Share

Bagian 27

Penulis: cheesedrx
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

AuthorPOV.

Hari ini genap seminggu dari jangka waktu yang Rara dan dokter sepakati. Rara yang sedari tadi menangis dan enggan untuk makan kali ini ia ingin egois, bagaimana bisa ia makan dengan tenang jika sang suami sedang berada di ambang kematian. Meski Rara tau bukan hanya dia yang takut kehilangan Alvin, semuanya di sini takut kehilangan Alvin. Tapi apa boleh buat? Rara hanya ingin Alvin tetap bertahan hidup di sini selamanya menjadi orang tua yang baik bagi anak – anaknya kelak dan membangun rumah tangga yang baik nanti bersama – sama.

Sekarang semuanya berada di rumah sakit, berada di depan ruangan Alvin di rawat. Penuh dengan raut yang cemas, dan pasrah. Air mata yang terus turun dan mengalir dari mata papa, mama, dan Rara. Ribuan do’a yang mereka panjatkan berharap ada sebuah keajaiban yang Allah kasih kepada Alvin. Rara yang dari semalam enggan untuk makan dan meminum vitamin wajahnya pucat, matanya sembab, dan badannya pun lemas.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • D E K A P   Bagian 28

    Author POV.Sekarang Alvin sudah kembali bekerja karena keadaan Alvin sudak membaik dan semua sudah kembali normal."Mas udah makannya? Udah siang loh ini.""Udah kok dek, bentar ya masih kekenyangan.""Yaudah deh, aku cuci piring dulu ya mas?""Ah jangan dulu, mas mau berangkat deh nih udah di Whatsapp sama Reno suruh cepetan katanya. Bawel juga nih ya adek kamu.""Halah mas yaudah deh, dasar labil."“Bukan aku yang labil, tuh adek kamu bawel banget.”“Gitu – gitu dia berjasa loh mas.”"Yaudah deh iya mas berangkat dulu ya dek keburu di spam chat lagi sama Reno. Assalamualaikum.""Waalaikumsalam mas, ada – ada aja.""Anak - anak papa jangan bikin mama kesakitan terus ya? Kasian nanti mama pegel – pegel loh" Ucap Alvin sambil mencium perut Rara."Siap papa." Jawab Rara dengan suara seperti anak kecil.Setelah Alvin pergi bekerja, Rara bingung

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • D E K A P   Bagian 29

    Author POV. Hari ini tepat 9 bulan usia kandungan Rara, di perkirakan Rara akan lahir normal minggu depan. Namun rasa cemas dan takut selalu menghantui Rara. Rara juga selalu berfikir, apakah dia bisa untuk melahirkan secara normal? Karena banyak sekali kasus setelah melahirkan normal, ibu atau anaknya tidak akan selamat. Tapi Rara yakin, Rara pasti kuat. Malam ini Rara dan Alvin berada di ruang keluarga, menonton acara televise kesukaan Alvin. Mata Rara melihat ke arah televise, tapi pandangannya kosong. Rasa ketakutan itu selalu muncul di dalam pikiran Rara, entah kenapa rasanya rasa takut itu semakin besar saat mendekati hari kelahiran anak – anaknya. Sedari tadi Alvin memperhatikan Rara, Alvin kebingungan dengan sikap Rara yang seperti ini. Tidak seperti biasanya, biasanya Rara selalu cerewet dan ada saja tingkah lakunya. “Dek . . .” panggil Alvin, tapi Rara tak mendengarkannya. “Dek . . .” pangil Alvin lagi. “Dek . . .” s

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • D E K A P   Bagian 30

    Author POV.Pagi ini menunjukkan pukul 8 pagi, Rara sudah di perbolehkan pulang. Rara pulang dengan mamanya, karena Alvin harus bekerja. Rara bahagia sekali, ia sama sekali tak berhenti tersenyum melihat kedua buah hatinya. Mama yang melihat Rara seperti itu, hanya bisa tersenyum, bersyukur, dan sangat berterimakasih kepada Tuhan. Setelah sekian lama, akhirnya mamanya bisa melihat senyuman yang begitu indah muncul di bibir Rara, matanya selalu menunjukkan bahwa sekarang Rara sudah merasakan kebahagiaan itu lagi. Sebelum ke pulangan Rara, Alvin pagi tadi sudah menyiapkan semua, mulai dari kasur, pakaian, selimut, mainan untuk anak – anaknya. Rara yang melihat bahwa semuanya sudah siap dan rapi terharu dengan suaminya itu, Alvin benar – benar menunjukkan bahwa ia adalah suami dan orang tua yang sigap bagi keluarga kecilnya itu.“Ra, sebentar lagi mama pulang ya? Mau ada arisan di rumah tetangga. Kamu gapapa kan? Atau kalau kamu masih ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • D E K A P   Bagian 31

