Home / Romansa / DALAM DEKAPAN MAFIA / 1. 1 Milyar Dolar

Share

DALAM DEKAPAN MAFIA
DALAM DEKAPAN MAFIA
Author: Cherry Blossom

1. 1 Milyar Dolar

last update Huling Na-update: 2025-03-19 10:48:48

Chapter 1

1 Milyar Dolar

Luna Valerianus terbangun di sebuah kamar hotel, tubuhnya terbungkus selimut hotel yang tebal dan merasakan sakit di sekujur tubuhnya terutama bagian pangkal pahanya. Juga rasa sakit di kepalanya yang berdenyut-denyut.

Luna mencoba bangun, wanita dengan mata berwarna Hazel dan berambut panjang berwarna cokelat itu menyeka air matanya. Ayahnya tega menjualnya ke pria brengsek, penguasa tertinggi Sisilia untuk membayar utang yang sudah tidak dibayar selama satu tahun.

Perusahaan ayahnya mengalami defisit keuangan sehingga ayahnya meminjam uang pada sang penguasa Sisilia untuk menyelamatkan perusahaan. Tetapi, kebangkrutan tetap tidak bisa dihindarkan sehingga ayahnya tidak bisa membayar utang pada penguasa Sisilia yang dikenakan sebagai mafia paling kejam di sana.

Orang bilang, sang mafia memiliki postur tubuh tinggi besar dan wajahnya yang mengerikan, angker. Tetapi, tadi malam ayahnya menutupi matanya menggunakan kain hitam, tangannya juga diikat di ranjang sehingga Luna tidak bisa melihat dan measakan apa pun. Hanya bisa mengingat saat pria itu melucuti pakaiannya lalu sakit yang luar biasa saat pria itu mendesakkan kejantannya, merobek dinding keperawanannya. Saking sakitnya Luna bahkan hingga tak sadarkan diri.

Luna turun dari ranjang, kakinya gemetaran menyentuh lantai. Ia mengamati pergelangan tangannya yang memerah bekas diikat tadi malam, untungnya si bajingan itu melepaskannya sehingga ia tidak harus terikat sampai pagi.

Luna meraih tasnya di atas nakas dan mengambil ponsel yang lalu memeriksa jam di ponselnya. Hari ini adalah ulang tahunnya yang ke sembilan belas dan hadiah yang ia dapatkan adalah penghinaan. Ia tidak akan melupakan apa yang ayahnya lakukan seumur hidupnya.

Sambil menyeka air mata Luna mengambil pakaiannya yang tercecer di lantai lalu mengenakannya, ia kemudian mengambil cek yang terletak di atas nakas. Ingin sekali Luna merobek cek itu, tetapi jika ia melakukan itu mungkin ayahnya akan membunuhnya.

Luna pulang menggunakan taksi ke rumahnya dan alangkah terkejutnya saat mendapati Scott Prager, sahabat masa kecilnya, orang yang sangat ia cintai seumur hidupnya berada di sana.

"Dari mana saja kau, Scott datang pagi-pagi untuk merayakan ulang tahunmu," ucap Audrey Valerianus, adik Luna dari ibu yang berbeda.

Ibu Luna meninggal saat Luna berusia satu bulan karena sakit dan ayahnya langsung menikah lagi dengan ibu Audrey tujuh hari setelah kematian ibunya sehingga jarak umur Luna dan Audrey hanya sebelas bulan.

"Scott, maaafkan kakakku. Tapi, dia malah keluyuran semalaman tidak pulang," kata Audrey, gadis yang usianya belum genap delapan belas tahun dan memiliki paras cantik dan tubuh yang molek, dan mata Hazel sama seperti Luna.

Pergi semalaman entah ke mana apanya, batin Luna. Jelas-jelas ayahnya sendiri yang melemparkannya pada seorang pria di sebuah hotel.

"Jangan-jangan tadi malam kau pergi berpesta merayakan ulang tahunmu dan...," kata Audrey seraya menatap jijik kepada Luna.

