AuthorPOV.
Hari ini genap seminggu dari jangka waktu yang Rara dan dokter sepakati. Rara yang sedari tadi menangis dan enggan untuk makan kali ini ia ingin egois, bagaimana bisa ia makan dengan tenang jika sang suami sedang berada di ambang kematian. Meski Rara tau bukan hanya dia yang takut kehilangan Alvin, semuanya di sini takut kehilangan Alvin. Tapi apa boleh buat? Rara hanya ingin Alvin tetap bertahan hidup di sini selamanya menjadi orang tua yang baik bagi anak – anaknya kelak dan membangun rumah tangga yang baik nanti bersama – sama.
Sekarang semuanya berada di rumah sakit, berada di depan ruangan Alvin di rawat. Penuh dengan raut yang cemas, dan pasrah. Air mata yang terus turun dan mengalir dari mata papa, mama, dan Rara. Ribuan do’a yang mereka panjatkan berharap ada sebuah keajaiban yang Allah kasih kepada Alvin. Rara yang dari semalam enggan untuk makan dan meminum vitamin wajahnya pucat, matanya sembab, dan badannya pun lemas.
Author POV.Sekarang Alvin sudah kembali bekerja karena keadaan Alvin sudak membaik dan semua sudah kembali normal."Mas udah makannya? Udah siang loh ini.""Udah kok dek, bentar ya masih kekenyangan.""Yaudah deh, aku cuci piring dulu ya mas?""Ah jangan dulu, mas mau berangkat deh nih udah di Whatsapp sama Reno suruh cepetan katanya. Bawel juga nih ya adek kamu.""Halah mas yaudah deh, dasar labil."“Bukan aku yang labil, tuh adek kamu bawel banget.”“Gitu – gitu dia berjasa loh mas.”"Yaudah deh iya mas berangkat dulu ya dek keburu di spam chat lagi sama Reno. Assalamualaikum.""Waalaikumsalam mas, ada – ada aja.""Anak - anak papa jangan bikin mama kesakitan terus ya? Kasian nanti mama pegel – pegel loh" Ucap Alvin sambil mencium perut Rara."Siap papa." Jawab Rara dengan suara seperti anak kecil.Setelah Alvin pergi bekerja, Rara bingung
Author POV. Hari ini tepat 9 bulan usia kandungan Rara, di perkirakan Rara akan lahir normal minggu depan. Namun rasa cemas dan takut selalu menghantui Rara. Rara juga selalu berfikir, apakah dia bisa untuk melahirkan secara normal? Karena banyak sekali kasus setelah melahirkan normal, ibu atau anaknya tidak akan selamat. Tapi Rara yakin, Rara pasti kuat. Malam ini Rara dan Alvin berada di ruang keluarga, menonton acara televise kesukaan Alvin. Mata Rara melihat ke arah televise, tapi pandangannya kosong. Rasa ketakutan itu selalu muncul di dalam pikiran Rara, entah kenapa rasanya rasa takut itu semakin besar saat mendekati hari kelahiran anak – anaknya. Sedari tadi Alvin memperhatikan Rara, Alvin kebingungan dengan sikap Rara yang seperti ini. Tidak seperti biasanya, biasanya Rara selalu cerewet dan ada saja tingkah lakunya. “Dek . . .” panggil Alvin, tapi Rara tak mendengarkannya. “Dek . . .” pangil Alvin lagi. “Dek . . .” s
Author POV.Pagi ini menunjukkan pukul 8 pagi, Rara sudah di perbolehkan pulang. Rara pulang dengan mamanya, karena Alvin harus bekerja. Rara bahagia sekali, ia sama sekali tak berhenti tersenyum melihat kedua buah hatinya. Mama yang melihat Rara seperti itu, hanya bisa tersenyum, bersyukur, dan sangat berterimakasih kepada Tuhan. Setelah sekian lama, akhirnya mamanya bisa melihat senyuman yang begitu indah muncul di bibir Rara, matanya selalu menunjukkan bahwa sekarang Rara sudah merasakan kebahagiaan itu lagi. Sebelum ke pulangan Rara, Alvin pagi tadi sudah menyiapkan semua, mulai dari kasur, pakaian, selimut, mainan untuk anak – anaknya. Rara yang melihat bahwa semuanya sudah siap dan rapi terharu dengan suaminya itu, Alvin benar – benar menunjukkan bahwa ia adalah suami dan orang tua yang sigap bagi keluarga kecilnya itu.“Ra, sebentar lagi mama pulang ya? Mau ada arisan di rumah tetangga. Kamu gapapa kan? Atau kalau kamu masih ke
Author POV.Hari ini hari minggu, Dika dan Putri sudah balik ke Jogja untuk mengurus surat kepindahan Dika dan mengurus semua berkas – berkas untuk acara pernikahan mereka. Rara dan Alvin berencana untuk mengajak Vina dan Vano berjalan – jalan ke mall dan ke makam Arga. Sudah lama mereka tak ke makam Arga.“Dek setelah sarapan kita berangkat ya?” ajak Alvin kepada Rara yang masih sibuk memakaikan baju anak – anaknya.“Iya mas, nih anak – anak udah siap.”“Kamu sarapan dulu sana, biar aku yang jaga anak – anak.”“Iya mas, ini anak – anak udah siap semua kok. Kamu udah sarapan?”“Udah dek, udah sarapan kok. Nanti sekalian beli kereta dorongnya anak – anak ya. Udah keluar belum versi terbarunya?”“Hehehe udah kok mas. Yaudah nanti kita beli ya.”“Dek kapan Dika nikah? Nikahnya di sini kan?”