    Author POV.Hari ini hari minggu, Dika dan Putri sudah balik ke Jogja untuk mengurus surat kepindahan Dika dan mengurus semua berkas – berkas untuk acara pernikahan mereka. Rara dan Alvin berencana untuk mengajak Vina dan Vano berjalan – jalan ke mall dan ke makam Arga. Sudah lama mereka tak ke makam Arga.“Dek setelah sarapan kita berangkat ya?” ajak Alvin kepada Rara yang masih sibuk memakaikan baju anak – anaknya.“Iya mas, nih anak – anak udah siap.”“Kamu sarapan dulu sana, biar aku yang jaga anak – anak.”“Iya mas, ini anak – anak udah siap semua kok. Kamu udah sarapan?”“Udah dek, udah sarapan kok. Nanti sekalian beli kereta dorongnya anak – anak ya. Udah keluar belum versi terbarunya?”“Hehehe udah kok mas. Yaudah nanti kita beli ya.”“Dek kapan Dika nikah? Nikahnya di sini kan?”

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • D E K A P   Bagian 32

    Author POV.Hari ini adalah hari dimana Dika dan Putri akan menikah. Alvin dan Rara sudah memakai baju seragam yang di kasih Dika minggu lalu, begitupun juga Reno yang kabarnya akan membawa pacarnya ke pernikahan Dika."Ma aku titip anak - anak ya ma, aku sama Rara mau ke pernikahan Dika nih." ucap Alvin sambil bersiap - siap."Iya, kalian hati - hati ya. Salam buat mereka ya Ra.""Siap ma, mama kalau ada apa - apa telfon aku aja ya?""Gampang, papa sebentar lagi ke sini kok Ra.""Nginep di sini juga ma?" tanya Alvin."Iya Vin, katanya mau lama - lama sama cucu - cucunya.""Oalah yaudah ma. Btw mas, Reno jadi bareng kita ga nih? Lama banget.""Gatau dek, dari tadi aku ngechat ga di bales tuh.""Duh kemana sih si Reno.""Coba telfon aja dek.""Oh iya bener."Rara menelfon Reno, karena Reno tidak ada kabar sama sekali sejak tadi sore. Reno kemarin berjanji akan berangkat bareng Alvin dan juga Ra

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • D E K A P   Bagian 33

    Author POV.- 5 tahun kemudian -Pagi ini pukul 6.00 wib, dan hari ini adalah hari pertama Vina dan Vano masuk sekolah TK. Pagi ini Rara sibuk menyiapkan keperluan sekolah untuk Vina dan Vano. Alvin menyiapkan makanan untuk mereka semua."Makanan udah siap nih ma." teriak Alvin di ruang makan."Iya pa bentar, nih aku lagi pakein seragam buat Vano." balas Rara."Sayang, kakak ke papa dulu ya?" perintah Rara kepada Vina."Iya ma, Vina tunggu di ruang makan sama papa ya? Vano cepetan ya, nanti kita telat ke sekolahnya!" ucap Vina sambil berlalu ke arah ruang makan."Iya kak, tunggu aku ya ! ! ! " jawab Vano.Lagi - lagi Rara tersenyum bahagia, melihat kedua anaknya sangat akur. Setelah memakaikan seragam, Rara dan Vano menyusul Alvin dan Vina di ruang makan."Gantengnya anak papa.""Iyalah ! ! " jawab Vano dengan sangat percaya diri."Papa papa kalo aku cantik ngga?" tanya Vani tiba - tiba yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • D E K A P   Bagian 34