Selama hidupnya Luna selalu mengalah pada adiknya, bahkan ketika adiknya mengatakan menyukai Scott, ia langsung menjaga jarak dengan Scott. Belum lagi ibu tirinya yang selalu bersikap jahat dan arogan padanya, tetapi bersikap manis di depan ayahnya.

"Ke mana saja kau semalam?" hardik Beata, ibu tiri Luna yang tiba-tiba datang.

Seluruh keluarganya tahu jika tadi malam ayahnya menjualnya kepada seorang mafia dan sekarang di depan Scott mereka bersandiwara seolah mereka tidak tahu.

Tiba-tiba Beata mendekat dan menjambak rambut panjang Luna. "Dari mana? Apa kau bersenang-senang merayakan lang tahun tadi malam sementara keluarga kita sedang mengalami kebangkrutan?"

Untuk pertama kalinya Luna merasakan keberanian, juga muak yang sudah tidak bisa lagi dibendung. Ia menarik rambutnya dari cengkeraman Beata.

"Ya. Aku tidur dengan laki-laki tadi malam. Aku menjual diriku untuk menyelamatkan keluarga ini," kata Luna dengan nada dingin.

Sebuah tamparan kencang melayang mengenai pipi Luna hingga Luna tersungkur di lantai. "Tidak tahu malu! Di mana harga dirimu!" bentak Beata.

Luna memegangi pipinya, air mata membasahi wajahnya. Rasanya sangat sakit ketika harus menerima penghinaan bertubi-tubi.

Scott hendak mendekati Luna, tetapi Audrey menariknya. "Kakakku sungguh menjijikkan," kata Audrey.

"Kau benar-benar menghancurkan nama keluarga ini. Apa kata orang jika ada yang tahu jika kau menjual diri untuk melunasi utang keluarga kita? Apa kau pikir ayahmu tidak kompeten sehingga kau harus tidur dengan pria tua demi uang?" kata Beata dengan nada tinggi.

Luna membuka tasnya dan mengeluarkan selembar cek lalu melemparkannya kepada Beata. Beata memungutnya, mata wanita itu terbelalak melihat angka yang tertera di cek itu, tetapi perasaannya sangat bahagia.

"Kau benar-benar menjual diri? Anak sialan! Kau tidak ubahnya seorang pelacur!" ucap Beata masih dengan nada tinggi.

Scott melepaskan lengannya yang dipegangi Audrey dan mendekati Luna, pria itu menekuk kakinya di depan Luna. "Luna, katakan semua ini tidak benar."

Scott adalah pria berperawakan tinggi dengan mata berwarna cokelat terang, rambutnya berwarna cokelat gelap dan kulitnya kecokelatan. Mereka mengenal sejak masih duduk di bangku taman kanak-kanak, persahabatan mereka berlanjut hingga kini dan Luna menyimpan perasaan cinta untuk pria itu karena hanya bersama Scott, ia merasakan memiliki seseorang yang bersedia mendengarkan semua keluh kesahnya.

Luna memegangi pipinya yang memerah bekas tamparan ibu tirinya dan mendongakkan wajahnya, matanya penuh air mata.

"Ya. Aku telah menjual diriku," jawab Luna datar.

Scott menundukkan kepalanya menatap lantai. "Aku bisa meminjamkanmu uang, kenapa kau harus menjual dirimu."

"Aku tidak ingin berutang pada siapa pun," jawab Luna dingin.

Tidak ada lagi harapan di matanya, tidak ada lagi cinta untuk Scott. Semua sudah hancur, pria mana yang bisa menerima wanita kotor sepertinya meskipun ayahnyalah yang menjualnya.

"Tidak, Luna. Kita bisa membicarakan ini, Oke? Kembalikan cek itu biar aku yang membayar utang keluargamu," kata Scott.