Author POV.Hari ini adalah hari dimana Dika dan Putri akan menikah. Alvin dan Rara sudah memakai baju seragam yang di kasih Dika minggu lalu, begitupun juga Reno yang kabarnya akan membawa pacarnya ke pernikahan Dika."Ma aku titip anak - anak ya ma, aku sama Rara mau ke pernikahan Dika nih." ucap Alvin sambil bersiap - siap."Iya, kalian hati - hati ya. Salam buat mereka ya Ra.""Siap ma, mama kalau ada apa - apa telfon aku aja ya?""Gampang, papa sebentar lagi ke sini kok Ra.""Nginep di sini juga ma?" tanya Alvin."Iya Vin, katanya mau lama - lama sama cucu - cucunya.""Oalah yaudah ma. Btw mas, Reno jadi bareng kita ga nih? Lama banget.""Gatau dek, dari tadi aku ngechat ga di bales tuh.""Duh kemana sih si Reno.""Coba telfon aja dek.""Oh iya bener."Rara menelfon Reno, karena Reno tidak ada kabar sama sekali sejak tadi sore. Reno kemarin berjanji akan berangkat bareng Alvin dan juga Ra
Author POV.- 5 tahun kemudian -Pagi ini pukul 6.00 wib, dan hari ini adalah hari pertama Vina dan Vano masuk sekolah TK. Pagi ini Rara sibuk menyiapkan keperluan sekolah untuk Vina dan Vano. Alvin menyiapkan makanan untuk mereka semua."Makanan udah siap nih ma." teriak Alvin di ruang makan."Iya pa bentar, nih aku lagi pakein seragam buat Vano." balas Rara."Sayang, kakak ke papa dulu ya?" perintah Rara kepada Vina."Iya ma, Vina tunggu di ruang makan sama papa ya? Vano cepetan ya, nanti kita telat ke sekolahnya!" ucap Vina sambil berlalu ke arah ruang makan."Iya kak, tunggu aku ya ! ! ! " jawab Vano.Lagi - lagi Rara tersenyum bahagia, melihat kedua anaknya sangat akur. Setelah memakaikan seragam, Rara dan Vano menyusul Alvin dan Vina di ruang makan."Gantengnya anak papa.""Iyalah ! ! " jawab Vano dengan sangat percaya diri."Papa papa kalo aku cantik ngga?" tanya Vani tiba - tiba yan
Author POV.Hari ini adalah hari minggu, Alvin mengajak Rara ke makam Arga. Ke makam Arga merupakan rutinitas bagi Alvin dan Rara, setidaknya satu bulan sekali mereka ke makam Arga. Dan hari ini, merupakan kedua kalinya Alvin dan Rara membawa kedua anaknya ke makam Arga. Karena selama ini, Alvin dan Rara tidak pernah mengajak Vina dan Vano ke makam Arga. Terakhir mereka membawa Vina dan Vano ke makam Arga saat Vina dan Vano masih bayi.Sesampainya di makam, Vina dan Vano kebingungan, pasalnya mereka awalnya bilang ke Vina dan Vano akan bermain ke rumah Dika."Ma ini kuburan siapa ma? Katanya mau ke rumah Om Dika?" tanya Vano."Iya ma, aku pengen main sama Syilla ma." kata Vani, Syilla adalah anak perempuan Dika dan Putri."Iya sayang sabar ya, kita mau ke makam Om Arga." jawab Alvin dengan sabar."Om Arga?" tanya Vano bingung."Om Arga orang yang sangat baik sayang, Om Arga adalah orang yang ngejaga mamamu dulu sebelum ketemu papa. Om
Author POV.Flashback onKemarin adalah hari kelulusan Rara. Dan malam ini, Arga mengajak Rara untuk merayakan hari kelulusan Rara dan tinggal selangkah lagi, Rara akan menjadi seorang dokter.Arga sudah menyewa sebuah cafe yang sudah di deko sedemikian rupa hanya untuk Rara. Penuh denga bunga mawar, bunga kesukaan Rara."Sayang? Kamu nyiapin ini semua?" tanya Rara kagum."Iyadong Ra, kamu suka ga?""Suka banget." mata Rara berbinar - binar."Yaudah duduk sini dulu ya. Aku masih punya sesuatu buat kamu."Rara duduk di kursi yang sudah di sediakan. Dan Arga berjalan menuju suatu tempat untuk menyayikan sebuah lagu khusus untuk Rara.Dengarkanlah wanita pujaankuMalam ini akan kusampaikanHasrat suci kepadamu dewikuDengarkanlah kesungguhan iniAku ingin mempersuntingmuTuk yang pertamaDan terakhirJangan kau tolak dan buatku hancurKu tak akan mengulang tuk meminta