    Author POV.Hari ini adalah hari minggu, Alvin mengajak Rara ke makam Arga. Ke makam Arga merupakan rutinitas bagi Alvin dan Rara, setidaknya satu bulan sekali mereka ke makam Arga. Dan hari ini, merupakan kedua kalinya Alvin dan Rara membawa kedua anaknya ke makam Arga. Karena selama ini, Alvin dan Rara tidak pernah mengajak Vina dan Vano ke makam Arga. Terakhir mereka membawa Vina dan Vano ke makam Arga saat Vina dan Vano masih bayi.Sesampainya di makam, Vina dan Vano kebingungan, pasalnya mereka awalnya bilang ke Vina dan Vano akan bermain ke rumah Dika."Ma ini kuburan siapa ma? Katanya mau ke rumah Om Dika?" tanya Vano."Iya ma, aku pengen main sama Syilla ma." kata Vani, Syilla adalah anak perempuan Dika dan Putri."Iya sayang sabar ya, kita mau ke makam Om Arga." jawab Alvin dengan sabar."Om Arga?" tanya Vano bingung."Om Arga orang yang sangat baik sayang, Om Arga adalah orang yang ngejaga mamamu dulu sebelum ketemu papa. Om

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • D E K A P   Bagian 35

    Author POV.Flashback onKemarin adalah hari kelulusan Rara. Dan malam ini, Arga mengajak Rara untuk merayakan hari kelulusan Rara dan tinggal selangkah lagi, Rara akan menjadi seorang dokter.Arga sudah menyewa sebuah cafe yang sudah di deko sedemikian rupa hanya untuk Rara. Penuh denga bunga mawar, bunga kesukaan Rara."Sayang? Kamu nyiapin ini semua?" tanya Rara kagum."Iyadong Ra, kamu suka ga?""Suka banget." mata Rara berbinar - binar."Yaudah duduk sini dulu ya. Aku masih punya sesuatu buat kamu."Rara duduk di kursi yang sudah di sediakan. Dan Arga berjalan menuju suatu tempat untuk menyayikan sebuah lagu khusus untuk Rara.Dengarkanlah wanita pujaankuMalam ini akan kusampaikanHasrat suci kepadamu dewikuDengarkanlah kesungguhan iniAku ingin mempersuntingmuTuk yang pertamaDan terakhirJangan kau tolak dan buatku hancurKu tak akan mengulang tuk meminta

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • D E K A P   Bagian 58

    Author POVVina dan Vano sudah tidak bisa menahan tangisnya, mereka semua berada di dalam mobil untuk segera ke rumah sakit. Tak lupa Vano juga sudah memberi kabar Dika dan juga Reno, pikiran Alvin sangat kalut dan dia juga tak bisa menahan tangisnya, istri yang sangat ia sayangi pergi meninggalkan Alvin sendiri.“Om biar aku aja ya yang nyetir?” tawar Akbar kepada Alvin.“Gapapa nak, biar om aja.”“Hati – hati pa.”“Iya kak.”Dika dan juga Reno yang mendengar kabar tersebut langsung bergegas menuju rumah sakit. Dalam perjalanan pun, mereka semua sama – sama tak bisa kuasa menahan tangis.“Ngga Ra, kamu ga boleh pergi dulu. Kamu ga boleh nyusulin Arga, ngga Ra.” Gumam Dika yang dapat di dengar 3 orang yang ada di dalam mobil itu.“Mas, tenang dulu. Aku yakin Rara pasti sadar.” Kata Putri menangkan suaminya.“Oh ya, kita ke tempat ke

  • D E K A P   Bagian 57

    Author POVPagi ini, Alvin, Vina, Vano, Akbar, dan juga Cinta sudah berada di rumah sakit dan menunggu Rara untuk diperiksa keadaannya oleh dokter. Sesuai permintaan Rara, mereka semua akan pergi ke pantai pagi ini. Setelah selesai Rara di periksa, Rara diizinkan dokter untuk pergi ke pantai dengan syarat tidak boleh banyak beraktivitas dan tidak boleh terlalu lama di pantai.Mereka semua berada di mobil, dengan Alvin yang menyetir dan Rara yang berada di samping Alvin. Awalnya Alvin tak mengizinkan Rara untuk duduk di depan, namun Rara tetaplah Rara si egois yang tak bisa diganggu gugat. Sesampainya di pantai, sama seperti biasanya Rara menaiki kursi roda yang di dorong oleh Alvin. Mereka duduk di bawah pohon kelapa agar tidak terlalu kena sinar matahari, walaupun pagi ini matahati tidak terlalu menyengat.Sambil duduk – duduk, mereka meminum kelapa muda dan berbincang – bincang, bahkan Vano yang tertawa terbahak – bahak atas lelucon yang Akba