"Apa kau tahu berapa utang keluarga ini?" tanya Luna sambil menatap Scott. "1 Milyar Dolar, Scotts. Bahkan jika kau menjual rumah dan perusahaanmu, kau belum tentu bisa membayarnya."

Scott terdiam, menunduk. "Maaf, Luna. Aku tidak berguna."

Luna tersenyum masam. "Terima kasih, Scott."

Kemudian Luna bangkit dari posisinya. Ia menuju kamarnya dan segera berlari ke kamar mandi, rasanya sangat jijik dan hina. Wanita dengan tinggi 165 cm itu menangis sejadi-jadinya di bawah guyuran air shower seraya menggosok seluruh tubunya yang terasa kotor.

Dunia begitu kejam padanya. Sejak kecil ia ditinggalkan ibunya, lalu memiliki ibu tiri yang sangat jahat, dan kini satu-satunya orang yang seharusnya melindunginya justru menjualnya demi uang 1 Milyar Dolar. Memang uang itu sangat dibutuhkan keluarga Valerianus, tetapi di mana hati nurani ayahnya hingga sanggup menjual putrinya?

Apa salahku? Batinnya begitu nelangsa hingga rasanya tidak ingin lagi melihat dunia.

Bersambung....

Jangan lupa kasih vote bintang ya, dan tinggalkan komentar.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • DALAM DEKAPAN MAFIA   2. Wanita di Genangan Darah

    Chapter 2 Wanita di Genangan Darah Enam bulan kemudian. Luciano Genevese, pria berusia tiga puluh lima tahun bermata emas dengan rambut cokelat terang itu adalah anak pertama klan Genevese yang paling berkuasa di Sisilia. Dia adalah pria dingin yang angkuh, kejam, arogan, dan tidak mengenal belas kasihan. Orang-orang menjulukinya : si iblis dari pulau terbesar di laut tengah, Sisilia. Sore itu ia sedang berada di sebuah jalanan di Palermo menuju dermaga tua, di sana ia memiliki ratusan kapal yang disewa oleh nelayan untuk mencari nafkah. Selain memiliki ratusan kapal dan mengusai beberapa dermaga, klan Genevese juga memiliki beberapa kapal pesiar, yacht, dan aset lain yang tak terhitung jumlahnya. Bisnis mereka tidak hanya mencakup bisnis legal, kla Genevese juga memiliki bisnis ilegal yang tidak tersentuh oleh pemerintah dan bisnisya bukan hanya di Sisilia, Italia. Mereka menjalankan bisnis hingga ke Amerika serikat. Orang-orang di Sisilia mengenal namanya, Luciano Geneve

    Huling Na-update : 2025-03-19
  • DALAM DEKAPAN MAFIA   3. Kabrur dari Sang Mafia

    Chapter 3 Kabur dari Sang Mafia Kecelakaan itu membuat hidup Luna berubah seratus delapan puluh derajat. Setelah keluar dari rumah sakit ia tinggal di sebuah mansion di pinggiran kota Sisilia. Pemandangan dari dalam kamarnya yang berada di lantai dua sangat indah, ia dapat menyaksikan indahnya pantai di pulau terbesar di laut tengah. Beberapa orang pelayan melayaninya keperluannya, ia juga tidak diperbolehkan keluar dari kamar. Pernah ia mencoba keluar dari kamar dan di depan kamar ada dua orang bodyguard yang berjaga.Orang mungkin menyebutnya sangkar emas, tetapi bagi Luna ini adalah penjara. Luna merasa sehari di dalam kamar seperti satu tahun, ia merasakan bosan yang tidak terkira. Tidak ada teman berbicara bahkan pelayan pun tidak menggubrisnya setiap kali ia mencoba bicara dengan mereka. Ia hanya bisa menonton televisi sepanjang hari, tidur, makan, dan begitu terus terulang sepanjang hari membuatnya hampir mati karena bosan.Bahkan ia tidak pernah bertemu dengan pria yang be

