, ke india doang pake acara jetlag!" Nana tertawa."Tau dari mana kami bulan madu ke india?" tanya Remo lagi. Namun, belum terjawab pertanyaannya itu, Jenar menyela,"Udah deh, Mo, ngapain sih kita ladeni dia? Aku capek banget nih! Ayo masuk, aku mau tidur!""Lu mau tidur ya tidur aja sendiri! Gue gak ada urusan sama lu, gue cuma punya urusan sama Remo!" sergah Nana."Udah ..., udah ..., ini kenapa malah ribut sih?" Remo segera menengahi sebelum perang dunia ketiga pecah

  • DANGEROUS LOVE   PELANCONG

    Kawanan burung beterbangan di atas langit yang tak seberapa cerah. Untuk Jenar yang pertama kali datang ke Taj Mahal tentu momen ini begitu menakjubkan baginya, tak cukup-cukup dia mengambil gambar sementara Remo memandangi sambil sesekali tertawa mengejek sikap Jenar yang terlihat begitu norak."Udah ambil fotonya, kamu diliatin orang tuh!" Remo menunjuk cowok-cowok lokal yang memandangi Jenar seperti memandang manusia berkepala tiga."Ayo ambil foto ala film india! Ayo, yang! Biar kayak pasangan romantis gitu!" pinta Jenar setengah merengek."Ogah ah, aku masih punya urat malu!" tolak Remo.Muka Jenar langsung cemberut. "Ayo lah ..., mumpung kita di sini!" Jenar menarik tangan Remo, akhirnya Remo menurut.Seorang pria lokal memotret keduanya dengan pose yang menurut Remo sangat menggelikan, namun petualangan mereka tak sampai di sana, kini beberapa cewek justru memandang

  • DANGEROUS LOVE   BULAN MADU

    Sebuket bunga mawar merah yang wangi menyambut Jenar malam itu, sebuah kejutan manis telah disiapkan Remo untuknya saat dia kembali dari kantor. Bukan hanya sebuket bunga indah, tapi juga makan malam mewah yang disiapkan sendiri oleh Remo."Aku masak pasta, tapi kalau rasanya mengerikan, aku minta maaf, sayang." Remo mengecup tangan Jenar."Tumbenan banget, kamu lagi berbuat salah ya?" tuduh Jenar."No ... aku masih punya satu lagi kejutan, tapi kita habiskan dulu makan malam kita, oke?"Sudut mata Jenar bisa menemukan sebuah amplop di tepi meja, dia bisa menebak-nebak apa isinya tapi untuk sementara, dia tak akan membahasnya sampai Remo sendiri yang memberikan kepadanya. Dan untungnya, makan malam mereka berjalan lancar. Rasa pasta yang dibuat oleh Remo cukup nikmat ternyata, tak seburuk yang mereka kira."Jadi itu apa? Kejutan apa lagi yang kamu punya untuk aku? Hm?" Jenar bert

  • DANGEROUS LOVE   RESEPSI

    Tidak terhitung berapa kali Jenar memeriksa penampilannya di depan cermin besar di ruang rias. Hari ini akan sangat penting baginya, akan menjadi hari bersejarah. Wartawan-wartawan telah berkumpul di depan gedung sejak pagi, bahkan jauh sebelum acara resepsi pernikahan dimulai. Ayah dan ibu Jenar menolak untuk hadir. Selain karena sedang musim panen, mereka juga enggan untuk masuk media cetak ataupun elektronik. Jenar tahu betul risiko bila dia memperkenalkan orang tuanya kepada media, orang tuanya tidak akan bisa hidup sebagai "orang normal" lagi. Wartawan akan mengejar mereka demi rating, mengusik ketenangan dan hidup damai mereka.Tak yakin juga, apakah mama dan papa Remo akan datang, yang pasti rekan-rekan sesama selebriti yang diundang Remo pasti akan datang, termasuk Dean dan Nana.Remo yang telah mengenakan setelan jas berwarna putih mendekati Jenar yang gelisah. "Kamu udah siap? Kenapa muka kamu tegang banget?" tanyanya lembut.

  • DANGEROUS LOVE   REKONSILIASI

    Remo menghela napas lalu menarik tangan Jenar ke dalam dekapannya kemudian mengecup punggung tangannya dengan halus. "Kamu tenang aja, ada aku di sisi kamu. Aku paham tekanan kamu, tapi selama kita bareng, semua akan baik-baik aja.""Maaf ya, Mo. Kemarin aku kurang memahami dilema kamu, kamu pasti kesulitan karna ego aku, aku terlalu egois, aku terlalu mikirin diri sendiri. Padahal ..., pasti berat juga untuk kamu memilih.""Gak apa-apa, Sayang. Gak usah kita pikirin, kita liat aja masa depan bersama, hm?" Remo mengecup punggung tangan Jenar lagi. "Yuk kita lanjut makan lagi, habis itu kita tempur lagi!" katanya genit."Ish! Sumpah jijay!" Jenar melemparkan tisue tepat ke wajah Remo lalu mereka cengengesan bersama.***Hari berganti hari, minggu berganti minggu, tiba sampai menjelang hari H resepsi pernikahan Remo dan Jenar. Gedung sudah siap, tema pun telah ditentukan berikut dengan kater

DMCA.com Protection Status