  • D E K A P   Bagian 56

    Author POVHari ini sudah tiba waktunya Vina wisuda, sama seperti Vano kemarin, Rara kekeh untuk ikut menghadiri acara perpisahan Vina pagi ini. Rara masih tetap berada di kursi roda dengan Vano yang mendorong kursi roda milik Rara dan Alvin yang berada di sampingnya.Sama seperti Vano, Vina meraih juara 1 nilai tertinggi Ujian Nasional se – kota Bandung. Perasaan bangga dan sedih yang dirasakan oleh Alvin dan Rara. Alvin dan Rara sangat bangga terhadap kedua anaknya, mereka berhasil membuktikan kepada Alvin dan Rara bahwa mereka bisa dan mampu untuk meraih cita – citanya. Baik Alvin maupun Rara, mereka sangat yakin bahwa kedua anaknya mampu dan bisa meraih cita – citanya. Mereka juga yakin bahwa kedua ankanya juga akan mencapai kesuksesan bersama – sama.Vina menaiki podium, untuk membari ucapan terimakasih atas prestasi yang ia raih. Senyum mengembang di bibir Vina. Vina bahagia karena didepannya ada orang – orang yang ia cintai,

  • D E K A P   Bagian 55

    Author POVHari ini sudah tiba waktunya Vano wisuda, kondisi Rara sama sekali tidak ada perubahan, bahkan sering kali kondisi Rara menurun dan drop. Vano sudah meminta Rara untuk diam di rumah sakit, namun Rara tetap kekeh ingin menghadiri acara perpisahan anaknya itu. Mau tak mau, Alvin, Vina, dan Vano hanya bisa pasrah dan berujung Rara ikut bersama mereka.Rara menaiki kursi roda yang di dorong oleh Vina dan Alvin yang ada di samping mereka, walau dalam keadaan sakit Rara masih bisa tersenyum lebar saat melihat Vano naik ke atas panggung sebagai juara 3 nilai tertinggi Ujian Nasional di Kota Bandung. Rara terlihat sangat bangga kepada anaknya itu. Vano berhasil membuktikan bahwa ia anak yang bisa membanggakan kedua orang tuanya.“Assalamualaikum Wr. Wb pertama – tama saya ucapkan banyak terima kasih kepada Allah SWT, kepada guru – guru saya, dan terutama kepada kedua orang tua saya dan juga kepada kembaran saya. Saya berdiri di sini berkat k

  • D E K A P   Bagian 54

    Author POVKini giliran Dika dan juga Putri yang masuk ke ruangan Rara. Lagi – lagi Dika menangis melihat keadaan Rara yang sangat pucat dan lemas di atas kasur rumah sakit. Rara hanya bisa tersenyum melihat Dika dan Putri saat masuk menghampiri Rara.“Dik, masa cowo nangis.” Kata Rara sambil tertawa.“Kamu jangan tertawa ya Ra, bisa – bisanya kamu kaya gini masih bisa ketawa.” Protes Dika.“Ra, gimana keadaanmu? Udah membaik?” tanya Putri khawatir melihat keadaan Rara.“Alhamdulillah, maaf ya bikin kalian semua khawatir.”“Ga usah minta maaf, maafin kita udah gagal jadi sahabat yang baik buat kamu Ra.” Ucap Putri sambil menggenggam tangan Rara.“Ra, pasti di atas sana Arga marah sama aku. Arga nitipin kamu ke aku, dan saat kamu punya penyakit yang kaya gini aku baru tahu. Maafin aku Ra, maafin aku udah gagal jadi sahabat yang baik buat kamu, maafin aku ga p