    Huling Na-update : 2025-03-19
  • DALAM DEKAPAN MAFIA   4. Bertemu Kembali

    Chapter 4Kembali Bertemu Rhoney Valley, Perancis. Tiga tahun kemudian. Cuaca di Rhoney Valley cerah dan hangat, awal musim panas adalah sesuatu yang menggembirakan bagi Luna karena bisa berjemur di bawah terik matahari. Luna memakaikan topi pada putranya yang belum genap berusia tiga tahun. “Kau tampan sekali,” ucap Luna pada putranya Liam Adams. “Apa aku setampan ayahku?” tanya Liam. Mata Liam berwarna emas seperti ayahnya, Luciano Genevece dan Luna tidak menampik jika putranya mirip dengan Luciano Genevece yang pernah ia temui satu kali. Luna sengaja memberi nama putranya Liam Adams, tidak mengambil nama keluarga Genevece maupun keluarganya yang sudah membuangnya. Tiga tahun ini ia tinggal di perkebunan angur milik kenalan lama keluarga Julie, bekerja di sana mengurus kebun anggur yang sangat luas. Tentunya Luna bukanlah satu-satunya pengurus kebun anggur, ada puluhan orang yang bekerja di kebun anggur itu dan Luna merasa sangat aman tinggal di sana. Luciano Genevece mungki

    Huling Na-update : 2025-03-19
  • DALAM DEKAPAN MAFIA   5. Kembali ke Sisilia

    Chapter 5 Kembali ke SisiliaHabislah sudah, batin Luna saat mendapati siapa pria di depannya. Ia berusaha tenang dan berdehem pelan. "Liam, minta maaf pada Uncle." "Papa... Papa...," ucap Liam.Luna putus asa karena Liam menempel pada kaki Luke seperti gurita kecil yang menempelkan tentakelnya pada sebatang kayu. Luke mengulurkan kedua tangannya, matanya yang berwarna kuning emas menatap Liam dengan penuh kasih sayang. Tiga tahun ia mencari wanita yang mngandung putranya ke mana-mana, seluruh Sisilia telah ia cari tanpa terlewatkan satu jengkal pun tanah di sana hingga seluruh daratan Italia, bahkan semua pulau-pulau kecil di sekitar Italia dan kini ia menemukan wanita itu di Perancis, di sebuah lembah penghasil anggur terbaik. Benar-benar tidak disangka.Luke mengangkat Liam dan membopongnya. "Jadi, namamu Liam?" tanyanya dengan suara sedikit parau, hampir tenggelam dalam kebahagiaan yang tidak pernah dibayangkan. Liam mengangguk dan melingkarkan lengannya di leher Luke. "Papa!"

    Huling Na-update : 2025-03-20
  • DALAM DEKAPAN MAFIA   6. Hidupmu Milikku

    Chapter 6 Hidupmu Milikku Luna menyipitkan matanya menatap Luke. "Apa maksudmu?" Luke telah menyelidiki asal-usul Luna, wanita yang melahirkan putranya itu diakui Luke cukup cerdas karena dapat melarikan diri dari cengkeramannya menggunakan gorden dan kain seprei yang dipotong-potong menggunakan pisau buah yang kelihatannya sepele. Luna juga berhasil membuatnya mencari keberadaan wanita itu selama tiga tahun dan bersembunyi di sebuah lembah yang notabene bukan tempat terpencil, bahkan bagaimana Luna keluar dari Italia dan masuk ke Perancis belum ia ketahui sampai saat ini. Jika bukan memiliki kecerdasan dan perhitungan, sudah pasti Luna telah ia temukan sejak lama. "Ibumu bukan meninggal karena sakit," ucap Max dan itu bukan bualan, semua tentang Luna sudah lama ia kantongi. "Ibumu diracun," kata Luke dan menatap Luna dengan serius. Bibir Luna menganga mendengar ucapan Luke dan mendekati Luke. "Tidak mungkin." "Ibumu adalah putri satu-satunya keluarga Cavarallo dan meni

    Huling Na-update : 2025-04-09
  • DALAM DEKAPAN MAFIA   7. Garis Kehidupan

    Chapter 7 Garis Kehidupan Luna menghela napasnya dengan berat, makan malam dengan Aami dan Liam di ruang makan yang mejanya sangat panjang hingga muat untuk perjamuan enam belas orang dan mereka hanya bertiga dilayani oleh tiga orang pelayan yang masing-masing melayani satu orang bahkan hanya untuk menuangkan air minum. Dulu ketika keluarga Valerianus belum terperosok ke dalam jurang kebangkrutan, mereka cukup kaya dan memiliki beberapa pelayan di rumah mereka meskipun tidak sebanyak pelayan di mansion Luke. Hanya seorang juru masak, dua orang pemelihara kebersihan, satu orang tukang kebun, dan satu orang sopir yang bertugas mengantar dan menjemput Audrey sekolah. Sementara dirinya diperlakukan tidak istimewa, ia seolah menumpang di rumah itu bahkan setelah usianya dewasa ayahnya pun tidak membelikannya mobil. Luna harus berpuas hati hanya menumpang di mobil Audrey atau terkadang menggunakan transportasi umum, sekarang batinnya dipenuhi dendam karena kekayaan ibunya dinikmati ol

    Huling Na-update : 2025-04-15
  • DALAM DEKAPAN MAFIA   8. Transaksi Pertama

    Chapter 8 Transaksi Pertama Luke baru saja masuk kamar bermaksud untuk mengganti pakaiannya karena makanan Liam jatuh mengenai jasnya, tetapi pintu kamarnya diketuk. Ia pun berbalik dan membuka pintu dan mendapati Luna berdiri di depan pintu kamarnya. Luke menatap Luna beberapa saat dan alisnya berkerut. “Ada apa?” Luna meremas pakaiannya. “Kemarin kau bilang agar memberitahumu jika aku ingin melakukan sesuatu pada keluarga Valerianus, aku sudah memikirkannya.” Sebelah mata Luke menyipit. “Secepat itu?” Luna mengangguk. “Semakin cepat semakin baik.” “Apa rencanamu?” tanya Luke seraya menatap mata Luna dengan tegas, sorot matanya seperti mengintimidasi. Luna membalas tatapan Luke meskipun ragu-ragu. “Langkah pertama aku ingin muncul di tempat tinggal mereka,” jawabnya pelan. Bibir Luke mengulas senyum meremehkan. “Sebagai apa kau datang ke sana?” “Aku ingin mereka melihatku, menunjukkan pada mereka jika aku baik-baik saja tanpa mereka,” jawab Luna dengan teg

    Huling Na-update : 2025-04-16
  • DALAM DEKAPAN MAFIA   9. Seorang Gundik

    Chapter 9 Seorang GundikLuke menarik keluar kejantanannya dan memuntahkan cairan kentalnya di atas perut Luna lalu dengan napas yang tidak teratur berkata, “Kau harus mengenakan alat kontrasepsi kecuali jika kau bersedia melahirkan lagi.” Luna mengangguk, ia lebih baik menggunakan alat kontrasepsi dibandingkan melahirkan lagi meskipun masa depan anaknya sudah pasti terjamin dengan bergelimpangan harta klan Genevece. Luke bangkit dan meraih sebuah kotak tisu yang berada di atas nakas lalu meletakkannya di samping Luna kemudia pria itu meninggalkannya, sementara Luna menyeka cairan yang membasahinya dengan tisu dan membiarkan tisu bekasnya berceceran di lantai lalu mengenakan pakaiannya kemudian meninggalkan kamar Luke. Di kamarnya Luna menanggalkan pakaiannya lalu membersihkan diri di bawah guyuran shower, membersihkan seluruh jejak Luke dari tubuhnya. Luna merasa jika dirinya kotor karena telah menjual dirinya kepada seorang pria demi memenuhi ambisi balas dendamnya dan ia jijik