  • D E K A P   Bagian 53

    Author POVSemua orang berada di rumah sakit, semuanya masih setia menunggu Rara siuman. Alvin berusaha menenangkan kedua anaknya, walaupun sebenarnya ia juga sangat merasa sedih dan shock atas kejadian hari ini yang menimpa Rara. Reno yang melihat itu, sangat merasa bersalah. Reno selalu menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian ini.“Bukan salah lu Ren.” Ucap Dika tiba – tiba sambil memegang pundak Reno.“Coba aja waktu itu gua langsung kasih tau kalian Dik, semua ga bakaan seperti ini. Rara pasti sembuh, ini semua gara – gara gua.”“Ngga Dik, ini permintaan Rara sendiri kan? Ini bukan salah lu, ini jalan yang dipilih Rara.”“Bener mas, ini bukan salahmu. Ini sudah jalan yang dipilih Rara. Dan kamu disini, cuma menghargai jalan yang dipilih oleh Rara.” Ucap istrinya, Nesa.“Gua mau ke Alvin.” Kata Reno.“Yaudah sana.” Ucap Dika, mempersilahkan Reno m

  • D E K A P   Bagian 52

    Author POVVina dan Vano sudah menjalankan semua ujian – ujian yang sudah di jadwalkan oleh sekolahnya masing – masing. Sekarang mereka hanya menunggu nilai ujiannya keluar dan kelulusan sudah di depan mata. Namun mereka masih tidak bisa sesantai seperti hari – hari biasanya, Vina masih mendalami tentang kedokteran dan Vano yang masih melatih fisik dan mencoba mengerjakan soal – soal test untuk seleksi masuk tentara.Sedangkan Rara, kondisi tubuh Rara benar – benar semakin menurun. Rara merasa bahwa umurnya memang sudah tidak akan lama lagi.“Ya Allah, kuatkan hamba. Beri hamba kesempatan sedikit lagi, hamba ingin melihat kedua anak hamba wisuda nanti.”Entah mengapa hari ini Rara sangat merasa kesakitan. Rara tidak bisa menahan semua rasa sakitnya, Rara sudah meminum obat seperti biasanya, namun hasilnya nihil, Rara masih sangat merasa kesakitan. Rara mencoba menghubungi Dr. Riski berkali – kali namun tak a

  • D E K A P   Bagian 51

    Author POV.Malam ini, Rara, Alvin, Vina dan Vano sedang makan malam bersama di ruang makan. Mereka makan dengan nikmat, karena masakan Rara selalu menjadi makanan favorite bagi mereka bertiga.“Gimana anak – anak mama, sukses ga tadi ujiannya?”“Alhamdulillah ma, soalnya 11 12 sama detik – detik. Seneng banget deh kalau soal ujiannya mudah gitu.” jawab Vano.“Sama ma, Alhamdulillah. Vano juga bisa ngerjainnya. Gampang, kecil itu mah.”“Alhamdulillah, emang anak – anak papa nih pinter semua.”“Alhamdulillah kalau gitu, tapi kalian jangan seneng dulu. Masih ada besok dan beberapa hari lagi loh.”“Siap mama!”“Iya mama, tapi ini awal yang baik.”“Bener, yaudah ayo lanjut makan. Keburu dingin masaknnya.”“Okey, selamat makan semua!” kata Vano.“Selamat makan!” kata Rar

  • D E K A P   Bagian 50

    Author POV Hari ini, hari pertama Vina dan Vano Ujian Nasional. Raut wajah Vina sangat berbeda dengan raut wajah Vano. Raut wajah Vina sangat gelisah, berbeda saat Ujian Nasional waktu SMP kemarin, pasalnya Ujian Nasional saat ini menentukan masuk atau tidaknya ia di universitas yang ia idam – idamkan. Sedangkan Vano, dia sangat santai dalam menghadapi Ujian Nasional ini, bahkan pada pagi ini ia masih bermain game online kesukaannya. “Kak kok gelisah gitu? Sedangkan Vano malah asik main game tuh di ruang tamu.” Tanya Alvin tiba – tiba. “Itu mah Vano aja yang ga niat ujian.” “Dih kata siapa? Tadi habis sholat subuh aku belajar lagi loh. So tau tuh Vina pa.” “Dihhh??” “Udah – udah masih pagi kok udah berantem aja.” kata Rara melerai. “Yaudah ayo, berangkat cepet udah siang ini.” “Tuh pa, kakak ngajak berantem mulu, jadi siang kan.” “Dih ngapa jadi gua? Lu aja dari tadi main game.” “Kak kok gitu bahas

DMCA.com Protection Status