    Huling Na-update : 2025-04-22

Pinakabagong kabanata

  • DALAM DEKAPAN MAFIA   10. Penerus Klan Genevece

    Chapter 10Penarus Klan Genevece Luke sedang duduk di ruang kerja pribadinya sembari mengisap cerutu di tangannya, matanya yang berwarna keemasan mengawasi monitor di depannya dengan ekspresi datar. Ruangan kerja pribadi Luke berukuran 10 meter persegi dengan nuansa gelap dan furnitur didominasi dengan kayu-kayu berkualitas tinggi. Ruangan itu terletak di bawah tanah dan tidak bisa diakses oleh sembarang orang, selain dirinya hanya Matthew dan seorang kepala pelayan yang diizinkan memasukinya. Ruangan itu selain didesain tahan gempa, juga didesain tahan banjir, dan tahan api juga memiliki akses pintu rahasia untuk melarikan diri. Setiap furnitur di ruangan itu adalah pilihan yang didesain khusus yang hanya ada satu di dunia, bahkan lorong-lorong tempat penyimpanan dokumen didesain menyerupai labirin sehingga orang biasa mungkin akan tersesat di ruang bawah tanah dan tidak bisa keluar. Belum lagi setiap bagian penyimpanan dokumen terdapat kamuflase dan mekanisme rahasia, misalnya se

  • DALAM DEKAPAN MAFIA   9. Seorang Gundik

    Chapter 9 Seorang GundikLuke menarik keluar kejantanannya dan memuntahkan cairan kentalnya di atas perut Luna lalu dengan napas yang tidak teratur berkata, “Kau harus mengenakan alat kontrasepsi kecuali jika kau bersedia melahirkan lagi.” Luna mengangguk, ia lebih baik menggunakan alat kontrasepsi dibandingkan melahirkan lagi meskipun masa depan anaknya sudah pasti terjamin dengan bergelimpangan harta klan Genevece. Luke bangkit dan meraih sebuah kotak tisu yang berada di atas nakas lalu meletakkannya di samping Luna kemudia pria itu meninggalkannya, sementara Luna menyeka cairan yang membasahinya dengan tisu dan membiarkan tisu bekasnya berceceran di lantai lalu mengenakan pakaiannya kemudian meninggalkan kamar Luke. Di kamarnya Luna menanggalkan pakaiannya lalu membersihkan diri di bawah guyuran shower, membersihkan seluruh jejak Luke dari tubuhnya. Luna merasa jika dirinya kotor karena telah menjual dirinya kepada seorang pria demi memenuhi ambisi balas dendamnya dan ia jijik

  • DALAM DEKAPAN MAFIA   8. Transaksi Pertama

    Chapter 8 Transaksi Pertama Luke baru saja masuk kamar bermaksud untuk mengganti pakaiannya karena makanan Liam jatuh mengenai jasnya, tetapi pintu kamarnya diketuk. Ia pun berbalik dan membuka pintu dan mendapati Luna berdiri di depan pintu kamarnya. Luke menatap Luna beberapa saat dan alisnya berkerut. “Ada apa?” Luna meremas pakaiannya. “Kemarin kau bilang agar memberitahumu jika aku ingin melakukan sesuatu pada keluarga Valerianus, aku sudah memikirkannya.” Sebelah mata Luke menyipit. “Secepat itu?” Luna mengangguk. “Semakin cepat semakin baik.” “Apa rencanamu?” tanya Luke seraya menatap mata Luna dengan tegas, sorot matanya seperti mengintimidasi. Luna membalas tatapan Luke meskipun ragu-ragu. “Langkah pertama aku ingin muncul di tempat tinggal mereka,” jawabnya pelan. Bibir Luke mengulas senyum meremehkan. “Sebagai apa kau datang ke sana?” “Aku ingin mereka melihatku, menunjukkan pada mereka jika aku baik-baik saja tanpa mereka,” jawab Luna dengan teg

  • DALAM DEKAPAN MAFIA   7. Garis Kehidupan

    Chapter 7 Garis Kehidupan Luna menghela napasnya dengan berat, makan malam dengan Aami dan Liam di ruang makan yang mejanya sangat panjang hingga muat untuk perjamuan enam belas orang dan mereka hanya bertiga dilayani oleh tiga orang pelayan yang masing-masing melayani satu orang bahkan hanya untuk menuangkan air minum. Dulu ketika keluarga Valerianus belum terperosok ke dalam jurang kebangkrutan, mereka cukup kaya dan memiliki beberapa pelayan di rumah mereka meskipun tidak sebanyak pelayan di mansion Luke. Hanya seorang juru masak, dua orang pemelihara kebersihan, satu orang tukang kebun, dan satu orang sopir yang bertugas mengantar dan menjemput Audrey sekolah. Sementara dirinya diperlakukan tidak istimewa, ia seolah menumpang di rumah itu bahkan setelah usianya dewasa ayahnya pun tidak membelikannya mobil. Luna harus berpuas hati hanya menumpang di mobil Audrey atau terkadang menggunakan transportasi umum, sekarang batinnya dipenuhi dendam karena kekayaan ibunya dinikmati ol

  • DALAM DEKAPAN MAFIA   6. Hidupmu Milikku

    Chapter 6 Hidupmu Milikku Luna menyipitkan matanya menatap Luke. "Apa maksudmu?" Luke telah menyelidiki asal-usul Luna, wanita yang melahirkan putranya itu diakui Luke cukup cerdas karena dapat melarikan diri dari cengkeramannya menggunakan gorden dan kain seprei yang dipotong-potong menggunakan pisau buah yang kelihatannya sepele. Luna juga berhasil membuatnya mencari keberadaan wanita itu selama tiga tahun dan bersembunyi di sebuah lembah yang notabene bukan tempat terpencil, bahkan bagaimana Luna keluar dari Italia dan masuk ke Perancis belum ia ketahui sampai saat ini. Jika bukan memiliki kecerdasan dan perhitungan, sudah pasti Luna telah ia temukan sejak lama. "Ibumu bukan meninggal karena sakit," ucap Max dan itu bukan bualan, semua tentang Luna sudah lama ia kantongi. "Ibumu diracun," kata Luke dan menatap Luna dengan serius. Bibir Luna menganga mendengar ucapan Luke dan mendekati Luke. "Tidak mungkin." "Ibumu adalah putri satu-satunya keluarga Cavarallo dan meni

  • DALAM DEKAPAN MAFIA   5. Kembali ke Sisilia

    Chapter 5 Kembali ke SisiliaHabislah sudah, batin Luna saat mendapati siapa pria di depannya. Ia berusaha tenang dan berdehem pelan. "Liam, minta maaf pada Uncle." "Papa... Papa...," ucap Liam.Luna putus asa karena Liam menempel pada kaki Luke seperti gurita kecil yang menempelkan tentakelnya pada sebatang kayu. Luke mengulurkan kedua tangannya, matanya yang berwarna kuning emas menatap Liam dengan penuh kasih sayang. Tiga tahun ia mencari wanita yang mngandung putranya ke mana-mana, seluruh Sisilia telah ia cari tanpa terlewatkan satu jengkal pun tanah di sana hingga seluruh daratan Italia, bahkan semua pulau-pulau kecil di sekitar Italia dan kini ia menemukan wanita itu di Perancis, di sebuah lembah penghasil anggur terbaik. Benar-benar tidak disangka.Luke mengangkat Liam dan membopongnya. "Jadi, namamu Liam?" tanyanya dengan suara sedikit parau, hampir tenggelam dalam kebahagiaan yang tidak pernah dibayangkan. Liam mengangguk dan melingkarkan lengannya di leher Luke. "Papa!"

  • DALAM DEKAPAN MAFIA   4. Bertemu Kembali

    Chapter 4Kembali Bertemu Rhoney Valley, Perancis. Tiga tahun kemudian. Cuaca di Rhoney Valley cerah dan hangat, awal musim panas adalah sesuatu yang menggembirakan bagi Luna karena bisa berjemur di bawah terik matahari. Luna memakaikan topi pada putranya yang belum genap berusia tiga tahun. “Kau tampan sekali,” ucap Luna pada putranya Liam Adams. “Apa aku setampan ayahku?” tanya Liam. Mata Liam berwarna emas seperti ayahnya, Luciano Genevece dan Luna tidak menampik jika putranya mirip dengan Luciano Genevece yang pernah ia temui satu kali. Luna sengaja memberi nama putranya Liam Adams, tidak mengambil nama keluarga Genevece maupun keluarganya yang sudah membuangnya. Tiga tahun ini ia tinggal di perkebunan angur milik kenalan lama keluarga Julie, bekerja di sana mengurus kebun anggur yang sangat luas. Tentunya Luna bukanlah satu-satunya pengurus kebun anggur, ada puluhan orang yang bekerja di kebun anggur itu dan Luna merasa sangat aman tinggal di sana. Luciano Genevece mungki

  • DALAM DEKAPAN MAFIA   3. Kabrur dari Sang Mafia

    Chapter 3 Kabur dari Sang Mafia Kecelakaan itu membuat hidup Luna berubah seratus delapan puluh derajat. Setelah keluar dari rumah sakit ia tinggal di sebuah mansion di pinggiran kota Sisilia. Pemandangan dari dalam kamarnya yang berada di lantai dua sangat indah, ia dapat menyaksikan indahnya pantai di pulau terbesar di laut tengah. Beberapa orang pelayan melayaninya keperluannya, ia juga tidak diperbolehkan keluar dari kamar. Pernah ia mencoba keluar dari kamar dan di depan kamar ada dua orang bodyguard yang berjaga.Orang mungkin menyebutnya sangkar emas, tetapi bagi Luna ini adalah penjara. Luna merasa sehari di dalam kamar seperti satu tahun, ia merasakan bosan yang tidak terkira. Tidak ada teman berbicara bahkan pelayan pun tidak menggubrisnya setiap kali ia mencoba bicara dengan mereka. Ia hanya bisa menonton televisi sepanjang hari, tidur, makan, dan begitu terus terulang sepanjang hari membuatnya hampir mati karena bosan.Bahkan ia tidak pernah bertemu dengan pria yang be

  • DALAM DEKAPAN MAFIA   2. Wanita di Genangan Darah

    Chapter 2 Wanita di Genangan Darah Enam bulan kemudian. Luciano Genevese, pria berusia tiga puluh lima tahun bermata emas dengan rambut cokelat terang itu adalah anak pertama klan Genevese yang paling berkuasa di Sisilia. Dia adalah pria dingin yang angkuh, kejam, arogan, dan tidak mengenal belas kasihan. Orang-orang menjulukinya : si iblis dari pulau terbesar di laut tengah, Sisilia. Sore itu ia sedang berada di sebuah jalanan di Palermo menuju dermaga tua, di sana ia memiliki ratusan kapal yang disewa oleh nelayan untuk mencari nafkah. Selain memiliki ratusan kapal dan mengusai beberapa dermaga, klan Genevese juga memiliki beberapa kapal pesiar, yacht, dan aset lain yang tak terhitung jumlahnya. Bisnis mereka tidak hanya mencakup bisnis legal, kla Genevese juga memiliki bisnis ilegal yang tidak tersentuh oleh pemerintah dan bisnisya bukan hanya di Sisilia, Italia. Mereka menjalankan bisnis hingga ke Amerika serikat. Orang-orang di Sisilia mengenal namanya, Luciano Geneve

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status